Suwung
Suwung (aksara Jawa: ꦱꦸꦮꦸꦁ) merupakan istilah masyarakat Jawa yang menggambarkan rasa hampa akan kesadaran diri dengan lingkungannya. Rasa hampa ini diartikan dengan kondisi kosong yang tidak mempunyai bentuk dan abstrak. Namun dalam masyarakat penganut paham sufi, suwung memiliki makna yang berbeda. Suwung mengandung makna kekosongan yang bernuansa pengendalian diri yang sempurna dan kesadaran sejati akan diri yang berkaitan dengan ketuhanan.
Suwung adalah konsep dalam masyarakat Jawa untuk menggambarkan rasa hampa akan kesadaran diri dengan lingkungannya. Hampa di sini dapat diartikan sebagai kondisi kosong yang arupa alias tidak memiliki bentuk. Konsep suwung dipandang sebagai asal-muasal dari alam semesta, hakikat dari segala sesuatu. Suwung adalah kenyataan mutlak yang tidak dapat dijangkau oleh indra manusiawi.
Dalam Kejawen, suwung adalah konsep spiritual yang sangat dalam dan halus. Kata suwung berasal dari bahasa Jawa yang berarti kosong, hampa, atau tiada isi, namun dalam makna batin, suwung tidak sekadar "ketiadaan" fisik, melainkan menunjuk pada keadaan batin yang sunyi dari keakuan, tenang dari hawa nafsu, dan bebas dari keterikatan duniawi.
Suwung bukanlah kehampaan nihilistik, tetapi kesadaran suci yang tak ternoda oleh bentuk dan suara dunia. Dalam laku Kejawen, suwung menjadi jalan untuk mencapai kasampurnan urip, yaitu hidup yang menyatu dengan sumbernya.
Makna Suwung dalam Kejawen :
1. Suwung sebagai Laku Batin.
Dalam konteks laku spiritual Kejawen, suwung merupakan tingkatan jiwa yang dicapai melalui tirakat, tapa, samadhi, dan ngelmu. Seorang pelaku laku mencapai suwung saat ia meniadakan rasa "aku" dan berserah total kepada Sang Pangeran (Tuhan).
Suwung iku ora tegese ora ono, nanging ono sing tanpa rupa.
(Suwung itu bukan berarti tidak ada, tapi ada yang tak berbentuk.)
2. Suwung sebagai Rahayu.
Orang Jawa meyakini bahwa dalam suwung ada kawruh sejati. Keheningan batin membawa rahayu (ketenteraman), karena dalam suwung tidak ada rasa benci, iri, atau angkara murka. Suwung adalah gerbang menuju manunggaling kawula-Gusti (penyatuan makhluk dengan Tuhan).
3. Suwung dalam Simbolisme Jawa.
Dalam simbol-simbol Kejawen, suwung sering digambarkan sebagai lingkaran kosong atau ruang tengah yang kosong dalam mandala melambangkan pusat kesadaran murni.
Suwung juga dipahami sebagai asal dan tujuan akhir segala sesuatu. Segala yang ada berasal dari suwung, dan kembali ke suwung.
Tahapan Suwung menurut Kawruh Kejawen :
1. Suwung Roso – Kosong dari rasa yang bersifat duniawi (nafsu, pamrih, ambisi).
2. Suwung Pikir – Kosong dari pikiran yang membelenggu (prasangka, penilaian, konsep).
3. Suwung Budi – Kosong dari kehendak pribadi; menyerahkan sepenuhnya kehendak kepada Gusti.
4. Suwung Sejatining Suwung – Keheningan total; jiwa menyatu dengan asalnya. Inilah kondisi manembah sajati.
Suwung dianggap sebagai kenyataan mutlak, asal dari segala sesuatu di alam semesta.
Sementara itu, kelompok beraliran sufisme mengartikan suwung dengan berbeda. Suwung bagi mereka mengandung makna kekosongan yang bernuansa pengendalian diri yang sempurna dan kesadaran sejati akan diri yang berkaitan dengan ketuhanan. Dalam ajaran Suluk Suksma Lelana, suwung adalah tahapan tertinggi, yaitu makrifat. Dalam tahapan ini, seseorang telah berhasil mencapai hakikat ketuhanannya.
Naskah
Serat Wedhatama membagi alam semesta dibagi menjadi dua, yakni alam yang selalu berubah/fana dan alam yang tetap/abadi. Konsep ini diterangkan antara lain termuat dalam pupuh pangkur bait ke-14 yang berbunyi :
Sejatine Kang mangkana Wus kakenan nugrahaning Hyang Widhi. Bali alaming nga-SUWUNG, tan karem karameyan. Ingkang sipat wisesa winisesa wus, Mulih mula mulanira. Mulane wong anom sami.
Artinya :
Sebenarnya yang demikian itu sudah mendapat anugerah Tuhan. Kembali ke alam kosong, tidak mabuk keduniawian yang bersifat kuasa menguasai. Kembali ke asal mula. Demikianlah yang terjadi wahai anak muda.
Suwung dalam bahasa Jawa memiliki beberapa makna, namun secara umum merujuk pada keadaan kosong atau hampa, baik secara fisik maupun batin.
Suwung merupakan satu kata yang menjadi intisari seluruh ajaran spiritual leluhur Jawa. Suwung, yang bermakna kosong, adalah realitas terdalam kehidupan, sumber penciptaan, yang tenteram-damai sepenuhnya, melampaui suka-duka, sunyi dari gejolak emosi. Leluhur Jawa memahami Tuhan sebagai Suwung, Kemahasadaran dan Kemahakuasaan dalam bentuk kekosongan yang memangku dan meliputi seluruh keberadaan (Suwung hamengku ana).
Seseorang yang telah mengalami Suwung akan hidup mengalir mengikuti dorongan Rasa Sejati yang terlahir darinya. Menyelami dan menghayati Suwung akan membantu seseorang :
- Membebaskan diri dari ilusi kehidupan yang membuat hidup penuh tekanan.
- Menyadari keagungan manusia dengan segenap potensinya untuk merasakan kebahagiaan.
- Mentransformasi diri pada tataran energi mumi untuk hidup berkelimpahan.
Dalam konteks spiritual, suwung bisa diartikan sebagai keadaan kesadaran diri yang kosong dari segala bentuk pikiran dan emosi, menuju kedamaian dan ketenangan batin yang mendalam.
Berikut beberapa penjelasan lebih lanjut mengenai suwung :
1. Kosong.
Suwung bisa berarti kondisi fisik yang kosong, seperti ruangan yang tidak berisi apa-apa. Namun, dalam konteks spiritual, suwung lebih merujuk pada kekosongan batin dari segala macam beban pikiran, emosi, dan keinginan duniawi.
2. Hampa.
"Suwung" juga bisa diartikan sebagai keadaan hampa, tidak berdaya, atau tidak memiliki arah. Ini bisa terjadi ketika seseorang mengalami kehilangan, kesedihan yang mendalam, atau kekecewaan besar.
3. Meditatif.
Dalam tradisi spiritual Jawa, "suwung" sering dikaitkan dengan meditasi dan pencarian kedamaian batin. Dengan mencapai keadaan "suwung", seseorang diharapkan bisa terlepas dari penderitaan duniawi dan merasakan kebahagiaan sejati.
4. Sumber Kekuatan.
Beberapa pandangan spiritual Jawa meyakini bahwa suwung adalah sumber kekuatan dan energi. Dengan memasuki keadaan kosong dan hening, seseorang bisa terhubung dengan kekuatan alam semesta dan menemukan potensi diri yang terpendam.
Jadi, suwung bukanlah sekadar perasaan kosong atau hampa, tetapi juga bisa menjadi jalan menuju kesadaran diri yang lebih tinggi dan kedamaian batin.
Suwung.
Wengi kang samsaya atis
dumadi kancaku ing wayah peteng
kalintas swara-swara kang digawa dening angin
Mloka-mlaki nggoleki nanging ora tinemu
apa kudu aku mlayu ?
nggoleki rasa kang mbesesek jroning dada
tanpa pawarta, tanpa swara
Ana ing papan iki
kawujud jagad lelimengan
kang krasa saya abot,
nyepi ing tengah wengi
Suwung
Suwung kang anggawe ati iki kagubet ribet lan ruwet
Adoh saka pepadhang suryaMu
kang katutup pedhut ing sukmaku
Petikan ungkapan :
Suwung iku kawruh tanpa guru, eling tanpa pangeling.
Artinya :
Suwung adalah ilmu tanpa guru, sadar tanpa pengingat.
Suwung iku Gusti kang dumadi, anane tanpa tandha.
Artinya :
Suwung adalah Tuhan yang mewujud, ada-Nya tanpa tanda.
Imajiner Nuswantoro