Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti
Pitutur Luhur Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti, berasal dari bahasa Jawa dan memiliki makna yang dalam dalam konteks filosofi Jawa. Pitutur Luhur ini dapat diartikan secara kasar sebagai perasaan yang tulus dan ikhlas akan membawa keselamatan dan kebahagiaan.
Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti. Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.
Semua Keberanian, Kekuatan, Kejayaan, dan Kemewahan yang ada di dalam diri manusia akan dikalahkan oleh Kebijaksanaan, Kasih Sayang, dan Kebaikan yang ada di sisi lain dari manusia itu sendiri.
Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti adalah pepatah atau falsafah Jawa yang sering digunakan sebagai pegangan hidup seseorang. Jika diartikan ke bahasa Indonesia, Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti adalah segala sifat murka atau keras hati hanya bisa dikalahkan dengan kebijaksanaan, kesabaran, dan kelembutan.
Kalimat ini merupakan bagian dari peribahasa Jawa Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti, yang secara harfiah berarti kekuatan, keberanian, kejayaan akan luluh dengan kasih sayang, kebijaksanaan, dan kesabaran.
Lebur dening pangastuti artinya akan luluh dengan kasih sayang, kebijaksanaan, dan kesabaran.
Lebih dari sekadar makna harfiah, peribahasa ini memiliki pesan moral yang dalam :
- Kekuatan yang negatif dapat dilunakkan.
Peribahasa ini mengingatkan bahwa segala kekuatan, bahkan kekuatan jahat, dapat dihilangkan atau dilunakkan dengan tindakan yang baik, bijaksana, dan sabar.
- Kasih sayang dan kebijaksanaan adalah kunci.
Menjelaskan bahwa kasih sayang, kebijaksanaan, dan kesabaran merupakan alat yang efektif untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk konflik atau perlawanan.
- Perilaku baik menundukkan sifat buruk.
Sifat angkara murka, kekerasan hati, atau sifat-sifat negatif lainnya dalam diri manusia dapat diatasi dengan berbuat baik.
- Pentingnya berbuat baik.
Peribahasa ini mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik, karena hal itu dapat membawa dampak positif dan mengatasi berbagai masalah.
Suro = Keberanian.
Dalam diri manusia, mempunyai sifat keberanian. Entah itu berani karena benar, berani karena jaga image, berani karena sok jago atau berani yang lain. Sifat ini sangat sebenarnya bagus tapi kalau sudah melanggar dari aturan-aturan ya sama aja boong.
Diro = Kekuatan.
Manusia mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Apalagi bila dalam keadaan terdesak maka kekuatan yang akan timbul bisa lebih besar lagi dari biasanya. Akan tetapi, sekarang ini banyak manusia yang hanya mengandalkan kekuatannya sehingga menimbulkan kerusakan dimana-mana. Hal ini nantinya akan berdampak kurang baik bagi siapapun juga termasuk yang menggunakan kekuatan secara berlebihan.
Joyo = Kejayaan.
Sebagian dari kita mungkin pernah merasakan bagaimana rasanya apabila kita selalu menjadi yang terdepan, kita selalu menjadi yang terbaik diantara yang lainnya. Nantinya apabila ini menjadi berlebihan maka kita akan menjadi sombong, pongah, dan menjadi manusia yang tidak ingin kalah. Bukankah mengalah tidak selamanya kalah ?
Ningrat = bergelimang dengan kenikmatan duniawi
Ningrat disini mungkin bisa diartikan bahwa kita berkecukupan namun itu tidak menjadikan kita sebagai manusia yang rendah hati. Kita menjadi takabur akan kemewahan yang kita miliki sehingga melupakan yang lainnya.
Lebur = Hancur, Musnah
Lebur artinya dilebur atau dimusnahkan atau dihancurkan. Ini mempunyai arti sesuatu yang nantinya akan dihancurkan.
Dening = Dengan
Pangastuti = Kebijaksanaan, Kasih Sayang, Kebaikan
Kata-kata yang mendasari kalimat Surodiro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti ternyata semuanya mengandung sifat-sifat yang ada di dalam diri manusia. Bila dicermati lagi, disitu kita berada dalam posisi yang selalu di atas angin, menang sendiri.
Imajiner Nuswantoro