Kisah De Kalisosok Gevangenis Soerabaia & R. Kodrat Muda al. Sjajid Sumeh
![]() |
Foto masa muda : R. Kodrat Samadikoen Al. Syajid Sumeh Bin RH Hamzah Hadiwidjaja Sumare wonten pesarean makam Umum Mbah Jobranti Bendo Pare |
Riwayat keluarga besar R. Kodrat Bin RH. Hadiwijdaja KLIK DISINI :
https://syehhakediri.blogspot.com/2024/10/trah-r-h-ridwan-moerjono-asal-kapu-pagu.html
_________
Cerita nyata pernah di alami putra dari R. Hamzah Hadiwidjaja yang bernama Kodrat. Pada masa perang agresi I & II, salah satu putranya adalah pejuang pemuda (Ketoea Pemoeda Indonesia bermarkas di Goebeng Soerabaia) hingga tercetusnya perang Akbar 10 Nopember dipimpin oleh Bung Tomo terkenal dengan pekik membakar semangat arek-arek Suroboyo. Di dalam perjalanan gerilya kartu pejuang pemuda jatuh dan ditangan ke pihak Belanda kolonial, mengapa bisa nyampek ke tangan Belanda kolonial, pada waktu itu banyak sekali yang disebut LONDO GODHONG / LONDO IRENG, maknanya orang-orang pengkhianat seolah-olah berjuang untuk merdeka namun orang-orang Londo Godhong berkhianat membela Belanda kolonial.
Didalam perjalanan tersebut Kodrat menjadi golek-golekan (buron) Walando dan sekutunya.
Akhirnya ke cekel (ditawan) dan di bawa ke penjara terkeras pada waktu itu Kalisosok Surabaya (DE KALISOSOK GEVANGENIS SOERABAIA). Dalam beberapa hari di penjara tiba-tiba (kesabaran dan pasrah R Hadiwidjaja sambil membawa pompa sepeda), muncul dan mengajak keluar dari deruji penjara tanpa ada rintangan sama sekali.
Sebelum keluar penjara Kalisosok Kodrat bermimpi 2 burung perkutut warna putih dan hitam, dengan petunjuk lewat mimpi ketemu bapaknya untuk melepas burung perkutut warna hitam.
Dengan ijin Allah SWT besok harinya bisa keluar dari penjara Kalisosok Surabaya menuju Malang untuk dirawat di salah satu rumah sakit palang merah Malang. Di rumah sakit Malang dirawat oleh Bu Hadi (istri dari Soehadi mantan pegawai kesehatan pabrik PT. Indocorn / Sintanola), secara kebetulan jadi tetangga di rumah Bendo Pare.
Setelah sembuh di rawat rumah sakit Malang karena tulang rusuknya patah dan tulang kaki retak. Menurut cerita yang say dengar sendiri untuk memulihkan tulang yang retak setiap pagi hari dibasuh/diusap dengan embun pagi yang menempel di rumput-rumput. Kemudian melanjutkan perjuangannya ke Kediri sebelumnya mengunjungi makam di Mojoagung ulama besar Seh Syajid, semua karena Allah dapat petunjuk hingga mendirikan rumah sakit korban perang agresi di Ngrogol Kediri.
Dokumen Kepala Rumah Sakit Darurat Korban Perang Agresi di Grogol sebagai berikut :
![]() |
Foto : Kartu Anggota Indonesian Red Cross atas nama RH. Kodrat Samadikoen Al. Sjajid Sumeh |
![]() |
Foto : Surat Tugas Kepala Rumah Sakit Darurat Korban Perang Agresi |
Dalam ceritanya Kodrat Samadikoen masih hidup kejadian tersebut terjadi 2 kali. Karena kersane Allah SWT Maha Pemurah si Kodrat masih diparingi hidup hingga bisa menikmati masa pensiun pegawai Pamong Projo di Kediri.
Kisah Kodrat Muda Jadi Buron Belanda Hingga Dijebloskan di Penjara Kalisosok Surabaya (DE KALISOSOK GEVANGENIS SOERABAIA)
![]() |
Foto : Dokumen Lawas Keadaan De Kalisosok Gevangenis Soerabaia Tempo Doeloe |
![]() |
Foto : Dokumen Lawas Keadaan De Kalisosok Gevangenis Soerabaia Tempo Doeloe |
![]() |
Foto : Dokumen Lawas Keadaan De Kalisosok Gevangenis Soerabaia Tempo Doeloe |
Kodrat Muda Merupakan Pejuang Tulen.
1. Ketoea Pemoeda Rajat Indonesia bermarkas di Gubeng Surabaia
Penah diamanahi sebagai Ketoea Pemoeda Rajat Indonesia bermarkas di Gubeng Surabaia. Kebetulan ada salah satu masih saudaranya merupakan tokoh pergerakan pemuda melawan penjajah Belanda bermarkas di Gubeng. Memang banyak keturunan saudara sepuh dari Sunan Botoputih/ Ki Lanang Dangiran/ Ki Ageng Brondong.
KLIK DISINI :
Tentang Sunan Botoputih/ Ki Lanang Dangiran/ Ki Ageng Brondong sebagai berikut :
https://syehhakediri.blogspot.com/2020/11/ki-ageng-brondong-pangeran-lanang.html?m=1
http://majapahit2010.blogspot.com/2020/11/ki-ageng-brondong-pangeran-lanang.html
https://syehhakediri.blogspot.com/2021/07/silsilah-versi-imajiner.html
http://syehhakediri.blogspot.com/2012/07/uri-uri-silsilah.html
Diceritakan oleh beliau bahwa, berjuang melawan penjajah harus bersih, tulus, iklas, tanpa pamrih tidak melakukan mo li mo (Moh limo) dan menjalankan perintahnya sesuai keyakinan serta kepercayaan, untuk keselamatan keamanan melawan Belanda dan Londo Godhong/ Londo Ireng.
Ini terbukti dari amanah yang diberikan sebagai ketua pemuda pejuang melawan kompeni Belanda. Suatu ketika dalam perang gerilya agresi kartu anggota Kodrat muda jatuh waktu dalam perjuangannya.
Perlu di ketahui bahwa dulu penduduk Belanda bisa dihitung dengan jari, yang banyak adalah Londo Godhong (antek-anteknya Londo / para pengkianat bangsa Indonesia). Ketika jatuh kartu anggota griyawan tersebut di pungut oleh para Londo Godhong diserahkan pada perwakilan Belanda. Akhirnya Kodrat muda jadi buron Belanda, menurut ceritanya hingga di cari sampai di Kediri. Ada cerita di Wates Kediri Kodrat muda pernah di buru hingga di daerah itu. Ceritanya begini, salah satu kakak kandung Kodrat muda ada yang kawin dapat anak Lurah Wonorejo Wates, mungkin waktu itu pingin silahturahmi atau sembunyi dalam pengejaran Belanda. Itulah banyak Londo Godhong bertebaran dimana mana makanya Indonesia di jajah ratusan tahun karena antek-anteknya Londo Godhong tersebar dimana-mana. Suatu ketika Kodrat muda diketahui keberadaannya di Wates dan Belanda beserta antek-anteknya mengeledah rumah Lurah. Kersane Allah SWT Kodrat muda di sembunyikan di dhobong (semacam tempat menyimpan hasil pertanian). Belanda tidak dapat menemukan Kodrat muda pulang dengan tangan hampa. Itulah jika berjuang dengan tulus ikhlas sebagai pejuang yang benar-benar tulen Tuhan akan menindungi Nya.
Pertanyaannya mengapa Belanda mengejar-ngejar hingga ke pelosok, tidak mungkin jika Kodrat muda mempunyai peranan penting dalam perjuangannya ?
Ada sumber cerita dari anak kandungnya bahwa, Kodrat Samadikoen alias Sjadjid Sumeh sewaktu menjadi Ketoea Pemoeda yang bermarkas di Goebeng Surabaia, menyaksikan dengan mata kepala sendiri bersama pemoeda-pemoeda lainnya, kematian Jendral Mallaby.
Kisah Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby (AWS Mallaby) tewas dalam baku tembak di Surabaya pada 30 Oktober 1945. Peristiwa ini terjadi di Gedung Internatio, dekat Jembatan Merah.
Kronologi tewasnya Jenderal Mallaby
- Mallaby tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945 bersama Brigade 49.
- Mallaby dan pasukannya berunding dengan pejuang rakyat untuk menghentikan tembakan.
- Baku tembak berhenti, iring-iringan mobil Mallaby mulai pergi dari Gedung Internatio.
- Pasukan Gurkha merasa tidak puas, kemudian menyiapkan tembakan diikuti granat di sekitar gedung.
- Inggris mengabarkan bahwa Jenderal Mallaby telah tewas dalam baku tembak tersebut.
- Dampak tewasnya Jenderal Mallaby
- Tewasnya Mallaby membuat pihak Sekutu marah.
- Sekutu mengeluarkan ultimatum pada 9 November 1945 untuk meminta Indonesia menyerah pada esok harinya.
- Pertempuran di Surabaya antara para pejuang kemerdekaan dan pasukan Sekutu memuncak pada 10 November 1945.
Misteri penembak Mallaby
- Banyak orang Indonesia mengaku sebagai penembak Mallaby.
- Klaim yang kemungkinan besar benar adalah Abdul Aziz.
(Sumber : Wikipedia)
2. Kodrat muda pernah digladi militer di PETA Blitar
Dalam kisahnya Kodrat muda pernah digladi militer di PETA Blitar (Pembela Tanah Air) jaman Jepang.
Ada kisah sewaktu ikut Peta kisahnya jika istirahat Kodrat muda sering berdiskusi dengan Sodanco Supriyadi komandan PETA di bawah pohon kembang sepatu. Tentunya berdiskusi tentang pergerakan perjuangan kemerdekaan waktu itu.
3. Pelatihan di KNIL
Pernah ikut pelatihan di KNIL seperti kakaknya R. Soecipto yang meninggal sebagai kusuma bangsa meninggal di laga perang Ambarawa. Dikisahkan juga R. Hadiwidjaja ayahdanya Kodrat, mengutus Kodrat muda untuk mengurus hingga membawa pulang jenazah kakaknya R. Soecipto ke Kediri yang meninggal sebagai Kusuma Bangsa di laga pertempuran di Ambarawa melawan kompeni. Yang pemikiran penulis,
- Bagaimana ?, pada waktu itu dengan segala keterbatasan dan situasi perang agresi untuk mengevaluasi jenazah hingga bisa dimakamkan di Kediri. Ooooo.... SALUTE !!!
- Bagaimana ? seorang priyayi R. Hadiwidjaja sudah sepuh mengetahui informasi bahwa salah satu anaknya meninggal di pertempuran Ambarawa melawan kompeni Belanda sedangkan informasi dan berita waktu itu sangat susah. Ada informasi bahwa orang tua dulu lelaku ngelmu sehingga indera perasaan (telepati) sangat kuat dan hubungan batin sangat kuat.
Penulis sebagai anak kandung masih mencari informasi tambahan, mengapa Kodrat muda menjadi boron Belanda, hingga di tempat aslinya Kediri ?
Logikanya jika Kodrat muda orang biasa-biasa saja mungkin akan lain ceritanya, tapi pada waktu perang gerilya yang di jalankan para pejuang memang merepotkan Belanda dan antek-anteknya (Londo Godhong/ Londo Ireng).
Hingga Kodrat muda di tangkap Belanda 2 kali di jebloskan Penjara Kalisosok Surabaya. Dalam kisahnya ketangkap yang kedua dimasukkan Tank Belanda, menurut kawan seperjuangan sudah meninggal sebagai pahlawan Kusuma Bangsa, namun Allah SWT berkehendak lain. Bisa lolos dan melanjutkan perjuangannya mendirikan sebagai kepala rumah sakit darurat korban perang agresi di Ngrogol Kediri (kulon kali Brantas), dokumen bisa dilihat dibawah artikel ini.
Yang terakhir lari bersama para senasib sepenjara di Kalisosok Surabaya, menyusuri sungai-sungai, disebutkan sungai / kali Karanggayam hingga di Pandaan Malang (sekarang jadi Polsek/ diperempatan bambu runcing dulu sebagai markas PMI (Red Cross).
4. Masa pendudukan Jepang dan sekolah perikanan di IPB Bandung/Bogor
Pada masa pendudukan penjajahan Jepang Kodrat Samadikoen pernah di sekolahkan oleh Jepang di IPB Jurusan PERIKANAN. Dikisahkan juga pernah naik helikopter waktu menempuh pendidikan sekolah di jurusan Perikanan IPB waktu itu.
Informasinya sewaktu agresi militer Belanda data pribadi termasuk ijazah hilang / dirampas oleh kolonial Belanda. Itulah resiko perjuangkan MERDEKA ATAOE MATI masa perang kemerdekaan Indonesia.
Infonya juga masuk sebagai Pamong Projo pun sampai sekarang ijazahnya juga belum diketemukan (Jawa : ketlesut / dirampas jaman Agresi militer Belanda). Menurut penuturan sang bapak R. Kodrat Samadikoen alias Sjadjid Sumeh, dibuat rekes / melamar sebagai juru tulis di tempatkan kecamatan Purwoasri ijasah HIS school. Dulu ada familinya yang menjabat sebagai Doro Sten (Asisten Wedono berdomisili di Kertosono).
KLIK DISINI :
Sejarah IPB, Tahap Embrional (1941-1963)
https://www.ipb.ac.id/page/sejarah-ipb/
Masa Pendudukan Jepang di Indonesia.
Kekaisaran Jepang menduduki Hindia Belanda selama Perang Dunia II dari Maret 1942 hingga setelah berakhirnya perang pada September 1945. Pada bulan Mei 1940, Jerman menduduki Belanda, dan darurat militer diberlakukan di Hindia Belanda.
Masa pendudukan Jepang di Indonesia berlangsung dari tahun 1942 hingga 1945. Jepang menerapkan sistem pemerintahan militer dan melakukan berbagai kebijakan yang merugikan rakyat Indonesia.
Kronologi
- Jepang mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur pada 11 Januari 1942
- Jepang menguasai Hindia Belanda secara resmi setelah Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati pada 8 Maret 1942
- Jepang menyerah kepada Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945
Kebijakan Jepang
- Kerja paksa atau romusha bagi laki-laki dan tenaga penghibur untuk perempuan
- Restrukturisasi pemerintahan dan reorganisasi administrasi
- Pengambilan aset-aset yang dikuasai Sekutu
- Penanaman kebiasaan Seikerei atau membungkukkan badan terhadap kaisar
- Penindasan dan pengawasan terhadap gerakan-gerakan politik Indonesia
- Pengawasan ketat terhadap media komunikasi di Indonesia
Dampak Pendudukan Jepang Rakyat Indonesia mengalami banyak kesengsaraan dan kerugian, Rakyat Indonesia kelaparan dan sengsara, Pakaian rakyat compang camping, Penyakit gatal-gatal akibat kutu dari karung goni.
R. Kodrat Samadikoen al. Sjajid Sumeh.
Nama alias Sjajid di ubah karena namanya sudah dicatat oleh Belanda dan antek-anteknya sebagai pejuang kemerdekaan. Tujuannya untuk mengelabuhi Belanda dan antek-anteknya (Londo Godhong/ Londo Ireng).
Pengabdian Setelah Pensiun di PMI kabupaten Kediri berkantor di Pare :
![]() |
Foto dokumentasi setelah pensiun dari Pamong Praja |
Surat-surat dan dokumen penting pengalaman R. Korat Samadioen
R. Kodrat Samadikoen al, Sjajid Sumeh Bin RH. Hamzah Hadiwidjaja, merupakan keluaraga besar asli dari Kediri tepatnya dari Pelas dan Sidodadi Keras Kediri. Saudara kandung ada 11 dari garis ibu R. Nganten Moerdijati Ngadirejo kota Kediri, R. Kodrat anak nomer 7, sedangkan dari ibu sambung ada 4 saudara.
R. Kodrat Samadikoen meninggal diusia tua tepatnya 11 April 1995 di makamkan dipesarean umum Mbah Jobranti Bendo Pare. Anak kandung R. Kodrat dengan RR. Moeljo S ada 10 anak.
Dokumentasi kegiatan istri R. Kodrat Samadikoen Al. Sjadjid Sumeh :
Berikut surat dan file yang masih tersimpan :
Dokument penting lainya :
Dokument Di PWRI :
Foto-foto mendiang R. Kodrat Samadioen al, Sjajid Sumeh :
![]() |
Pelatihan kepemimpinan dan latihan tembak di Jengkol oleh Pangdam Brawijaya/ Kodim 521 |
![]() |
Keluarga besar R. Wirjosentono |
![]() |
Terdapat makam kakak Kodrat bernama R. Sucipto yang meninggal sebagai pahlawan Kusuma Bangsa melawan Belanda di perempuan Ambarawa |