Kisah R. Kodrat Muda al. Sjajid Sumeh
Riwayat keluarga besar R. Kodrat Bin RH. Hadiwijdaja KLIK DISINI :
_________
Cerita nyata pernah di alami putra dari R. Hamzah Hadiwidjaja yang bernama Kodrat. Pada perang agresi salah satu putranya adalah pejuang pemuda (Ketua Pemoeda Indonesia bermarkas di Gubeng Surabaya). Di dalam perjalanan gerilya kartu pejuang pemuda jatuh dan disampaikan ke pihak Belanda kolonial, mengapa bisa nyampek ke tangan Belanda kolonial, pada waktu itu banyak sekali yang disebut LONDO GODHONG maknanya orang-orang pengkhianat seolah-olah berjuang untuk merdeka namun orang-orang Londo Godhong berkhianat membela Belanda kolonial.
Didalam perjalanan tersebut Kodrat menjadi golek-golekan (buron) Walando dan sekutunya.
Akhirnya ke cekel dan di bawa ke penjara terkeras pada waktu itu Kalisosok Surabaya. Dalam beberapa hari di penjara tiba-tiba (kesabaran dan pasrah R Hadiwidjaja sambil membawa pompa sepeda), muncul dan mengajak keluar dari deruji penjara tanpa ada rintangan sama sekali.
Sebelum keluar penjara Kalisosok Kodrat bermimpi 2 burung perkutut warna putih dan hitam, dengan petunjuk lewat mimpi ketemu bapaknya untuk melepas burung perkutut warna hitam.
Dengan ijin Allah SWT besok harinya bisa keluar dari penjara Kalisosok Surabaya menuju Malang untuk dirawat di salah satu rumah sakit palang merah Malang. Di rumah sakit Malang dirawat oleh Bu Hadi (istri dari Soehadi), secara kebetulan jadi tetangga di rumah Bendo Pare.
Setelah sembuh di rawat rumah sakit Malang karena tulang rusuknya patah dan tulang kaki retak. Kemudian melanjutkan perjuangannya ke Kediri sebelumnya mengunjungi makam di Mojoagung ulama besar Seh Syajid, semua karena Allah dapat petunjuk hingga mendirikan rumah sakit korban agresi di Ngrogol Kediri.
Dokumen Kepala Rumah Sakit Korban Agresi di Grogol sebagai berikut :
Dalam ceritanya Kodrat Samadikoen masih hidup kejadian tersebut terjadi 2 kali. Karena kersane Allah SWT Maha Pemurah si Kodrat masih diparingi hidup hingga bisa menikmati masa pensiun.
Kisah Kodrat Muda Jadi Buron Belanda Hingga Dijebloskan di Penjara Kalisosok Surabaya
Kodrat muda merupakan pejuang tulen.
Penah diamanahi sebagai Ketoea Pemoeda Rajat Indonesia bermarkas di Gubeng Surabaia. Kebetulan ada salah satu masih saudaranya merupakan tokoh pergerakan pemuda melawan penjajah Belanda bermarkas di Gubeng.
Ini terbukti dari amanah yang diberikan sebagai ketua pemuda pejuang melawan kompeni Belanda. Suatu ketika dalam perang gerilya agresi kartu anggota Kodrat muda jatuh waktu dalam perjuangannya.
Perlu di ketahui bahwa dulu penduduk Belanda bisa dihitung dengan jari, yang banyak adalah Londo Godhong (antek-anteknya Londo / para pengkianat bangsa Indonesia). Ketika jatuh kartu anggota griyawan tersebut di pungut oleh para Londo Godhong diserahkan pada perwakilan Belanda. Akhirnya Kodrat muda jadi buron Belanda, menurut ceritanya hingga di cari sampai di Kediri. Ada cerita di Wates Kediri Kodrat muda pernah di buru hingga di daerah itu. Ceritanya begini, salam satu kakak kandung Kodrat muda ada yang kawin dapat anak Lurah Wonorejo Wates, mungkin waktu itu pingin silahturahmi atau sembunyi dalam pengejaran Belanda. Itulah banyak Londo Godhong bertebaran dimana mana makanya Indonesia di jajah ratusan tahun karena antek-anteknya Londo Godhong tersebar dimana-mana. Suatu ketika Kodrat muda diketahui keberadaannya di Wates dan Belanda beserta antek-anteknya mengeledah rumah Lurah. Kersane Allah SWT Kodrat muda di sembunyikan di dhobong (semacam tempat menyimpan hasil pertanian). Belanda tidak dapat menemukan Kodrat muda pulang dengan tangan hampa. Itulah jika berjuang dengan tulus ikhlas sebagai pejuang yang benar-benar tulen Tuhan akan menindungi Nya.
Pertanyaannya mengapa Belanda mengejar-ngejar hingga ke pelosok, tidak mungkin jika Kodrat muda mempunyai peranan penting dalam perjuangannya ?
Dalam kisahnya Kodrat muda pernah digladi militer di PETA (Pembela Tanah Air) jaman Jepang.
Pernah ikut pelatihan di KNIL seperti kakaknya R. Soecipto yang meninggal sebagai kusuma bangsa meninggal di laga perang Ambarawa.
Ada kisah sewaktu ikut Peta kisahnya jika istirahat Kodrat muda sering berdiskusi dengan Sodanco Supriyadi komandan peta di bawah pohon kembang sepatu. Tentunya berdiskusi tentang pergerakan perjuangan kemerdekaan waktu itu.
Penulis sebagai anak kandung masih mencari informasi tambahan, mengapa Kodrat muda menjadi boron Belanda ?
Logikanya jika Kodrat muda orang biasa akan lain ceritanya, tapi pada waktu perang gerilya yang di jalankan para pejuang memang merepotkan Belanda dan antek-anteknya.
Hingga Kodrat muda di tangkap Belanda 2 kali di jebloskan Penjara Kalisosok Surabaya.
Yang tearkhir lari bersama para senasib sepenjara di Kalisosok Surabaya, menyusuri sungai-sungai, disebutkan sungai / kali Karanggayam hingga di Pandaan Malang (sekarang jadi Polsek/ diperempatan bambu runcing dulu sebagai markas PMI (Red Cross).
R. Kodrat Samadikoen al. Sjajid Sumeh.
Nama alias Sjajid di ubah karena namanya sudah dicatat oleh Belanda dan antek-anteknya sebagai pejuang kemerdekaan. Tujuannya untuk mengelabuhi Belanda dan antek-anteknya.
Pengabdian Setelah Pensiun di PMI kabupaten Kediri berkantor di Pare :
Surat-surat dan dokument penting pengalaman R. Korat Samadioen
R. Kodrat Samadikoen al, Sjajid Sumeh Bin RH. Hamzah Hadiwidjaja, merupakan keluaraga besar asli dari Kediri tepatnya dari Pelas Keras Kediri. Saudara kandung ada 11 dari garis ibu R. Nganten Moerdijati Ngadirejo kota Kediri, R. Kodrat anak nomer 7, sedangkan dari ibu sambung ada 3 saudara.
R. Kodrat Samadikoen meninggal diusia tua tepatnay 111 April 1995 di makamkan dipesarean umum Mbah Jobranti Bendo Pare. Anak kandung R. Kodrat dengan RR. Moeljo S ada 10 anak.
Berikut surat dan file yang masih tersimpan :
Dokument penting lainya :
Dokument Di PWRI :
Foto-foto mendiang R. Kodrat Samadioen al, Sjajid Sumeh :