Manuskrip Naskah Kuno Mantra
Naskah Kuno atau bisa disebut Manuskrip adalah semu dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan.
Manuskrip kuno mantra adalah dokumen tertulis yang berisi mantra-mantra kuno :
1. Manuskrip kuno
Dokumen tertulis yang tidak dicetak atau diperbanyak dengan cara lain, berumur minimal 50 tahun, dan memiliki nilai penting bagi kebudayaan, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Manuskrip kuno sering ditulis di atas daun lontar, kulit kayu, dan kulit binatang.
2. Mantra
Kumpulan kata-kata yang dipercaya memiliki kekuatan mistis dan ghaib. Mantra juga termasuk dalam puisi lama atau tua.
3. Grimoires
Buku-buku yang berisi campuran mantra, rahasia alam, sulap, dan kebijaksanaan kuno.
Dalam masyarakat Melayu, mantra lebih berhubungan dengan adat dan istiadat kepercayaan, bukan karya sastra.
Mantra
Mantra adalah bunyi, suku kata, kata, atau kalimat yang dianggap mampu menciptakan perubahan secara spiritual.Secara etimologi mantra berasal dari suku kata man (manana) dan kata tra (trana) yang berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi man dan tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang (amantrana). Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang tidak menentu. Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan rima. Penggunaan mantra merupakan bagian dari budaya Indonesia. Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk keperluan adat dan kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya sastra.
Sejarah Mantra
Mantra (Dewanagari: मन्त्र; IAST: mantra) berasal dari tradisi Weda di India, kemudian menjadi bagian penting dalam tradisi Hindu dan praktik sehari-hari dalam agama Buddha, Sikhisme dan Jainisme. Penggunaan mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan (atau cabang dari) berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Khanna (2003: hal. 21) menyatakan hubungan mantra dan yantra dengan manifestasi mental energi sebagai berikut:
Mantra-mantra, suku kata Sanskerta yang tertulis pada yantra, sejatinya merupakan 'perwujudan pikiran' yang merepresentasikan keilahian atau kekuatan kosmik, yang menggunakan pengaruh mereka dengan getaran suara.
Mantra juga dikenal masyarakat indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu (maksud baik maupun maksud kurang baik). Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah menggunakan bahasa daerah masing-masing.
Mantra di dalam bahasa Minangkabau disebut juga sebagai manto, jampi-jampi, sapo-sapo, kato pusako, kato, katubah,atau capak baruak. Sampai saat ini mantra masih bertahan di tengah-tengah masyarakat di Minangkabau. Isi mantra di Minangkabau saat ini berupa campuran antara bahasa Minangkabau lama (kepercayaan animisme dan dinamisme), Melayu, bahasa Arab (pengaruh Islam) dan bahasa Sanskerta (pengaruh Hindu Budha).
Spesifikasi Bercirikan
Mantra merupakan salah satu jenis puisi tertua di dunia yang digunakan untuk ritual-ritual kuno. Ciri khas mantra terletak pada pengulangan-pengulangan bunyi. Selain itu, mantra mampu memberi efek tertentu bagi pada pendengarnya. Mantra diyakini mempunyai kekuatan sihir sehingga mampu menyembuhkan penyakit, mengusir roh jahat atau mencegah bala. Selain itu, mantra diyakini dapat menghubungkan manusia dengan dunia supranatural. Di dalam mantar, penggunaan bunyi lebih penting daripada makna. Mantra tidak membangun suatu makna yang utuh yang dapat dipahami melalui akal.
Mantra dalam kebudayaan masyarakat
Sebagian masyarakat tradisional khususnya di nusantara biasanya menggunakan mantra untuk tujuan tertentu. Hal tersebut sebenarnya bisa sangat efektif bagi para penggunanya, Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang berima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa hiperbol tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi Afirmasi, Pembelajaran di level unconscious dan membangun apa yang para psikolog dan motivator menyebutnya sebagai sugesti diri.
Sumber Referensi : Wikipedia
Penulis : Imajiner Nuswantoro
Beriku penuls sampaikan Manukrip Naskah Kuno Mantra dalam bntuk PDF (Free Download) :