BENARKAH BRAY SEDAH MIRAH ADALAH ISTRI MANTAN PB IX ? Jawabannya TIDAK BENAR
(Seri : Menelusuri Jejak Sedah Merah/ Sedhah Mirah)
Alasannya sebagai berikut :
BRAy Adipati Sedah Mirah pada masa mudanya bernama Raden Ajeng Mayangsari.
Menurut catatan yang tersebar di khalayak, BRAy Adipati Sedah Mirah adalah garwa ampil atau selir ISKS Paku Buwono IX.
Tentu saja hal ini menyisakan tanda tanya besar. Jika benar beliau adalah istri ISKS PB IX.
Lantas mengapa makamnya berada di dalam situs tua Keraton Kartasura yang digunakan pada tahun 1680-1742 Masehi ?
Sedangkan ISKS PB IX hidup pada tahun 1830-1893, atau hidup pada masa berikutnya ketika Keraton Kasunanan yang lokasinya sudah pindah di wilayah Sala sejak tahun 1845, sedangkan BRAy Adipati Sedah Mirah telah wafat pada tahun 1826 Masehi.
Ini artinya terdapat ketidakcocokan waktu, beliau berdua hidup di zaman yang berbeda.
Lagi pula seandainya BRAy Sedah Mirah adalah istri PB IX makam beliau kemungkinan besar berada di Bangsal Kaping Sangan atau bangsal ke sembilan yang berada kompleks makam Raja Mataram di Pajimatan Agung Imogiri, Kab Bantul, DI Yogyakarta.
Lantas siapakah sesungguhnya BRAy Adipati Sedah Mirah ?
KOREKSI CATATAN SEJARAH
Ini adalah koreksi mendasar soal catatan sejarah yang selama ini banyak beredar di dunia maya maupun media cetak yang menyatakan BRAy Adipati Sedah Mirah yang wafat pada tahun 1826 Masehi adalah selir PB IX yang lahir tahun 1830 dan wafat pada 1893 masehi. Dilihat dari kurun waktu sudah jelas pendapat yang salah jika mengatakan Adipati Sedah Mirah sebagai selir PB IX. Mana mungkin seorang bayi yang baru lahir mempunyai istri yang telah wafat 4 tahun sebelumnya.
Lagi pula Adipati Sedah Mirah sendiri adalah pelaku sejarah yang melakukan koreksi secara langsung.
Tak ada keraguan sedikitpun atas apa yang beliau sampaikan bahwa beliau adalah garwa ampil PB IV, karena beliau lah yang melakoni sendiri pada waktu hidupnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Nyai Bray Sedah Merah adalah garwo ampil (istri selir) PB IV
Dari sumber Wikipedia sebagai berikut :
Sri Susuhunan Pakubuwana IV (sering disingkat sebagai PB IV; September 1768 – 2 Oktober 1820) adalah susuhunan ketiga Surakarta yang memerintah tahun 1788–1820.
Ia dijuluki sebagai Sunan Bagus, karena naik takhta dalam usia muda dan berwajah tampan.
Sri Susuhunan Pakubuwana IV
Nama lengkap : Raden Mas Subadya
Nama takhta :
Sahandhap Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Alaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng kaping Sakawan ing Nagari Surakarta Hadiningrat
Ayah : Susuhunan Pakubuwana III
Ibu : GKR. Kencana
Agama : Islam
Nama aslinya adalah Raden Mas Subadya, putra Pakubuwana III yang lahir dari permaisuri GKR. Kencana, keturunan Sultan Demak. Ia dilahirkan tanggal 2 September 1768 dan naik takhta tanggal 29 September 1788, dalam usia 20 tahun.
Sri Susuhunan Pakubuwana IX
Nama lengkap : Gusti Raden Mas Duksina
Nama takhta : Sahandhap Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Alaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Ingkang Jumeneng kaping Sanga ing Nagari Surakarta Hadiningrat
Ayah : Susuhunan Pakubuwana VI
Ibu : GKR. Ageng
Kelahiran : 22 Desember 1830 Surakarta, Hindia Belanda
Kematian : 16 Maret 1893 (umur 62)
Surakarta, Hindia Belanda
Pemakaman :
Astana Kapingsangan, Imogiri, Bantul, Yogyakarta
Wangsa : Wangsa Mataram
Pasangan :
1. GKR. Pakubuwana
2. GKR. Maduretna
3. (dan 53 istri selir)
Agama : Islam