MANUSIA SETAN
Orang-orang yang mengaku nabi, rasul dan pemimpin dengan aliran sesatnya adalah manusia-manusia setan, setan berwujud manusia. Setan-setan dari kalangan manusia ini sudah muncul sejak ribuan tahun lalu, setua umur umat manusia.
Bahkan menjadi musuh para nabi sebagaimana yang dijelaskan di Alquran surah al-An'am ayat 112 :
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ
Artinya :
Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.
Begitu pula Imam Ahmad meriwayatkan hadis shahih dari Abu Dzar RA ia berkata, "Aku datang kepada Nabi SAW dan beliau berada di masjid. Akupun duduk. Dan beliau menyatakan, 'Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?' Aku jawab, 'Belum.
Beliau mengatakan, 'Bangkit dan shalatlah.' Akupun bangkit dan shalat lalu aku duduk. Beliau berkata, 'Wahai Abu Dzar berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin.' Aku berkata, 'Wahai Rasulullah apakah di kalangan manusia ada setan?' Beliau menjawab, 'Ya.'"
Manusia-manusia setan adalah orang-orang yang tidak ikhlas yang segala aktivitasnya ditujukan bukan untuk mendapatkan keridhaan Allah. Tetapi untuk mendapatkan dunia, untuk mendapatkan pujian dan kekuasaan yang kemudian masuk ke dalam perangkap atau penghalang dari jalan yang lurus yang dibuat oleh Iblis.
Iblis, musuh Allah, berkata di dalam Alquran surah al-A'raf ayat 16-17 :
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيم
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Artinya :
“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”
Didalam ayat tersebut sangatlah jelas memberikan pengertian kepada kita, betapa semangatnya Iblis untuk menghalangi manusia dari jalan Allah yang lurus. Empat cara akan ditempuh Iblis untuk menghalangi manusia dari shirathal mustaqim.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam risalahnya yang berjudul Ighatsatul Lahfaan berkata bahwa pendapat-pendapat para sahabat tentang makna shirathal mustaqim adalah hampir sama. Yaitu, jalan yang mengantarkan kepada Allah Ta'ala. Itulah makna shirathal mustaqim. Jalan inilah yang ingin diputus oleh Iblis la'natullah, yang dalam surah al-A'raf Iblis berkata akan menempuh empat cara atau empat langkah untuk memutusnya.
Langkah pertama, Iblis akan mendatangi dari arah depan.
Berkata Hasan Al-Bashri ,"Maksudnya adalah dari sisi akhiratnya". Yakni, Iblis akan mengilhamkan kepada Bani Adam agar ragu dengan hari kebangkitan, ragu dengan surga, ragu dengan neraka, dan ragu dengan perkara-perkara akhirat lainnya. Dan sulit kita gambarkan kerusakan yang akan terjadi kalau sampai misi ini berhasil.
Langkah kedua, Iblis akan mendatangi Bani Adam dari arah belakang mereka. Berkata 'Abdullah Ibnu 'Abbas ,"Maksudnya adalah aku akan jadikan Bani Adam itu agar sangat mencintai dengan dunia mereka". Langkah ini hampir sama dengan langkah yang pertama. Kejelekan yang akan terjadi kalau Bani Adam sudah ragu dengan akhiratnya tentu mereka akan meninggalkan urusan akhiratnya. Begitu pula kalau Bani Adam sangat cinta dengan dunia, maka mereka pun meninggalkan urusan akhiratnya.
Langkah ketiga, Iblis akan mendatangi Bani Adam dari arah kanan mereka. Berkata Abdullah ibnu Mas'ud bahwa maksudnya adalah Iblis akan samarkan urusan agama mereka. Maksudnya, Iblis akan menjadikan agar Bani Adam ragu terhadap kebenaran, ragu terhadap Alquran, ragu terhadap kerasulan Muhammad SAW dan lain-lain. Lebih jauh lagi, Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa Iblis akan mendatangi dari arah kanan maksudnya adalah dari kebaikan-kebaikannya. Iblis akan membuat ragu dari amal kebaikan-kebaikannya.
Langkah keempat, Iblis akan datangi Bani Adam dari kiri mereka. Berkata Imam Al-Hasan Al-Bashri, "Maksudnya adalah Iblis akan datang dari sisi kejelekan-kejelekannya". Iblis akan memerintahkan manusia untuk melakukan kejelekan, dan Iblis akan menghias-hiasi kejelekan-kejelekan ini agar nampak indah di mata manusia. Sehingga manusia mencintai kejelekan yang mereka lakukan, bahkan mereka bangga dengan kejelekan tersebut.
Dijelaskan oleh Abdullah ibnu 'Abbas kenapa setan tidak menyatakan "Aku akan datangi bani Adam dari atas mereka". Karena, setan mengetahui bahwa Allah SWT ada di atas mereka. Hal ini menunjukkan pengertian bahwa ketika Allah ingin menurunkan Rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, maka tidak ada satu makhluk pun yang mampu untuk menghalangi Rahmat tersebut. Oleh karena itu, hendaknya setiap manusia untuk selalu meminta Rahmat kepada Allah SWT.
Untuk kasus munculnya juru selamat, nabi dan rasul palsu adalah bentuk langkah ketiga, yaitu Iblis mendatangi Bani Adam dari arah kanan mereka. Langkah ketiga ini begitu dahsyat karena Iblis atau anak-anaknya dapat bertindak lebih jauh lagi terlebih terhadap manusia-manusia setan: menyamar sebagai malaikat Jibril dan mengukuhkan sebagian dari manusia-manusia setan ini sebagai juru selamat, nabi dan rasul baru dengan cara yang sangat halus dan dibungkus dengan perkataan dan penampilan yang sangat indah.
Mereka (juru selamat, nabi dan rasul palsu ini) kemudian mendakwahkan dirinya dan ajarannya, mengajak orang lain untuk menjadi pengikutnya, mengikuti kesesatan dan kemaksiatan yang mereka jalankan.
Tidak ada yang dapat memberikan hidayah kepada siapapun, apalagi kepada manusia-manusia setan, untuk kembali menjadi manusia sejati dengan tobatnya, selain Allah SWT. Namun, tentu saja, sebaik-baik pengikut Rasulullah SAW adalah yang mampu bertahan, mendakwahi mereka dan dapat menjadi penyebab kembalinya manusia-manusia setan ini menjadi manusia sejati. Jika tidak kedua-duanya, maka tunggu saja waktunya kita menjadi bagian dari manusia-manusia setan ini.
AL QUR'AN MENYEBUTKAN KATA SETAN BEBERAPA KALI DALAM AYAT-AYATNYA
Uswatun Hasanah dalam Mengungkap Rahasia Setan dalam Alquran menjelaskan, kata setan dengan berbagai bentuknya baik jamak atau tunggal dalam Alquran disebut sebanyak 87 kali dalam 36 surat.
Para ulama berselisih pendapat mengenai makna kata syaithan secara etimologis :
1. Pertama, kata itu berasal dari kata syathana yang berarti jauh ka rena sifatnya yang jauh dari kebenaran.
2. Kedua, kata itu berasal dari akar kata syatha-yasyitha yang berarti binasa dan terbakar.
Meskipun demikian, pada dasarnya semua makna setan yang terkandung dalam Alquran kembali kepada karakter atau sifat yang melekat pada diri jin dan manusia, yakni karakter buruk dan jahat.
Secara singkat, setan memiliki beberapa makna dalam Alquran :
1. Pertama, setan berarti taghut. Artinya, segala sesuatu yang memalingkan dan menghalangi seseorang dari pengabdiannya kepada Allah dan rasul-Nya. Dalam QS an-Nisa ayat 76 disebutkan :
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“Orang-orang yang beriman, mereka berperang di jalan Allah dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Taghut. Maka perangilah kawan setan itu karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.”
Konteks ayat ini adalah ketika orang munafik menyelinap ke dalam pengikut Nabi Muhammad SAW.
Mereka membuat kerusakan di dalam tatanan kehidupan masyarakat. Meski demikian, mereka mengaku sebagai orang beriman. Saat mereka kembali kepada pemimpin kafir, mereka mengaku sependirian dengan orang kafir itu. “Ucapan kami beriman hanyalah mengolok-olok orang-orang beriman.”
2. Kedua, setan berarti para pemimpin kejahatan atau kekafiran. Alquran menyebutkan setan sebagai predikat orang yang menjadi tokoh jahat. Begitu pula mereka yang mengikutinya.
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." (QS Al Baqarah ayat 14).
3. Ketiga, setan berarti setiap makhluk yang mempunyai karakter buruk. Dia menyebabkan manusia jauh dari kebenaran dan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Manusia pun menjadi jahat, durhaka dan kufur sehingga jatuh dalam kesesatan. Inilah setan yang disebut ada dalam sifat jin dan manusia.
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Dari (golongan) jin dan manusia.” (QS an-Nas ayat 6).
Jika setan merupakan sifat yang bisa dimiliki manusia dan jin, iblis adalah nama sesosok makhluk. Namanya diambil dari kata balasa yang bermakna putus asa.
Ada juga yang mengatakan, iblis memiliki nama lain, Azazil, yakni hancur dan bersedih. Ibnu Abbas dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan jika iblis sebelum maksiat kepada Allah SWT merupakan malaikat.
Sesungguhnya sebelum iblis maksiat kepada Allah SWT, dia termasuk bilangan malaikat yang bernama Azazil. Dia termasuk penduduk bumi dan merupakan malaikat yang paling bersungguh-sungguh dan paling banyak ilmunya. Oleh karena itu, dia punya kecenderungan untuk takabur (menyombongkan diri). Dia pun termasuk makhluk hidup yang disebut dengan jin.”
Iblis juga disebut sebagai makhluk sombong yang enggan sujud kepada Nabi Adam alaihisalam karena merasa unggul atas makhluk dari tanah itu. Dia enggan sujud kepada Adam dan jadilah dia sebagai makhluk yang kafir. Allah SWT pun mengutuk iblis hingga hari pembalasan.
Meski demikian, iblis meminta penangguhan kepada Allah SWT hingga hari kiamat kecuali orang-orang yang mukhlis. Dia berjanji akan menyesatkan manusia hingga hari pembalasan tiba. Allah SWT berfirman :
قَالَ فَالْحَقُّ وَالْحَقَّ أَقُولُ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ
“Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu diantara mereka semuanya.” (QS Shad ayat 84-85).
Bagaimana dengan jin? Makhluk gaib ini diciptakan sebelum manusia. Mereka merdeka untuk memilih jalan apakah hendak menjadi mukmin atau kafir. Karena itu, para ulama berpendapat jika jin juga akan mendapatkan balasan sebagaimana manusia atas pilihannya tersebut.
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ ۖ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَٰئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا
“Dan Sesungguhnya di antara kami ada (jin-jin) yang taat dan ada (pula) yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka jahanam. (QS al-Jin ayat 14-15).
CIRI MANUSIA YANG MENJADI SETAN DAN IBLIS
Semua mahkluk hidup terutama manusia pasti menginginkan masuk surga ketika sudah meninggal dunia.
Allah SWT menciptakan Surga dan Neraka karena ada alasan tertentu kepada hambanya.
Surga dipersiapkan untuk orang-orang yang taat beribadah, melakukan kebaikan, menjauhi yang tidak diperbolehkan oleh Allah SWT, Iman yang dimiliki kuat dan tidak mudah terhasut oleh godaan setan.
Neraka diciptakan untuk orang-orang yang tidak taat beribadah kepada Allah SWT, melakukan hal yang tidak disukai Allah SWT, tidak memilki iman yang kuat, menjalankan hasutan setan dan lain sebagainya.
Setan, Jin, iblis akan senantiasa berada di sekitar kita agar bisa menghasut dan membawa kita ke dalam neraka Allah SWT.
Mereka diciptakan oleh Allah untuk menguji manusia, seberapa taat manusia tersebut kepada Allah SWT.
Untuk di zaman sekarang ini sifat manusia sudah banyak yang mencerminkan mereka seperti setan dan iblis.
Dalam riwayat Imam Bukhari diceritakan, pada suatu hari ketika saat Rasulullah SAW sedang duduk, didatangi oleh seseorang kemudian Rasulullah SAW bertanya: "Siapa anda."
Dia Pun menjawab "Saya Iblis."
Rasulullah SAW menanyakan maksud kedatangannya. lalu Iblis pun menceritakan maksud kedatangannya kepada Rasulullah SAW.
Rasulullah bertanya kepada Iblis, tentang teman-teman iblis dari umat Nabi Muhammad SAW yang akan menemaninya di neraka.
Iblis menjawab, akan ada 10 golongan manusia yang akan menemaninya di neraka nanti yakni :
1. Hakim yang curang.
Seorang hakim yang berlaku tidak adil dalam menetapkan hukuman kepada seseorang. Hakim bisa diartikan seseorang yang memutuskan benar atau salah perbuatan seseorang di ruang lingkup umum.
Seharusnya ketika kita ditunjuk untuk menjadi penengah atas suatu masalah. maka kita seharusnya menjadi orang yang netral.
Tidak membela salah satu diantara mereka yang bermasalah. Meskipun diantara orang itu terdapat orang yang kita kenal.
2. Orang kaya yang sombong.
Orang-orang yang kaya dan memamerkan kekayaannya namun pelit kepada orang yang membutuhkan.
Jika orang kaya membantu orang yang sedang mengalami kesulitan, maka Allah akan melipatgandakan nikmat kepada orang kaya yang tidak pelit tersebut.
Ini akan berbanding terbalik untuk orang kaya yang pelit, Allah SWT akan memberikan azab kepada orang kaya yang pelit tersebut.
3. Pedagang yang berkhianat.
Pedagan yang sering menipu pembelinya baik dalam hal kualitas maupun mengurangi timbangannya.
Masih banyak seorang pedagang melakukan hal seperti ini, agar mendapatkan untung yang lebih banyak.
4. Orang yang meminum Khamr.
Agama Islam melarang mengkonsumsi makanan dan minuman yang bisa membuat mabuk. Dan juga yang bisa membuat akal sehat tidak berfungsi.
5. Tukang Fitnah.
Fitnah lebih berbahaya dari pada pembunuhan. Contoh yang sering dilakukan banyak orang adalah menceritakan aib seseorang yang kebenarannya saja masih belum pasti.
6. Orang yang suka pamer.
Masih banyak di jaman ini orang yang riya atau memamerkan apa yang dimiliki dan apa yang dilakukannya agar bisa dipuji oleh manusia lainnya.
7. Orang yang memakan harta anak yatim. Orang yang sering memanfaatkan harta anak yatim atau berkedok sumbangan anak yatim demi kepentingan pribadi.
8. Orang yang meringankan shalat.
Orang yang sering meninggalkan shalat dengan alasan apapun. Orang yang meninggalkan shalat di sengaja maupun tidak sengaja adanya penyesalan.
9. Orang yang enggan mengeluarkan zakat. Orang yang seperti ini, takut akan kekurangan sedikit dari hartanya tersebut jika melakukan zakat.
10. Panjang Angan-angan.
Orang yang menginginkan sesuatu, akan tetapi malas untuk berusaha untuk mendapatkannya.
Orang yang seperti ini termasuk golongan yang hanya mempunyai impian. Namun tidak bisa merealisasikannya dikarenakan orang ini sangat pemalas.
Hanya berharap ada keajaiban dari langit, tanpa melakukan usaha sedikitpun
CIRI-CIRI SETAN BERWUJUD MANUSIA
Waspadai Setan Berwujud Manusia, Inilah Ciri-Ciri Manusia yang Lebih Mengerikan dari Setan dan Jin
1. Setan dari kalangan manusia sangat mudah menipu kepada umat yang kurang memperdalam ilmu agama. Tak cukup hanya dengan memohon kepada Allah semata untuk bisa terbebas dari setan ini.
Umat islam perlu lebih memperdalam lagi ilmu dan wawasan keagamaan. Jangan sampai tertipu dengan penampilan luarnya saja jika ternyata pribadinya sangat jauh dengan akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah sebagai seorang muslim.
2. Setan dari jenis manusia adalah musuh para Nabi. Mereka inilah yang selalu menjadi musuh para Nabi karena selalu menyesatkan manusia lainnya.
Jika Nabi saja selalu mewaspadainya, maka sudah seharusnya bagi kita yang labil dalam agama untuk lebih mewaspadai lagi.
Kebanyakan setan jenis ini tidak memberikan ajaran yang sesuai dengan yang telah Nabi ajarkan sehingga manusia pun tersesat karenanya.
3. Setiap kata-katanya menakjubkan dan menarik hati. Padahal aslinya, kata-kata tersebut membahayakan dan kotor. Akan tetapi mereka mengemasnya sehingga terlihat suci dan bersih dari hal yang dilarang agama.
Akibatnya adalah orang yang sehat akalnya pun mudah tertipu dan menerima apa yang disampaikannya. Tak cukup menjauhi ucapannya, namun sebagai umat islam kita harus benar-benar menjauhi dan meninggalkan mereka secara keseluruhan.
Dalam suatu hadist, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengingatkan kepada sahabat-sahabatnya agar waspada terhadap bahaya setan berjenis manusia.
Dari Abu Dzar berkata, “Aku mendatangi Rasulullah pada saat beliau berada di masjid. Aku duduk (di dekatnya). Maka beliau bersabda, “Hai Abu Dzar, apakah kamu sudah melakukan shalat?” Aku berkata, ‘belum’, Beliau bersabda, ‘Berdirilah, lalu shalatlah!’ Maka aku pun shalat berdiri dan melakukan shalat. Kemudian aku duduk, maka beliau bersabda, ‘Hai Abu Dzar, berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin.’ Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah dari golongan manusia ada setan?’ Beliau bersabda, ‘Ya’” (HR Ahmad)
Berdasarkan keterangan diatas, maka sesungguhnya setan berjenis manusia lebih berbahaya dari yang berjenis jin.
Jika setan dari bangsa jin hanya membisikkan godaan dalam dada manusia, setan dari bangsa manusia justru akan langsung berkomunikasi dengan kata-kata yang menarik hati dan membuat manusia itu pun terpesona.
Mereka adalah orang-orang yang mengaku dukun, paranormal dan mendapatkan sebutan orang pintar. Karenanya penting untuk kita selalu mewaspadai setiap rayuan atau kata-kata mereka karena jika dituruti maka sedikit demi sedikit kita pun jauh dari syariat Allah. Dan bukan tidak mungkin kita pun akan menjadi setan dari golongan manusia pula.
MEWASPADAI TIPU DAYA SETAN
Mengamati berita yang tersiar melalui media massa baik media cetak seperti koran dan majalah, maupun media elektronik semacam radio, televisi mamupun internet, sering kali kita lihat dan kita dengar sejumlah kasus yang dilakukan oleh orang yang beragama islam, seperti kita ini. Setiap saat sering kita saksikan pejabat, pegawai negeri, pengusaha, akademisi, pelajar maupun warga masyarakat bisa tersangkut kasus-kasus hukum yang berat. Sederet kasus-kasus besar tersebut mulai dar penyalahgunaan narkoba, korupsi, perselingkuhan, pertengakaran pelajar, pembunuhan, perjudian seta penipuan. Kasus-kasus tersebut turut mencoreng nama baik islam, karena dilakukan oleh orang yang beragama Islam, yaitu agama kita. Dengan kata lain, pelanggaran atau kejahatan tersebut dilakukan oleh saudara kita seagama. Sehingga kita sedikit atau banyak turut menanggung malu atau citra buruk.
Kita patut prihatin atas hal tersebut. Mereka yang telah terbujuk tipu daya setan. Oleh karena kita jangan sampai ikut terperosok. itu Maksudnya adalah mengambil pelajaran dari hal tersebut, selajutnya mewaspadainya agar di masa-masa mendatang bisa menghindarinya. Jangan sampai mereka yang telahOleh karena itu melalui khutbah ini kita mengajak kepada diri khatib sendiri serta jamaah jumah untuk mewaspadai tipu daya setan.
قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَقَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُومًا مَدْحُورًا لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".
Kisah tragedi perang uhud.
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Setan menghiasi dan mengelabuhi manusia itu sehingga mereka memandang baik perbuatan mereka, dan setan membisikkan: "Kalian akan menang, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya.
Bila tersirat di hatimu untuk berjudi, itu rayuan setan
Bila tersirat di hatimu ingin berzina, itu nyanyian setan
Bila tersirat di hatimu ingin mencuri, itu nyanyian setan
Mewaspadai Pintu Masuk Setan :
الحمد لله غافر الذنب وقابل التوب شديد العقاب، ذي الطول لا إله إلا هو إليه المصير. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، شهادة معترف بالذنب والتقصير، سائل العفو والزلفى وحسن المآب يوم المصير. وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله وأمينه على وحيه خير بشير، وأشفق نذير. اللهم صل وسلم على عبدك ورسولك محمد وعلى آله وأصحابه، نعم الصحب له، ونعم القدوة لمن طلب الفوز والنجاة في يوم عسير. أما بعد: فيا أيها المسلمون اتقوا الله تعالى في السر و العلن ، يا أيها الذين آمنوا اتقو الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون.
Takwa yang terlahir dari pemahaman yang benar dan ketundukan yang ikhlas, sehingga setiap kewajiban yang dilakukan dan setiap larangan yang ditinggalkan tidaklah dilakukan kecuali semakin menguatkan dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah serta melahirkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan. Suatu perbutan dan amal kebajikan yang terlahir dari ketakwaan akan memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan.
Sesungguhnya setiap detik dari hidup kita, setiap hembusan nafas, setiap pikiran yang yang tersirat, setiap amal perbuatan yang kita kerjakan, tidak akan pernah lepas dari upaya setan untuk menggoda, menyesatkan, menyelewengkan dari tujuan yang benar dan menggiring kepada dosa dan maksiat. Kita mungkin tidak menyadari dan memang tanpa kita sadari, setan terus berupaya menenggelamkan, menghanyutkan kita agar semakin jauh dari jalan yang benar, meninggalkan ketaatan secara perlahan dan halus, tanpa terasa oleh kita. Dan itulah tugas utama setan dan iblis, sebagai mana ia telah terusir dari surga dan terjauhkan dari rahmat Allah maka diapun ingin menjauhkan manusia dari dari rahmat Allah dan kemudian sesat bersamanya. Begitulah ungkapan setan ketika mendapatkan laknat Allah :
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (77) وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (78) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (79)قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (80) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (81) قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)
Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." Iblis berkata: "Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka dibangkitkan." Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)." Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS. Shad: 77-83)
Menyadari ini semua, bahwa keberadaan kita di dunia ini, tidak akan pernah lepas sedikitpun dari upaya setan untuk mempengaruhi kita, merayu, melalaikan kita dengan apapun, bahkan mereka mampu masuk bersama aliran darah kita, dengan hanya satu tujuan mengumpulkan manusia sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama sesat dan menghuni neraka jahanam. Mengetahui tipu daya setan dan iblis dalam menyesatkan manusia, serta mengetahui cara menghadapi tipu daya tersebut menjadi penting untuk kita sama-sama kita ketahui sehingga kita mampu terhindar dari tipu daya tersebut.
Di antara pintu-pintu dan metode setan menyesatkan manusia yang perlu kita waspadai adalah :
Pertama : Pintu Syubhat dan Syahwat.
Syubhat berarti suatu yang meragukan dan samar-samar, sedangkan syahwat adalah dorongan hawa nafsu, maka dari sinilah setan akan semakin kuat menggoda, kemudian setan menghembuskan bisikan dan rayuannya. Setan akan yang terus membujuk sehingga seakan membuat hati menjadi tenang untuk melakukan hal perbuatan tersebut. Bahkan setan telah menghembuskan syubhat dan syahwat iniitu sejak awal permusuhan dengan Nabi Adam, setan telah melakukan langkah-langkah kejinya untuk menggelincirkan anak keturunan adam agar tidak mentaati perintah Allah.
Mari kita perhatikan ucapan setan, dengan tipu dayanya di dalam firman Allah berikut :
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مِنْ سَوْءَاتِهِمَاوَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَنْتَكُوناَ مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُوناَ مِنَ الْخَالِدِينَ. وَقَاسَمَهُمَاإِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ. فَدَلاَّهُمَا بِغُرُورٍ.
"Maka setan menggoda mereka berdua untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya, dan setan berkata, "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya,"Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua,' maka setan membujuk keduanya dengan tipu daya." [Al-A'râf/7:20-22]
Dari ayat ini dapat dipetik satu pelajaran penting bahwa setan mempermainkan kecenderungan manusia yang tersembunyi, manusia ingin kekal, diberi umur yang panjang, manusia juga ingin memiliki kepemilikan harta yang tak terbatas padahal usia mereka pendek dan terbatas.
Dalam ayat ini diketahui bahwa tipuan yang digunakan setan adalah: “An takuunaa malakaini au takuunaa minal khalidin.”
Dalam penjelasan ayat ini, kata malakaini ada dua bacaan yang dapat dijadikan pengertian untuk memahamai maksud dari ayat ini. Bacaan pertama adalah: malikaini yaitu huruf lam dibaca kasroh yang berarti dua orang raja, yakni raja dan ratu, bacaan ini dikuatkan oleh nash lain dalam surat Thaaha: “Maukah aku tunjukan kepada kalian berdua, kepada pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan punah”. (QS. Thaha: 120)
Atas dasar bacaan ini, maka tipuan setan ini adalah kekuasaan yang abadi dan umur yang kekal. Keduanya merupakan syahwat atau kecenderungan yang paling kuat dalam diri manusia, selain syahwat terhadap lawan jenis, yang banyaknya kita dengar bersama berbagai macam kasus dan skandal terjadi, ini membuktikan bahwa setan sudah banyak berhasil dalam menyesatkan manusia.
Bacaan kedua adalah malakaini, huruf lam dibaca fathah yang berarti dua malaikat, maka manupulasi setan itu adalah dengan melepaskan manusia dari ikatan-ikatan fisik seperti malaikat yang kekal.
Ketika Iblis ini mengetahui bahwa Allah melarang Adam dan Hawa memakan buah ini, dan larangan ini terasa berat dalam jiwa mereka, maka untuk menggoyang hati mereka, iblis menimbulkan khayalan dan angan-angan kepada mereka, di samping juga mempermainkan syahwat dan keinginan mereka. Bahkan iblis memperkuat dengan sumpah bahwa ia adalah pemberi nasehat yang berlaku jujur.
Pintu setan yang kedua adalah : Al-Hirsh wal Hasad.
Menurut Imam Al-Ghazali, diantara pintu-pintu setan yang sangat besar adalah al-hirsh atau tamak dan hasad, yaitu kedengkian. Rasa tamak dan sifat hasad ini menjadi salah satu pintu yang menyebabkan setan bisa masuk ke dalam pikiran dan jiwa manusia kemudian setan menguasainya. Ketika setan sudah mampu menguasai jiwa, maka itu pertanda akan membawa pada kebinasaan.
Imam Abu Dawud dalam Kitab Sunnan-nya menyebutkan sebuah riwayat. Ketika Nabi Nuh ‘Alaihissalam menaiki perahu, dan memasukkan ke dalam perahu itu berbagai makhluk secara berpasang-pasangan, tiba-tiba beliau melihat seorang tua yang tidak dikenal. Orang itu tidak memiliki pasangan. Nabi Nuh ‘Alaihissalam bertanya, “Untuk apa kamu masuk kemari?” Orang itu menjawab, “Aku masuk kemari untuk mempengaruhi sahabat-sahabatmu supaya hati mereka bersamaku, sementara tubuh mereka bersamamu.” Orang tua itu adalah setan.
Lalu, Nabi Nuh ‘Alaihissalam berkata, “Keluarlah kamu dari sini, hai musuh Allah! Kamu terkutuk!” Iblis itu kemudian berkata kepada Nabi Nuh, “Ada lima hal yang dengan kelimanya aku membinasakan manusia. Akan kuberitahukan yang tiga, dan kusembunyikan yang dua.” Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh: “Katakan, aku tidak membutuhkan yang tiga. Aku membutuhkan yang dua.” Lalu Nuh bertanya, “Apa yang dua itu?” Iblis menjawab, “Dua hal yang membinasakan manusia adalah ketamakkan dan kedengkian. Karena kedengkian inilah, aku dilaknat sehingga menjadi terkutuk. Karena dorongan ketamakkan itu pula, Adam dan Hawa tergoda untuk menuruti keinginannya.”
Ketiga : Memandang kecil dan meremehkan dosa-dosa kecil.
Dosa-dosa kecil dampaknya sangat berbahaya bagi manusia, seorang yang menganggap kecil suatu perbuatan dosa maka dengan demikian setan akan selalu menjadikan orang tersebut meremehkan dosa-dosa kecilnya, sehingga dia akan terus menerus melakukannya dan dosa itu akan membinasakannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
tentang dosa-dosa kecil dengan sabdanya,
إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِوَإِنَّ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ.
Jauhilah dosa-dosa dan sesuatu yang dianggap dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu ketika dilakukan seseorang maka ia akan membinasakannya. (HR. Ahmad, no. 23194).
Tentu ketika kita mengetahui pintu-pintu masuknya setan ini, Allah Subhanhu wa Ta'ala dengan rahmat-Nya memberikan petunjuk kepada para hamba-Nya melalui Al-Quran dan melalui lisan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, untuk menghadapi dan mengusir setiap bisikan dan godaan setan tersebut.
Di antara hal-hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari tipu daya setan dan kawanannya adalah sebagai berikut :
Pertama: Menjaga keikhlasan dalam setiap amal ibadah dan perbuatan.
Setiap ibadah ataupun amal perbuatan yang dilakukan oleh hamba Allah, pasti setan akan berupaya menyimpangkan amal tersebut agar tidak dilakukan dengan ikhlas, setan akan berupaya keras agar amal itu tidak bernilai di hadapan Allah, bahkan perbuatan itu menjadi amalan yang riya dan syirik. Karena ini sudah merupakan janjinya kepada Allah.
Hamba-hamba yang ikhlas akan dijaga dan diselamatkan dari gangguan setan. Allah yang menyatakan pengakuan setan tersebut dalam firman-Nya :
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِوَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَإِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُالْمُخْلَصِينَ
"Iblis berkata, "Ya Rabb-ku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash di antara mereka." [Al-Hijr/15:39-40].
Dalam ayat yang lain disebutkan :
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَإِلَّا عِبَادَكَمِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
"Iblis menjawab, "Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." [Shâd/38:82-83].
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin bahwa seorang yang mampu menjaga keikhlasannya dalam beramal setan tidak punya kemampuan dalam menggodanya,
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَمِنَ الْغَاوِينَ
"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang ikhlas tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat". [Al-Hijr/15:42].
Kedua : Menjaga Kestabilan kondisi Iman.
Setan selalu berupaya untuk menggoda dan melemahkan iman seseorang dengan berbagai macam carannya, baik itu kelalaian ataupun perbuatan maksiat. Dengan kemaksiatan, keimanan seseorang akan semakin menurun sehingga dengan mudah setan akan mencelakakann seorang tersebut sehingga ia melakukan perbuatan dosa.
Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi Allah dengan menjaga kondisi imannya dengan amal ibadah yang kontinyu, maka tidak ada satu makhlukpun yang mampu mencelakakannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberitakan hal ini di dalam Al-Quran, sebagaimana firmannya :
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَىرَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَإِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَيَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".[An Nahl : 99, 100].
Ketiga: Berlindung Kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Untuk menghadapi setan dan terhindar dari godaannya, kita dianjurkan bahkan diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa berlindung kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِإِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan jika kamu digoda oleh setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". [Al-A'râf/7:200].
Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim disebutkan:
أن أبا هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم « يأتي الشيطان أحدكم فيقول من خلق كذا وكذا؟ حتى يقول له من خلق ربك ؟ فإذا بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته » . وعند أبي داود ( 4722 ) « فإذا قالوا ذلك فقولوا الله أحد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد . ثم ليتفل عن يساره ثلاثا وليستعذ من الشيطان»
Abu Hurairah berkata, Rosulullah bersabda: “Setan datang kepada salah seorang dari kalian lalu berkata, siapakah yang menciptakan ini dan ini? Sehingga setan berkata, “siapakah yang menciptakan Tuhanmu, maka apabila jika telah sampai kepadanya hal tersebut, hendaklah dia berlindung kepada Allah dan hendaklah dia menghentikan (waswas tersebut)".
Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan :
"Jika mereka mengucapkan hal itu (kalimat-kalimat was-was), maka ucapkanlah "Allah itu Maha Esa, Allah itu tempat bergantung, Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan," kemudian meludahlah ke kiri (3x) dan berlindunglah kepada Allah".
Keempat: Memperbanyak membaca Al-Quran dan memperkuat dzikrullah.
Al-Quran dan dzikrullah merupakan benteng yang kokoh yang dapat melindungi diri dari godaan dan gangguan setan dan membuatnya lari tunggang langgang, sebagaimana sabda Rosulullah :
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَيَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
"Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, janganlah kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya". (HR Muslim, no. 780).
Dalam sabda yang lain disebutkan :
عَنْ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِكَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْيَعْمَلُوا بِهَا...وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّىإِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَالْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِاللَّهِ.
Dari Al-Harits Al-Asy’ari, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya (di antaranya): Aku perintahkan kamu untuk dzikrullah. Sesungguhnya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah". (HR Ahmad)
Kelima: Menyelisihi Setan dari setiap perbuatannya.
Setan adalah musuh manusia, maka wajib pula untuk menjadikannya sebagai musuh, dan membenci serta meninggalkan perbuatannya. Sebagaimana firman Allah :
إِنَّالشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُواحِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". (Fathir : 5).
Diantara perbuatan setan yang harus diselisihi adalah :
Pertama: Perbuatan mubadzir atau pemborosan. Allah berfirman:
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26)إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (27)
“Dan janganlah kamu melakukan perbuatan mubadzir, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isro :26-27)
Kedua: Makan dan minum dengan tangan kiri. Rosulullah bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «لاَ يَأْكُلْ أَحَدُكُمْ بِشِمَالِهِ وَلاَ يَشْرَبْ بِشِمَالِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ»
Dari Abdullah bin Umar, Nabi sallahu ‘alaihi wasallah bersabda: “Janganlah salah seorang diantara kalian makan dan minum dengan tangan kirinya, sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya”. (HR. Tirmidzi)
Ketiga: Tergesa-gesa dalam pekerjaan. Rosulullah bersabda:
وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « الْعَجَلَةُ مِنْ الشَّيْطَانِ» أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : حَسَنٌ .
Dari Sahl bin Said, Rosulullah bersabda: “Tergesa-gesa itu dari perbuatan setan”. (HR. Tirmidzi).
Semoga kita mampu membentengi diri kita dalam menghadapi permusuhan dan tipu daya setan yang selalu menyesatkan langkah kita menuju keridhoaan dan surga Allah subhanahu wa ta’ala.