Dalam kajian ilmu versi imajiner secara seksama dan membandingkan perkembangan waktu itu, peradaban di dunia luar (benua lain), sebut saja benua Eropa pada waktu jaman kerajaan Kediri yang bertahta Prabu Sri Jayabhaya apa yang telah diriwayatkan dengan nama ramalan Jongko Joyobhoyo merupakan hal yang biasa bukan aneh saat ini, namun pada masa itu sangatlah istimewa, fantastis, ilmu wangsit dewa bahkan ada yang berpendapat ilmu kanuragan tingkat tinggi dan mencengangkan bagi yang mengikuti apalagi melihat sendiri, mengingat pada masa itu di dataran Eropa mulai ide dan gagasan hingga terciptanya alat-alat yang bisa menunjang kebutuhan sehari-hari sebagai moment tonggak dunia perdagangan dengan barter ataupun nilai tukar pada saat itu bisa gepengan perak & emas. .
Jika menelisik dataran Jawa pada masa itu sebut saja dimasa kejayaan kerajaan Kediri yang bertahta rajanya Maharaja Jayabhaya adalah Raja Kediri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157.
Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa.
Kehidupan rakyat pada masa itu banyak bertani, pedagang, berburu, juga hasil kerajinan mulai dari kerajinan / alat-alat untuk menunjang kegiatan pertanian dan perlengkapan armada perang. Selain itu penghasil kerajinan dari tanah liat sebagai perlengkapan rumahan, masak memasak hingga istana kedaton kerajaan.
Pada masa itu raja merupakan Sabdo Pandhita Ratu ucapan raja adalah wasiat dan sabda yang mempunyai kesaktian seperti ucapan raja adalah hukum yang berlaku.
Sehingga rakyat pada masa itu tunduk dengan aturan Sang Ratu dan para pengikut punggawanya hingga tingkat paling bawah.
Rakyat pada masa itu keseharian hanyalah mengerjakan rutin setiap hari pedagang, petani, perajin, pemburu hingga para kesatria tunduk, patuh, merasa damai dan kecukupan kemakmurannya hingga tidak paham akan perkembangan di luar sana yang lebih pesat dan modern peradabannya di banding dengan di masa kejayaan kerajaan Kediri.
Dalam imajiner Sri Paduka Aji Jayabaya sebelum menciptakan tulisan / ramalan Jongko Joyobhoyo Prabu Sri Aji Joyobhoyo menurut imajiner telah melakukan pergi perjalanan/melancong keseberang danau lain alat transportasi pada waktu masa itu yang layak untuk menyeberangi lautan adalah perahu besar. Dengan cara itu Prabu Sri Joyoboyo mengetahui secara langsung peradaban di belahan benua lain. Ada versi lain dengan kesaktiannya sang raja dapat menerawang seperti dunia virtual dan ada juga yang menyakini mengendarai burung garuda sangat besar seperti legendanya Jeng Nabi Soelaiman yang dapat berbicara dengan bangsa binatang, Jin hingga angin. Namun imajiner berpendapat rasional memakai perahu besar mengingat bangsa nenek moyang Nusantara merupakan pelaut ulung. Sehingga apa yang dilihat, didengar, diketahui, diingat-ingat, maka Sri Joyobhoyo memerintah untuk ditulis pada waktu itu penulisnya seorang Mpu kepercayaan kerajaan. Karena raja adalah Sabdo Pandhita Ratu maka ramalan yang ditulis banyak menyakini sebagai wangsit dan ilmu dewa mengingat rakyat benar-benar tidak paham dan mengerti dunia yang lain yang telah lebih maju peradabannya secara ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengenai imajiner ramalan Jongko Joyobhoyo dari segi peradaban manusia sebenarnya ramalan itu di luar dunia benua Eropa sedang berlangsung melakukan alih peradaban dan itu yang dinamakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Imajiner menyampaikan bahwa Beberapa ramalannya tentang keadaan nusantara yang dipercaya telah terjadi atau akan terjadi di masa mendatang :
1. Akan datang satu masa yang penuh dengan bencana seperti gunung meletus gempa bumi laut dan sungai meluap tsunami dan banjir
2. Datangnya bangsa berkulit pucat yang dapat membunuh dari jauh dan bangsa kulit kuning dari Utara bangsa penjajah dari Belanda dan Jepang.
3. Adanya kereta berjalan tanpa kuda (mobil) dan perahu yang berlayar Di atas Awan (Pesawat)
4. Datangnya Masa dimana hujan salah musim (pemanasan global)
5. Akan muncul satria Piningit, Sosok yang yang dapat memutus semua kebatilan dan kehancuran di dunia Jayabhaya.
Di belahan dunia lain ramalan Itu merupakan hasil karya manusia dibidang ilmu pengetahuan peradaban teknologi.
Selanjutnya kita bahas sekilas jaman kejayaan kerajaan Kediri diera Prabu Sri Joyobhoyo dan perkembangan peradaban ilmu pengetahuan peradaban teknologi manusia masa itu.
Jadi bagi dunia barat didataran Eropa ramalan Jongko Joyobhoyo disampaikan / dibuat oleh Sri Joyobhoyo merupakan hal biasa dalam alih perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
JAYABHAYA
Maharaja Jayabhaya adalah Raja Kediri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa. Dari Cerita Rakyat Terbunuhnya Pertapa Sukesi, Sukesi adalah besan dari Prabu Jayabaya, ketika Prabu Jayabaya menerima undangan Sukesi melalui Putranya yang merupakan menantu dari Pertapa Sukesi. Sukesi memberi suguhan tiga tampah (wadah dari anyaman bambu), ketiga tampah ditutupi dengan kain putih, kemudian Sukesi mempersilahkan Jayabaya mencicipi jamuan agung. Begitu kain putih disingkap yang terlihat adalah rempah- rempah dan umbi-umbian termasuk kunyit dan jahe, seketika itu juga Prabu Jayabaya mencabut keris dan membunuh Pertapa Sukesi dan selanjutnya membunuh pula Endang-nya (asisten) sang Pertapa. Tanpa memberi penjelasan Prabu Jayabaya mengajak putranya pulang. Setelah diistana selama berhari hari putra sang Prabu mengurung diri dikamar mogok makan, sampai kemudian Prabu Jayabaya menanyakan apa yang dipikirkan anaknya tersebut. Sang Putra menyampaikan bahwa Ayahnya sebagai raja telah berlaku tidak adil dengan membunuh Sukesi yang merupakan Ayah mertua bahkan tidak cuma itu Endang nya juga dibunuh tanpa diadili hanya karena menyuguhkan bumbu dapur sebagai jamuan. Jayabaya kemudian menjelaskan bahwa kesalahan Sukesi sudah kelewat batas sehingga agar kesalahanya tidak diteruskan Endang nya juga harus dibunuh. Sang Prabu kemudian menjelaskan tampah yang bundar adalah lambang dari dunia serta rempah rempah yang ada adalah segala kejadian yang akan terjadi di bumi nusantara, kemudian maksud dari ditutup kain putih adalah semua kejadian itu tidak akan terjadi bila seluruh penduduk nusantara menjadi Pertapa suci, Jayabaya menjelaskan bahwa semua itu harus terjadi, mencegahnya terjadi adalah menentang kehendak Tuhan, setiap uraian ini ditulis oleh putranya dan dibukukan sebagai petunjuk apa yang akan terjadi dikemudian hari, diakhir penjelasan Jayabhaya menyampaikan bahwa tugasnya yang paling besar dalam kelahirannya saat itu adalah melakukan itu, menjamin bahwa yang telah ditakdirkan terjadi harus terjadi, Sang Prabu Jayabhaya juga menyampaikan Ia telah lahir empat kali untuk melakukan ini semua dan akan terlahir tiga kelahiran lagi untuk melakukan tugas yang sama, memastikan dunia berjalan sesuai yang telah ditentukan
Pemerintahan Jayabhaya.
Pemerintahan Jayabhaya dianggap sebagai masa kejayaan Kediri. Peninggalan sejarahnya berupa :
1. Prasasti Hantang (1135).
2. Prasasti Talan (1136), dan.
3. Prasasti Jepun (1144).
4. Kakawin Bharatayuddha (1157).
Pada Prasasti Hantang, atau biasa juga disebut prasasti Ngantang, terdapat semboyan Panjalu Jayati, yang artinya Kediri menang. Prasasti ini dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah untuk penduduk desa Ngantang yang setia pada Kediri selama perang melawan Jenggala.
Dari prasasti tersebut dapat diketahui kalau Jayabhaya adalah raja yang berhasil mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali dengan Kediri)
Kemenangan Jayabhaya atas Jenggala disimbolkan sebagai kemenangan Pandawa atas Korawa dalam kakawin Bharatayuddha yang digubah oleh empu Sedah dan empu Panuluh tahun 1157.
Jayabhaya dalam Tradisi Jawa.
Nama besar Jayabhaya tercatat dalam ingatan masyarakat Jawa, sehingga namanya muncul dalam kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam atau sesudahnya sebagai Prabu Jayabaya.
Contoh : naskah yang menyinggung tentang Jayabaya adalah Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa.
Dikisahkan Jayabaya adalah titisan Wisnu. Negaranya bernama Widarba yang beribu kota di Mamenang. Ayahnya bernama Gendrayana, putra Yudayana, putra Parikesit, putra Abimanyu, putra Arjuna dari keluarga Pandawa.
Permaisuri Jayabaya bernama Dewi Sara. Lahir darinya Jayaamijaya, Dewi Pramesti, Dewi Pramuni, dan Dewi Sasanti. Jayaamijaya menurunkan raja-raja tanah Jawa, bahkan sampai Majapahit dan Mataram Islam. Sedangkan Pramesti menikah dengan Astradarma raja Yawastina, melahirkan Anglingdarma raja Malawapati.
Jayabaya turun takhta pada usia tua. Dikisahkan moksha di desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Tempat petilasannya tersebut dikeramatkan oleh penduduk setempat dan masih ramai dikunjungi sampai sekarang.
Prabu Jayabaya adalah tokoh yang identik dengan ramalan masa depan Nusantara. Terdapat beberapa naskah yang berisi Ramalan Joyobhoyo, antara lain Serat Pranitiwakya, dan lain sebagainya.
Dikisahkan dalam Jayabaya mendapat gambaran tentang keadaan Pulau Jawa sejak zaman diisi oleh Aji Saka sampai datangnya hari Kiamat.Tidak diketahui dengan pasti siapa penulis ramalan-ramalan Jayabaya. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat saat itu untuk mematuhi ucapan tokoh besar. Maka, si penulis naskah pun mengatakan kalau ramalannya adalah ucapan langsung Prabu Jayabhaya, seorang raja besar dari Kadiri.
Tokoh pujangga besar yang juga ahli ramalan dari Surakarta bernama Ranggawarsita sering disebut sebagai penulis naskah-naskah Ramalan Jayabhaya. Akan tetapi, Ranggawarsita biasa menyisipkan namanya dalam naskah-naskah tulisannya, sedangkan naskah-naskah Ramalan Jayabhaya pada umumnya bersifat anonim.
Ramalan Prabu Jayabaya.
Ramalan Jayabaya, adalah ramalan tentang keadaan Nusantara di suatu masa pada masa datang. Dalam Ramalan Jayabaya itu dikatakan, akan datang satu masa penuh bencana.
Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai, akan meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas.
Tapi, setelah masa yang paling berat itu, akan datang zaman baru, zaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan. Zaman Keemasan Nusantara. Dan zaman baru itu akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil, atau Satria Piningit.
Ramalan Jayabhaya ditulis ratusan tahun yang lalu, oleh seorang raja yang adil dan bijaksana di Kadiri. Raja itu bernama Prabu Jayabaya (1135-1159). Ramalannya kelihatannya begitu mengena dan bahkan masih diperhatikan banyak orang ratusan tahun setelah kematiannya. Bung Karno pun juga merasa perlu berkomentar tentang ramalan ini.
Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya Ratu Adil, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat ? Tak lain ialah karena hati rakyat yang menangis itu, tak habis-habisnya menunggu-nunggu, mengharap-harapkan datangnya pertolongan. Sebagaimana orang yang dalam kegelapan, tak berhenti-berhentinya menunggu-nunggu dan mengharap-harap Kapan, kapankah Matahari terbit ? (Soekarno, 1930, Indonesia Menggugat)
Ramalan Jayabhaya ini memang lumayan fenomenal, banyak ramalannya yang bisa ditafsirkan mendekati keadaan sekarang. Di antaranya :
Datangnya bangsa berkulit pucat yang membawa tongkat yang bisa membunuh dari jauh dan bangsa berkulit kuning dari Utara (zaman penjajahan), kreto mlaku tampo jaran.
Prau mlaku ing nduwur awang-awang, kereta berjalan tanpa kuda dan perahu yang berlayar di atas awan (mobil dan pesawat terbang ?).
Datangnya zaman penuh bencana di Nusantara (Lindu ping pitu sedino, lemah bengkah, Pagebluk rupo-rupo), gempa tujuh kali sehari, tanah pecah merekah, bencana macam-macam.Dan ia bahkan (mungkin) juga meramalkan global warming, Akeh udan salah mongso, datangnya masa di mana hujan salah musim.
Naik turunnya peradaban sebenarnya sudah banyak dianalisis oleh para ilmuwan, bahkan sejak ratusan tahun lalu. Di antaranya oleh Gibbon (Declineand Fall, 1776), Toynbee (melalui bukunya A Study of History), atau Jared Diamond. Intinya, manusia atau bangsa, bisa berubah. Manusia bisa lupa, dan sebaliknya juga bisa belajar. Bangsa bisa bangkit, hancur, dan bisa juga bangkit lagi.
Banyak juga teori tentang manusia-manusia istimewa yang datang membawa perubahan. Di dunia, orang-orang itu sering disebut Promethean, diambil dari nama dewa Yunani Prometheus yang memberikan api (pencerahan) pada manusia. Toynbee menamakannya Creative Minorities. Tapi mereka bukan sekadar manusia-manusia ajaib, melainkan orang-orang yang memiliki kekuatan dahsyat, yaitu kekuatan ilmu, dan kecintaan pada bangsanya, sesama manusia, dan pada Tuhannya. Dan perhatikan lanjutan pidato Bung Karno ini :
Selama kaum intelek Bumiputra belum bisa mengemukakan keberatan-keberatan bangsanya, maka perbuatan-perbuatan yang mendahsyatkan itu (pemberontakan) adalah pelaksanaan yang sewajarnya dari kemarahan-kemarahan yang disimpan … terhadap usaha bodoh memerintah rakyat dengan tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan mereka…
Satria piningit, adalah orang-orang yang peduli pada bangsanya, berilmu tinggi, dan telah memutuskan untuk berbuat sesuatu. Mereka lah, dan hanya merekalah yang bisa melawan kehancuran, dan akhirnya membangkitkan peradaban.
Di zaman kegelapan, selalu ada saja orang yang belajar. Di antarabanyak orang lupa, selalu ada saja orang baik. Bahkan walau cuma satu orang. Kadang, kerusakan itu justru membakar jiwanya untuk berbuat sesuatu. Belajar, berjuang, berkorban. Seperti Soekarno yang melihat bangsanya hancur, atau yang melihat bangsanya diinjak-injak. Mereka lalu berjuang menyelamatkan bangsanya. Promethean, Ratu Adil yang mendatangkan zaman kebaikan.
Ramalan Jayabhaya mungkin bisa dipahami secara ilmiah, bahwa manusia dan peradaban memang selalu bisa bangkit, hancur, dan bangkit lagi. Dan mungkin karena Jayabaya menyadari manusia bisa lupa, dia sengaja menulis ini sebagai peringatan agar manusia tidak lupa. Dan itulah satu tanda kearifan sang Prabu Jayabhaya. Mungkin, ini juga dorongan pada manusia agar selalu berbesar hati, optimis. Bahwa di saat yang paling berat sekalipun, suatu hari akhirnya akan datang juga Masa Kesadaran, Masa Kebangkitan Besar, Masa Keemasan Nusantara.
JAYABHAYA DAN MASA KEJAYAANNYA
Jayabaya adalah raja dari kerajaan Kediri yang berkuasa antara tahun 1135 sampai tahun 1159 pada masa pemerintahannya Kerajaan Kediri mampu mencapai puncak kejayaan.
Alasannya karena ia pernah membuat buku yang isinya ramalan-ramalan atau dikenal sebagai Jangka Jayabhaya.
KEJAYAAN KEDIRI DI MASA RAJA JAYABHAYA
Jayabaya adalah raja yang berhasil membuat Kediri bersatu setelah sempat terpecah pasca kematian Airlangga. Jayabaya dikenal sebagai raja bijaksana yang memerintah secara adil dan rakyatnya menjadi makmur di bawah kekuasaannya.
Wilayah kekuasaan Kediri mencapai seluruh pulau Jawa sebagian Sumatera Pantai Kalimantan dan Kerajaan Ternate, karena wilayahnya begitu luas bisa dipastikan bahwa armada laut yang dimiliki juga sangat kuat.
Bahkan nama kerajaan Kediri terkenal hingga ke Cina dibuktikan dengan tulisan Saudagar Wuku Fei yang memaparkan tentang karakteristik masyarakat di Kediri.
Pemerintahan yang dipimpin oleh Sri jayabhaya pun sudah teratur sementara hukum dilakukan secara tegas dan adil, nama Sri Jayabhaya kemudian diabadikan dalam kitab Baratayuda karangan mpu Tantular dan Mpu Panuluh.
RAMALAN JAYABHAYA SUDAH TERJADI
Banyak sekali ramalan yang dituliskan dalam ramalan Jayabhaya atau sering disebut Jangka Jayabhaya.
Beberapa ramalannya tentang keadaan nusantara yang dipercaya telah terjadi atau akan terjadi di masa mendatang :
1.:Akan datang satu masa yang penuh dengan bencana seperti gunung meletus gempa bumi laut dan sungai meluap tsunami dan banjir
2. Datangnya bangsa berkulit pucat yang dapat membunuh dari jauh dan bangsa kulit kuning dari Utara bangsa penjajah dari Belanda dan Jepang.
3. Adanya kereta berjalan tanpa kuda (mobil) dan perahu yang berlayar Di atas Awan (Pesawat)
4. Datangnya Masa dimana hujan salah musim (pemanasan global)
5. Akan muncul satria Piningit, Sosok yang yang dapat memutus semua kebatilan dan kehancuran di dunia Jayabhaya.
RAMALAN JAYABHAYA DAN RONGGOWARSITO
Prabu Jayabhaya (1135-1159) adalah raja kerajaan Kediri. Jayabaya dikenal lewat tulisannya yakni Ramalan Jayabhaya.
Ada beberapa naskah yang berisi Ramalan Jayabaya, antara lain :
1. Serat Jayabhaya Musarar.
2. Serat Pranitiwakya, dan lain sebagainya.
3. Selain itu juga disinggung di Babad Tanah Jawi.
Dalam satu diantara bait ramalan Jayabhaya dituliskan :
Akeh ingkang gara-gara. Udan salah mangsa prapti. Akeh lindhu lan grahana. Dalajate salin-salit. Pepati tanpa aji. Anutug ing jaman sewu, Wolung atus taun Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna.
Terjemahannya :
Banyak kejadian dan peristiwa alam maupun dalam kehidupan masyarakat manusia yang luar biasa. Musim penghujan tidak teratur dan sering datang dengan curah hujan tinggi (kebanjiran) hingga tidak ada curah hujan sama sekali (kekeringan).
Gempa bumi sering terjadi dan menelan banyak korban jiwa manusia, ternak, dan harta benda, demikian juga sering terjadi fenomena alam misterius yakni terjadinya gerhana bulan, dan gerhana matahari.
Dalam Ramalan Jayabhaya dikatakan, akan datang satu masa penuh bencana. Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai, akan meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas.
Tapi, setelah masa yang paling berat itu, akan datang zaman baru, zaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan. Zaman Keemasan Nusantara. Dan zaman baru itu akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil, atau Satria Piningit.
PEMIMPIN SATRIO PININGIT
Selain itu disebutkan tentang ciri-ciri pemimpin yang dikenal dengan istilah Satrio Piningit.
Akan ada dewa tampil berbadan manusia berparas seperti Batara Kresna berwatak seperti Baladewa bersenjata trisula wedha (bait 159).
Akan ada dewa berbadan manusia : menyebutkan bahwa Satrio Piningit berwujud seperti kita manusia biasa, tetapi sejatinya beliau adalah dewa. untuk mengetahui sejatinya seseorang tidaklah mudah, kecuali sesamanya atau lebih tinggi derajatnya. itulah yg menyebabkan Satria Piningit.
Selanjutnya dituliskan, Berparas seperti Batara Kresna, berwatak seperti Baladewa. Bersenjata Trisula Wedha.
Meyebutkan bahwa paras Satria Piningumit itu seperti batara kresna (tampan, berwibawa) dan berawatak tegas seperti baladewa.
Bersenjata trisula wedha, untuk kalimat yang satu ini sepertinya di maknai secara tersirat, karena tidaklah mungkin Satria Piningit yang dipingit itu membawa trisula kemana-mana, akan terlihat mencolok yang menyebabkan dirinya tidak piningit lagi.
Pemaknaan Trisula Wedha secara garis besar bisa di maknai 3 jadi satu, seperti :
1. Ilmu.
2. Amal dan.
3. Iman, atau bumi langit dan isinya, kiri kanan dan tengah. Bener jejeg, jujur, apapun itu yg secara filsafat mengandung 3 jadi satu. itu sesuai dengan derajatnya dewa sehingga berkelakuan mulia.
Ramalan Jayabaya ini kemudian digubah oleh Raden Ngabehi Ronggowarsito, pujangga besar keraton Solo yang lahir pada hari Senin legi pada 15 Maret 1802 dan wafat pada hari Rabo pon pada 15 Desember 1873.
Salah satu ramalan yang ditulis adalah datangnya jaman Kolobendu yang secara Condrosengkolo datang pada kejadian peristiwa yang ditentukan kehendak Nya.
Jaman kolobendu ini digambarkan akan terjadi pertentangan dan permusuhan diantara komponen bangsa, yang disebabkan oleh adu domba oleh dalang yang tidak kelihatan, karena berada di belakang layar.
JAMAN KOLOBENDU
Entenono Nuswantoro bakal ketampan bendu.
Yen wis teko pandito ambuka wiwaranging Neroko.
(Condro sengkolo, merupakan kejadian peristiwa yang ditentukan kehendak Nya).
Pralambange jago tarung ning njero kurungan
Dalang wayang ngungkurke kelir
Sing nonton podo nangis
Entenono waluyo lan tentreme
Mengko nek wis tumeko
Pendowo Mulat Sirnaning Penganten (Condro sengkolo).
Buku Jaman Kolobendu (Ronggowarsito), artinya : Jaman Kolobendu (Carut Marut).
Tunggulah, Nusantara akan mendapatkan bencana.
Jika sudah datang kejadian peristiwa yang ditentukan kehendak Nya.
Perlambangnya adalah Ayam jantan Bertarung di dalam kurungannya :
Sang dalang menggelar sandiwara.
Yang menonton menangis.
Tunggulah jaman kemakmuran dan ketentraman.
Nanti jika sudah datang kejadian peristiwa yang ditentukan kehendak Nya.
Masud menerangkan bahwa Nusantara akan mendapat bebendu atau bencana kejadian peristiwa yang ditentukan kehendak Nya (Pandito Ambuko Wiwaraning Neroko). Pandito, Ambuko = dibuka=bolong= 9,
Wiwara = pintu=terbuka= bolong = 9,
Neroko = 1.
Artinya : Condro Sengkolo merupakan kejadian peristiwa yang ditentukan kehendak Nya.
Nusantara mengalami bencana ekonomi yang sangat besar, menandai awal datangnya jaman Kalabendu.
Bahwa Ayam Jantan bertarung dalam kurungan, artinya terjadi banyak permusuhan, perselisihan, dan pertentangan antar anak bangsa.
Sang dalang menggelar sandiwara artinya : Segala kejadian itu ada dalang yang mengaturnya, dalang yang tidak kelihatan atau di belakang layar.
Yang menonton menangis, artinya: Rakyat yang menjadi korbannya dan sengsara.
Maka tunggulah jaman kemakmuran dan ketentraman, artinya kemakmuran dan ketentraman bangsa akan datang, maka tunggulah kedatangannya. Nanti jika sudah datang
(Pendowo Mulat Sirnaning Penganten),
Pandowo = 5,
Mulat = melihat = mata = 2,
Sirno = hilang = 0,
Temanten = pengantin= sejodo= 2.
Condro Sengkolo kejadian peristiwa yang ditentukan kehendak Nya (Sang Pencipta Jagad Alam Raya Semesta) .
SERAT PRANITIWAKYA
(Landeping Trisula triniji suci : Janur (janating nur) ngugemi janji pangreksaning Allah, Cengkir (kencenging pikir) mandegani kawaskitan kamanungsan, Tebu (antebing qolbu) ngrantasi babagan kadigdayan... ikhlas, pasrah, sumarah, Iki dalan kanggo kang eling lan waspada, Bolo prewangan padha baris, rebut benering garis...)
ISI SERAT PRANITIWAKYA
Ada beberapa Ramalan Jangka Jayabaya yang dianggap buatan Prabu Sri jayabaya, antara lain :
1. Jangka Jayabaya Musadar.
2. Jangka Jayabaya Pranitiwakya.
3. Jangka Jayabaya PANCANITI.
Dan masih banyak lagi. Tetapi secara garis besar isinya sama.
Isi pokok adalah menceritakan pertemuan antara Maulana Ngali Samsujen dengan Prabu Jayabaya, kemudian membeberkan jangka (ramalan) mengenai jaman-jaman yang akan datang setelah Prabu Jayabaya. Di beberapa serat dilukiskan pula pertemuan antara Prabu Jayabaya dengan Ajar Subrata yang hidangannya merupakan jangka keadaan tanah Jawa.
Mengenai tambahan pengisian orang di tanah Jawa atau juga sebagian isi Jangka Jayabaya, seringkali dimasukkan oleh Pujangga Ronggowarsito ke dalam naskahnya yang lain, seperti dalam buku PUSTAKA RAJA, buku WALISANA, buku WALISANGA dan juga ke dalam buku CENTINI.
(Catatan : Jangka Jayabaya hampir seluruhnya sama inti dan isinya).
RAMALAN JANGKA JAYABAYA GANCARAN
Di waktu Prabu Jayabaya di Kediri bertemu dengan Syeh Ali Samsu Zein (ada yang meyebut Maolana Ali Samsu Zein, ada yang menyebut Sultan Maolana Ngali Samsujen) dan menguraikan ilmu, maka Syeh Ali Samsu Zein membeberkan rahasia alam dari sebelum tanah Jawa ada manusia sampai kepada hari kiamat.
Konon menurut shahibul hikayat, raja di Rum bernama Sultan Al Gabah (ada yang menyebut Catbah) kerajaannya terletak di Brusah, sebelah utara Negara Arab, yang sekarang termasuk daerah Turki Asia. Di kala Sultan memuja semedi di dalam tempat persemedian mendapat perintah dari Hyang Sukma.
He Kalifah-Ku, kamu saya jadikan manusia pilihan, gunanya tidak lain untuk membuat kebahagiaan bumi ini. Tetapi agaknya kamu tidak mengerti, bahwa ada daerah di bumi ini yang masih kosong, belum berisi manusia. Oleh karena itu, isilah daerah itu agar supaya dunia ini menjadi bahagia serta sentausa.
Setelah mendengar sasmita tersebut di atas, Sultan kemudian memanggil patihnya yang bernama Amirulsyamsu. Diceritakanlah segala perintah yang didapatnya dari Hyang Sukma.
Patihku, apakah kamu tahu sebuah daerah yang masih kosong?” tanya Sang Sultan.
Hamba tidak mengerti Kanjeng Sultan. Sebaiknya kita tanyakan kepada para saudagar-saudagar yang seringkali mengadakan perjalanan laut jarak jauh. Mungkin mereka mengerti, jawab Sang Patih.
Sang Patih kemudian memanggil seluruh saudagar dan pedagang yang seringkali mengadakan perjalanan jauh. Akan tetapi, tidak ada yang mengetahui dimana gerangan letaknya pulau kosong tersebut. Karena biasanya mereka mendatangi tempat-tempat yang ada penghuninya untuk mengadakan hubungan dagang.
Tersebutlah seorang pedagang yang bernama Kyai Imam Musa, mengetahui adanya tanah yang masih kosong. Letaknya di sebelah timur laut, keadaan tanahnya sangat subur. Di sebelah selatan pulau tersebut tidak ada pulaunya lagi.
Namun, Sang Sultan. Pulau itu sangat angker, banyak jim dan setannya. Siapa yang menginjakkan kakinya di tanah tersebut akan dijemput maut, kata Kyai Imam Musa.
Sultan Rum mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian memerintahkan kepada patihnya agar menyiapkan orang sebanyak 20.000 (dua leksa) keluarga, untuk dibawa ke tanah yang masih kosong tersebut. Lengkap dengan alat-alat serta biji-biji tumbuh-tumbuhan untuk persediaan makan.
Keberangkatan Patih Amirulsyamsu disertai seorang pelarian dari Arab yang bernama Jaka Sengkala atau Jaka Ajisaka Saka (dalam sumber yang lain, dia dikatakan sebagai seorang raja di India yang bernama Prabu Usaka atau Aji Saka putranya Batara Hanggajali. Ibunya dari Negara Najran, anak Raja Sarkil. Sedangkan Batara Hanggajali ini anaknya Mpu Ramadi). Sementara dari sumber yang lain, dikatakan bahwa keberangkatan Patih Rum tidak dengan Jaka Ajisaka, sebab tengah bertapa di puncak Ardi Hyang.
Rombongan dari Rum yang dipimpin sang Patih datang di Pulau Jawa dan tiba di Wukir Kandha atau Gunung Kendeng. Waktu itu dicatat tahun Rum 437, tepat pada bulan Anisan. Dihitung sejak Nabi Adam AS waktu itu sudah 5.154 tahun matahari, atau 5.306 terhitung tahun rembulan. Dihitung menurut tahun Hindu 768 masa Wisaka, sedangkan tahunnya dinamakan tahun Sambrama. Bila dihitung tahun Saka baru tahun 1.
Orang-orang dari Rum tersebut kemudian membuka hutan di daerah Kendeng. Pohon-pohon ditumbangkan dibentuk pekarangan, dan pula mula membuat rumah.
Patih Rum lalu kembali mengabarkan kepada rajanya bahwa tugas sudah terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Sultan Rum pun bersuka cita.
Namun, apa yang terjadi di daerah Kendeng sendiri? Tatkala malam hari para demit dan setan-setan penghuni tanah Jawa marah bukan kepalang. Sebab mengetahui kahyangannya yang berupa pohon-pohon ditebangi dan dirusak. Lalu menyerang manusia-manusia dari Rum dengan mendatangkan pelbagai penyakit. Pagi sakit, sorenya meninggal, dan sebaliknya. Sehingga menimbulkan kesedihan dan keprihatinan. Sebagian juga ada yang dimakan binatang buas. Sehingga dari 20.000 keluarga, tinggal 10.000 keluarga.
Keadaan sudah sedemikian mengerikannya ditambah lagi dengan datangnya api yang membakar hutan seisinya. Sehingga manusia-manusia banyak yang mati terbakar. Lari tidak karu-karuan. Api datangnya dari empat penjuru menyerang penghuni baru tersebut. Yang selamat berkumpul di padang Tegal Parama. Dihitung waktu itu penduduk sudah semakin menyusut sampai 200 keluarga.
Peristiwa itu terjadi pada bulan Palguna, tahunnya Kalayudi, sedangkan tahun Saka baru menginjak tahun 3. Maka dalam sebuah sumber diberi candra sengkala : Geni Tiba Maletiking Angin, maknanya 0003.
Yang sebanyak 200 keluarga itupun akhirnya tinggal 20 keluarga saja. Sisa yang masih hidup tersebut segera meninggalkan tanah Jawa dengan naik perahu seadanya (perlu ditambahkan, kedatangan orang-orang Rum yang pertama di tanah Jawa ini, keadaan Pulau Jawa masih bersambung dengan Pulau Sumatra, Bali dan Madura).
Kembalinya orang-orang Rum tersebut pada bulan Naya tahunnya Kanda. Sedangkan tahun Saka baru menunjuk tahun ke- 4 (sengkalan : Toya Muluk Ing Gegana).
TUMBAL BAGI PULAU JAWA
Betapa sedihnya Sultan Rum tatkala mendengar cerita para orang yang dapat mencapai Rum dalam pelarian mengungsikan nyawanya itu.
Agar supaya tanah Jawa tersebut dapat ditempati orang, sebaiknya diberi tumbal dahulu, Kanjeng Sultan. Kata Patih Rum.
Baiklah, Patih. Panggil seluruh pandita, ulama, jamhur supaya menghadap. Jangan lupa raja Pandita Usman Aji (Ngusmanaji), untuk memimpin penumbalan ini, titah Sang Sultan.
Singkat cerita, berangkatlah Patih Rum bersama raja Pandita Usman Aji, diiringi para pendeta, ulama dan ahli-ahli kebatinan.
Kedatangan mereka di Pulau Jawa bulan Manggasri tahunnya Rahuci, baru menginjak tahun Saka 5 (sengkalan : Tata Sonya Tanpa Barakan). Sedangkan bulan Rum bulan Tansrinhiki.
Para pendeta dan ahli tapa itu kemudian mengadakan perjalanan keliling di Pulau Jawa. Pendeta Ngusmanaji mengetahui bahwa di gunung Hyang muridnya yang bernama Aji Saka bertapa. Maka raja pandita Bani Israil itu segera mencari dan member tambahan ilmu kepada Aji Saka.
Bertemunya Sang Raja Pendeta Ngusman Aji dengan Aji Saka di waktu bulan Wisaka tahun Dundumi, baru tahun Saka 6 (sengkalan : Hanggas Pecahing Awang-awang). Dalam sumber lain juga menyebutkan bahwa Aji Saka senantiasa mengikuti kegiatan langsung dari Rum. Bahkan yang menunjuk pendeta Ngusman Aji adalah Aji Saka sendiri.
Setelah diadakan penghitungan yang masak, maka pemasangan tumbal dibagi menjadi 5 bagian. Timur, selatan, barat, utara. Kemudian yang satu ditanam di tengah, di gunung Tidar (sekarang daerah Kedu). Petugaspun dibagi menjadi 5 bagian, yang masing-masing menunggu tumbal dengan seluruh kekuatan batinnya.
Menjelang hari yang kedelapan, maka terdengarlah suara bergemuruh dari timur, selatan, barat dan utara bersahut-sahutan. Tidak ada henti-hentinya siang maupun malam. Gempa bumi bagai mengguncang Pulau Jawa. Angin topan bergemuruh datangnya. Kayu-kayu dan pohon-pohon bertumbangan, gunung meledak dan hancur. Gunung Merapi yang tinggi terpotong menjadi dua, terlempar ke sebelah timur menjadi gunung Kelud. Demikian juga gunung Ijo (gunung Wilis) juga terpotong. Potongannya terlempar menjadi gunung Padang (tempat Ajar Subrata di kelak kemudian hari). Tanah-tanh pun longsor, air meluap tidak terkendali lagi. Semuanya itu dikarenakan kekuatan tumbal para pendeta dan ulama.
Jin, setan, demit penghuni Pulau Jawa berlarian mencari hidup. Tidak kuat melawan keampuhan tumbal yang dibuat oleh Pendeta Ngusman Aji. Mereka pun mengungsi ke laut, jurang, ataupun goa-goa.
Kehancuran para brekasan (dedemit) tersebut kurang lebih memakan waktu 21 hari. Kemudian setelah lewat waktu tersebut, angkasa yang tadinya gelap-gulita menjadi terang-benderang. Sura gemuruh pun mereda.
Para petugas dari Rum pun merasa telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kemudian bersama-sama kembali ke Rum dengan naik perahu. Kejadian itu pada bulan Jita tahun Triya Dwari, tahun 7 Saka (tahun rum menunjuk tahun 444).
Semua laporan perjalanan sudah disampaikan kepada Sultan Rum, membuat Sri Sultan bergembira. Sedangkan Aji Saka kemudian mengikuti Pendeta Ngusman Aji untuk mendapat tambahan ilmu.
Ilmu Aji Saka makin tinggi, maka diberikan tambahan nama Pandhita Ibsak.
PENGHUNI PULAU JAWA KE-II
Sultan Rum segera memikirkan kembali penghunian Pulau Jawa. Maka dipanggillah Pati Amirulsyamsu dan Aji Saka (Jaka Sengkala). Penghunian Pulau Jawa supaya segera dilaksanakan kembali. Akan tetapi untuk sementara tidak membawa penduduk dari Rum, mungkin tidak cocok hawanya. Jadi Jaka Sengkala mencari dari daerah Hindu dan sekitarnya yang berhawa panas.
Aji Saka dan patih Amirulsyamsu menuju ke Hindustan. Menghadap kepada Hyang Jagad Nata yang menguasai daerah tersebut. Memohon orang sebanyak 20.000 keluarga (sumber lain mengatakan membawa orang buangan Keling). Hyang Jagad Giri Nata mengijinkan. Maka Jaka Sengkala menerima orang Hindu sebanyak 15.000 keluarga, lengkap dengan binatang pertanian serta alat-alatnya. Kemudian singgah di Pulau Kanthi (Pulau Selon atau Ceylon, sekarang Sri Lanka) sebelah selatan Hindustan. Mengambil 2.000 keluarga. Kemudian singgah lagi di Seyemi (Hindia Belakang) mendapat orang sebanyak 3.000 keluarga. Sehingga lengkaplah semuanya 20.000 keluarga.
Kapal tersebut tidak langsung berlabuh di Pulau Jawa. Sebab waktu itu dari lautan masih tampak api membara disebabkan gunung berapi yang meledak-ledak dikarenakan tumbal yang dulu dipasangnya. Rombongan singgah dulu di Pulau Kencana (Pulau Kalimantan).
Kedatangannya di Pulau Kalimantan waktu bulan Asuji tahun Tisimuka dan tahun 8 Saka.
Perlu ditambahkan, bahwasany Aji Saka dikuti pula oleh adik-adiknya, yaitu: Mpu Bratandang, Empu Broruni dan Empu Braradya. Menurut sumber lain lagi mengatakan, bahwa kemudia ada susulan dari Rum yang dipimpin oleh Said Jamhur Muharam yang membawa penduduk Rum sebanyak 20.000 keluarga.
Setelah 10 bulan beristirahat di Pulau Kalimantan, maka rombongan tersebut berangkat lagi menuju ke Pulau Jawa. Dibagi menjadi 2 bagian. Yang satu sebanyak 20 perahu menuju ke Pulau Baweyan, sebelah utara Pulau Madura. Sedangkan yang 20 perahu menuju ke Pulau Paminihan (Karimun Jawa). Ditempat tersebut masih banyak yang diserang penyakit dan dimakan binatang buas.
Sehingga waktu dihitung orang-orang yang di Baweyan tinggal 8.997 keluarga (janda dan duda lebih dari 105. Ketambahan lagi anak-anak). Sedangkan yang di Pulau Paminihan tinggal 2.716 (janda serta duda lebih 87).
Kemudian orang-orang yang di Pulau Paminihan dijadikan satu dengan yang ada di Pulau Baweyan. Dari jumlah 20.000 keluarga, kini tinggal 11.172 keluarga.
Aji Saka kemudian memerintahkan untuk mencari orang di Pulau Kencana dan Pulau Makasar. Orang dari Pulau Kencana sebanyak-banyaknya 6.505 keluarga, sedangkan dari nusa Makasar sebanyak 2.325 keluarga, hingga seluruhnya menjadi 20.003 keluarga. Pada waktu itu Pulau Baweyan ditebangi hutannya. Terjadi pada tahun 9 Saka.
Selanjutnya, Aji Saka (Jaka Sengakala = Empu Sengkala) membagi rombongan menjadi empat bagian, dipimpin oleh adik-adik Aji Saka sendiri. Yang sebagian menuju ke Pulau Paminihan kemudian membuka hutan di sana. Perjalanan dilanjutkan sampai di Wukir Rajabasa (di Pulau Sumatra). Kebanyakan yang datang di tempat tersebut dari Siyem dan Pulau Kencana.
Sebagian lagi ke selatan menuju gunung Kendeng (daerah Rembang). Sebagian lagi langsung ke selatan sampai di daerah Gunung Kidul (Mataram). Sebagian yang lainnya lagi menuju ke sebelah timur sampai di Nusa Barong (kebanyakan orang Makasar). Datang ke tempat-tempat tersebut kemudian diatur lagi masing-masing seribu ke tempat-tempat di dekatnya untuk mengadakan babad (membuka) hutan. Membuat rumah-rumah yang panjang-panjang serta mulai mengadakan pertanian dan peternakan.
Terjadi pada bulan Srawana tahun Suharja, tahun 10 Saka.
Setelah semuanya teratur baik maka pada tahun ke-II Patih Amirulsyamsu akan kembali ke Rum. Tetapi Jaka Sengkala tidak ikut (ada yang mengatakan Jaka Sengkala ikut kembali. Ada lagi yang menceritakan bahwa orang-orang Rum yang dibawa Said Jamhur Muharam dikembalikan ke Rum, sebab dianggap nanti akan merepotkan. Kecuali jumlahnya terlalu banyak, juga bentuk tubuh orang Rum dengan orang Keling itu berlainan sekali).
Kabar mengenai penghunian Pulau Jawa yang sukses itu sangat menggembirakan hati Sultan Rum. Hanya yang sangat disayangkan oleh Sultan Rum, mengapa Aji Saka tidak ikut kembali ke Rum. Padahal tokoh tersebut sangat besar gunanya bagi Negara Rum. Setiap waktu dibutuhkan dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah kisah yang diuraikan oleh Syeh Maolan Ali Samsu Zein kepada Prabu Jayabaya. Kemudian dilanjutkan mengenai kisah tahun ke tahun dari sejak Pulau Jawa dihuni manusia sampai nanti hari Kiamat. Prabu Jayabaya dengan mudah dapat menangkap seluruh yang diceritakan oleh gurunya.
REVOLUSI INDUSTRI EROPA
Europe digambarkan oleh kartografer Antwerpen Abraham Ortelius pada tahun 1595
Parthenon, sebuah Kuil Athena kuno di Akropolis (kota puncak bukit), jatuh ke tangan Roma pada tahun 176 SM.
Sejarah Eropa dimulai dari sejak manusia pertama menghuni daratan Eropa pada zaman prasejarah hingga saat ini.
Untuk prasejarah Eropa, manusia mulai masuk ke Eropa pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum). Penerapan pertanian sekitar tahun 7000 SM mengantar manusia masuk Zaman Batu Muda (Neolitikum). Neolitikum di Eropa berlangsung selama 4000 tahun bersamaan dengan tersebarnya budaya penggunaan logam ke seluruh benua. Kemajuan teknologi selama zaman prasejarah datang melalui orang-orang Mediterania, menyebar secara bertahap ke arah barat laut. Beberapa peradaban paling terkenal dari prasejarah Eropa adalah peradaban Minoa dan Mykenai, yang berkembang selama Zaman Perunggu sampai keruntuhan Zaman Perunggu dalam waktu yang singkat sekitar tahun 1200 SM.
Periode dalam sejarah Eropa yang dikenal sebagai era klasik dimulai dengan munculnya negara-kota Yunani Kuno. Pengaruh Yunani mencapai puncaknya di bawah kekaisaran Alexander Agung, yang menyebar ke seluruh Asia. Eropa utara dan barat didominasi oleh kebudayaan La Tène, pendahulu bangsa Kelt. Roma, sebuah negara kota kecil, secara tradisional berdiri pada tahun 753 SM, kemudian tumbuh menjadi Republik Romawi pada 509 SM dan kemudian menggantikan kebudayaan Yunani sebagai peradaban Mediterania dominan. Peristiwa-peristiwa pada masa pemerintahan Julius Caesar mendorong reorganisasi Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Kekaisaran ini kemudian dibagi oleh kaisar Diokletianus menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur. Selama abad ke-4 dan ke-5, orang-orang Jermanik dari Eropa utara meningkatkan kekuatan dan serangan yang berulang-ulang yang menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M, saat yang secara tradisional menandai akhir dari periode klasik dan awal Abad Pertengahan.
Selama Abad Pertengahan, Kekaisaran Romawi Timur bertahan, meskipun sejarawan modern menyebut negara ini sebagai Kekaisaran Bizantium. Di Eropa Barat, bangsa Jermanik menduduki bekas wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat dan mendirikan kerajaan dan kekaisaran mereka sendiri. Dari semua bangsa Jermanik, suku Frank naik ke posisi hegemoni atas di Eropa Barat, Kerajaan Franka mencapai puncaknya di bawah pimpinan Charlemagne sekitar tahun 800 M. Kerajaan ini kemudian terbagi menjadi beberapa bagian; Franka Barat akan berevolusi menjadi Kerajaan Prancis, sementara Franka Timur akan berevolusi menjadi Kekaisaran Romawi Suci, cikal bakal Jerman modern. Kepulauan Inggris menjadi tempat beberapa migrasi skala besar. Penduduk asli Celtic telah terpinggirkan selama periode Britania Romawi, dan ketika bangsa Romawi meninggalkan Kepulauan Inggris selama tahun 400-an, gelombang bangsa Anglo-Saxon Jermanik bermigrasi ke Inggris selatan dan mendirikan serangkaian kerajaan kecil yang akhirnya berkembang menjadi Kerajaan Inggris tahun 927 M.
Peradaban Yunani Romawi menghiasi zaman permulaan Eropa, dimulai dari Yunani Kuno, yang biasanya dianggap sebagai dasar dari peradaban Barat dan pengaruhnya dalam bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu pengetahuan, dan seni. Nilai-nilai tersebut diteruskan oleh Republik Roma yang berpusat di Laut Tengah, hingga Kekaisaran Romawi mencapai puncak kejayaannya sekitar tahun 150.
UNSUR-UNSUR SEJARAH EROPA KLASIK
Peradaban Eropa merupakan peradaban yang terletak di Eropa dan merupakan peradaban yang bercorak maritim. Sebagai peradaban maritime ada beberapa ciri-cirinya yang perlu sobat edcent ketahui, yakni masyarakat di masa tersebut pada umumnya memiliki profesi sebagai pedagang dan mengembangkan teknologi perkapalan. Ada dua peradaban yang berkembang di peradaban Eropa, yakni peradaban Yunani dan Romawi. Wilayah Peradaban Yunani terletak di wilayah semananjung Balkan, sementara peradaban Romawi terletak di wilayah semenanjung Apenina.
Sejarah Eropa klasik (kuno) menjadi salah satu masa yang menarik untuk dipelajari karena merupakan awal munculnya peradaban manusia di Eropa. Sejarah Eropa klasik bersumber pada dua unsur peradaban yaitu peradaban Yunani dan peradaban Romawi.
PERADABAN YUNANI
Sejarah Eropa klasik dimulai dengan munculnya peradaban Yunani pada era yang disebut zaman klasik. Sumardi dalam buku Sejarah Eropa (Dari Eropa Kuno Hingga Modern, 2019) menyebutkan bahwa peradaban Yunani Kuno bermula dengan adanya orang-orang Minoa di wilayah Kreta yang membawa kebudayaan Phaistos.
Masa-masa kelahiran peradaban Yunani Kuno dari Kreta disebut sebagai Abad Kegelapan. Dilansir dari History, pada masa itu Yunani mengembangkan pemerintahan dan mengorganisir warganya berdasarkan konstitusi, mengangkat tentara, mengumpulkan pajak, dan menyembah dewa.
Hal tersebut melahirkan polis atau negara-kota yang menandai lahirnya sejarah Eropa Klasik. Contoh negara kota yang terkenal adalah Sparta yang pemerintahannya berdasar oligarki militer dan Athena yang pemerintahannya berdasar ekonomi komunis.
Setelah pembentukan negara kota dimulai masa kolonialisme Yunani utnuk memperluas daerah dan mendapatkan kekayaan. Henry S. Lucas dalam buku berjudul A Short History of Civilization (1953) menyebutkan bahwa Kaum Messenia menjadi korban pertama yang dijadikan budak oleh kolonialisme Sparta.
Yunani terus berkembang, membawa budaya dan ilmu pengetahuan yang penting bagi perkembangan seni (patung, lukisan, sastra, dan teater), filsafat, matematika, politik, ekonomi, kedokteran, serta astronomi.
Peradaban ini pertama kali berkembang di Pulau Kreta dan kemudian berpindah ke Semenanjung Balkan. Yunani kuno terdiri atas polis-polis atau negara-kota. Polis di Yunani Kuno tersebut adalah Athena, Sparta, Thebes, dan Korintus. Dalam perkembangannya, polis Athena dan Sparta berkembang sebagai dua polis utama. Kedua polis tersebut pada dasarnya memiliki karakter yang berbeda loh sobat edcent.
Berikut perbedaan antara kedua polis tersebut :
1. Polis Athena
2. Polis Sparta
3. Demokratis
4. Bersifat militeristik
5. Konsep demokratis dikembangkan oleh Solon
6. Konsep negara dikembangkan oleh Lycurgus
7. Menghargai kebebasan berpendapat dan berpikir
8. Menghargai kekuatan fisik
Yunani kuno ini juga pernah terlibat peperangan dengan kekaisaran Persia loh sobat edcent. Herodotus, sejarawan Yunani Kuno yang terkenal sebagai bapak sejarah modern, mengabadikan peristiwa peperangan tersebut ke dalam karyanya yang berjudul Istoria. Selain peperangan dengan kekaisaran Persia, ternyata dalam peradaban ini juga ada peristiwa perang lainnya, yakni antara Polis Athena dan Polis Sparta. Peperangan yang terjadi diantara kedua polis tersebut terkenal dengan nama perang Peloponesos. Peristiwa tersebut juga diabadikan loh sobat edcent, kamu bisa menemukannya dalam buku berjudul Peloponnesos War karya Thucydides.
PERADABAN ROMAWI
Peradaban Romawi kuno dimulai sekitar abad ke-8 sebelum masehi di sebuah desa kecil yang terletak di Sungai Tiber. Disadur dari National Geographic, menurut legenda kota Roma didirikan oleh Romulus (putra dewa perang Mars) di bukit Palatine.
Terlepas dari mitos tersebut, Romawi kuno menyebarkan kekuasaannya dalam sistem monarki. Hingga akhirnya sistem monarki tersebut digulingkan oleh rakyat dan kemudian membentuk Republik Romawi. Di mana kekuasaan dipegang oleh dua orang konsul yang dipilih oleh senat.
Hingga beberapa abad setelahnya terjadi perebutan kekuasaan konsul antara Triumvirat (tiga tokoh besar) yaitu Crassus, Pompeyus, dan Julius Caesar.
Perebutan kekuasaan dimenangkan oleh Julius Caesar, menjadikannya satu-satunya penguasa dan diktator Romawi pada masa itu. Pada masa kekuasannya, Caesar melakukan ekspansi Romawi.
Kartodirdjo S. dalam buku Ungkapan–Ungkapan Filsafat Sejarah Barat dan Timur (1986) menyebutkan bahwa Julius Cesar melakukan supremasi karena ada semacam panggilan Tuhan yang harus mereka penuhi, yakni memberi peradaban kepada bangsar Barbar dan menghadiahkan berkat peradaban Romawi.
Sejak saat itu terjadi banyak perang untuk memerluas Romawi seperti perang punik. Terlepas dari masyarakatnya yang senang berkonflik dan berperang, bangsa Romawi menyumbang besar perkembangan arsitektur, politik, pemerintahan, seni, dan juga sastra.
Singkat cerita, peradaban Yunani kuno dan Romawi kuno merupakan dua peradaban yang membangun peradaban Eropa. Keduanya memberikan dampak yang sangat besar pada perkembangan ilmu pengetahuan, sosial budaya, juga sistem pemerintahan dalam perkembangan manusia.
Peradaban Romawi ini katanya bermula semenjak abad ke-8 SM sobat edcent. Di peradaban ini terdapat 3 bentuk pemerintahan loh, yakni kerajaan (abad 8 s/d abad 6 SM), republic (abad 6 SM s/d abad 1 SM), serta kekaisaran (abad 1 SM s/d runtuhnya Romawi Barat pada abad 5 M). Berdasarkan mitos-mitos yang beredar, peradaban romawi pertama kali terbentuk ketika adanya pembangunan kota Roma oleh Romulus. Kemudian Romulus mengangkat dirinya sendiri sebagai raja di Romawi. Namun sistem kerajaan ini kemudian runtuh ketika adanya pemberontakan dari Lucius Brutus.
Setelah sistem kerajaan runtuh, kemudian berganti dengan konsep Republik. Di masa itu, masyarakat Romawi terdiri atas dua golongan, yakni bangsawan (Patricia) dan rakyat jelata (Plebea). Pada masa Republik, muncul kekuasaan yang dikendalikan oleh tiga orang yang dikenal sebagai Triumvirat. Triumvirat I terdiri atas Julius Caesar, Pompeius Magnus, dan Marcus Crassus serta Triumvirat II yang terdiri atas Oktavianus, Markus Antonius, dan Lepidus. Masa Republik sendiri berakhir di Romawi ketika tahun 27 SM setelah pengangkatan Oktavianus sebagai kaisar Romawi yang pertama dan bergelar Oktavianus Augustus. Pada masa kekuasaan Kaisar Konstantinus, agama Kristen menjadi agama resmi kekaisaran Romawi.
Selanjutnya ada juga masa kekuasaan Theodosius I. Masa ini bermula pada tahun 395 M. Pada saat itu kekaisaran Romawi terbagi menjadi dua, yakni Romawi Barat yang berpusat di Italia dan Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel. Romawi Barat diserahkan kepada putra Theodosius I bernama Honorius, sementara Romawi Timur diserahkan kepada putra Theodosius I bernama Arkadius. Romawi Barat runtuh pada abad ke-5 M, sedangkan Romawi Timur runtuh di atas ke-15 M.
REVOLUSI INDUSTRI
Transisi terhadap proses industri baru di Eropa dan AS pada abad 18 dan 19.
Revolusi Industri terjadi pada periode antara tahun 1760-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi ini menyebabkan terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan manusia. Singkatnya, revolusi industri adalah masa dimana pekerjaan manusia di berbagai bidang mulai digantikan oleh mesin. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa : Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri. Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain :
1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia,
2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia,
3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak),
4) sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi), dan
5) adanya pasar bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.
Awal mula Revolusi Industri masih diperdebatkan. T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke-16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei. Disamping itu, disertai adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Istilah Revolusi Industri sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan Nicholas Crafts berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi. Produk domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern. Revolusi Industri menandai dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi kapitalis. Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan pada masa Neolitikum.
ETIMOLOGI
Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri" ditemukan dalam surat oleh seorang utusan dari Paris bernama Louis-Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli 1799, yang mana di saat itu dia menuliskan bahwa Prancis telah memasuki era industrialise. Dalam buku terbitan tahun 1976 yang berjudul: Keywords: A Vocabulary of Culture and Society, Raymond Williams menyatakan bahwa kata itu sebagai sebutan untuk istilah "industri".
Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan juga radikal yang memengaruhi kehidupan corak manusia sering disebut revolusi. Istilah revolusi biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.
LATAR BELAKANG
Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris. Adapun faktor-faktor yang menyebabkannya adalah sebagai berikut :
Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi Agung tahun 1688 yang mengharuskan raja bersumpah setia kepada Bill of Right sehingga raja tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik pajak berdasarkan atas persetujuan parlemen.Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di samping itu, wol juga sangat menunjang industri tekstil. Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya. Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga tersedia bahan mentah yang cukup karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan yang menghasilkan bahan mentah tersebut. Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak paten) sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society for Improving Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan industri bertambah maju.Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah Inggris untuk membuka industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.
PERKEMBANGAN
Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan kerajinan menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti berikut.
SISTEM DOMESTIK
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industry). Para pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.
MANUFAKTUROSI
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan
SISTEM PABRIK
Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya dibuat untuk dipasarkan.
BERBAGAI JENIS PENEMUAN
Adanya penemuan teknologi baru, besar peranannya dalam proses industrialisasi sebab teknologi baru dapat mempermudah dan mempercepat kerja industri, melipatgandakan hasil, dan menghemat biaya.
Penemuan-penemuan yang penting, antara lain sebagai berikut :
1. Penemuan bor benih oleh Jethro Tull pada tahun 1701 yang meningkatkan produktivitas di sektor pertanian Eropa Barat.
2. Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733) yang mampu melakukan proses pemintalan secara cepat.
3. Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves (1767) dan Richard Arkwright (1769), dipatenkan pada tahun 1770. Dengan alat ini seseorang dapat memintal dengan delapan senar dalam satu kali putaran sehingga memungkinkan produksi berlipat ganda.
4. Mesin tenun ciptaan Edmund Cartwight (1785). Temuan ini membuat kemacetan dalam industri tekstil (lantaran jumlah pemintal dan penenun tidak seimbang) teratasi. Cotton Gin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Eli Whitney (1793). Dengan alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang besar dapat tercukupi. Penemuan ini menjadi fasilitas pendukung pada pabrik kapas milik Samuel Slater di Rhode Island yang menjadi era revolusi industri pertama bagi Amerika Serikat.
5. Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukis pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan tenaga manusia.
6. Mesin uap, ciptaan James Watt (1769) dengan aplikasi pertamanya pada alat untuk memompa air keluar dari sumber tambang batu bara lebih efisien. Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai peralatan besar yang menakjubkan, seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek (1804) yang kemudian disempurnakan oleh George Stepenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang yang digerakkan dengan mesin uap diciptakan oleh Robert Fulton (1814).
7. Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan sebagainya.
Selain itu, Revolusi Industri merupakan masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan penemuan-penemuan baru, seperti berikut :
1. Tahun 1750: Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk melelehkan besi untuk mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna.
2. Tahun 1800: Alessandro Volta penemu pertama baterai.
3. Tahun 1802: Symington menemukan kapal kincir.
4. Tahun 1807: Robert Fulton membuat kapal api yang telah menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan kapal. Kapal itu diberi nama Clermont yang mengarungi Lautan Atlantik pertama kali. Kapal ini berangkat dari Paris dan berlabuh di New York. Selanjutnya, Robert Fulton berhasil membuat kapal perang pertama (1814) yang telah digerakkan oleh mesin uap.
5. Tahun 1804: Richard Trevethick membuat kereta uap.
6. Tahun 1832: Samuel Morse membuat telegraf.
7. Tahun 1872: Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.
8. Tahun 1887: Daimler membuat mobil.
9. Tahun 1903: Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat terbang
DAMPAK
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti, Manchester, Liverpool, dan Birmingham yang menempati urutan keempat, ketiga, dan kedua setelah London. Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri maupun di negara-negara lain.
AKIBAT EKONOMI
Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran melalui proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produksi barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
PERUSAHAAN KECIL BANGKRUT
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.
PEDAGANG BERKEMBANG
Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.
TRANSPORTASI LANCAR
Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi yang makin sempurna dan lancar. Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat. Di Amerika, produksi mobil Ford model T mulai berkembang dengan pesat setelah menerapkan konsep lintasan perakitan (assembly line) menggunakan ban berjalan (conveyor belt) sehingga dapat mereduksi waktu dan biaya produksi.
AKIBAT SOSIAL
1. Berkembangnya urbanisasi
Berkembangnya industrialisasi telah memunculkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang baru. Karena kota dengan kegiatan industrinya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya usaha kegiatan pertanian.
2. Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun berkurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga buruh anak-anak dan wanita yang upahnya lebih murah dibandingkan pekerja pria.
3. Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh.
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.
4. Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh.
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu pihak, sementara terdapat golongan buruh yang hidup menderita di pihak lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara pengusaha dan buruh. Kondisi seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.
5. Munculnya revolusi sosial.
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam parlemen.
2. Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.
3. Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.
AKIBAT POLITIK
1. Munculnya gerakan sosialis.
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marus yang menulis buku Otopia. Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.
2. Munculnya partai politik.
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni Partai Buruh. Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha menggabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
3. Munculnya imperialisme modern.
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk melakukan imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.
PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK DI INDONESIA
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa dan Inggris khususnya membawa dampak di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Di bidang sosial munculnya golongan buruh yang hidup menderita dan berusaha berjuang untuk memperbaiki nasib. Gerakan kaum buruh inilah yang kemudian melahirkan gerakan sosialis yang menjadi lawan dari kapitalis. Bahkan kaum buruh akhirnya bersatu dalam suatu wadah organisasi, yakni Partai Buruh. Di bidang ekonomi, perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah menjadi perdagangan regional dan internasional. Sebaliknya, di bidang politik, Revolusi Industri melahirkan imperialisme modern.
1.Perubahan di bidang politik.
Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, Indonesia diserahkan kembali kepada pemerintahan Kerajaan Belanda. Pindahnya kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan pemerintah Belanda tidak berarti dengan sendirinya membawa perbaikan. Kemerosotan moral di kalangan para penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak berubah. Usaha perbaikan bagi penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda sendiri terseret dalam perang dengan negara-negara besar tetangganya. Hal ini terjadi karena Negeri Belanda pada waktu itu diperintah oleh pemerintah boneka dari Kerajaan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Dalam situasi yang demikian, Inggris dapat memperluas daerah kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda, yaitu Indonesia.
2. Hindia Belanda di bawah Daendels (1808–1811).
Dalam usaha mengadakan pembaharuan pemerintahan di tanah jajahan, di Negeri Belanda ada dua golongan yang mengusulkannya.
Golongan Konservatif dengan tokohnya Nenenberg yang menginginkan untuk mempertahankan sistem politik dan ekonomi seperti yang dilakukan oleh VOC.Golongan Liberal dengan tokohnya Dirk van Hogendorp yang menghendaki agar pemerintah Hindia Belanda menjalankan sistem pemerintahan langsung dan menggunakan sistem pajak. Sistem penyerahan paksa yang dilakukan oleh VOC agar digantikan dengan sistem penyerahan pajak.
Di satu pihak pemerintah condong kepada pemikiran kaum konservatif karena kebijaksanaannya akan mendatangkan keuntungan yang cepat dan mudah dilaksanakan. Di pihak lain, pemerintah juga ingin menjalankan pembaharuan yang dikemukakan oleh kaum Liberal. Gagasan pembaharuan pemerintahan kolonial dimulai semenjak pemerintahan Daendels. Sebagai gubernur jenderal pemerintahan Belanda di Indonesia, Daendels banyak melakukan langkah-langkah baru dalam pemerintahan. Daendels mengadakan perombakan pemerintahan secara radikal, yakni meletakkan dasar-dasar pemerintahan menurut sistem Barat. Langkah- langkah tersebut, antara lain:
Pemerintahan kolonial dipusatkan di Batavia dan berada di tangan gubernur jenderal.Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan prefecture. Hal ini untuk mempermudah administrasi pemerintahan.Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda di bawah pemerintahan prefect.Mengadakan pemberantasan korupsi dan penyelewengan dalam pungutan (contingenten) dan kerja paksa.Kesultanan Banten dan Cirebon dijadikan daerah pemerintah Belanda yang disebut pemerintah gubernemen.Berbagai upacara di istana Surakarta dan Yogyakarta disederhanakan.
Pada awal pemerintahannya, Daendels menentang sistem kerja paksa dan merombak sistem feodal. Akan tetapi, tugas untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris menyebabkan Daendels terpaksa harus mengadakan penyerahan kerja paksa secara besar-besaran (dengan menggunakan pengaruh penguasa pribumi) untuk membangun jalan-jalan dan benteng-benteng pertahanan.[30]Demikian juga karena kas negara kosong menyebabkan ditempuhnya cara-cara lama untuk mengisi kas negara. Dengan demikian, kehidupan rakyat pribumi tetap menderita. Ketika akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke Eropa. Penggantinya tidak mampu menahan serangan Inggris dan terpaksa menyerah. Dengan demikian, Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris.
4. Masa pemerintahan Raffles (1811–1816).
Setelah Indonesia (khususnya Pulau Jawa) jatuh ke tangan Inggris, oleh pemerintah Inggris dijadikan bagian dari jajahannya di India. Gubernur Jenderal East India Company (EIC), Lord Minto yang berkedudukan di Calcuta (India) kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai wakil gubernur untuk Indonesia (Jawa). Raffles didampingi oleh suatu badan panasihat yang disebut Advisory Council. Tugas yang utama adalah mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan, serta keuangan. Sebagai seorang yang beraliran liberal, Raffles menginginkan adanya perubahan-perubahan dalam pemerintahan di Indonesia (Jawa). Selain bidang pemerintahan, ia juga melakukan perubahan di bidang ekonomi. Ia hendak melaksanakan kebijaksaaan ekonomi yang didasarkan pada dasar-dasar kebebasan sesuai dengan ajaran liberal. Langkah-langkah yang diambil oleh Raffles dalam bidang pemerintahan dan ekonomi adalah sebagai berikut.
Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial ala barat. Untuk memudahkan sistem administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi menjadi delapan belas karesidenan.Para bupati dijadikan pegawai pemerintah sehingga mereka mendapat gaji dan bukan lagi memiliki tanah dengan segala hasilnya. Dengan demikian, mereka bukan lagi sebagai penguasa daerah, melainkan sebagai pegawai yang menjalankan tugas atas perintah dari atasannya.Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi. Rakyat diberi kebebasan untuk menanam tanaman yang dianggap menguntungkan. Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang ada di daerah tanah jajahan dan para penggarap sawah adalah penyewa tanah pemerintah. Oleh karena itu, para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah kepada pemerintah. Sewa tanah atau landrente ini harus diserahkan sebagai suatu pajak atas pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk.[31]Sistem sewa tanah semacam itu oleh pemerintah Inggris dijadikan pegangan dalam menjalankan kebijaksanaan ekonominya selama berkuasa di Indonesia. Sistem ini kemudian juga diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda setelah Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda.
5. Perubahan di Bidang Sosial Ekonomi
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan baik di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan rakyat Belgia), maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar. Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas berat itu, van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Untuk itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia dan dilakukan dengan sistem paksa. Setelah tiba di Indonesia (1830) van den Bosch menyusun program kerja sebagai berikut.
Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan pelaksanaannya sulit.Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah.Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya kepada pemerintah Belanda.
Apa yang dilakukan oleh van den Bosch itulah yang kemudian dikenal dengan nama sistem tanam paksa atau cultuur stelsel.[33] Sistem tanam paksa yang diajukan oleh van den Bosch pada dasarnya merupakan gabungan dari sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah (Raffles). Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraria semaksimal mungkin.
6. Akibat Tanam Paksa Bagi Indonesia (Khususnya Jawa).
Sawah ladang menjadi terbengkalai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila gagal panen. Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis.
Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak (1849) dan Grobogan (1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Penyakit busung lapar (hongorudim) juga berkembang di mana-mana.
7. Akibat Tanam Paksa Bagi Belanda.
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda berdampak sebagai berikut.
Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda. Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi.Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.Kas Negeri Belanda yang semula kosong, dapat terpenuhi.Berhasil membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia.Perdagangan berkembang pesat.
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia, khusunya Jawa, menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti golongan pengusaha, Baron Van Hoevel, dan Edward Douwes Dekker. Akibat adanya reaksi tersebut, pemerintah Belanda secara berangsur-angsur menghapuskan sistem tanam paksa. Sesudah tahun 1850, kaum Liberal memperoleh kemenangan politik di Negeri Belanda. Mereka juga ingin menerapkan asas-asas liberalisme di tanah jajahan. Dalam hal ini kaum Liberal berpendapat bahwa pemerintah semestinya tidak ikut campur tangan dalam masalah ekonomi, tugas ekonomi haruslah diserahkan kepada orang-orang swasta, dan agar kaum swasta dapat menjalankan tugasnya maka harus diberi kebebasan berusaha. Sesuai dengan tuntutan kaum Liberal maka pemerintah kolonial segera memberikan peluang kepada usaha dan modal swasta untuk menanamkan modal mereka dalam berbagai usaha di Indonesia, terutama perkebunan-pekebunan di Jawa dan di luar Jawa. Selama periode tahun 1870–1900 Indonesia terbuka bagi modal swasta Barat. Oleh karena itu masa ini sering disebut zaman Liberal. Selama masa ini kaum swasta Barat membuka perkebunan-perkebunan seperti, kopi, teh, gula dan kina yang cukup besar di Jawa dan Sumatra Timur. Selama zaman Liberal (1870–1900), usaha-usaha perkebunan swasta Barat mengalami kemajuan pesat dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi pengusaha. Kekayaan alam Indonesia mengalir ke Negeri Belanda. Akan tetapi, bagi penduduk pribumi, khususnya di Jawa telah membawa kemerosotan kehidupan, dan kemunduran tingkat kesejahteraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut.
Adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat pada abad ke-19, sementara itu jumlah produksi pertanian menurun.Adanya sistem tanam paksa dan kerja rodi yang banyak menimbulkan penyelewengan dan penyalahgunaan dari pihak pengusaha sehingga membawa korban bagi penduduk.Dalam mengurusi pemerintahan di daerah luar Jawa, pemerintah Belanda mengerahkan beban keuangan dari daerah Jawa sehingga secara tidak langsung Jawa harus menanggung beban keuangan.Adanya sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk.
Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 yang mengakibatkan perusahaan- perusahaan mengadakan penghematan, seperti menekan uang sewa tanah dan upah kerja baik di pabrik maupun perkebunan. Pada akhir abad ke-19 muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal memperbaiki nasib kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan untuk memperbaiki rakyat Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. van Deventer yang menuliskan buah pikirannya dalam majalah De Gids (Perinstis/Pelopor) dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal politik etis atau politik balas budi. Gagasan van Deventer terkenal dengan nama Trilogi van Deventer.