AROMA KEMENYAN
OM Swastyastu
HONG Wilaheng Awighnamastu Jagat Dewa Bhatara Bhuana Langgeng
Salam Rahayu
Adat Ritual Ritus Tradisi di Nusantara pada umumnya, khususnya Jawa, sebelum adanya sarana yang sering disebutnya "MENYAN JITING" tiada lain "Dupa" yaitu adat budaya tradisi Cina yang sudah bertemu dan berakulturasi semenjak jaman Jawa Klasik Singhasari hingga Majapahit, terlebih dahulu pada jaman dahulu memakai kemenyan, kayu gaharu, cendana, dsb.
Aroma kemenyan berpengaruh pada ketenangan diri yang berhubungan dengan perkembangan spiritualitas dan kestabilan Cakra Mahkota.
Kemenyan sejak dari jaman dulu sudah digunakan sebagai wewangian terbaik, sebelum ada yang namanya parfum semprot.
Sebelum ada wangi-wangian yang dibakar dan berbentuk minyak, kemenyan lebih unggul dalam menimbulkan aroma wangi berdasar area cakupannya karena lebih mudah menyebar.
Dalam ritus agama Buddha, Hindu, dan tradisi kearifan lokal (Bali, Jawa, Sunda, dan lainya) membakar wewangian adalah sebagai wujud penghormatan kepada Sang Pencipta.
Bahkan umat Islam pun disunnah kan memakai wewangian dan pakaian terbaik saat mengerjakan sholat, demikian juga fungsi kemenyan saat lampau bukan untuk memanggil jin, siluman atau pun arwah.
Sayangnya di Indonesia, budaya yang arif ini dimaknai secara keliru oleh orang Indonesia jaman sekarang, karena sebab ketidak tahuan atau minim informasi untuk difahami,
Atau mungkin karena tradisi budaya Nusantara yang kita kenal sekarang selalu di identikkan dengan hal-hal yang berbau klenik, mistik dan perdukunan, hingga kemudian menjadi pengertian yang salah kaprah,
Padahal jika mau menggali secara lebih luas dan mendalam, sebenarnya Budaya Nusantara adalah ekspresi budaya terbaik, baik tentang ke-Tuhan-an nya maupun pendidikan etika dan estetika moralnya.
Sayangnya hal itu pernah tertindas oleh budaya penjajah sebagai pemenang Perang Dunia, dan berimbas hingga hari ini
MANTRA MEMBAKAR DUPA
Sego Gondho Arum, ingsun Ngobong Dupo.
Berikut doa mantra yang di baca saat membakar dupa atau menyan, baik sekedar buat wangi-wangian atau acara budaya maupun keagamaan. Jika anda tidak mengerti bahasa jawa boleh pakai bahasa Indonesia. Mantra ini dibaca pada saat mau bakar dupa/kemenyan.
Mantra
"Niat ingsung ngobong dupo, kukuse dumugi angkoso, kang anggodo arum pinongko tali rosoningsung manembah dumateng Gusti kang akaryo jagad.
Artinya :
Aku berniat membakar DUPA, asapnya membubung tinggi ke angkasa, berasa harum untuk menyembah kepada Tuhan sang pencipta Alam semesta.
KEMENYAN REPRESENTASI DOA & HARAPAN KEPADA TUHAN AGAR MENJADI KENYATAAN
Niat Ingsun ngebong menyan, Kukuse dumugi angkoso, kang anggondo arum minongko tali rosoning Ingsun manembah dumateng Gisti Kang Akaryo Jagad.
Talining roso urubing Cahya kumara kukuse ngambah Swarga, ingkang nampi Dzat Ingkang Maha Kuwaos.
Kemenyan yang juga disebut Olibanum, Salai guggal, Bosmella Serata, sangat akrab dengan budaya masyarakat Sunda, Jawa dan Bali.
Sebuah benda berbentuk kristal berwarna coklat atau pitih yang biasa di bakar mengiringi upacara "Ritual baik personal atau umum.
Budaya membakar Kemenyan adalah sebuah ritual warisan Lekuhur yang sdh ada dan eksis sebelum Agama" masuk dan berkembang di Jawa.
Di Masyarakat Jawa dan juga di banyak kebudayaan dunia, harum asap Kemenyan di percaya mampu mendatang Roh tapi juga bisa mengusir Roh, bau harumnya menimbulkan efek relaksasi & magis bagi fisik dan pikiran kita.
Kemenyan yang di bakar dan mengepulkan asap berbau khas memiliki makna sebuah representasi sebuah Doa & harapan kepada Tuhan Sang pencipta, agar ritual atau hajatan yang diselenggarakan hendaknya berjalan lancar dan terkabul menjadi kenyataan.
Dalam arti tertentu, kemenyan yang dibakar dan asap yang mengepul keatas, di maknai sebagai simbol agar permohonan dan Doa manusia di antar dan di dengar sampai oleh Tuhan YME. Ritual membakar kemenyan sebenarnya tidak di gunakan untuk keperluan memberi makan Roh halus, atau demit, namun merupakan sebuah Doa & harapan kepada Tuhan Sang pencipta agar acara ritual dan cita-cita yang di inginkan menjadi kenyataan
Rahayu
MBAKAR MENYAN (NYAMBAT)
Mbakar menyan,
Yen wes metu keloke mator.
Niat ingson mbakar menyan katampak ake kakang kawah adi ari ari,
Yen wes katompo atorke marang Gusti Allah
Sholallahu Alaihi Wassalam
Marmadi kakang kawah adi ari ari
Sedulorku pitu seng laer bareng sak wat,
Sedulorku pitu seng krowatan lan seng ora krowatan
Sedulorku pitu seng metu lawang mergo ino lan seng ora metu lawang mergo ino,
Siro reksonen jiwo rogoku,
Maju sewu mundur sewu Siro tak kongkon golekono jabang bayine
Cetuk turu tangekno cetok tangi lungohno cetok lunggoh dekno,
Cetok ngadek lakokno,yen wes mlaku kon goleki janang bayiku,
Ojo bali bali yen durung tak kon bali, gugahen welas asihe,
Manor sujot karo aku manot opo kang dadi karepku saking kersane Allah,
Yahu ya Allah yahu ya Allah ya hu ya Allah yo aku pinayungan seneng Allah (Assalamualaikum salam 3x)
INGAT SEMUA SUDAH MENJADI KODRAT DAN IRODAT NYA
Ibarate kuntul diunekne dandang, dandang diunekne kuntul
Akeh wong utawi rombongan mung klambine utawa kilite wae ning sejatine isine kopong iso mebayani
Tetap Eling lan waspada
Eling marang Gusti Pengeran
Eling marang sak podho-podho
Eling marang lingkungan & alam semesta
Berhati-hatilah dalam setiap langkah
Jaman ne jaman akhir
Wayahe jaman nagih janji
Mulo Eling lan waspada ugi manembah marang Gusti Pengeran