MADEP
MANTEB
MANETEP
Madep, Mantep lan Marep/Manetep ialah Semboyan Masyarakat Djawa dalam memulai setiap kegiatan (wiwitan) dengan niat yang diiringi semangat pantang menyerah meski berbagai rintangan menghadang.
Bagi anda yang berdomisili di wilayah garis Mataraman Djawa tentunya familiar dengan kata madep mantep manetep, merupakan filosofi pembangunan yang bukan hanya memiliki arti yang baik, tapi juga memiliki akar historis pada kebudayaan nusantara dan wilayah garis Mataraman Djawa (wilayah Mataraman ini mencangkup daerah di bagian barat Jawa Timur, yakni Ngawi, Kabupaten dan Kota Madiun, Pacitan, Magetan, Kabupaten dan Kota Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Kabupaten dan Kota Blitar, Trenggalek, Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro).
Di dalam ajaran filosofi Jawa (kitab Sastra Jendra Hayuningrat), dikatakan bahwa terdapat tiga kunci dasar dalam pembangunan masyarakat yaitu MADEP yang berarti konsistensi / istiqomah, MANTEB artinya tekad untuk terus maju, selanjutnya MAREP / MANETEP /TETEP yang berarti membawa manfaat nyata. Jadi diambil dari ajaran filosofi tersebut maka penjabaran Madep manteb manetep adalah sebagai berikut :
1. Madep adalah istilah yang berarti niat untuk konsisten dalam menjalankan amanat konstitusi dan pembangunan. Manteb adalah untuk mewujudkan niat tersebut (madep), pemerintah berkomitmen untuk memiliki sikap kedisiplinan, bekerja keras dan produktif dalam pelaksanakan pembangunan.
2. Mantep / Manetep (tetep) adalah pemerintah menginginkan agar setiap pembangunan dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat.
Jadi madep manteb manetep adalah bukan sebuah akronim, tetapi memiliki kesatuan maknawi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Secara terperinci, rumusan visi tersebut dapat dijabarkan : Terwujudnya kekuatan pemimpin dan masyarakatnya yang Istiqomah dan memiliki mental bekerja keras guna mencapai kemajuan pembangunan yang bermanfaat nyata untuk pembangunan masyarakat.