MULAT SARIRA HANGRASA WANI,
RUMANGSA HANDARBENI,
WAJIB MELU ANGRUNGKEBI
Filosofi Jawa tersebut diatas bisa dimaknai sebagai berikut :
1. Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Angrungkebi yang berarti berani mawas diri, merasa ikut memiliki, wajib ikut menjaga/membela.
2. Dalam filosofi Jawa, ketika terlibat dalam lingkaran tertentu, kita mengenal pepatah: mulat sarira hangrasa wani, rumangsa melu handarbeni, lan wajib melu angrungkebi. Kurang lebih artinya berani mawas diri, merasa ikut memiliki, wajib ikut menjaga/membela. Mawas diri menjadi poin pertama. Artinya, introspeksi diri atau merenungi keberadaan diri.
3 Mulat Sarira Hangrasa Wani yang berarti berani mawas diri atau berani melihat diri sendiri adalah wujud instropeksi sebelum melangkah lebih jauh, Rumangsa Melu Handarbeni yang berarti merasa ikut memiliki adalah hal pokok. Rasa inilah yang sesungguhnya menjadi harapan sederhana dalam berorganisasi. Suatu hal ataupun langkah yang didasari rasa ikut memiliki tentu akan berupaya untuk selalu merawat dan berhati hati dan Wajib Melu Angrungkebi.
4. Pandangan Tridarma (tri: tiga dan darma: pengabdian adalah filosofi sikap yang pernah dicanangkan oleh Mangkunegara I (Raden Mas Said) untuk dipegang setiap warga negara maupun pemimpin apabila ingin wilayahnya makmur. Motto ini populer di kalangan warga Kota Surakarta dan menjadi pegangan pemerintahan Praja Mangkunegaran hingga sekarang.
Secara lengkap Tridharma berbunyi :
Pada awalnya, motto ini dipakai oleh Raden Mas Said untuk membina kesatuan gerakan pemberontakan yang dipimpinnya. Setelah ia menjadi Mangkunagara I, Tridarma diterapkannya pula kepada warganya.