Pangeran Lanang Dangiran, Bangsawan Blambangan Menjadi Adipati Surabaya
Pangeran Lanang Dangiran merupakan salah satu Adipati Surabaya yang dimakamkan di Pesarean Agung Sentono Botoputih, Pegirian, Simokerto, Surabaya. Pemakaman tersebut diketahui merupakan tempat disemayamkannya Adipati Surabaya beserta kerabat dan keturunannya di era lampau.
Selain dikenal sebagai Pangeran Lanang Dangiran, ia juga dikenal dengan nama Kiai Ageng Brondong dan Sunan Botoputih.
Kiai itu (berasal dari kata) iki wae, itu (artinya adalah) yang dipilih, yang ditunjuk, yang dipercaya, atau dipusakakan oleh masyarakat. Jadi Sunan Botoputih, ada pendapat Beliau bukan sunan atau wali, (melainkan julukan / Susuhunan / pemimpin).
Ki Ageng Lanang Dangiran Berguru di Sunan Ampel di Ampel Denta.
Ki Ageng Lanang Dangiran (yang juga dikenal sebagai Ki Ageng Brondong) pernah berguru pada Sunan Ampel di Ampel Denta, Surabaya. Setelah pulih dari terdampar di laut, ia diarahkan oleh Kyai Kendil Wesi untuk berguru kepada Sunan Ampel dan kemudian menetap di Surabaya untuk menyebarkan agama Islam.
- Awal berguru: Setelah diselamatkan oleh Kyai Kendil Wesi dan memulihkan diri, ia dianjurkan untuk pergi ke Ampel Denta untuk berguru pada Sunan Ampel.
- Penyebaran Islam: Setelah berguru, Ki Ageng Lanang Dangiran (saat itu bernama Ki Ageng Brondong) bersama keluarganya menetap di Dukuh Botoputih di seberang timur Kali Pegirian, dekat Ampel.
- Mendirikan pesantren: Di tempat itulah ia mendirikan pesantren dan menyebarkan ajaran Islam, sehingga mendapatkan gelar Sunan Boto Putih karena keluhuran budinya.
Beberapa versi ilustrasi Imajiner foto Pangeran Lanang Dangiran / Ki Ageng Brondong / Sunan Botoputih
Imajiner Nuswantoro






