Sing mentes sungkem bumi, Sing gabung nantang langit
꧋ꦱꦶꦁꦩꦼꦤ꧀ꦠꦼꦱ꧀ꦱꦸꦁꦏꦼꦩ꧀ꦧꦸꦩꦶ꧈ꦱꦶꦁꦒꦧꦸꦁꦤꦤ꧀ꦠꦁꦭꦔꦶꦠ꧀
Tingkahe pari karo manungsa kuwi padha wae.
Pari sing mentes patrape ndhingkluk; manungsa sing kawruhe mentes patrape ya tawadhu'. Pari sing gabug mbeguguk panggah jejeg; manungsa sing ati lan nalare sepi suwung tanpa kawruh ya panggah ndhangak rumangsa ampuh.
Tabiat tumbuhan padi dan manusia itu sama belaka. Padi yang buahnya berisi pasti tangkainya menunduk. Manusia yang banyak pengetahuan dan ilmu pasti sikapnya tawadhu'. Padi yang buahnya kosong tentu tangkainya tegak. Manusia yang hati dan akalnya kosong tanpa ilmu dan pengetahuan tentu saja kerap menunjukkan sikap congkak.
Sing mentes sungkem bumi, Sing gabung nantang langit
Sing mentes sungkem bumi, sing gabug nantang langit" adalah peribahasa Jawa yang artinya orang yang berilmu rendah hati dan orang yang kurang ilmu justru tinggi hati. Makna dari peribahasa ini adalah orang yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan akan bersikap rendah hati, sementara orang yang tidak berilmu seringkali sombong atau angkuh.
Sing mentes sungkem bumi :
- Menggambarkan orang yang berilmu dan bijak, yang perilakunya selalu rendah hati seperti "bersujud ke bumi".
Sing gabug nantang langit :
- Menggambarkan orang yang tidak berilmu tetapi justru memiliki sifat sombong dan angkuh, seperti "menantang langit".
Sing mentes sungkem bumi, sing gabug nantang langit
Inilah ilmu padi, bahwa yang berilmu akan lebih rendah hati tidak sombong dan yang kosong/ bodoh akan sombong dan suka berkoar-koar.
Padi yang tumbuh di sawah ternyata memberikan contoh untuk menggapai kebahagiaan sejati.
Berupa ilmu padi dalam pitutur Jawa mengajak berperilaku santun dalam ungkapan sing gabug nantang langit sing mentes sungkem bumi.
Imajiner Nuswantoro



