Keris Nogo Sosro dan Sabuk Inten
Keris Nogo Sosro dan Sabuk Inten adalah dua keris pusaka legendaris yang sering kali disebut bersama karena popularitasnya dalam cerita silat dan sejarah, namun keduanya memiliki makna simbolis yang berbeda. Nogo Sosro melambangkan kekuatan, keagungan, dan kekuatan spiritual, sedangkan Sabuk Inten lebih diasosiasikan dengan kesejahteraan, kemakmuran, dan usaha. Keduanya juga dikenal sebagai karya fiksi, terutama melalui buku cerita klasik karya S.H. Mintardja.
Keris Nogo Sosro
- Simbolisme: Melambangkan kekuatan, keagungan, dan kemakmuran. Sering diasosiasikan dengan raja atau bangsawan.
- Bentuk: Sesuai namanya, keris ini memiliki bentuk seperti naga yang berkelok-kelok.
- Makna Filosofis: Selain sebagai senjata, keris ini juga dianggap sebagai simbol kekayaan spiritual dan perlindungan.
Keris Sabuk Inten
- Simbolisme: Melambangkan kesejahteraan, kemakmuran, usaha, dagang, dan investasi.
- Makna Filosofis: Memiliki doa dan harapan agar pemiliknya dapat mencukupi kebutuhan wilayahnya dan sukses dalam usahanya.
Latar Belakang Cerita
Kedua keris ini sangat populer berkat buku cerita silat klasik karya S.H. Mintardja.
Dalam kisah tersebut, Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua keris pusaka yang diperebutkan, melambangkan cita-cita luhur dan mengandung kisah penuh pertarungan dan kesaktian.
Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua benda pusaka peninggalan Raja Majapahit. Nagasasra adalah nama salah satu dapur (bentuk) keris luk tiga belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas, sehingga penyebutan nama dapur ini harus disertai dengan menyatakan jumlah luk-nya.
Pada keris dapur Nagasasra yang baik, sebagian besar bilahnya diberi kinatah emas, dan pembuatan kinatah emas semacam ini tidak disusulkan setelah wilah ini selesai, tetapi telah dirancang oleh sang empu sejak awal pembuatannya. Pada tahap penyelesaian akhir, sang empu sudah membuat bentuk kinatah sesuai rancangannya . Bagian-bagian yang kelak akan dipasang emas diberi alur khusus untuk “tempat pemasangan kedudukan emas” dan setelah penyelesaian wilah selesai, maka dilanjutkan dengan penempelan emas oleh pandai emas. Salah satu pembuat keris dengan dapur Nagasasra terbaik, adalah karya empu Ki Nom, merupakan seorang empu yang terkenal, dan hidup pada akhir zaman kerajaan Majapahit.
Berikut Buku Keris Nogo Sosro dan Sabuk Inten :