Semar Kuning
Terjadi pertempuran Amarta melawan Palangkawati. Di saat bersamaan putra Arjuna dengan Sumbadra lahir. Anak itu diberi nama Abimanyu. Datang wangsit Dewata mengatakan kalau raja Palangkawati yakni Jayamurcita dapat dikalahkan Abimanyu. Secara ajaib, bayi Abimanyu yang baru lahir bisa mengangkat anak panah dan melemparkannya ke arah Jayamurcita. Prabu Jayamurcita tiba-tiba lenyap bertukar sebagai seorang dewa bernama Warcasa. Ia putra Batara Candra. Batara Warcasa lalu bertukar jadi cahaya masuk ke tubuh Abimanyu. Di tempat yang berbeda, Prabu Kresna menyambut kedatangan putranya, Prabu Boma Sitija bersama ibunya Dewi Pertiwi sambil menggendong anak perempuan. Dewi Pertiwi mengatakan bahwa adik Sitija telah lahir bernama Siti Sundari. Kresna sangat bahagia begitu juga para isterinya. Ia akan menjodohkannya Siti Sundari dengan putra Arjuna yang baru saja lahir, Abimanyu.
Beberapa hari kemudian, pesta digelar di Dwarawati. Keluarga Pandawa datang bersama Abimanyu yang masih digendong ibunya. Prabu Balarama bertanya kemana Arjuna. Dewi Sumbadra berkata kalau suaminya sedang mengantarkan Dewi Ulupi pulang ke Yasarata. Prabu Balarama kaget dan meminta Kresna untuk menunda dulu perjodohan ini. Prabu Kresna tidak mau, malu katanya dengan para priyagung. Ia pun mengumumkan bahwa Abimanyu dan Siti Sundari resmi ditunangkan. Lalu datang Semar. Kehadiran Semar membuat Prabu Kresna jadi jengah. Semar berkata hanya ingin memberi selamat saja. Semar pun bersyair namun ada satu syairnya yang menyinggung sikap Kresna yang memang hari itu tidak sopan. Kresna marah sekali. Ia menyiramkan air ke wajah Semar dan meludahi kuncung Semar. Semar sangat susah hati karena Kresna sedang koncatan Wisnu-nya. Maka ia pergi dari sana. Semar memerintahkan ketiga putranya agar ikut Arya Wrekodara menjemput Arjuna. Ssekepergian Semar, Prabu Balarama murka kepada adiknya itu sudah menghina pamomong Arjuna itu. Keluarga Pandawa pun sama. Prabu Kresna malah sesumbar kalau sekelas para dewa tak akan bisa mengalahkannya. Keluarga Pandawa dan Prabu Balarama lalu pergi berlalu membawa Abimanyu. Tak lama setelah itu, Dwarawati ditimpa berbagai malapetaka. Taufan badai, banjir dahsyat, dan kebakaran melanda negeri ajaib itu. Dwarawati terkena tulah dewa. Kresna yang saat itu koncatan Wisnu tidak mampu mengendalikan Cakra Widaksana, bertiwikrama ataupun kesaktian lainnya. Para isterinya menggugat padanya karena sudah kurang ajar pada Semar. Kresna merasa bersalah lalu ia dan seluruh keluarganya naik ke kereta Jaladara untuk menyelamatkan diri.
Arjuna yang baru pulang mengantarkan Dewi Ulupi bertemu dengan Arya Wrekodara dan para punakawan. Arya Wrekodara lalu menceritakan kronologi bagaimana perjodohan Abimanyu dengan Siti Sundari yang masih bayi dan dihinanya Semar oleh Kresna. Arjuna sangat kecewa dengan keputusan sepupu yang juga iparnya itu. Harusnya untuk perjodohan seperti itu dibicarakan dulu dan tidak terlalu buru-buru. Sebagai sesama titisan Wisnu, Arjuna juga menyayangkan sikap Kresna yang mudah bangga diri dan pongah. Arjuna dan Wrekodara akan pergi mencari Semar untuk memintakan maaf untuk Prabu Kresna. Belum sempat mereka berjalan, tiba-tiba mereka menyaksikan langit gelap di tengah malam itu berubah jadi sangat terang. Langit itu berwarna kuning keemasan menerangi seisi jagat. Sumber cahaya yang menerangi langit itu ada di Hutan Krendayana.
Di dalam rimbunnya hutan, Semar duduk bersemadi. Dari tubuhnya memancarkan sinar kuning keemasan. Seketika Semar berganti wujud sebagai dewa yang gemuk namun bermahkota dan berpakaian serba emas. Ya, Semar muncul dalam wujud Ismaya, wujudnya saat di kahyangan. Arjuna, Wrekodara dan para putra Semar datang menghormat padanya memohonkan maaf karena akibat perbuatan Arjuna juga terjadi kejadian tak mengenakkan ini. Lalu datang menyusul Prabu Kresna beserta para isteri, Arya Setyaki dan Patih Udawa. Prabu Kresna memohon ampun pada Semar atas tindakan bodohnya. Semar atau dalam hal ini Ismaya menerima permohonan maaf Kresna namun Kresna dihukum. Putri Kresna yakni Siti Sundari ditakdirkan tidak akan bisa punya anak dari Abimanyu. Prabu Kresna menerima hukuman itu. Lalu dari arah belakang Batara Ismaya, datang Batara Wisnu. Batara Wisnu memaafkan Kresna. Ia berkata ini ialah ujian untuknya. Batara Wisnu lalu mengembalikan segala kekuatan Kresna. Semar kembali ke wujud manusianya.
Imajiner Nuswantoro