Relief Pandawa di Candi Tegowangi
Dalam naskah Pararaton tertulis :
.. bhre matahun mokta dhinarma ring tigawangi, dharmabhiṣeka ring kusumapura ..
Jadi, tokoh yang disebut Bhre Matahun (baginda di Matahun), setelah meninggal didarmakan di Tigawangi, dengan bangunan suci bernama Kusumapura. Daerah Tigawangi saat ini berubah penyebutan menjadi Desa Tegowangi yang masuk wilayah Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Adapun bangunan suci Kusumapura, berubah penyebutan menjadi Candi Tegowangi, mengikuti nama desanya.
Candi Tegowangi dihiasi relief cerita Sudamala. Salah satu panelnya menceritakan Dewī Kuntī menemui Pāṇḍawa Lima dan ada seorang abdi bertubuh bulat pendek sedang berlutut (lihat gambar). Menurut naskah rontal Sudamala, abdi tersebut bernama Sĕmar. Tokoh Sĕmar ini tidak ada di dalam naskah Mahābhārata, karena merupakan tokoh tambahan hasil kreasi pujangga Jawa.
Dari relief Candi Tegowangi ini dapat disimpulkan bahwa tokoh Sĕmar sudah dikenal di era Kerajaan Majapahit. Tidak ada bukti otentik bahwa Sĕmar adalah tokoh ciptaan Sunan Kalijaga. Entah siapa orangnya yang pertama kali membuat cocoklogi bahwa Sĕmar berasal dari bahasa Arab "ismar" yang artinya "paku", maksudnya ialah penguat keimanan agar tidak goyah.
Imajiner Nuswantoro