K.B.R.AY KUSUMO PATAHATI
Saat itu di Pesanggrahan RM Said (Pangeran Suryo Kusumo) yang letaknya di perbukitan kecil di dekat Sendang Siwani sedang diselenggarakan wayang kulit semalam suntuk memperingati kelahiran RM Said (Pangeran Suryokusumo).
Pada tengah malam RM Said beranjak dari tempat duduk beliau dan keluar dari Dalem Pesanggrahan untuk melihat suasana disekitar Pesanggrahan. Diantara gelapnya malam yang disinari cahaya rembulan, tiba tiba beliau tertegun melihat cahaya bersinar diantara kerumunan penonton. Didekatinya asal cahaya tersebut, ternyata berasal dari tubuh seorang gadis yang tertidur diantara teman temannya, karena pulasnya, RM Said tidak sampai hati untuk membangunkannya tetapi RM Said sempat menyobek ujung kain gadis tersebut.
Keesokan harinya RM Said memerintahkan kepada salah satu punggawa setianya untuk menanyakan siapa pemilik potongan kain tersebut. Perjalanan punggawa hingga sampai di desa Puh Kuning yg jaraknya sekitar 500 meter dari Pesanggrahan RM Said, ternyata pemilik sobekan kain jarik tersebut adalah Rubiah putri dari Kyai Khasan Nuriman seorang pemuka agama di desa tersebut.
Kyai Khasan Nuriman sendiri jika ditarik garis keatas adalah trah keturunan Panembahan Senopati Raja Kraton Mataram dan Sultan Hadiwijaya Raja Kraton Pajang.
Tidak lama kemudian punggawa tersebut meminta Kyai Khasan Nuriman dan Rubiah putrinya untuk menghadap RM Said. Setelah Kyai Khasan Nuriman menghadap RM Said di Pesanggrahan, RM Said mengutarakan isi hatinya untuk melamar Rubiah menjadi istrinya. Dan lamaran diterima.singkat cerita RM Said menikah dengan Rubiah, kepada istrinya RM Said memberikan nama baru kepada istrinya yaitu Raden Ayu Kusumo Patahati. Yaitu wanita yang berhasil menaklukan hati beliau. Dan kelak desa Puh Kuning dirubah menjadi desa Matah.
R.Ay Kusumo Patahati bukan hanya sosok seorang istri yang hanya berkutat memasak di dapur dan mengurusi anak, tetapi beliau adalah istri yang mendukung perjuangan suaminya untuk mendapatkan keadilan. Beliau mahir menggunakan alat perang seperti panah, keris dan pedang. Beliau memimpin 40 prajurit perempuan, dimana 40 makam prajurit tersebut dimakamkan di halaman makam beliau
Ketika RM Said diangkat sebagai Penguasa Kadipaten Puro Mangkunegaran, R.Ay Kusumo Patahati diangkat sebagai Garwa Permaisuri dengan gelar Kangdjeng Bendara Raden Ayu Kusumo Patahati. Beliau juga mendapat anugrah nama : Kandjeng Bendara Raden Ayu Mangkunagara Sepuh
Dari K.G.P.A.A Mangkunagara I, K.B.R.A.y Kusumo Patahati memiliki dua orang anak sebagai berikut :
1. K.P.H Prabumidjaya
KPH Prabumidjaya menikah dengan GKR Alit ( putri dari Sunan Pakubuwana III ) menurunkan KGPAA Mangkunagara II
2. BRAy Angger
BRAy Angger menikah dengan Raden Adipati Yudhanagara V Bupati Banyumas
KBRAy Kusumo Patahati wafat pada tahun 1787 dan dimakamkan di Astana Giri Gunung Wijil, Karang Tengah Kali Ancar Jaten Selogiri Wonogiri.
Koleksi Imajiner Nuswantoro