MAKAM PESAREHAN PUTRI SEDAH MERAH JIPANG PANOLAN
(Seri : Menelusuri Jejak Sedah Mirah / Sedhah Mirah), Uri uri sejarah leluhur
Ditemukan dan dipercaya oleh masyarakat sekitar hingga luar daerah versi Makam Putri Sedah Merah yang beralamat di Sorogo Kelurahan Ngelo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Provinsi Jawa.
Keterangan :
1. Perlu pendalaman serta data-data baik informasi dari cerita, atau sumber referensi pendukung.
2. Penulis perlu datang ke tempat makam pesarehan yang dimaksud.
3. Apakah tempat makam pesarehan yang di yakini dan di percaya tersebut sebagai petilasan, seperti banyak makam di temukan disitu hanya petilasan hingga pusaka dan baju pengagemnya, bahkan dulu leluhur kita menyamarkan makam yang sebenarnya karena faktor :
- Perang saudara
- VOC siasatnya politik adu domba (de vide at Impera)
- Faktor menghilang berbaur dengan masyarakat hingga mengganti nama (supaya seperti laku muksa)
- Makam pesarehan dibuat sebagai siasat perang saudara waktu itu.
4. Makam pesarean Sedah Merah di Sorogo Kelurahan Ngelo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Provinsi Jawa, penulis masih minim data dan referensi.
5. Dimungkinkan namanya sama atau mirip, dimungkinkan nama di makam Jipang Panolan disebut Putri Sedah Merah bisa dimungkinkan beliau adalah anak turun dari Nyai Sedah Merah.
6. Penulis artikel blogger masih mengumpulkan dan empirik keberadaan makam Sedah Merah di Jipang Panolan.
Mudah mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kita petunjuk dalam segala hal, khusus dalam mengungkapkan Seri Menelusuri Jejak Sedah Mirah /Sedhah Mirah. Dan para leluhur kita diampuni segala dosa-dosanya serta ditempatkan di Sisi Nya.
Serta keturunan trah yang ditinggalkan diberikan kekuatan, ketabahan, kemulyaan, keimanan dan merdeka jiwa, kedamaian, kebahagiaan, mendapat kebaikan, hidup damai sejahtera.
Makam permaisuri Pangeran Benowo Jipang Panolan Putri Sedah Merah)
______________
Uri-uri sejarah leluhur (Seri : Menelusuri Jejak Sedah Mirah Sedhah Mirah)
Imajiner Nuswantoro
Berikut berita online yang dapat mendukung keberadaan makam pesarehan Sedah Merah di Jipang Panolan.
Adalah sebagai berikut :
-1-
NAPAK TILAS ZIARAH MAKAM PUTRI SEDAH MERAH
Mengutip pemberitaan online dari posberitanasional.com- Blora, pada tanggal 16/11/201(16 November 2019 Editor Redaksi Nasional, Jurnalis : Suryono)
Pegiat Budaya Megalrejo Kelurahan Balun Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah, PRASTO DWI WAHJONO yang pada hari Jum’at tanggal 15/11/2019 bersama posberitanasional.com berziarah ke makam Putri Sedah Merah yang beralamat di Sorogo Kelurahan Ngelo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah.
Dalam kunjungannya tampak terlihat Prasto biasa dipanggil, sedang membersihkan lantai depan makam yang terdapat daun daun kering di depan pintu masuk.
Setelah terlihat bersih langsung masuk kedalam makam dan mengirim doa, setelah selesai mengirim doa langsung silaturahim kerumah perawat Makam yang rumahnya berada tidak jauh dari makam.
Saat sampai di depan rumah perawat Makam, Prasto mengatakan, “Assalamualaikum.” kemudian dari dalam rumah menjawab, “Waalaikum salam,” tampak terlihat pemilik rumah yang ternyata adalah perawat Makam Putri Sedah Merah, yang bernama Sunandar.
Dalam perbincangannya Prasto mengatakan “Tempatnya banyak daun kering ya pak, tadi saya sempat nyapu sedikit.” Ucapnya.
Tidak begitu lama, Sunandar menjawab “Ya seperti itulah keadaanya pak, mau gimana lagi, dulu pernah ada anggota dewan yang ingin membantu mengajukan proposal untuk renovasi, tapi sampai saat ini tidak ada kabarnya, apalagi sekarang, keadaan masyarakat sudah tidak seperti dulu pak.” Ujarnya.
“Ya sabar saja pak, namanya juga manusia, kadang lupa dengan janji janji yang sudah terucap, mau bagaimana lagi, padahal jika mereka serius kan sangat berguna bagi masyarakat sekitar, apalagi itukan tempat sejarah, apalagi jika didatangi turis luar, mungkin keadaannya tidak seperti sekarang ini.” Tambah Prasto menyambung cerita.
Sunandar juga menambahkan “Dari pihak Kelurahan belum lama ini juga sudah berkunjung, dan mengatakan akan mengajukan proposal renovasi, tapi sampai saat ini belum ada kabar.” Tambahnya.
Ketika posberitanasional.com mencoba konfirmasi tentang Makam Putri Sedah Merah ke Kantor Kelurahan Ngelo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah ternyata sudah tutup, waktu itu hari Jum’at tanggal 15/11/2019 jam 11.30.
-2-
DPD II PANI BLORA, KUNJUNGI MAKAM PERMAISURI PANGERAN BENOWO JIPANG PANOLAN, PUTRI SEDAH MERAH
Mengutip posberitanasional.com, pada tanggal pemberitaan,13/11/2019 di Blora. (14 November 2019 Editor Redaksi Budaya, Laporan Jurnalis : Suryono).
Dalam rangka Pembangunan Adat Kearifan Lokal Kabupaten Blora yang berada di RT. 004/06 Kelurahan Ngelo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah.
DPD II PANI (Pasukan Adat Nusantara Indonesia) Kabupaten Blora melalui Divisi Humas dan Publikasi, ALDY FEBRIYANSYAH melakukan kunjungan ke Makam Permaisuri Pangeran Benowo yang menurut cerita adalah Raja Keraton Jipang Panolan saat itu.
Menurut SUNANDAR yang saat ini berusia 75 tahun, sebagai perawat Makam Putri SEDAH MERAH, mengatakan “Saya merawat tempat itu sejak tahun 2000 an, menggantikan perawat sebelumnya yang merasa tidak mampu, memang dulu perawat tempat tersebut adalah kakek saya, ketika saya masih kecil, setelah saya besar mendapat pekerjaan di PERHUTANI yang bertugas di Daerah, setelah pensiun barulah saya kembali ketempat ini, dan dipasrahin menggantikan untuk merawat tempat ini, karena kakek sayalah yang dulu merawat tempat ini.
Setiap tahun ada pementasan Wayang krucil disini, pelaksanaannya sebelum puasa tiba, tapi ya harus menunggu manganan atau tasyakuran dari Janjang dulu, barulah manganan difini dilaksanakan.”
-3-
MAKAM GEDONG AGENG JIPANG
Lokasi Petilasan Kadipaten Jipang Panolan berada di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Blora, (berjarak sekitar 8 kilometer dari kota Cepu) berupa makam Gedong Ageng.
Untuk mencapai daerah Jipang, bisa ditempuh dengan kendaraan sepeda motor atau mobil. Pada jaman itu tempat ini merupakan pusat pemerintahan Kadipaten Jipang. Di tempat ini ada makam kerabat Kadipaten Jipang, diantaranya makam R. Bagus Sosrokusumo, R. Bagus Sumantri, RA Sekar Winangkrong, dan Tumenggung Ronggo Atmojo. Peninggalan lainnya adalah Makam Santri Songo, yang berada di sebelah Utara Makam Gedong Ageng, berupa makam sembilan santri yang diduga mata-mata Pajang yang ditangkap dan dibunuh oleh prajurit Jipang. Selain itu ada juga Petilasan Bengawan Sore, dan Petilasan Masjid Jipang Panolan, Petilasan Semayam Kaputren, dan Petilasan Siti Hinggil.
Adipati Jipang, Arya Penangsang atau Arya Jipang, adalah anak Raden Kikin, putera kedua Raden Patah, raja pertama Demak. Ibu Raden Kikin adalah Adipati Jipang. Putera sulung Raden Patah yang bernama Adipati Kudus atau Pati Unus meninggal dalam ekspedisi menyerang Portugis di Malaka, sehingga disebut sebagai Pangeran Sabrang Lor. Sepeninggal Adipati Unus, terjadi perebutan kekuasaan antara kakak beradik Raden Kikin dan Raden Trenggana. Raden Kikin kemudian dibunuh oleh Raden Mukmin (putra pertama Raden Trenggana yang setelah menjadi raja bergelar Sunan Prawoto) sepulang salat Jumat di tepi sungai dengan menggunakan keris Kyai Setan Kober. Karenanya Raden Kikin disebut Pangeran Sekar Seda ing Lepen.
Arya Penangsang, yang menjadi Adipati Jipang mewarisi kedudukan kakeknya, kemudian membalas dendam dengan membunuh Sunan Prawoto dengan Keris Kyai Setan Kober yang dilakukan oleh orang suruhannya yang bernama Rangkud, dengan dukungan Sunan Kudus.
Perseteruan Arya Penangsang berlanjut dengan Hadiwijaya (Jaka Tingkir), menantu Sultan Trenggana yang menjadi Adipati Pajang, serta dengan Ratu Kalinyamat, adik Sunan Prawoto yang suaminya (Pangeran Hadari) dibunuh oleh orang-orang Jipang sekembalinya mereka dari Jepara untuk menuntut keadilan dari Sunan Kudus. Dalam sebuah pertempuran di tepi Kali Opak dengan pasukan Pajang yang dipimpin oleh Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi, Arya Penangsang tewas oleh keris Kyai Setan Kober yang dihunusnya sendiri karena memotong ususnya yang terburai setelah lambungnya robek terkena Tombak Kyai Plered yang digunakan Sutawijaya. Menurut juru kunci Makam Gedong Ageng, Salekun (50), setiap hari selalu ada pengunjung yang datang ke makam. Tidak saja dari daerah di sekitarnya, tapi juga dari luar daerah, terutama Solo dan Yogyakarta. Banyak juga peziarah dari Surabaya dan Jakarta. Mereka datang dengan berbagai maksud. Ada yang sekadar ingin mengunjungi dan melihat dari dekat peninggalan sejarah zaman Mataram Islam ini, banyak pula yang datang dengan hajat tertentu, seperti pengusaha yang ingin sukses, pejabat yang ingin kedudukan, atau berharap kesembuhan bagi kerabat yang sakit. "Saya kerap dimintai bantuan untuk menyampaikan maksud-maksud tersebut," ujar generasi ketiga dari trah juru kunci makam itu yang telah sebelas tahun lebih mengabdikan dirinya. Setiap pengunjung wisata sejarah Jipang ini harus menjaga sopan santun, terutama saat masuk ke lingkup makam. Menurut juru kunci Salekun, ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar saat berkunjung ke makam. Pantangan itu antara lain dilarang membawa benda-benda yang ada di lingkungan makam, bahkan secuil tanah pun. Pengunjung juga diminta untuk uluk salam terlebih dahulu saat akan masuk makam, dan jangan tinggi hati atau menyepelekan hal-hal yang ada dalam kompleks makam. “Kalau pantangan-pantaangan ini dilanggar biasanya ada kejadian yang tidak baik menimpa orang tersebut,” ujarnya.
Warga Jipang juga memiliki tradisi sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur. Tradisi ini disebut dengan manganan dan biasanya dilakukan di makam Gedong Ageng. Setidaknya ada tiga acara manganan, yakni saat turun hujan pertama kali, saat tanam padi, dan saat panen. Acara ini biasanya disertai dengan pertunjukan seni tradisi, seperti ketoprak, wayang krucil, wayang kulit, atau seni tradisi yang lain. Namun pantangannya, "kalau nanggap kethoprak jangan sampai mengambil lakon Aryo Penangsang. Bisa berbahaya!" ungkap Salekun wantiwanti.