GATUTKACA & PRABU SUMILIH
Wayang Gatutkaca dan Prabu Sumilih (Gatutkaca Ratu) karya Almarhum pakdhe Nyata Suwandi, Sukoharjo buatan Januari 1991
Raden Gatutkaca, putra Bima dari Dewi Arimbi dinobatkan menjadi Raja Muda di Pringgodani menggantikan Prabu Arimba Pamanya.
Prabu Arimba tewas setelah berperang tanding melawan Bima di Pinggir hutan Wanamarta.
Dilema memang, Arimbi yang jatuh cinta pada Bima, sisi lain Bima adalah anak Pandudewanata yang membunuh Prabu Kala Trembaka Ayahnya.
Prabu Arimba sebagai kakak Arimbi tidak merestui dan ingin menuntut balas kematian ayahnya.
Terjadilah perang tanding itu.
Arimba yang sakti mandraguna beberapa kali membuat sang Bima kehabisan tenaga melawanya.
Ketika Bima pingsan Arimbi yang menolong nya.
Arimba tahu kalau adiknya sangat mencintai Bima.
Ketika Bima kehabisan tenaga bisa saja Arimba dengan mudah membunuhnya ,tapi dia tidak melakukanya . Bima telah sadar perang tanding semakin dahsyat .
Ketika terik matahari tepat diatas kepala tiba tiba Arimbi berteriak keras agar Bima menusuk kan kuku pancanaka pada pusar kakaknya Arimba.
Arimba marah dan mengumpat pada Arimbi krn membocorkan "Pengapesanya ".
Ketika Arimba lengah memandang ke atas langit secepat kilat Bima menancapkan kuku Pancanaka ke pusar Arimba.
Luka menganga disertai jeritan Raksasa sebesar bukit itu pun ambruk ketanah.
Arimbi berteriak histeris menubruk tubuh kakak yang di cintai dan dihormati nya itu.
Dengan suara bergetar Arimba berkata bahwa dia mengakui kekalahanya melawan Bima dan merestui perkawinanya dengan Bima serta Menyerahkan tahta Pringgondani pada dirinya.
Arimba pun tewas
Beberapa tahun Setelah Gatutkaca di nobatkan menjadi Raja Pringgondani, terjadi intrik keluarga trah Pringgondani karena hasutan patih Sengkuni dari Kerajaan Hastinapura.
Kudeta yang dilakukan Brajadenta tidak di dukung oleh saudaranya yang lain tak terkecuali brajamusti dan Kalabendana .
Akirnya Brajadenta Brajamusti mati sampyuh dan menyatu menjadi Ajian Gatutkaca yang luar biasa .
Arimbi sebagai seorang ibu dengan kemampuanya melindungi anak semata wayangnya.
Kudeta yang gagal mengakibatkan kematian beberapa kadang Braja.
Sungguh cinta Arimbi yang membawa pengorbanan yang sangat besar dari dulu Harta, tahta dan wanita sering menjadi sumber malapetaka.