MAHISA ANABRANG (KEBO ANABRANG)
Beliau salah satu tokoh hebat Singasari di bawah Raja Kertanagara dan pernah melakukan ekspedisi Pamalayu atau penaklukan Melayu yang berangkat melalui pelabuhan Tuban. Pada masa kerajaan Majapahit beliau akhirnya tewas tertusuk keris Lembu Sora ketika terjadi pertarungan antara beliau dengan Rangga Lawe di sungai Tambak beras yang berakhir sampyuh, konon kuda yang dikendarai bernama Brahma Cikur.
Kebo Anabrang, Mahesa Anabrang, atau Lembu Anabrang adalah nama seorang perwira Kerajaan Singhasari yang diutus oleh raja Kertanegara menjadi komandan Ekspedisi Pamalayu tahun 1275 – 1293. Kebo Anabrang juga dikenal karena berduel dan membunuh Ranggalawe, salah satu abdi Raden Wijaya, pada pertempuran Tambak Beras. Meninggal: 1295 (Wikipedia)
(Ilustrasi Kebo Anabrang, karya pribadi, Prof.Slamet Muljana)
KEBO ANABRANG (VERSI GIRINDRA)
Menurut Pararaton, Wiraraja tidak kembali ke Majapahit, tidak mau menghamba kepada raden Wijaya. Berselang tiga tahun dari peristiwa Ranggalawe, terjadilah peristiwa Sora, 1298M. Sora difitnah Mahapati, dan akhirnya dibunuh Kebo Anabrang pada tahun saka 1222 atau 1300M.
Berdasarkan berita Pararaton, Kebo Anabrang ternyata masih hidup pada tahun 1300M. Kidung Panji Wijayakrama dan kidung Ranggalawe menulis Kebo Anabrang gugur berbarengan dengan Ranggalawe. Dua kidung ini bersumber dari Pararaton. Jadi terkait riwayat Kebo Anabrang, sumber sejarah yang lebih dipercaya adalah Pararaton. Dapat dikatakan bahwaKebo Anabrang bukan tokoh yang melenyapkan Ranggalawe.
Kebo Anabrang tokoh senior di bawah arya Wiraraja dan arya Adikara. Usianya sepantaran Mpu Sora. Ketika berangkat ke Malayu, usianya sekitar 25 tahun. Melihat jasa besar dan usianya, sangat mungkin Kebo Anabrang adalah sang Pranaraja Mpu Sina, salah satu menteri Pasangguhan sebagaimana termuat dalam prasasati Kudadu dan Penangungan. Kebo Anabrang dianggap sebagai pejuang besar Singhasari yang berhasil memimpin penaklukkan Malayu.
Pengangkatan Kebo Anabrang, mantan panglima ekspedisi Pamalayu, merupakan strategi raden Wijaya meredam kelompok yang berupaya menjegal penobatannya sebagai raja Majapahit. Ketika kembali ke tanah Jawa, Kebo Anabrang membawa armada besar yang tentunya siap sedia digerakkan ke mana saja. Mereka para pejuang yang gagah di negeri orang. Pengangkatan Kebo Anabrang sebagai salah satu anggota dewan mentri Pasangguhan merupakan bentuk penghargaan kepada pahlawan agung Singhasari.
Kelak Kebo Anabrang atau sang Pranaraja Mpu Sina menjadi tokoh utama pendukung pemerintahan Jayanegara. Bagaimanapun, Kebo Anabrang memiliki hubungan batin dengan pihak Malayu. Jayanegara berdarah Melayu.
Sumber referensi :
Simak narasi Kebo Anabrang dalam GIRINDRA : Pararaja Tumapel-Majapahit.
Kebo Anabrang dalam Buku GIRINDRA: Pararaja Tumapel-Majapahit Karya Siwi Sang