MATI SURI
(Lazarus Syndrome)
Mati suri adalah fenomena hidup kembali setelah dinyatakan meninggal, kenali penyebabnya. Mati suri adalah istilah yang mungkin sudah cukup sering terdengar di masyarakat. Kebanyakan orang masih belum mengerti apa itu mati suri. Banyak orang mengaitkan mati suri dengan fenomena gaib yang penuh misteri dan tidak masuk akal.
Padahal, faktanya mati suri merupakan kondisi yang dapat dijelaskan secara medis. Dalam dunia medis, fonemena mati suri ini dapat diakibatkan oleh dua hal, yaitu karena seseorang mengalami Lazarus Syndrome atau karena orang tersebut mengalami Near Death Experience.
Mati suri adalah fenomena ketika seseorang yang telah dinyatakan meninggal dunia hidup kembali dalam rentang waktu tertentu. Mati suri merupakan hal yang tidak asing di dunia medis, walaupun sangat jarang terjadi.
PENGERTIAN MATI SURI
Menurut (KBBI), mati suri adalah tampaknya mati, tetapi sebenernya tidak. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mati suri adalah fenomena yang dalam dunia medis dapat dipahami sebagai dua hal, yaitu Lazarus Syndrome atau Near Death Experience.
Dalam dunia medis, mati suri adalah istilah yang kerap disamakan dengan Lazarus Syndrome. Mengutip Healthline, Lazarus Syndrome mengacu pada sirkulasi darah yang kembali secara spontan setelah jantung berhenti berdetak dan tidak berdetak kembali setelah dilakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR). Sementara itu, news-medical.net mendefinisikan Lazarus Syndrome sebagai kembalinya sirkulasi darah secara spontan setelah penghentian resusitasi seteleh serangan jantung.
Singkatnya, Lazarus Syndrome atau mati suri adalah kembalinya aktivitas jantung secara tiba-tiba yang terjadi setelah seseorang dinyatakan meninggal. Jantung bekerja dengan memompa darah melalui pembuluh darah ke semua organ dan jaringan di tubuh. Ketika berhenti berdetak, sirkulasi berhenti, dan organ mengalami kegagalan karena tidak lagi mendapatkan oksigen. Biasanya, alasan jantung berhenti tidak dapat dikoreksi, dan kematian akan segera menyusul walaupun telah dilakukan CPR. Meskipun begitu, terkadang CPR bisa berhasil dan memulai kembali jantung. Lazarus Syndrome terjadi ketika masalah itu teratasi dengan sendirinya segera setelah CPR berhenti dan jantung mulai berdetak lagi.
Selain itu, mati suri adalah istilah yang juga dikaitkan dengan Near Death Experience (NDE). Mengutip dari Near Death Experience adalah pengalaman persepsi sadar, termasuk pengalaman emosional, berhubungan dengan diri sendiri, spiritual, dan mistik yang terjadi pada seseorang yang dekat dengan kematian atau dalam situasi ancaman fisik atau emosional yang akan segera terjadi. Orang yang memiliki pengalaman Near Death Experience cenderung mempunyai gangguan tidur REM.
Kondisi NDE atau mati suri adalah fenomena yang membuat seseorang berada dalam kondisi koma, sulit bernapas, atau bahkan sangat lemas sehingga sekilas seperti sudah meninggal. Namun, ketika kondisi membaik, orang tersebut akan kembali bisa bernapas, bergerak, tersadar dari koma, dan detak jantungnya kembali kuat. Inilah yang kerap dianggap pengalaman mati suri.
FAKTOR PENYEBAB MATI SURI
Mati suri adalah fenomena ketika seseorang hidup kembali setelah dinyatakan meninggal dunia dalam rentang waktu tertentu. Seseorang yang mengalami mati suri biasanya akan menunjukkan beberapa tanda kematian seperti kematian pada umumnya, lalu hidup kembali. Ada beberapa faktor penyebab mati suri yang perlu kamu ketahui.
Faktor penyebab mati suri adalah sebagai berikut :
1. Udara terperangkap di dalam paru-paru
2. Faktor pertama penyebab mati suri adalah udara terperangkap di dalam paru-paru. Ketika seseorang mengalami henti jantung, koma, atau gagal pernapasan, orang tersebut membutuhkan tindakan medis berupa CPR. Namun, tindakan ini terkadang dapat menimbulkan suatu efek pada tubuh yaitu penumpukan udara di dalam rongga dada dan paru-paru yang seakan-akan menyebabkan sirkulasi dan aliran darah terhenti.
Setelah CPR dihentikan selama beberapa waktu, tekanan udara yang meningkat ini bisa perlahan menurun, sehingga membuat aliran darah dan pernapasan orang tersebut kembali lancar. Kondisi ini biasanya terlihat ketika pasien yang mendapatkan CPR bisa kembali menunjukkan respons tubuh, seperti tersadar, bernapas spontan, batuk, atau kembali bisa bergerak.
3. Hiperkalemia.
Hiperkalemia adalah kondisi yang disebabkan oleh kadar kalium yang terlalu tinggi. Kalium dalam darah berfungsi untuk memperlancar fungsi otot, saraf, dan jantung. Ketika seseorang mengalami hiperkalemia, aktivitas listrik di dalam jantung akan terganggu. Hal ini mengakibatkan detak jantung melambat dan dapat berujung pada koma, sehingga seolah-olah meninggal.
4. Penyebab Lainnya.
Penyebab lainnya dari mati suri adalah penumpukan potassium atau terlalu banyak asam dalam darah, sehingga mengakibatkan jantung berhenti berdetak. Pada kondisi ini biasanya akan dilakukan CPR, namun diperlukan waktu untuk jantung kembali berdetak. Nantinya, sirkulasi darah akan kembali secara spontan.
Kejadian mati suri pada dunia medis sering terjadi. Oleh karena itu, sebelum seseorang dinyatakan meninggal, tenaga kesehatan akan menunggu dan memonitor pasien sekitar 10-15 menit setelah menghentikan tindakan CPR. Biasanya orang yang mengalami mati suri akan kembali Hidup setelah dinyatakan meninggal dalam waktu sekitar 10 hingga 30 menit. Namun, pada kasus yang sangat jarang terjadi, ada juga orang yang bisa kembali hidup dalam waktu beberapa jam setelah ia dinyatakan meninggal.
APA YANG TERJADI DISAAT MATI SURI ?
Near death experience (NDE) atau yang lebih sering dikenal sebagai mati suri merupakan salah satu fenomena yang cukup sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. Mati suri sering digambarkan sebagai perasaan bahwa jiwa seseorang telah meninggalkan raganya, dilanjutkan dengan pengalaman melewati terowongan gelap dengan cahaya di ujung terowongan, dan pergi ke dimensi di mana seseorang merasakan perasaan hangat, nyaman dan dicintai.
Pengalaman mati suri berbeda-beda tergantung budaya.
Banyak masyarakat yang menghubungkan pengalaman mati suri ini sebagai suatu kejadian mistik, padahal banyak penelitian mutakhir membuktikan bahwa NDE merupakan suatu manifestasi keadaan di otak dan bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Pengalaman mati suri dipengaruhi oleh kultur budaya di masing-masing daerah. Oleh karena itu, mati suri yang dialami oleh orang Indonesia mungkin berbeda dengan yang dialami oleh orang Eropa.
Mati suri ditemukan di seluruh penduduk dunia. Sekitar 3% penduduk Amerika mengaku pernah mati suri, pengalaman ini juga dialami oleh sekitar 4-5% penduduk Eropa. Mati suri lebih sering dialami oleh wanita dibanding pria, dan lebih sering dialami oleh seseorang yang berumur di bawah 60 tahun. Sekitar 50% orang yang mengalami mati suri merasa bahwa mereka benar-benar sudah sempat meninggal, 56% merasakan bahwa itu merupakan suatu pengalaman positif, 24% merasa bahwa jiwa mereka meninggalkan raga atau out of body experience (OBE), 31% melaporkan pengalaman melewati terowongan, dan 32% melaporkan adanya interaksi dengan orang yang telah meninggal.
Merasa meninggal betulan.
Perasaan telah mati sering dilaporkan oleh orang yang mengalami mati suri. Perasaan ini juga dialami oleh mereka yang menderita sindrom cotard, hal ini diasosikan dengan adanya gangguan otak di bagian korteks parietal dan prefrontal, dan umumnya menghilang setelah beberapa hari. Hal ini dilaporkan juga pada orang yang mengalami cedera kepala, tifoid yang parah, dan multiple sklerosis. Belum diketahui kenapa seseorang bisa mengalami perasaan telah mati, penjelasan logisnya adalah mungkin ini hanya sebuah usaha pasien untuk memahami pengalaman aneh yang dialami.
Perasaan jiwa keluar dari raga.
Out of body experience (OBE) sering dideskripsikan sebagai perasaan melayang di luar tubuh, dan terkadang disertai dengan autoskopi, yaitu melihat tubuh sendiri saat melayang. Walaupun sering dianggap sebagai pengalaman mistis, OBE juga dapat terjadi di kondisi lain, seperti misalnya saat seseorang mengalami sleep paralysis atau lebih dikenal dengan nama ketindihan. Saat ketindihan, tubuh berada di fase REM atau tidur nyenyak, tetapi otak mereka terbangun sebagian.
Penilitian Olaf Blanke berhasil memicu OBE buatan dengan menstimulasi otak bagian temporoparietal. Penelitian itu juga menyimpulkan bahwa OBE terjadi saat otak gagal mengintegrasikan berbagai rangsangan sensorik dari lingkungan eksternal.
Interaksi dengan orang mati.
Dalam berbagai agama dan cerita dari mulut-mulut, banyak yang menyatakan bahwa saat kita mati, kita akan dikelilingi oleh orang mati dan malaikat. Hal ini turut mempengaruhi pengalaman yang kita rasakan saat mati suri. Fenomena ini diduga dikarenakan adanya gangguan dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter dalam otak yang bisa menyebabkan seseorang mengalami halusinasi. Gejala berinteraksi dengan sesuatu yang tidak nyata juga dialami oleh pasien dengan Alzheimer, Parkinson, dan degenerasi makula.
Pada penderita degenerasi makula di mata, penglihatan yang terganggu menyebabkan otak berusaha mengkompensasi dengan cara menghadirkan gambaran lain yang sebenarnya tidak ada. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengalaman interaksi dengan orang mati ini bisa disebabkan oleh karena gangguan fungsi dopamin dan gangguan input sensorik.
Melihat terowongan cahaya.
Melihat terowongan cahaya merupakan salah satu fenomena yang sering dilaporkan setelah mati suri.Hal ini bisa disebabkan karena pasokan darah dan oksigen yang berkurang di retina mata. Saat retina kekurangan oksigen dan menjadi iskemik, penglihatan di daerah tepi mata akan mengalami gangguan terlebih dahulu. Gangguan ini kemudian meluas ke arah tengah, sehingga tampak sebagai terowongan
Mati suri merupakan pengalaman unik dengan berbagai mekanisme yang kompleks di baliknya, mulai dari kekurangan oksigen, gangguan fase REM tidur, gangguan fungsi dopamin, dan pengaruh budaya dan kepercayaan. Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah NDE tidak sepenuhnya harus berupa kejadian mistik dan bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan, sehingga Anda tidak perlu memikirkan berlebihan jika suatu saat mengalaminya.
MATI SURI MENURUT AGAMA
Beberapa orang mungkin pernah mengalami mati suri. Pengakuan yang pernah mengalami mati suri ini ada yang sangat mengerikan. Sehingga, setelah mereka mengalami mati suri biasanya lebih tekun beribadah karena saat mati suri mereka di beri gambaran mengenai kehidupan selanjutnya.
Pengalaman mati suri, atau NDE (Near-Death Experience) dipicu selama episode tunggal yang mengancam jiwa ketika tubuh terluka oleh trauma tumpul, serangan jantung, asfiksia, syok, dan sebagainya.
Melansir dari Scientific American, sekitar satu dari 10 pasien dengan serangan jantung di rumah sakit mengalami episode seperti itu. Ribuan orang yang selamat dari mati suri yang mengerikan ini menceritakan tentang meninggalkan tubuh mereka yang rusak dan menghadapi dunia di luar keberadaan sehari-hari, tidak dibatasi oleh batas ruang dan waktu yang biasa. Pengalaman mistis yang kuat ini dapat menyebabkan transformasi permanen dalam hidup mereka.
Mati suri merupakan pengalaman pribadi seseorang yang telah meninggal secara klinis, sebelum akhirnya hidup kembali. Pernapasan, detak jantung, dan fungsi otak mungkin masih terjadi, tetapi mereka hanya dapat dideteksi oleh sarana kedokteran canggih.
Dengan alasan kemanusiaan, biasanya dokter melakukan CPR upaya untuk membuat jantung dan paru orang yang telah dianggap meninggal dunia kembali berdetak sehingga orang tersebut hidup kembali. Keadaan tubuh seseorang yang mengalami mati suri secara klinis pada umumnya sudah meninggal atau dalam keadaan koma.
Pengalaman mati suri ini masih menjadi misteri besar karena sulit dijelaskan secara logika ilmiah karena rohnya keluar dari tubuh. Yang bersangkutan dapat melihat tubuhnya sendiri yang meninggal, seperti tergeletak di rumah sakit atau terjebak di dalam mobil karena kecelakaan hebat.
Orang yang mati suri ini terjadi pemisahan antara kesadaran dan fisik. Rohnya masuk atau pindah ke dunia akhirat.
Beberapa orang mengatakan bahwa mereka merasa berada di dalam surga dan mengalami beberapa kejadian mengerikan seperti :
1. Masuk dalam keadaan gelap, lalu melihat cahaya.
2. Bertemu malaikat yang menanyakan perihal hidupnya di dunia.
3. Bertemu saudara atau keluarga yang sudah meninggal.
4. Melihat keindahan luar biasa yang tidak ada di bumi dan merasakan cinta yang menakjubkan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
5. Melihat peristiwa hidupnya pada masa lalu.
6. Melihat ada batasan.
7. Lalu, kembali ke tubuhnya semula.
Penjelasan mati suri menurut Agama Islam.
Dalam Hadits Qudsi dijelaskan, kematian adalah pintu penghubung antara dunia dan akhirat. Setiap orang yang mati melewati pintu tersebut, sementara kehidupan, yaitu kondisi ketika jasad atau tubuh dengan roh masih menyatu.
Dalam Al-Qur'an juga dijelaskan, mati suri berarti salah satu ujung tali roh terlepas, tetapi dia masih hidup karena ujung lainnya masih terikat. Inilah yang membuat seseorang bisa kembali hidup. Mirip dengan orang tidur.
Sebagaimana diketahui, roh ibarat tali yang punya dua ujung terikat pada tubuh. Jika salah satu ujung terlepas dari badan, hal itu memungkinkan manusia untuk melayang-layang dengan apa yang disebut dengan mimpi atau mati suri.
Menurut Kristen Protestan.
Mati suri menurut Kristen Protestan juga memiliki arti yang lebih mendalam untuk kehidupan manusia. Kehidupan memang sebuah jalan agar manusia bisa menuju Allah, tetapi pada kenyataannya manusia tercemar dengan dosa sehingga akan ada banyak rintangan untuk menuju pada Allah. Agar manusia bisa dipersatukan kembali dengan Allah, dibutuhkan kemurnian hati seutuhnya dan kehidupan harus menjadi proses pembersihan. Pembersihan yang dilakukan secara terus-menerus sangat harus untuk dilakukan dan tahap terakhir dalam menentukan hal tersebut adalah kematian yang berarti berpisahnya dari dunia fana.
Katolik.
Jika seseorang hidup dalam Kristus, mati suri adalah sebuah penyucian diri terhadap dosa yang telah di lakukan seseorang pada masa lalu. Bagi umat katolik, semua dosanya akan diperlihatkan dalam mati suri ini.
Ketika masih berdosa dan menjadi seteru Allah, Kristus wafatkan manusia untuk mendamaikannya dengan Allah. Maka oleh Adam, manusia jatuh dalam dosa, sedangkan oleh Kristus manusia tersebut memperoleh hidup yang kekal (Roma 5: 12–18).
Oleh ketidaktaatan Adam, semua jatuh dalam dosa. Namun, oleh ketaatan, manusia semua dibenarkan (Roma 5: 19). Manusia menerima rahmat kehidupan kekal pada saat dibaptis di dalam kematian Kristus untuk dibangkitkan bersama-sama dengan Dia dan memiliki kehidupan yang baru bersama Dia (Roma 6: 1–4).
Yahudi.
Dalam pandangan agama Yahudi, seseorang yang telah mengalami mati suri akan diperlihatkan masa depan dan kedatangan Tuhan sebanyak dua kali.
Konghucu.
Menurut Konghucu, mati suri merupakan penembusan dosa terhadap sang hyang. Jika seseorang mati suri minimal tiga jam, semua dosanya selama tiga tahun akan dihapuskan.
Orang yang mengalami mati suri dalam Konghucu ditandai dengan datangnya dewi kematian yang bertujuan memberi tahu keluarganya akan kematian orang terdekatnya.
Baha’i.
Jika penganut Baha’i ada yang mengalami mati suri, bersiap-siaplah akan datang suatu musibah yang amat besar. Entah keluarganya ada yang sakit ataupun kecelakaan.
Menurut konsep Baha’i, mati suri merupakan sebuah kesengsaraan karena di sana manusia diperlihatkan semua dosa yang dilakukan ketika hidup di dunia.
MATI SURI DITINJAU SARI SUDUT ISLAM DAN PSIKOLOGI
Mati suri adalah suatu fenomena di mana seseorang hidup kembali setelah dinyatakan meninggal dunia dalam rentang waktu tertentu. Kondisi tersebut kerap dimaknai bahwa arwah yang terlepas masih memiliki kontrol di badannya.
Mengutip buku berjudul Menguak Tabir Kematian oleh Argawi Kandito, arwah yang mengalami mati suri belum ada dalam genggaman Malaikat Izrail. Kondisi tersebut dapat dipastikan bahwa arwah tersebut tidak akan memasuki alam barzah yang menjadi perantara antara dunia dan akhirat.
Masih dari sumber yang sama, jika ada orang yang mengalami mati suri, alangkah baiknya jika segera dibacakan Surat Yasin sebanyak tiga kali. Tujuannya untuk mendoakan si arwah tersebut agar diberikan jalan terbaik.
Maksud jalan terbaik adalah agar diberikan jalan yang lapang dan segera tiba di tujuan jika memang sudah dikehendaki pulang ke sisi Allah SWT. Jika memang belum waktunya, semoga arwah tersebut masih diberikan kesempatan untuk hidup dan segera dikembalikan ke raganya.
Mati Suri menurut Psikologi.
Menurut buku Psikologi Kematian oleh Komaruddin Hidayat, kondisi mati suri dikenal dengan istilah NDE (Near Death Experience) atau ada juga disebut NDS (Near Death Survival).
Maksud dari istilah tersebut adalah seseorang yang telah dinyatakan mati oleh dokter, namun tak berapa lama kemudian orang tersebut hidup dan sadar kembali.
Ayat Al-Quran tentang Mati Suri
Allah membahas tentang fenomena mati suri dalam ayat Alquran, tepatnya dalam Surat Az-Zumar ayat 42 yang artinya:
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memegang kendali atas kematian seluruh hamba-Nya. Allah SWT memegang jiwa orang yang sedang tertidur, namun belum dilepaskan hingga waktunya tiba.
Allah SWT juga memegang jiwa orang yang telah ditetapkan kematiannya. Kesimpulannya, Allah SWT memiliki kekuasaan mutlak di atas kehidupan seluruh makhluk-Nya.
Jadi, sudah selayaknya umat Muslim selalu berdoa dan beribadah kepada Allah. Harapannya, semua doa dan amalan yang dikerjakan dapat menjadi bekal saat nanti ajal menjemput.
Di sisi lain, dalam hadits Qudsi dijelaskan bhawa kematian adalah pintu penghubung antara dunia dan akhirat. Jiwa yang dinyatakan mati akan melewati pintu tersebut, sedangkan jiwa yang hidup atau tertidur masih melekat dalam tubuh.
“Dalam Alquran dijelaskan, mati suri berarti salah satu ujung tali roh terlepas, tapi dia masih hidup karena ujung lainnya masih terikat. Itu yang membuat dia bisa kembali hidup, mirip dengan orang tidur.”
MENTERI MATI SURI SUDUT PANDANG MEDIS
Mati suri sering dikaitkan dengan pengalaman spiritual yang penuh misteri dan tak masuk akal. Padahal, faktanya tidak selalu demikian. Ada beberapa alasan secara medis dan ilmiah di balik terjadinya mati suri.
Mati suri adalah sebuah fenomena ketika seseorang hidup kembali setelah dinyatakan meninggal dunia dalam rentang waktu tertentu. Meski tergolong sangat jarang terjadi, fenomena ini bukanlah suatu hal yang asing di dalam dunia medis.
Fenomena Mati Suri dari Tinjauan Medis.
Dalam istilah medis, kejadian mati suri kerap kali disamakan dengan Lazarus syndrome atau the Lazarus phenomenon, yaitu kondisi kembalinya fungsi jantung dan pernapasan yang sempat terhenti (return of spontaneous circulation) setelah resusitasi jantung paru atau CPR dihentikan.
Tindakan CPR ini biasanya dilakukan pada orang yang mengalami henti jantung, koma, atau tidak bisa bernapas spontan.
Biasanya orang yang mengalami mati suri akan kembali hidup setelah dinyatakan meninggal dalam waktu sekitar 10 hingga 30 menit. Namun, pada kasus yang sangat jarang terjadi, ada juga orang yang bisa kembali hidup dalam waktu beberapa jam setelah ia dinyatakan meninggal.
Selain karena Lazarus syndrome, mati suri juga kerap dikaitkan dengan pengalaman mendekati kematian alias near death experience (NDE). Kondisi kritis ini akan membuat seseorang berada dalam kondisi koma, sulit bernapas, atau bahkan sangat lemas sehingga sekilas seperti sudah meninggal.
Namun, ketika kondisinya membaik, dia akan kembali bisa bernapas, bergerak, tersadar dari koma, dan detak jantungnya kembali kuat. Inilah yang kerap dianggap pengalaman mati suri.
Penyebab Seseorang Bisa Mengalami Mati Suri.
Secara medis, dokter bisa menyatakan bahwa seseorang telah meninggal ketika menunjukkan beberapa tanda kematian berikut :
1. Napas terhenti
2. Tidak ada pergerakan tubuh dan otot tampak kaku atau lemas
3. Tidak ada denyut nadi dan detak jantung
4. Kelopak mata tertutup sebagian atau sepenuhnya
5. Pupil mata melebar dan tidak reaktif terhadap cahaya atau sentuhan
6. Tidak ada respons terhadap rasa sakit, misalnya ketika dicubit
7. Selain itu, saat telah meninggal, aktivitas listrik jantungnya juga telah tiada. Ini bisa terlihat dari munculnya garis lurus dalam layar monitor EKG.
Orang yang mengalami mati suri akan menunjukkan beberapa tanda kematian di atas, lalu sewaktu-waktu hidup kembali. Meski penyebabnya tidak diketahui secara jelas, ada beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan terjadinya fenomena mati suri, yaitu :
1. Udara terperangkap dalam paru-paru.
Ketika mengalami henti jantung, koma, atau gagal napas, seseorang perlu segera mendapatkan pertolongan berupa CPR.
Meski berperan penting dalam membantu fungsi jantung dan paru-paru agar bisa kembali bekerja, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa tindakan ini terkadang bisa menyebabkan penumpukan udara di dalam rongga dada dan paru-paru. Hal ini membuat seolah-olah sirkulasi dan aliran darah terhenti.
Setelah CPR dihentikan selama beberapa waktu singkat, tekanan udara yang meningkat ini bisa perlahan menurun, sehingga membuat aliran darah dan pernapasan pasien kembali lancar.
Kondisi ini biasanya terlihat ketika pasien yang mendapatkan CPR bisa kembali menunjukkan respons tubuh, seperti tersadar, bernapas spontan, batuk, atau kembali bisa bergerak.
2. Hipotermia.
Hipotermia bisa menyebabkan gangguan pada fungsi organ dan aktivitas saraf tubuh, sehingga menyebabkan penderitanya mengalami penurunan detak jantung, denyut nadi, dan pernapasan. Kondisi ini terjadi karena tubuh terpapar suhu yang terlalu dingin dalam periode waktu tertentu.
Pada beberapa kasus, hipotermia bisa membuat kondisi seseorang menjadi sangat lemah, sehingga tanda-tanda vitalnya, seperti detak jantung, denyut nadi, dan pernapasan tak tedeteksi. Hal ini seolah-olah menunjukkan bahwa dia telah meninggal.
Ketika seseorang mati suri mendapatkan pertolongan medis secepatnya dan suhu tubuhnya bisa kembali normal, aliran darah dan fungsi berbagai organ tubuhnya akan kembali bekerja sehingga kembali “hidup”. Fenomena ini kerap dianggap sebagai mati suri.
3. Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah kondisi ketika jumlah elektrolit kalium meningkat terlalu tinggi. Kondisi ini bisa membuat fungsi jantung, paru-paru, serta saraf dan otak terganggu. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa membuat seseorang mengalami henti jantung dan koma, sehingga seolah-olah meninggal dunia.
Kejadian mati suri dalam dunia medis memang bisa terjadi. Oleh karena itu, sebelum menyatakan pasien meninggal, dokter dan petugas medis akan menunggu dan mengawasinya hingga sekitar 10–15 menit setelah menghentikan tindakan CPR.
Jika memang tidak ada perubahan dan pasien tetap menunjukkan tanda-tanda kematian, dokter baru akan menyatakan bahwa pasien telah meninggal.