TEMBANG DHANDHANGGULA
Tembang Dhandhanggula.
Tembang Dhandanggula berasal dari dua kata yaitu Gegedhangan yang bermakna cita-cita, harapan, atau keinginan dan kata gula memiliki arti manis atau indah. Arti dan makna keseluruhan dari tembang Dhandanggula adalah tembang yang menceritakan kehidupan manusia tentang cita-cita dan harapan yang indah.
Tembang dhandhanggula merupakan tembang ke tujuh dari sebelas tembang macapat. Sebelum tembang ini ada tembang gambuh dan tembang asmaradana yang menceritakan perihal kehidupan dimasyarakat dalam berinteraksi sosial dan kisah asmara anak muda. Perlunya bimbingan dan arahan pada seluruh aspek bidang ini, guna dapat menjalani kehidupan dengan benar.
Tembang dhandhanggula berisi tentang kehidupan yang indah atau manis di masa depan. Aspek kehidupan sandang, pangan, dan papan sepeti kebutuhan pribadi dan keluarga, pakaian yang pantas, pekerjaan yang mapan, keluarga yang harmonis, maupun anak yang berbakti kepada orang tuanya.
Dalam arti lain tembang dhandhanggula berasal dari dua kata yaitu dhandhang berarti burung gagak yang bermakna kabar duka dalam istilah jawa dan gula yang memiliki makna manis atau indah. Dapat di simpulkan bahwa tembang ini tak hanya menceritakan kisah indah dalam kehidupan, namum terdapat kisah suka dan duka menuju kehidupan yang indah di masa yang akan datang.
Terkadang manusia memiliki harapan besar yang dapat dicapai dengan cara instan. Dalam kehidupan perlu adanya kegigihan agar dapat mencapai harapan tersebut. Dalam artian perjuangan yang saat ini kamu jalani dengan kerja keras. Jatuh bangun dalam memperjuangkan keinginanmu demi masa depan yang indah.
Pengertian Tembang dhandhanggula.
Tembang Dhandhanggula asale saka tembung Gegadhangan ing basa Jawa kang nduweni teges pangarep-arep, angen-angen utawa cita-cita. Tembung Gula tegese legi utawa endah. Dadi, Dhandhanggula tegese becik lan pangarep-arep.
Tembang dhandhanggula berasal dari tembung Gegadhangan yang artinya harapan, angan-angan atau cita-cita. Sedangkan tembung Gula artinya manis atau indah. Jadi, Dhandhanggula artinya kebaikan dan harapan.
Dhandanggula saka tembung dhandhang sayektine jenising kewan manuk kang saben menclok nyuwara nggaok gaok, umume diarani manuk gagak. Gula tegese samubarang kang legi.
Beberapa sumber lain mengatakan jika arti Dhandanggula berasal dari kata dhandang yang artinya burung gagak.
Masyarakat Jawa menyebut buruk gagak sebagai simbol kematian dan kesedihan. Sehingga kata dhandang jika digabung dengan kata gula memiliki arti tembang yang menceritakan suka dan duka perjalanan hidup.
Dhandahang yaiku pengarep-arep. Mulane kuwi, tembang kang nganggo metrum Dhandhanggula nduweni isi kang legi kaya dene gula. Akeh pitutur kuna kang nganggo jenis iki
Artinya : Dhandanggula adalah lambang dari sebuah harapan. Karena itu, tembang yang menggunakan metrum dhandhanggula memiliki isi harapan manis seperti gula. Banyak nasihat terkandung di dalamnya.
Salah satu upaya untuk melestarikan budaya jawa adalah dengan belajar tentang tembang macapat, khususnya di daerah Jawa. Tembang macapat merupakan warisan kebudayaan dari Jawa, salah satu judul kesenian dari tembang ini adalah tembang dhandhanggula.
Tembang adalah bahasa jawa dari lagu, puisi, atau syair. Tembang yang cukup familiar di telinga masyarakat jawa adalah tembang Macapat. Tembang macapat sudah ada sebelum Majapahit yaitu pada zaman kerajaan Kraton kuno. Tembang yang juga sebagai pengingat akan kehidupan sebagai manusia selayaknya.
Perkembangan teknologi semakin maju menjadikan budaya jawa semakin terlupakan dikarenakan adanya budaya barat yang masuk wilayah indonesia. Sebagai masyarakat jawa seharusnya bisa melestarikan budaya kita. Contohnya yaitu belajar tembang Jawa.
Penjelasan Tembang Dhandhanggula :
1. Pengertian Tembang Dhandhanggula
2. Watak Tembang Dhandhanggula
3. Paugeran (Aturan)
4. Fungsi dan Tujuan Tembang
Contoh Tembang Dhandhanggula
1. Tema Keteladanan
2. Tembang Dhandhanggula Tentang Raja yang Pemurah
3. Tema Pendidikan
4. Tema Lingkungan Hidup
5. Tembang Dhandhanggula Serat Tripama.
Watak Tembang Dhandhanggula.
Tembang dhandhanggula mengajarkan kita akan pentingnya sebuah perjuangan untuk mencapai sebuah harapan. Watak tembang dhandhanggula ini menceritakan tentang suka duka dalam perjalanan hidup manusia dan jatuh bangun agar dapat mencapai keinginan dan harapan di masa depan.
Watak tembang dhandhanggula bersifat menyeluruh atau Universal. Tembang ini sangat relevan dengan kondisi kehidupan apapun dapat menceritakan kisah bahagia maupun kisah duka. Termasuk memberi nasihat kepada orang yang tertimpa masalah.
Berikut Adalah Watak Tembang Dhandhanggula :
1. Suka dan Duka
2. Bahagia
3. Bersyukur
4. Kasih Sayang
5. Perjuangan
6. Kerja Keras
7. Kegigihan
8. Pantang Menyerah
Inti dari watak tembang dhandhanggula adalah selalu bersyukur atas seluruh nikmat dan karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita. Bersyukur adalah obat hati yang ampuh dalam menjalani kehidupan. Dengan bersyukur dan tawakal kepada Tuhan, cita cita dan harapan untuk mencapai kebahagian di masa depan akan terwujud.
Biasanya sifat dan watak tembang dhandhanggula di atas digunakan oleh masyarakat sebagai media penyampaian pesan, baik itu sebuah pitutur (nasihat) maupun pesan moral. Hal ini bertujuan agar dapat membimbing, mendidik, dan mengarahkan pada hal yang positif.
Paugeran (Aturan).
Paugeran adalah aturan yang dipakai pada tembang macapat. Terdapat 11 judul tembang macapat yang memiliki paugeran berbeda beda dari setiap judulnya. Paugeran ini menjadi ciri ciri yang dimiliki oleh tembang macapat.
Perlu kita ketahui yang dimaksud dengan paugeran tembang merupakan aturan-aturan yang melekat pada tembang. Aturan ini mengatur tentang jumlah baris, jumlah suku kata, serta vokal tembang.
Berikut Adalah Aturan Tembang Dhandhanggula :
1.
Memiliki Guru Lagu (Vokal atau Huruf)
( I, A, E, U, I, A, U, A, I, A) Artinya adalah di barisan yang pertama tembang ini berakhir dengan vokal huruf “I”, dibarisan yang kedua berakhir dengan vokal huruf “A“, dan seterusnya hingga baris ke 10 yang berakhir di vokal huruf “A”.
2.
Memiliki Guru Wilangan (Jumlah Suku Kata)
(10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7 ) Artinya adalah di barisan yang pertama tembang dhandhanggula memiliki 10 jumlah suku kata, di barisan yang kedua memiliki 10 jumlah suku kata dan seterusnya hingga barisan yang ke 10 memiliki 7 jumlah suku kata.
3.
Memiliki Guru Gatra (Baris Setiap Bait)
(10 Baris) Artinya adalah dari setiap tembang dhandhanggula ini memiliki 10 baris setiap baitnya. Satu bait berisi 10 baris tembang dhandhanggula dengan aturan guru lagu dan guru wilangan tembang ini.
Fungsi dan Tujuan Tembang.
Tembang dhandhanggula mengajarkan kita untuk terus berusaha semaksimal mungkin demi tercapainya keinginan dan harapan di masa depan. Ketika suka duka dan pahit manisnya perjalanan kita rasakan maka hasil yang kita dapat akan terasa sangat melegakan hati.
Fungsi tembang dhandhanggula sangat banyak, tentunya juga sebagai media untuk menasihati manusia. Biasanya tembang ini ditampilkan dalam pementasan acara umum, seperti pameran budaya, karawitan, ceramah, dagelan jawa, dan pewayangan. Hal ini karena, waktu yang tepat dalam melestarikan budaya jawa dan disisipkan nasihat sebagai pengingat akan kehidupan sosial manusia.
Berikut Adalah Fungsi Tembang Dhandhanggula :
1. Untuk memberikan wejangan dan piwulang.
2. Digunakan untuk menasehati sesama.
3. Sebagai ungkapan bahagia dan rasa senang.
4. Sebagai ungkapan suka dan duka.
5. Sebagai ungkapan cinta dan kasih sayang.
6. Sebagai ungkapan rasa pilu dan sedih.
7. Sebagai pengiring pementasan seni.
8. Digunakan untuk lagu di radio sebagai hiburan masyarakat.
Contoh Tembang Dhandhanggula :
Contoh dari tembang dhandhnaggula memiliki banyak tema yang beragam. Kita juga bisa mengambil pelajaran dari tembang ini karena tidak hanya kaum muda saja yang memerlukan nasihat, orang dewasa bahkan orang tua pun juga memerlukan nasihat.
Berikut Adalah Contoh Tembang Macapat Dhandhanggula :
1. Tema Keteladanan.
Yogyanira kang para prajurit…
Lamun bisa samiyo anuladha…
Duk ing nguni caritane…
Andelira sang Prabu…
Sasrabau ing Maespati…
Aran Patih Suwanda…
Lelabuhanipun…
Kang ginelung tri prakara…
Guna kaya purun ingkang den antepi…
Nuhoni trah utama…
Artinya :
Sudah sepantasnya seorang prajurit…
Hendaknya dapat meneladani…
Seperti cerita pada zaman dahulu…
Kepercayaan Sang Prabu…
Sasrabau di Maespati…
Yang bernama Patih Suwondo…
Kebaikannya…
Yang diselaputi oleh tiga perkara…
Berguna dan dapat dipegang teguh…
Meniru keluarga utama…
2. Tembang Dhandhanggula Tentang Raja yang Pemurah.
Langkung ana jamane narpati.
Nora nana pan ingkang nanggulang.
Wong desa iku wadale.
Kang duwe pajek sewu.
Pan sinuda dening narpati.
Mung metu satus dinar.
Mangkana winuwus.
Jamanira pan pinetang.
Apan sewu wolungatus anenggih.
Ratune nuli sima.
Artinya :
Lebih aman dan tenteram zamannya raja.
Tidak ada yang menghalangi.
Rakyat di desa itu biasanya.
Yang memiliki pajak seribu.
Lantas dikurangi oleh Sang Prabu.
Hanya membayar seratus dinar.
Begitulah akhirnya.
Zamannya tidak ada hitungan.
Hanya seribu delapan ratus nilainya.
Raja yang akhirnya hilang.
3. Tema Pendidikan
Sekola urung tempat nu asri.
Tempat pikeun urung dialajar.
Nyiar elmu soson-soson.
Dibimbing bapa guru.
Tangtu ibu guru ge hadir.
Keur ngajar balerea.
Nu butuh ku elmu.
Pikeun kamajuan bangsa Sakolah kudune diriksa tarapti.
Ku urangsarerea.
Artinya :
Sekolah adalah tempat yang asri.
Tempat anak anak belajar.
Menimba ilmu yang sangat banyak.
dibimbing oleh bapak ibu guru.
Ibu gurunya hadir.
Mengajari.
Ilmu itu dibutuhkan.
Untuk kemajuan bangsa seharusnya dibuat sungguh sungguh.
4. Tema Lingkungan Hidup
Ayo poro kanco podo resek-resek.
Aja mung turan-turon lan dholanan.
Becik da nyambut gawe.
Rewang kanthi mituhu.
Dadio siswa-siswi kang apik.
Sukur biso nag desha.
Dadi tambah makmur.
Yen podho ngramut lingkungan.
Apa wae katon sehat serta apik.
Bisa jaganing jagat.
Artinya :
Ayo kawan bersih bersih-bersih.
Jangan hanya tidur dan bermain.
Yang bagus adalah selalu berusaha.
Bantu bantu dengan sungguh sungguh.
Jadilah siswa yang baik.
Bersyukurlah karena hidup di desa.
Bisa lebih makmur.
Maka, ayo semua ikut merawat lingkungan.
Agar semua terlihat bagus dan baik.
5. Tembang Dhandhanggula Serat Tripama.
Lire lalabuhan tri prakawis
Guna bisa saniskareng karya
Binudi dadi unggule
Kaya sayektinipun
Duk bantu prang Manggada nagri
Amboyong putri dhomas
Katur ratunipun
Purunne sampun tetela
Aprang tandhing lan ditya Ngalengka aji
Suwanda mati ngrana
Artinya :
Arti jasa bakti yang tiga macam itu
Pandai mampu di dalam segala pekerjaan
Diusahakan memenangkannya
Seperti kenyataannya
Waktu membantu perang negeri Manggada
Memboyong delapan ratus orang puteri
Dipersembahkan kepada rajanya
Keberaniannya sudahlah jelas
Perang tanding melawan raja raksasa Ngalengka
Suwanda dalam perang
Makna Tembang Dhandhanggula.
Tembang dhandhanggula mengandung banyak sekali filosofi dan pelajaran hidup bagi manusia. Tembang dhandhanggula mengajarkan kita untuk terus berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Jatuh bangun perjuangan akan terasa manis ketika semua keinginan sudah tercapai.
Tembang dhangdhanggula juga mengajak kita untuk terus bersyukur kepada yang Maha Kuasa karena syukur termasuk kunci utama dalam melakukan usaha.
Berikut Adalah Makna dan Amanat yang Terkandung dalam Tembang Dhandhanggula :
1. Usaha yang gigih.
2. Pantang menyerah dan terus mencoba.
3. Memperbanyak syukur kepada Tuhan.
4. Tidak berambisi pada kehidupan dunia.
5. Pintar menjaga hati orang lain.
6. Kehidupan yang bahagia terletak pada seberapa besar kita bersyukur.
7. Senantiasa berterima kasih atas rezeki dari Allah.
Contoh Tembang Dhandanggula & Arti (Watak, Paungeran, Makna).
Setiap manusia sejatinya memiliki impian, cita-cita atau harapan yang ingin dicapai.
Harapan dan impian yang tercapai menjadi salah satu alasan manusia merasakan kebahagiaan.
Tentu hal ini sangat lumrah dalam kalangan manusia, mengingat tujuan manusia dilahirkan untuk mencari kebahagiaan.
Dengan catatan mencari kebahagiaan menggunakan cara yang benar dengan tidak mengorbankan, apalagi menyakiti hati orang lain.
Salah satu bentuk nasihat yang disampaikan masyarakat Jawa untuk mencari kebahagiaan hadir melalui lirik tembang.
Masyarakat Jawa menyebut tembang ini dengan sebutan tembang macapat dhandhanggula.
Hingga saat ini tembang macapat masih eksis dan kerap di tampilkan pada acara-acara tertentu. Bahkan di sekolah dasar maupun menengah menjadi bahan ajar.
Salah satu alasannya karena amanat tembang macapat masih relevan dengan kehidupan saat ini, sehingga masih eksis hingga saat ini.
Nah di kesempatan ini kami akan mengulas lebih dalam tentang macapat dhandhanggula. Mulai dari pengertian, watak, paugeran hingga contoh liriknya.
Watak Tembang Dhandhanggula.
Setiap tembang memiliki watak yang berbeda dengan tembang yang lain. Watak tembang merupakan nilai emosional yang terkandung dalam lirik tembang sehingga penyanyi dan pendengar dapat merasakan emosi dari syair lagu.
Watake tembang Dhandhanggula iku luwes, seneng lan gumbira. Trep kanggo ngambarake maneka warna swasana.
Macapat dhandhanggula memiliki watak yang fleksibel, senang dan gembira. Sehingga cocok untuk menggambarkan berbagai suasa hati.
Pathokan Tembang Dhandhanggula yaiku :
Paugerane macapat dhandanggula 10i – 10a – 8e – 7u – 9i – 7a – 6u – 8a – 12i -7a.
Setiap tembang macapat terikat oleh aturan atau kaidah tembang. Paugeran/pathokan tembang disebut juga sebagai ciri ciri tembang. Karena paugeran menjadi ciri khas setiap tembang macapat.
Paugeran tembang terdiri dari guru gatra, guru lagu dan guru wilangan. Berikut penjelasannya masing-masing :
Guru Gatra.
Guru gatra yaiku cacahing larik utawa baris saben bait.
Guru gatra adalah jumlah baris dalam bait tembang. Dalam dhandhanggula, memiliki enam (10) guru gatra.
Guru Lagu.
Guru Lagu yaiku tibaning swara ing saben pungkasaning gatra.
Guru lagu adalah jatuhnya akhir suara pada guru gatra (baris tembang). Untuk macapat dhandhanggula, guru lagunya adalah a, e, u, i, a, u, a, i, a.
Artinya, baris pertama di akhiri dengan huruf vokal a, baris kedua berakhir dengan huruf vokal e, baris ketiga berakhir dengan huruf vokal u dan seterusnya.
Guru Wilangan.
Guru Wilangan yaiku cacahing wanda ing saben sagatra.
Guru wilangan adalah jumlah suku kata setiap baris. Guru wilangan tembang kinanti adalah 10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7.
Gatra pertama terdiri dari 10 suku kata. Gatra kedua terdiri dari 10 suku kata. Gatra ketiga terdiri dari 8 suku kata dan seterusnya.
Kumpulan Contoh Tembang Dhandhanggula.
Syair lagu dari tembang dhandanggula memuat berbagai tema, mulai dari tema pendidikan, tema pahlawan, tema kesehatan, tema lingkungan, tema gotong royong hingga tema sekolah online.
Isi dari syair tembang pada intinya memberikan nasihat kebaikan kepada manusia yang di sesuaikan dengan tema. Karena hal ini, setiap liriknya sarat akan makna dan mengandung pesan moral.
Berikut beberapa contoh lirik tembang dan artinya dari berbagai tema :
Tembang Dhandhanggula Tema Pendidikan
Sakola urang tempat nu asri (10i)
Tempat pikeun urang dialajar (10a)
Nyiar elmu soson-soson (8-é/o)
Dibimbing bapa guru (7u)
Tangtu ibu guru ge hadir (9i)
Keur ngajar balerea (7a)
Nu butuh ku elmu (6u)
Pikeun kamajuan bangsa (8a)
Sakola kuduna diriksa tarapti (12i)
Ku urang sarerea (7a)
Artinya :
Sekolah adalah tempat yang asri
Tempat saya belajar
Menimba ilmu dengan sungguh-sungguh
Dibimbing oleh bapak guru
Tentu ibu guru juga hadir
Mengajari masyarakat
Yang membutuhkan ilmu
Untuk kemajuan bangsa
Sekolah harus dijalani dengan baik
Oleh semua orang
Nanging yen sira ngguguru kaki
Amiliha manungsa kang nyata,
Ingkang becik martabate
Sarta kang wruh ing kukum,
Kang ngibadah lan kang ngirangi,
Sukur oleh wong tapa,
Ingkang wus amungkul,
Tan mikir pawewehingliyan,
Iku pantes sira guronana kaki,
Sartane kawruhana
Artinya :
Meski begitu, jika engkau hendak berguru kepada orang,
Pilihlah seorang guru yang nyata.
Yaitu baik dan tinggi martabatnya,
Serta yang paham hukum,
Dan juga rajin beribadah.
Syukur-syukur jika kau mendapatkan seorang pertapa,
Yang tekun dan sungguh-sungguh,
Yang tidak mengharapkan imbalan orang lain
Seperti itulah seorang yang pantas kau jadikan guru,
Serta ketahuilah.
Ilmu.
Ilmu sing iso digowo mati.
Mung ilmu manfaat lan jariyah.
Dieling titi wancine.
Wancinane uripmu.
Merga urip ning dunya iki.
Namung urip sadela.
Bebarengan ngilmu.
Ilmu sing marang agama.
Kunci kaselamatane dunya iki.
Ing dunya lan akhirat.
Ilmu yang bisa dibawa mati
Adalah ilmu yang bermanfaat dan ilmu jariyah
Ingatlah kalau sudah waktunya
Waktu hidupmu
Karena hidup di dunia ini
Hanya sebentar saja
Dibarengi dengan mencari ilmu
Ilmu tentang agama
Kunci keselamatan di dunia
Di dunia dan akhirat
Contoh Tembang Dhandhanggula tema Kesehatan.
Virus Corona.
Kita kudu pinter ngati-ati, (10i)
Dumateng wabah virus Corona, (10a)
Anjagi kesehatane, (8e)
Teng griya iku kudu, (7u)
Dilakoni kangge anjagi, (9i)
Saking virus Corona, (7a)
Ampun pulang kampung, (6u)
Kangge njaga keluarga, (8a)
Amargi Corona kathah tiyang mati, (12i)
Kita kudu waspada. (7a)
Artinya :
Kita harus pintar berhati-hati,
Terhadap datangnya wabah virus Corona,
Jagalah kesehatan,
Di rumah itu harus,
Lakukan untu mencegah,
Dari wabah virus Corona,
Jangan dulu pulang kampung,
Demi menjaga keluarga,
Akibat Corona, banyak orang yang meninggal,
Kita harus waspada.
Tembang Dhandhanggula Tema Gotong Royong.
Padha Kerja Bakti
Dha makarya kanthi ikhlas ati
Bebarengan saha tangga-tangga
Saha sanak sadulure
Mengko dadi sadulur
Seneng yen padha kerja bakti
Atine ora susah
Iku gugur gunung
Mugia tansah ngrembaka
Ora oncat saka ati sanubari
Muga bisa piguna
Artinya :
Kerja bakti dengan ikhlas hati
Bersama dengan tetangga sekalian
Dan para sanak saudara
Agar menjadi saudara
Senang kalau semua ikut kerja bakti
Hati menjadi tidak susah
Itu penggugur kewajiban
Semoga bisa berkembang
Tidak hilang dalam sanubari
Semoga bisa lebih berguna
Gotong Royong.
Kudu labuh lebet maring negari
Laku gotong royong katindakna
Sepi pamrih rame gawe
Ja sira nganti nyingkur
Tumindak utama sayekti
Nyawiji mring bebrayan
Kudu kita junjung
Minangka wajibe kita
Gotong royong bebarengan aja lali
Maju negara bangsa
Artinya :
Berjasa kepada negara
Yakni dengan melakukan gotong royong
Tidak pamrih, terus saja bekerja
Kamu jangan menghindar
Terutama untuk menjalankan kebenaran
Gotong royong bersama-sama
Harus kita junjung
Karena kewajiban kita
Jangan lupa untuk gotong royong bersama
Agar bangsa dan negara tetap maju
Tembang Dhandanggula Tema Pahlawan.
Yogyanira kang para prajurit
Lamun bisa samiyo anuladha
Duk ing nguni caritane
Andelira sang Prabu
Sasrabau ing Maespati
Aran Patih Suwanda
Lelabuhanipun
Kang ginelung tri prakara
Guna kaya purun ingkang den antepi
Nuhoni trah utama
Artinya :
Sudah sepantasnya seorang prajurit
Hendaknya dapat meneladani
Seperti cerita pada zaman dahulu,
Kepercayaan Sang Prabu,
Sasrabau di Maespati
Yang bernama Patih Suwondo.
Kebaikannya
Yang diselaputi oleh tiga perkara
Berguna dan dapat dipegang teguh
Meniru keluarga utama
Langkung ana jamane narpati,
Nora nana pan ingkang nanggulang,
Wong desa iku wadale,
Kang duwe pajek sewu,
Pan sinuda dening narpati,
Mung metu satus dinar,
Mangkana winuwus
Jamanira pan pinetang
Apan sewu wolungatus anenggih,
Ratune nuli sima
Artinya :
Lebih aman dan tenteram zamannya raja.
Tidak ada yang menghalangi
Rakyat di desa itu biasanya,
Yang memiliki pajak seribu,
Lantas dikurangi oleh Sang Prabu,
Hanya membayar seratus dinar.
Begitulah akhirnya,
Zamannya tidak ada hitungan,
Hanya seribu delapan ratus nilainya,
Raja yang akhirnya hilang
Contoh Tembang Dhandhanggula Tema Lingkungan.
Dadi manungsa sing ngati-ati.
Ngati-ati lan ugi waspada.
Waspada marang uwuhe.
Amarga uwuh iku.
Menawi ora dirumati.
Iso nggawe cilaka.
Elingo wektumu.
Kanggo ngerumati donya.
Marang uwuh waspada lan ngati-ati.
Urip slamet ing donya.
Berhati-hatilah menjadi manusia
Hati-hati dan juga waspada
Waspada dengan sampah
Karena sampah itu
Jika tidak ditangani
Akan membuat celaka
Ingatlah waktumu
Untuk menjaga dunia
Dari sampah waspada dan berhati-hati
Hidup akan selamat di dunia.
Ayo poro kanco podo resek-resek
Aja mung turan-turon lan dholanan
Becik da nyambut gawe
Rewang kanthi mituhu
Dadio siswa-siswi kang apik
Sukur biso nag desha
Dadi tambah makmur
Yen podho ngramut lingkungan
Apa wae katon sehat serta apik
Bisa jaganing jagat
Artinya :
Ayo kawan kita bersih-bersih,
Jangan hanya tidur dan bermain,
Yang bagus adalah selalu berusaha,
bantu bantu dengan sungguh sungguh,
Jadilah siswa yang baik,
Bersyukurlah karena hidup di desa,
Bisa lebih makmur,
Maka, ayo semua ikut merawat lingkungan,
Agar semua terlihat bagus dan baik.
Contoh Tembang Dhandhanggula Buatan Sendiri.
Angger kowe pengin biji apik
Mula kowe pada akeh maca
Bar kuwe garap soale
Tapi aja kesusu
Gole nggarap ya sing teliti
Nek uwis ngelakokna
Aja lali sukur
Sukur maring Gusti Allah
Nek hasile jebulane urung apik
Kuwe kudu ditrima
Piwulang becik tembang kasebut yaiku nek pengin entuk biji/nilai sing apik kudu akeh maca lan garap latian soal. Nek hasile urung apik, kudu ditrima lan aja lali sukur.
Jaman ganu kowe urung lali
Tapi siki kowe uwis lunga
Lunga karo wong sing sejen
Tegane ko ming aku
Lara ati pas nyong menangi
Koe karo wong liya
Nyatane tresnaku
Ra pindah maring wong liya
Tapi kowee malah ora duwe ati
Ninggal aku dewekan
Piwulang becik tembang kasebut yaiku dadi wong kudu njaga atine wong liya, kudu sabar, setia, lan nerima apa sing wis dadi kanyatan.
Yen sinau aja males mikir
Dadi siswa kudu sregep maca
Ingkang ana manfaate
Sarta kang olih ilmu
Lan ngibadah uga ja lali
Apik marang wong liya
Bekti marang ibu
Lan uga ngormati bapak
Ayo kanca mula dadi wong sing becik
Slamet dunya akherat
Piwulang becik tembang kasebut yaiku dadi bocah sing sregep sinau lan maca, uga sregep ngibadah, bekti marang ibu lan bapak, sarta apik marang wong liya. Ben slamet dunya akhirat.
Ayo kanca sinau kang becik
Supaya urip ora rekasa
Amarga dadi wong pinter
Uripe dadi mujur
Kaliyan saged dikurmati
Sing penting duwe niat
Aja seneng mlincur
Mirengna guru ngendika
Yen pada duwe ilmu kudu ngajeni
Mula urip ketata
Piwulang becik tembang kasebut yaiku dadi wong kudu sregep sinau amarga sinau akeh manfaate
Banda kuwe ra digawa mati
Urip kuwe nggo dzikir lan ndonga
Urip sing ana gunane
Aja lali bersyukur
Kudu urip apik lan becik
Mula olih pahala
Nggo nang alam kubur
Ben mengkone mlebu surga
Kudu siap diundang malekat Izrail
Ninggalna dunya fana
Piwulang becik tembang kasebut yaiku urip kuwe mung sepisan, mula yen urung diundang Malaikat Izrail, dewek kudu urip sing becik lan ana gunane.
Dadi murid iku kudu bekti
Aben dina sinaukang nyata
Sinaune kanthi sae
Nduwe sikap kang luhur
Lan kang jujur sarta kang rajin
Aja dadi wong ala
Aja ngomong saru
Aben dina sregep ndonga
Marang tiyang sepuh prilakune becik
Dadi wong kang miguna
Piwulang becik tembang kasebut yaiku dadi murid kudu bekti, sinau sing sae, nduwe sikap kang luhur, jujur, rajin. Aja dadi wong ala, aja ngomong saru. Sregep ndonga. Marang tiyang sepuh kudu becik lan dadi wong kang miguna.
Ana bocah lan batire lagi
Bebarengan dolanan nang njaba
Pada ngakak dolanane
Sarta ra wruh ing wektu
Ra ngibadah lan ra ngerteni
Sukur ngerti amanah
Saking wong tuwamu
Ngerteni tanggamu yo mas
Amargane iku becik dilakoni
Supaya ora dosa
Pitutur luhur tembang kasebut yaiku dadi bocah aja dolan bae kudu ngerti wektu lan kudu ngrungokna amanah kang wong tuwa
Wong saiki akeh sing ngajari
Tuturane akeh sing do ala
Podo uga tumindake
Ben dina sering weruh
Masyarakat pada nyontoni
Ukum ra ditegakna
Aja ngasih mbanjur
Tuturan lan tumindakan
Sing ra apik nular maring bocah cilik
Nggo generasi bangsa
Pitutur luhur tembang kasebut yaiku dadi wong kudu tumindak apik.
Lirik Tembang Macapat Dhandhanggula Laras Pelog Pathet 6.
6 1 2 3 6 1 2 2 2 2
Ing kang ka mot ing su rat Al ‘As ri
De ne jar wa ne a yat ka ping dwi
1 5 65 3 3 5 6 6 6 6
Su rat ing kang ka ping sa tus ti ga
Sa yek ti ne ma nung sa me ni ka
6 5 3 2 3 1 21 6
Mung te lung a yat ca cah e
Pa dha ka pi tu nan ka beh
6 1 2 2 2 3 12
Ka pi san te ges I pun
De ne a yat ka te lu
6 56 21 1 1 1 1 1 1
Dhe mi wek tu u ta wi wan ci
Ke ja ba wong kang pa dha muk min
3 5 5 5 5 56 56 Mang ko no wer di ni ra
Lan nga mal so leh sar ta
2 2 3 1 21 6 Wi ga ti ning wek tu
Ge lem su ka pe mut
6 1 2 3 3 3 3 3
Da tan nge mung a ke a sar
Ling ki ne ling an ing kang haq
3 3 21 21 1 1 1 1 1 2 3 3
A ji ning wek tu yak ti tan pa u pa mi
Lan weh pe mut ne te pi sa bar sa yek ti
3 3 3 2 23 12 2
Ywa kong si tan pa gu na
Wus pun na jar wa ni ra
Lirik Tembang Dhandhanggula Laras Slendro Pathet Sanga
Pamedharing wasitaning ati
Cumantaka aniru pujangga
Dahat mudha ing batine
Nanging kedah ginunggung
Dhatan wruh yen akeh ngesemi
Ameksa angrumpaka
Basa kang kalantur
Tutur kang katula-tula
Tinalaten rinuruh kalawan ririh
Mrih padhanging sasmita
Artinya :
Bisikan hati yang terbuka
Yaitu berani meniru pujangga
Di batinnya masih belia
Namun minta untuk di sanjung
Tidak tahu bahwa banyak yang senyum mengejek
Nekad menciptakan
Bahasa yang ngelantur
Kata kata yang sia-sia
Harus membimbingnya dengan sabar
Agar cara berpikirnya terang
TEMBANG MACAPAT DAN DHANDHANGGULA
Contoh tembang macapat adalah dhandanggula yang berasal dari kata gegedhangan yang memiliki harapan, angan-angan, dan cita-cita. Sedangkan arti dari kata gula adalah manis. Maka jika digabung arti dari tembang macapat dhandhanggula adalah cita-cita, harapan, dan angan-angan yang indah atau manis.
Berikut adalah contoh tembang macapat Dhandhanggula dan maknanya dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Tembang Dhandhanggula, dikutip dari buku Setangkai Bunga karya Santosa berikut adalah contoh dari tembang dhandhanggula :
Gareng Petruk apa ora ngerti
Yeng wong tuwa iku mesthi susah
Marga ditinggal anake
Saya yen ora weruh
Ana ngendi sing digoleki
Atine tansah samar
Ora bisa turu
Sing disuwun mring Pangeran
Muga-muga Gareng Petruk enggal bali
Ora nemu alangan
Watak Tembang Dhandhanggula
Setiap tembang macapat memiliki watak yang berbeda beda dengan tembang macapat lainnya, karena tembang macapat secara keseluruhan adalah menggambarkan proses kehidupan manusia. Untuk watak tembang adalah sebuah nilai emosional yang terkandung pada lirik tembang sehingga penyanyi atau pendengar bisa merasakan emosi dari syair tembang yang dibawakan.
Untuk watak dari tembang Dhandhanggula ini cenderung bersifat umum yaitu berupa nasihat yang relevan dengan keadaan apapun. Selain itu Dhandhanggula juga merupakan nasihat bagi orang yang sedang merasakan cintah atau kebahagiaan.
Selain itu Dhandhanggula juga mengambarkan harapan manis, dimana harapan manis ini berupa terpenuhinya kebutuhan manusia yaitu sandang, pangan dan papan. Serta sebagai pelengkap manusia memiliki pasangan hidup yang saling mengerti dan mampu membangun keluarga yang harmonis.
Orang yang sudah mencapai tingkat kebahagiaan tersebut bisa digambarkan dalam syair Dhandhanggula ini. Pada zaman dahulu Dhandhanggula juga disebut dengan Dhandanggendis yang memiliki arti sama dengan gula.
Demikian adalah pembahasan dari tembang macapat Dhandhanggula yang memiliki 10 baris lirik yang penuh makna dan penuh harapan serta nasihat. Untuk kalian yang akan membuat lirik tembang macapat Dhandhanggula guru wilangan dan guru lagu dari Dhandhanggula ada 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, dan 7a.