ISTIGHFAR
Rahasia di balik istighfar sehingga Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak mengucapkannya. Istighfar terasa seperti ucapan yang ringan, pendek dan mudah diucapkan.
MAKNA DAN MANFAAT
1. Makna istighfar.
2. Perintah istighfar & taubat.
3. Rasulullah dawam istighfar.
4. Keutamaan Istifhfar.
5. Sayyidul Istighfar.
1. Ma'na Istighfar.
Istighfar atau Astaghfirullah (astaġfiru l-lāh) adalah tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam. Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan dan penting di dalam ajaran Islam. Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam bahasa Arab astaghfirullah, yang berarti Saya memohon ampunan kepada Allah. (Wikipedia)
2. Perintah Istighfar & Taubat.
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْا إِلَيْهِ (هود: 3)
Dan hendaklah kamu mohon ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatlah kepada-Nya (QS. Hud,11: 3).
Dalam bentuk pujian kepada ahli Istighfar, seperti :
وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِاْلأَسْحَارِ (ال عمران 15
Dan orang-orang yang membaca Istighfar di waktu-waktu sahur
(QS. Ali Imran, 3:15)
وَ الَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوْا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلَى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ(ال عمران: 135)
Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka; dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran, 3:135)
3. Rasulullah Selalu Beristighfar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali. (HR. Bukhari)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali. (HR. Muslim)
Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ فِى لِسَانِى ذَرَبٌ عَلَى أَهْلِى لَمْ أَعْدُهُ إِلَى غَيْرِهِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-
“Dulu lisanku biasa berbuat keji kepada keluargaku. Namun, aku tidaklah menganiaya yang lainnya. Kemudian aku menceritakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيْنَ أَنْتَ مِنَ الاِسْتِغْفَارِ يَا حُذَيْفَةُ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
“Mana istigfarmu, wahai Hudzaifah? Sesungguhnya aku selalu beristigfar kepada Allah setiap hari sebanyak 100 kali dan aku juga bertaubat kepada-Nya.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sabda Nabi ‘…إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ’ adalah shohih lighoirihi yaitu shohih namun dilihat dari jalur lainnya yang lebih kuat atau semisal dengannya. Sedangkan sanad hadits ini dho’if)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
مَا أَصْبَحْتُ غَدَاةً قَطٌّ إِلاَّ اِسْتَغْفَرْتُ اللهَ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Tidaklah aku berada di pagi hari (antara terbit fajar hingga terbit matahari) kecuali aku beristigfar pada Allah sebanyak 100 kali.” (HR. An Nasa’i. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani di Silsilah Ash Shohihah no. 1600).
Dari Ibnu Umar, beliau mengatakan bahwa jika kami menghitung dzikir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu majelis, beliau mengucapkan,
رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
‘Robbigfirliy wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rohim’ [Ya Allah ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang] sebanyak 100 kali. (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 556)
4. Keutamaan Istighfar.
a. Dicintai Allah.
b. Diampuni dosa.
c. Mendapat balasan surga.
d. Melancarkan rizqi.
e. Menambah kesejahteraan.
f. Mendapat keberuntungan.
g. Mengecewakan syaithan.
5. Sayyidul Istighfar.
Inilah sayyidul istighfar yang harus kita dawamkan, in sya Allah, Allah akan mengampuni dosa kita, bila kita ikhlas melakukannya, juga taubatan nasuha.
وَعَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( سَيِّدُ اَلِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ اَلْعَبْدُ اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ ) أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Syaddad Ibnu Aus Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Permohonan ampunan (istighfar) yang paling utama ialah seorang hamba membaca (artinya: "Ya Allah Engkaulah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan diriku aku hamba-Mu aku selalu berada dalam ikatan-Mu dan perjanjian-Mu selama aku mampu aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat aku mengaku kepada-Mu dengan dosaku maka ampunilah aku sebab tiada yang akan mengampuni dosa selain Engkau). HR. Bukhari.
Membaca kalimat istighfar secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam bahasa Arab astaghfirullah, yang artinya Saya memohon ampunan kepada Allah. Direktur Sufi Center KH M. Luqman Hakim menyatakan, seseorang yang beristighfar berarti ia mengakui eksistensi kehambaan di hadapan Allah SWT.
Menurutnya, hakikat seorang manusia adalah sosok tak berdaya dan tak mampu, hina, apalagi gerak-gerik hamba tanpa penyertaan Allah, berarti adalah ucapan, tindakan yang salah dan penuh kealpaan.
Hamba yang beristighfar berarti mengakui tajallinya Allah dalam Asma’ Keagungan-Nya. Karena Pengampunan Allah itu manifestasi dari Kemahaagungan-Nya. Orang yang tidak pernah beristighfar tidak pernah mampu memasuki maqam fana’ apalagi tahap al-Baqa’. Yaitu Penyaksian Keabadian Ilahi dalam Keagungan-Nya.
Mengenai keutamaan membaca istighfar, seperti termaktub dalam hadist riwayat berikut ini:
طوبى لمن وجد في صحيفته استغفارا كث
Thuuba liman wajada fii shaifatihii istighfaron kastiiron
Artinya: “Berbahagialah bagi orang yang mendapati dalam catatan amalnya penuh dengan istighfar" (HR. Al Baihaqi, Imam Ahmad dalm Az Zuhd dan Dishahihkan Syaikh Al Albany. Shahih Al Jami’ no. hadits 3930).
Istighfar dalam filosofi Islam seperti terdapat dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali halaman 204, yang bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya.
Keutamaan Istighfar dan Manfaat Membacanya Setiap Hari
Keutamaan istighfar, manfaat istighfar, arti bacaan istigfar dan keistimewaannya bila dibaca setiap hari. Istighfar atau Astaghfirullah (أستغفر الله dalam bahasa Arab) merupakan kalimat istimewa di dalam ajaran Islam.
Karena istimewanya bacaan istighfar, berikut ini keutamaan istigfar dan manfaat membaca istigfar setiap hari :
1. Menghapuskan dosa
Manfaat membaca istighfar dapat menghapuskan dosa dan mencegah terjadinya azab karena pertaubatan seorang hamba-Nya.
Seperti firman Allah SWT:
وَ مَا کَانَ اللّٰہُ مُعَذِّبَهمۡ وَهمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ
Wamaa kaanallaahu mu'adzdzibahum wahum yastaghfiruun.
Artinya: Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (Al Anfal:33)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
فَأَخْبَرَ سُبْحَانَهُ أَنَّهُ لَا يُعـَذِّبُ مُسْتَغـْفِرًا؛ لِأَنَّ الِاسْتِغـْفَارَ يَمْحـُو الـذَّنْبَ الَّـذِي هـُوَ سَبَبُ الْـعَذَابِ، فَيَنْدَفِـعُ الْـعَذَابُ
Allah Ta'ala mengabarkan, bahwa Allah Ta'ala tidak akan mengazab orang yang beristighfar (memohon ampun dari dosa). Karena istighfar itu akan menghapus dosa yang dosa itu sendiri merupakan penyebab datangnya adzab, sehingga adzab itupun sirna dengan cepat.
2. Mendapat kebaikan di dunia
Dengan mengucapkan kalimat astaghfirullah dengan niat yang tulus dan ihklas bisa mendapatkan ganjaran berupa kebaikan di dunia. Seperti firman Allah SWT :
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ
Wa anistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yumatti'kum matā'an ḥasanan ilā ajalim musamman wa yu`ti kulla żī faḍlin faḍlah, wa in tawallau fa innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yauming kabīr.
Artinya: Dan minta ampunlah kepada Robb kalian, dan bertaubatlah. Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang sudah ditentukan, dan Dia akan memberikan kepada hambanya yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat."(Hud: 3).
3. Menurunkan hujan yang membawa berkah
Sesuai dengan isi kandungan surah Qaaf ayat 9 yang menyatakan bahwa hujan merupakan berkah yang diturunkan Allah. Seorang muslim yang senantiasa mengucap Istighfar akan diberikan keberkahan berupa hujan.
Firman Allah SWT:
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
Wa yaa qawmis taghfiruu Rabbakum summa tuubuuu ilaihi yursilis samaa'a 'alaikum midraaranw wa yazidkum quwwatan ilaa quwwatikum wa laa tatawallaw mujrimiin.
Artinya: “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Lalu bertaubat lah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang deras untukmu. Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa" (Hud: 52)
4. Mengabulkan doa.
Berdoa merupakan kegiatan seorang muslim untuk memohon sesuatu kepada sang pencipta. Seorang muslim tentu menginginkan doanya terkabul. Salah satu keutamaan istighfar yaitu mengabulkan doa-doa.
Allah SWT berfirman:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
Wa ilaa Samuuda akhaahum Saalihaa; qoola yaa qawmi' budul laaha maa lakum min ilaahim ghairuhuu Huwa ansha akum minal ardi wasta' marakum fiihaa fastaghfiruuhu summa tuubuuu ilaih; inna Rabbii Qariibum Mujiib.
Shaleh berkata : ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya. Karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya, dan maha mengabulkan doa-doa hamba-Nya. (Hud: 61).
5. Melimpahnya rezeki.
Keutamaan istighfar selanjutnya yaitu melimpahnya rezeki. Di zaman sekarang ini tentu uang sangatlah berarti. Namun jangan terlalu mengandalkan uang, karena uang bisa menjebak Anda.
Salah satu ujian seorang muslim yaitu kekayaan. Bisa jadi karena kekayaan tersebut seorang muslim jadi buta karena harta. Memohonlah kepada Allah agar diiberikan rezeki yang berkah. Salah satunya dengan mengucap istighfar.
Firman Allah SWT:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Faqultus taghfiruu Rabakam innahuu kaana Ghaffaaraa; Yursilis samaaa'a 'alaikum midraaraa; Wa yumdidkum bi am waalinw wa baniina wa yaj'al lakum Jannaatinw wa yaj'al lakum anhaaraa.
Maka aku katakan kepada mereka : ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Nuh: 10-12).
6. Dimudahkan segala urusan.
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya :
Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan melapangkan kesusahannya, mengeluarkannya dari kesempitan dan memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka. (Hadis Riwayat Muslim).
Seseorang yang beristighfar berarti ia mengakui eksistensi kehambaan di hadapan Allah SWT.
RAHASIA ISTIGHFAR
Semua manusia pernah berdosa. Tidak seorang pun yang luput dari kesalahan. Besar ataupun kecil. Sengaja atau tidak disengaja. Sebab, fitrah manusia adalah tempat salah dan lupa. Tidak ada manusia yang maksum, kecuali Nabi Muhammad Saw. yang dosanya telah diampuni dan dijamin surga. Hal itu tidak lain karena Allah telah memberikan dua potensi dasar kepada manusia: fujur (negatif) dan taqwa (positif). Hal itu pula yang menyebabkan fluktuasi iman dan bahkan cenderung kepada salah satunya yang bakal menentukan posisinya di akhirat: neraka atau surga.
Kendati begitu, tidak menjadi alasan bagi kita untuk menumpuk dosa dan mengulur tobat dengan alasan karena Allah Maha Penerima tobat. Janganlah berfikir mumpung masih hidup. Mumpung masih muda. Mumpung masih berlimpah harta. Mumpung masih banyak waktu, lantas asyik masyuk bergelimang dosa dan lupa tobat. Sebab, tak seorang pun tahu kapan usianya akan tutup. Bisa detik ini. Bisa hari ini. Bisa lusa. Bisa bulan depan. Atau bahkan bisa tahun depan. Tak mengenal usia, waktu, dan tempat. Sebab, jika ajal telah keluar dari raga, maka pintu tobat telah ditutup rapat. Penyesalan terlambat. Yang ada hanya derita sepanjang masa di akhirat.
Istighfar secara harfiah artinya memohon ampunan. Ampunan Allah Ta’ala dapat diraih dengan istighfar yang diucapkan dengan tulus dan ikhlas serta diiringi pertobatan yang dalam. Tak ada yang bisa menjamin manusia bersih dari dosa. Karena itu, Allah menganjurkan hamba-Nya untuk senantiasa beristighfar atas segala kesalahan dan dosa yang diperbuat. Istighfar adalah satu bentuk zikir untuk mengingat Allah.
Dr. Aidh Al Qarni dalam bukunya 'La Tahzan' menuliskan bahwa istighfar mampu membukakan gembok-gembok pengunci, mendamaikan hati, dan melenyapkan keresahan. Memang benar bahwa istighfar mampu mendatangkan ketenangan batin bagi siapa pun yang melakukannya. Beristighfar memiliki makna bahwa manusia meminta rahmat dan pengampunan dari Allah Swt. Dalam Q.S An-Najm: 32
.....اِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْۗ فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
Ingat bahwa ampunan Allah itu sungguh maha luas. Allah akan mengampuni siapa pun yang pernah berbuat dosa, menerima taubat mereka, memaafkan dan menutupi kesalahan hambanya. Dengan merutinkan membaca Istighfar mendatangkan ketenangan batin sebab di sana lah Allah melimpahkan rahmat-Nya dan memberikan pengampunan yang tidak terbatas pada manusia yang mau bertaubat. Sungguh tiada dzat yang Maha Pengampun selain Allah.
Istighfar merupakan bentuk kasih sayang Allah swt. terhadap hamba-Nya. Dengan memperbanyak istighfar, Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahan manusia serta mendatangkan rizki dan kemudahan pada manusia. Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
( مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ )
“Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim ).
Manusia sebagai hamba yang sering melakukan berbagai macam perbuatan dosa setiap harinya, baik disadari maupun tidak, hendaknya selalu beristighfar untuk meminta ampunan Allah Swt. Dengan istighfar manusia akan dihapus kesalahannya, diampuni dosanya, dan diberikan kemudahan sebagai pengganti kesukaran yang dihadapi. Selain itu, istihgfar juga bisa mengangkat azab. Sebab, dosa yang dilakukan manusia, baik secara individu maupun kolektif bisa mengundang azab dan murka Allah Ta’ala. Karena itu, salah satu cara mengangkat azab itu dengan istighfar. Sebagaimana yang termaktub dalam al Quran surah Al Anfal 33.
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar). (QS. Al-Anfaal: 33)
Istighfar adalah solusi dari semua problem dan masalah yang kita hadapi, bahkan salah satu sumber kebahagiaan yang kita idamkan. Akan tetapi perlu diingat, tidak semua istighfâr bermanfaat bagi pelakunya. Istighfâr yang bermanfaat yaitu istighfâr, permohonan ampun yang jujur yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, yang benar-benar menyesali perbuatan dosanya. Istighfâr dengan lisan, lalu disetujui oleh sanubari, seraya bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa, serta dibuktikan dengan anggota badan dengan berhenti dari segala kemaksiatan. Istighfâr model inilah yang bakal bisa menjadi sebab bebasnya kita dari segala kesedihan dan kesempitan, bahkan mengundang rizki dari Allah Azza wa Jalla melalui jalur yang tiada kita sangka-sangka.
ISTIGHFAR DAN TAUBAT
Bacaan istighfar atau astagfirullah adalah bacaan doa meminta maaf dan memohon ampun kepada Allah SWT bagi umat Islam.
Istighfar perlu dihafal karena setiap manusia pasti tidak luput dari dosa, baik yang disengaja maupun tidak. Ketika seseorang melakukan perbuatan dosa, biasanya hatinya tidak tenang karena dibayangi ketakutan dan perasaan bersalah.
Oleh sebab itu, jika seseorang merasa berdosa, hendaknya ia segera bertaubat kepada Allah SWT dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Salah satu bentuk ikhtiar untuk memohon ampunan Allah adalah dengan membaca istighfar.
ISTIGHFAR DAN HUKUMNYA
Mengutip buku Fikih Istighfar oleh Syaikh Ismail Al-Muqaddam (2014), istighfar adalah permohonan kepada Allah agar dosa seseorang ditutupi dan agar dirinya dilindungi dari siksaan.
Di antara Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang paling mulia, ada Al Ghaffar dan Al Ghafur. Maknanya Allah adalah Dzat yang menutupi aib hamba-hamba Nya dan maha mengampuni dosa.
Oleh sebab itu setiap Muslim hendaknya memohon ampunan kepada-Sang Pencipta, meskipun merasa dosa yang diperbuat teramat banyak. Bahkan Nabi Muhammad SAW beristighfar sebanyak 70 hingga 100 kali dalam sehari.
Rasulullah SAW bersabda, Aku adalah orang yang paling bertakwa dan paling mengetahui tentang Allah. Namun, aku beristighfar kepada Allah sehari semalam lebih dari tujuh puluh kali.
Dalam riwayat lain disebutkan, "Hatiku bisa berkabut dan aku beristighfar kepada Allah seratus kali dalam sehari.
HUKUMNYA
Terkait hukumnya, hukum awal istighfar adalah dianjurkan. Namun hukumnya bisa menjadi wajib, misalnya istighfar untuk maksiat tertentu.
Atau bahkan bisa menjadi haram, misalnya istighfar untuk orang kafir. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 113 yang artinya :
Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang itu kaum kerabat(nya), setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu penghuni neraka Jahanam.
Sebagai uswatun hasanah atau teladan yang baik, Rasulullah mengajarkan sejumlah bacaan istighfar supaya diamalkan oleh umatnya.
Berikut adalah beberapa lafal istighfar untuk memohon ampunan Allah mengutip buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa oleh Ustadz Ali Amrin al-Qurawy (2018) dan buku Ya Allah Mudahkan Rezeki dan Jodohku karya Ustadz Ahmad Sobiriyanto (2018) :
1. Istighfar Pendek
Astaghfirullah
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah”
Atau bisa juga mengucapkan:
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullah hal adzim
Artinya: "Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.
2. Istighfar Penghapus Dosa.
أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم و أتوب إليه
Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.
Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.
3. Istighfar Rasulullah di Akhir Masa Hidupnya.
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, disebutkan lafazh istighfar yang banyak dibaca Rasulullah SAW pada akhir masa hidupnya, yaitu :
Subhaanallaahu wa bihamdihi, astaghfirullaaha wa atuubu ilaih.
Artinya: Maha Suci Allah, dan dengan memuji-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Istighfar Memohon Ampunan.
Allahumma maghfiratuka awsa'u min dzunuubi wa rahmatuka arjuu min 'amalii
Artinya: Wahai Tuhanku, ampunan- Mu sesungguhnya lebih luas dari dosa-dosaku dan rahmat-Mu lebih kuharapkan dari amalku sendiri.
5. Istighfar Untuk Taubat.
Rabbighfirlii wa tub 'alayya innaka antat tawwaabur rahiim
Artinya: Wahai Tuhanku, ampunilah kiranya aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengasih.
6. Doa istighfar kaffaratul majlis.
Subhanaka, allahumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaika.
Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji- Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak dübadahi dengan benar selain Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Thabrani, dan Hakım).
7. Doa Istighfar Saat Sholat.
Abu Bakar ra berkata kepada Rasulullah SAW, Ajarkanlah kepadaku doa untuk aku baca di dalam sholatku. Nabi Muhammad SAW menjawab :
Allaahumma innii zhalamtu nafsii zhulman katsiiran wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta faghfirlii maghfiratan min 'indika warhamnii innaka antal ghafuurur rahiimu.
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang mengampuni kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan pengampunan-Mu dan kasihanilah aku. Sesungguhnya, Engkau adalah Maha Pengampun dan Maha Pemberi rahmat. (HR. Bukhari dan Muslim).
8. Doa Sayyidul Istighfar.
Terdapat istighfar pamungkas yakni sayyid al-istighfar yang sangat dianjurkan Rasulullah. Berikut adalah bacaannya seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim :
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta Rabbi, La Ilaha illa anta, Khalaqtani wa ana abduka, wa ana ‘ala ahdika wa wa’dika, mas tatha’tu, audzu bika min syarri ma shana’tu, abu’u laka bi ni’matika wa abu’u laka bi dzanbi, faghfir li , fainnahu la yaghfirudz dzunuba illa anta.
Artinya: Ya Allah, Engkaulah Pemeliharaku. Tiada sesembahan kecuali Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Dan aku berada pada kesepakatan dan perjanjian dengan-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada Engkau dari keburukan yang aku perbuat. Aku bertaubat kepada-Mu dengan karunia-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu dengan dosaku. Maka, ampunilah aku karena tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau.
ISTIGHFAR PARA NABI
1. Istighfar Nabi Adam AS.
Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin.
Artinya: "...Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. al-A'raaf [7]:23).
2. Istighfar Nabi Nuh AS.
Rabbi innii a'uudzubika an as-alaka maa laisa lii bihii 'ilmun wa illaa taghfirlii wa tarhamnii akun minalkhaasiriin.
Artinya: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Huud [11]: 47).
Bisa pula dengan membaca,
Rabbighfirlii wa liwaalidayya wa liman dakhala baitii mu'minan wa lil mu'minaati wa laa tazidizh zhaalimiina illaa tabaara.
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, kedua orang tuaku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman, laki-laki dan perempuan; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".
3. Istighfar Nabi Ibrahim AS.
Rabbanaa waj'alnaa muslimaini laka wa min dzurriyyatinaa ummatan muslimatan laka wa arinaa manaasikanaa watub 'alainaa innaka antat tawwaabur rahiim.
Artinya: "Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. al-Baqarah [2]: 128).
4. Istighfar Nabi Musa AS.
Rabbighfirlii waliakhii wa adkhilnaa fii rahmatika wa anta arhamur raahimiin.
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang." (QS. al-A'raaf [7]: 151).
5. Istighfar Nabi Yunus AS.
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin.
Artinya: Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim." (QS. al-Anbiyaa' [21]: 87).
6. Doa Istighfar Nabi Muhammad SAW
Rabbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtha'na. Rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal ladziina min qablinaa. Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihi wa'fu 'annaa waghfirlanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa 'alal qaumil kaafiriina.
Artinya:"Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau bebankan kepada kami sesuatu yang tak sanggup kami terimanya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286).
KEUTAMAAN ISTIGHFAR
(Mengutip buku Nikmatnya Istighfar oleh Mahmud Asy-Syafrowi 2010).
Istighfar memiliki sejumlah keutamaan yang luar biasa, di antaranya :
1. Dosa akan Diampuni.
Seseorang yang kerap membaca istighfar dengan niat hati memperoleh pengampunan dari Allah niscaya dosa-dosanya akan dihapuskan. Riwayat ini disampaikan oleh Imam al-Baihaqi dan Ibn Abi ad-Dunya dari Anas bin Malik RA.
Tidaklah seorang hamba beristighfar 70 kali sehari, kecuali Allah akan ampuni 700 jenis dosa (kecil), sebab tiap harinya seseorang itu sejatinya melakukan lebih dari 700 jenis dosa kecil.
Terdapat perbedaan pandangan tentang berapa kali Rasulullah membaca istighfar dalam sehari. Riwayat Imam Muslim, Ahmad, dan at-Thabrani mengabarkan bahwa Nabi Muhammad beristighfar 100 kali.
2. Memberikan Ketenangan Hati.
Selain memperoleh pengampunan, Allah juga akan memberikan ketenangan hati dan pikiran pada hamba-Nya yang taubat dengan mengucap istighfar. Dalam Hadist Riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda :
Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
3. Dicintai Allah SWT.
Orang yang tidak pernah meninggalkan istighfar juga menjadi golongan yang dicintai Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,
Jika kalian mampu untuk memperbanyak istighfar maka lakukanlah. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang lebih mensukseskan di sisi Allah Ta'ala dan lebih dicintai-Nya daripadanya. (HR. Hakim at-Tirmidzi).
4. Mendapat Nikmat Allah SWT.
Dalam beberapa hadits, diterangkan istighfar dapat mendatangkan rezeki. Barangsiapa merasa diperlambat atau tersendat-sendat rejekinya, hendaknya ia beristighfar kepada Allah. (HR. Baihaqi dan Ar-Rabi'i)
Sungguh dahsyat manfaat dari istighfar. Sebagai Muslim yang taat, sudah sepatutnya istighfar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita.
FILOSOFI GAPURA
Kata gapura sendiri merupakan kata serapan dari bahasa arab ghafura (dibaca ghofuro), yang memiliki arti ampunan dari dosa.
dinamakan gapura. Berasal dari kata ghofurun, yang artinya memohon maaf atau ampunan. Jadi, setiap manusia harus selalu meminta maaf atau permisi, ketika hendak memasuki suatu ruang. Dan, senantiasa memohon ampunan kehadirat Allah SWT, atas kesalahan yang tidak terasa.
Sejarah kata gapura di Nusantara adalah ilustrasi permohonan ampunan seluruh dosa-dosa, kepada penduduk-penduduk bumi di suatu wilayah kekuasaan hingga Nusantara yang dirahmati,
Gapura sebagaimana kita tahu berada di depan tiap-tiap perkampungan bangsa ini, memiliki banyak fungsi. Diantaranya fungsi penanda, fungsi estetis, dan fungsi-fungsi lainnya.
Sebagai fungsi penanda, gapura kaya akan nilai luhur. Karena disamping sebagai penanda wilayah perkampungan, gapura juga penanda akan ampunan penghuni kampung atas orang-orang yang melewatinya dengan damai.
Kata gapura diambil dari kata gafur dalam bahasa Arab. artinya ampunan. Gerbang adalah pintu interaksi dengan dunia luar. Ini adalah simbol inklusifitas dan keterbukaan memberi maaf.
Masyarakat Indonesia sudah mengenal bangunan gapura sejak zaman kerajaan Majapahit. Ini dibuktikan dengan ditemukan Gapura Bajang Ratu di desa Temoh, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Diperkirakan Gapura ini merupakan salah satu peninggalan Kerjaan Maja Pahit. Gapura dalam bentuk bangunan candi ini didirikan pada abad 14 untuk mengenang wafat raja kedua Majapahit Raja Kertajaya 1238 M. Bentuk bagunan gapura biasamnya berupa 2 pintu gerbang yang atapnya menyatu dan bersayap. Saat ini bangunan gapura sudah di modifikasi bentuk, dan arsitekturnya berdasarkan ciri khas setiap daerah. Kontruksinyapun lebih variatif sesuai dengan selera dan kemajuan teknologi.
Secara filosofi makna gapura dapat diartikan sebagai struktur bangunan yang merupakan pintu masuk atau gerbang menuju ke suatu kawasan. Sehingga gapura sering diartikan sebagai suatu simbul gerbang menuju kawasan masa depan yang cerah, makmur, gemar ripah loh jinawi, dan sukses bagi mayarakat yang tinggal didalamnya. Maka sesuai tradisi masyarakat kita, setiap daerah berlomba membangun gapura di titik titk perbatasan daerah atau pintuk menuju ke suatu kawasan tertentu, dengan menonjolkan ciri khas artsitektur daerah masing-masing.
Seiring perkembangan zaman makna gapura semakin menebal tidak hanya sebagai petunjuk sesorang atas masuknya dirinya kesebuah kawasan tetapi lebih mengarah pada makna harga diri dan prestise sebuah daerah, bahkan saat ini gapura juga telah menjadi Icon dan kebanggaan bagi suatu daerah tertentu, atau bisa jadi sebagai pintu masuk menuju destinasi wisata. Maka tak heran bagi daerah yang memilik potensi wisata maupun ekonomi yang menonjol, berlomba membangun gapura yang lebih berkerakter, artistik, inovatif, dan representatif. sebagai magnet daerah tersebut.
GAPURA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Makna dari pembangunan gapura, yang biasa ditemui pada gerbang pintu masuk sebuah gedung. Ditelaahnya dari sudut pandang budaya, dan perspektif agama Islam. Diterangkannya, bahwa dahulu arsitektur gapura pada zaman dahulu sebelum syiar Islam masuk di lingkungan masyarakat, menyebutnya regol, atau kaca-kaca. Dan, ada juga yang menyebutnya gada-gada, bilamana dibangun dengan menempatkan dua patung memegang senjata gada.
Ungkapan pepatah dari Sunan Gunung Djati, yang diucapkannya dalam bahasa Caruban (Cirebon). Yaitu, aja magari umahmu nganggo beling, lan kudu magari nganggo piring. Artinya, jangan memagari rumah menggunakan beling (pecahan kaca), melainkan harus memakai piring. Karena, jika pagar rumah ditancapi beling, orang-orang akan menjadi segan untuk masuk berkunjung. Tapi, dengan menggunakan piring, yang menyimbolkan suatu keramahan tuan rumah dalam menyambut kedatangan dan dapat memuliakan kehadiran tamu.
Dalam ajaran Islam, bahwa dalam menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu, cukuplah dengan makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusahalah sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik.
Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya :
Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk, kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-red) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan ? (QS. Adz-Dzariyat: 26 – 27)
Hal ini juga, sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya. (HR. Bukhari)