KIDUNG MEGAT KUNG
(Tutur Nasehat Dalam Kehidupan Sehari-hari)
Karya sastra Kidung Megat Kung merupakan karya sastra Bali Klasik yang berbentukpuisi dan berbahasa Jawa Tengahan. Karya sastra tersebut dirangkai dengan 8 buah pupuh dan 171 bait dan nama pupuhnya tidak disebutkan secara jelas oleh pengarang.
Naskah kidung Megat Kung ini memuat tentang tutur (nasehat) yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari di masyarakat, hal ini dapat dilihat dalam bait-bait naskah tersebut. Pengertian tutur (nasehat) dalam kajian ini adalah ajaran yang bersifat dogmatis yang mengandung unsur dasar penekanan-penekanan agar berbuat baik.
Isi yang terkandung dalam naskah Kidung Megat Kung ini juga menyinggung tentang pelukisan konsep "Aji Brata" atau konsep pengendalian diri seseorang mencapai cita-cita. Nilai yang dilukiskan dalam Kidung Megat Kung adalah nilai tata susila yang menandaskan adanya berbagai perilaku yang dilarang dan atau dianggap baik untuk diterapkan di masyarakat.
Kidung Megat Kung merupakan salah satu bukti bagi masyarakat Bali dan sebagai cermin dari budaya tradisional Bali, walaupun kidung ini belum begitu terkenal bagi pecinta sastra Bali tetapi dari segi isi dan mutu tidak kalah bila dibandingkan dengan kidung atau geguritan yang lainnya. Di dalam Kidung Megat Kung ini tercermin tentang kehidupan pengarang yang menyatakan bahwa dirinya tiada arti di dunia ini karena hidup penuh dengan penderitaan. Disamping itu pula karya bukan saja ditujukan kepada dirinya sendiri melainkan juga untuk orang lain dari semenjak lahir. Bila hal ini kita simak betapa kehebatan pengawi pada waktu itu, dalam keadaan menderita mereka marnpu menciptakan sebuah karya sastra yang bernilai.


