PANGERAN DIPONEGORO DAN TAWASSUL KEPADA AHLUL BAIT
(Dikutip dari Babad Diponegoro : R.Ng. Yasadipura II)
Inilah doa tawassul kepada Ahlul Bayt Nabi (saw) yang diamalkan oleh Pangeran Diponegoro saat akan berperang mengusir penjajah Belanda dari tanah Jawa.
Den Siro Poro Satrio Nagari Mataram…
Nagarining Jawi dodot iro…
Sumimpin Watak Wantune Sayyidina Ngali…
Sumimpin Kawicaksanane Sayyidina Kasan…
Sumimpin Kekendelane Sayyidina Kusen…
Den seksenono..
Hing wanci Suro…
Londo bakal den siro sirnaake soko tanah jawa…
Krana sinurung Pangribawaning poro Satrianing Mukhamad yoiku Ngali, Kasan, Kusen…
Siro podho lumaksanana yudho kairing Takbir lan
Sholawat…
Yen siro gugur ing bantala…Cinondro guguring sakabate
Sayyidina Kusen ing Nainawa…
Yang artinya lebih kurang adalah :
Wahai kalian para Ksatria Negara Mataram…
Negara di Jawa tempat Yang aku pegang dengan teguh..
Bersama Sifat kepemimpinan Sayyidina Ali yang tegas…
Bersama sifat Kepemimpinan Sayyidina Hasan yang bijaksana…
Bersama Sifat Kepemimpinan Sayyidina Husein yang pemberani..
Wahai semua saksikanlah..
Tunggulah nanti di bulan Asyura (Muharam)..
Belanda akan kita lenyapkan dari tanah Jawa…
Karena dengan kewibawaan putra-putra Muhammad (saw) yaitu Ali, Hasan dan Husein…
Kita semua akan berperang dengan diiringi kalimat Takbir dan Shalawat…
Jika kita gugur di medan perang…
Itu adalah tanda seperti gugurnya sahabat Husein di Padang Nainawa (Karbala).
Imajier Nuswantoro