Tualen, Merdah, Sangut, Delem Merupakan tokoh Punokawan Wayang Kulit Bali
****
(Tualen, Merdah, Sangut, Delem)
Bali selalu memberi inspirasi pada manusia di bumi, keunikannya tak pernah habis untuk dikupas. Keseniannya tak kunjung mampu dipahami dalam satu roda kehidupan, salah satunya adalah seni wayang kulit Bali. Bagi para pecinta kesenian ini tentu tak asing lagi dengan karakter punakawannya.
Dalam cerita pewayangan, tokoh punakawan menjadi karakter yang begitu dikenal masyarakat luas. Dalam pewayangan Jawa, punakawan terdiri dari bagong, petruk, semar, serta gareng.
Dalam cerita pewayangan Bali, pembaca blogger yang budiman akan menemukan tokoh serupa.
Hanya saja, nama-nama tokoh punakawan (disebut parekan dalam bahasa Bali) dalam cerita wayang Bali beda dengan wayang Jawa, yakni Sangut, Merdah, Delem, serta Tualen.
Masing-masing tokoh punakawan dalam pewayangan Bali tersebut memiliki karakter tersendiri yang unik. Biasanya, masyarakat Bali pun kerap menggunakan karakter-karakter pewayangan tersebut sebagai sarana untuk perenungan serta pembelajaran. Keberadaan budaya wayang serta tokoh punakawan dalam budaya Bali menjadi hal yang lumrah. Apalagi, akulturasi budaya Jawa dengan Bali telah berlangsung lama sejak era Majapahit.
Dalam pewayangan Bali, ada 4 karakter punakawan yang bisa menjadi renungan :
1. Tualen.
2. Merdah.
3. Sangut.
4. Delem.
Mereka mewakili sikap dan sifat manusia di dunia yang dirangkum ke dalam 4 gambaran umum.
1. Tualen.
Tualen atau Malen merupakan salah satu tokoh punakawan dalam tradisi pewayangan di Bali. Karakternya mirip dengan Semar dalam pewayangan Jawa.
Tualen (tualèn) atau Malen merupakan salah satu tokoh punakawan (bahasa Bali parěkan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Karakternya mirip dengan Semar dalam pewayangan Jawa. Dalam tradisi pewayangan Bali, Tualen digambarkan seperti orang tua berwajah jelek, kulitnya berwarna hitam, tetapi di balik penampilannya tersebut, hatinya mulia, prilakunya baik, tahu sopan santun dan senang memberi petuah bijak. Dalam tradisi pewayangan Bali umumnya, puteranya berjumlah tiga orang, yaitu : Merdah, Delem dan Sangut. Mereka berempat (termasuk Tualen) merupakan punakawan yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Bali.
2. Merdah.
Merdah (mêrdah) atau Meredah (mêrêdah) merupakan salah satu tokoh punakawan (bahasa Bali: parêkan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Menurut masyarakat Buleleng (Bali Utara), Merdah merupakan adik Tualen, tetapi menurut tradisi Bali Tengah dan tradisi masyarakat Bali umumnya, Merdah merupakan salah satu putera Tualen. Dalam pertunjukkan wayang, Merdah sering muncul bersama Tualen, melakukan dialog penuh lelucon namun penuh nasihat.
3. Sangut.
Sangut merupakan salah seorang tokoh punakawan (bahasa Bali: parêkan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Dalam pewayangan, Sangut dilukiskan berbibir monyong dan berkulit kuning. Di antara para punakawan, tubuhnya yang paling kurus tetapi perutnya besar. Dalam pertunjukkan wayang ia sering muncul bersama Delem dan melakukan dialog penuh lelucon.
Sangut merupakan salah satu tokoh punakawan di pewayangan Bali. Sangut digambarkan sebagai seseorang yang berbadan kurus, berbibir monyong dengan perut yang besar. Jika dalam pewayangan Jawa, Sangut hampir mirip dengan Petruk. Seperti yang kita semua ketahui di dalam dunia pewayangan, Sangut bersama dengan tokoh Delem selalu berada di pihak yang antagonis atau tidak berpihak pada kebenaran, pihak yang selalu berbuat onar dan tidak suka kedamaian.
Pada dasarnya, Sangut adalah karakter yang tahu kalau dirinya salah. Dia paham atas kesalahan yang dia lakukan. Akan tetapi, dia selalu mengikuti apa perintah tuannya. Dia benar-benar setia, taat dan patuh. Jika melakukan kesalahan, dia akan berkeluh kesah seorang diri. Dengan ciri khas ini, dalam pementasan wayang kulit, sosok Sangut sering terlihat suka mendumel sendiri.
4. Delem.
Delem (lafal: dè-lêm) atau Melem (lafal: mè-lêm) merupakan salah satu tokoh punakawan (bahasa Bali: parêkan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Delem bermata juling, lehernya gondok, dan tubuhnya pendek. Dalam pewayangan kulitnya berwarna merah tua. Delem bersifat angkuh, sombong, licik, dan suka omong besar. Di hadapan para ksatria dan para raja ia selalu tunduk, tetapi kepada orang yang lebih muda darinya ia bertingkah sombong. Dalam pewayangan Bali, Delem sangat terkenal dan sering muncul bersama dengan Sangut, melakukan dialog penuh lelucon namun terselip nasihat. Keduanya merupakan tokoh punakawan yang sifatnya buruk.
Imajiner Nuswantoro