OJO GRUSA-GRUSU (Aja Grusa Grusu)
Ojo grusa grusu mundhak kesluru, alon alon waton kelakon. Tegese samubarang kudu linambaran pangati ati, dipanggalih kanthi nalar kang wening lan manah kang jembar, amrih ora getun tembe mburine.
Ojo grusa grusu karben ora keplese, alon alon waton biso ketekan enggon. Samubarang kejobo kudu nganggo pangati ati, ugo kudu linambaran sabar narimo, ora nubyak nubyak neraki tatanan paugeran kamanungsan. Rahayu sagung dumadi.
Ojo grusa grusu, jangan gegabah, Ojo kesusu, jangan terburu-buru.
Leluhur adiluhung Jawa ini sering mengajarkan filosofi hidup yang luhur. Kata mereka, Dipikir sing tenang sak durunge mutusno, ojo grusa-grusu, mengko keliru. Artinya pikirkan dengan tenang sebelum memutuskan sesuatu, jangan gegabah, nanti keputusannya keliru.
OJO GRUSA-GRUSU
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar ungkapan bahasa Jawa Ojo grusa-grusu, Ojo kesusu, dan Alon-alon asal kelakon. Ketiga falsafah Jawa ini punya pengertian kurang lebih sama = jangan tergesa-gesa.
Ojo grusa grusu itu artinya jangan gegabah, Ojo kesusu itu jangan terburu-buru, dan Alon-alon asal kelakon’’ itu biar lambat asal selamat.
Bahwa tergesa-gesa itu berdampak buruk, yang ujung-ujungnya membawa penyesalan. Tergesa-gesa dalam hal apa saja tidak lah baik, karena di dalam hadis riwayat Tirmidzi disebutkan bahwa tergesa-gesa termasuk perbuatan setan. Bahkan dalam hal ibadah pun kita tidak boleh tergesa-gesa.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda : ’’Apabila kamu mendengar iqamah, maka pergilah salat (berjamaah). Hendaklah kamu bersikap tenang dan tenteram, jangan tergesa-gesa. Apa yang kamu dapati, shalatlah kamu bersama mereka; dan apa yang terlewatkan (ketinggalan), maka sempurnakanlah.’’ (HR Bukhari).