JUMLAH NABI DAN ROSUL DI MUKA BUMI
Iman kepada para Nabi dan Rasul merupakan salah satu landasan keimanan. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”” (QS. Al Imran: 84).
Orang yang tidak mengimani para Nabi dan Rasul, maka ia tersesat sangat jauh dari jalan yang lurus. Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa: 136).
PERBEDAAN NABI DAN ROSUL
Nabi berasal dari kata an naba’ (النبأ) yang artinya: kabar. Secara istilah, Nabi artinya orang yang diberi wahyu oleh Allah. Sebagaimana kata an naba’ ini digunakan oleh Nabi untuk menyebutkan wahyu dari Allah, disebutkan dalam Al Qur’an :
فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ
“Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”” (QS. At Tahrim: 3).
Sedangkan Rasul berasal dari kata al irsal (الإرسال) yang artinya pengutusan seseorang untuk suatu tujuan. Secara istilah, Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah dengan membawa risalah (pesan) tertentu, dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia dan manusia diperintahkan untuk mengikuti dia.
Sebagian ulama berpendapat bahwa istilah Nabi dan Rasul tidak ada bedanya, namun ini adalah pendapat yang lemah. Karena banyak dalil dan fakta yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara Nabi dan Rasul. Dan setiap Rasul adalah Nabi, namun tidak setiap Nabi itu Rasul.
Sebagian ulama juga berpendapat bahwa perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah bahwa Nabi diberi wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikannya. Sedangkan Rasul diperintahkan untuk menyampaikannya.
Ini juga pendapat yang kurang tepat, karena beberapa alasan :
1. Pertama, dalam surat Al Hajj ayat 52, Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi…”
Di sini Allah menggandengkan pengutusan Rasul dan Nabi dalam masalah al irsal. Menunjukkan bahwa Nabi juga diperintahkan untuk menyampaikan.
2. Kedua: tidak menyampaikan wahyu merupakan bentuk menyembunyikan ilmu. Allah tidak menurunkan wahyu kecuali agar menjadi petunjuk bagi manusia, bukan untuk disembunyikan.
3. Ketiga: disebutkan dalam hadits yang shahih bahwa ada Nabi yang memiliki satu pengikut, ada yang memiliki dua pengikut, ada yang memiliki belasan pengikut dan ada yang tidak memiliki pengikut. Ini menunjukkan mereka menyampaikan wahyu kepada kaumnya, sehingga terlihat ada perbedaan jumlah pengikut. Andai mereka tidak menyampaikan, tentunya keumuman mereka tidak punya pengikut.
Maka Nabi dan Rasul keduanya diberi wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan dan berdakwah kepada kaumnya.
Oleh karena itu, perbedaan antara Nabi dan Rasul yang tepat adalah bahwa Rasul diutus oleh Allah dengan membawa syari’at yang baru, sedangkan Nabi diutus oleh Allah namun tidak membawa syari’at yang baru melainkan menjalan dan mendakwah syariat yang dibawa Rasul sebelumnya (Diringkas dari Al Madkhal ila Dirasatil Aqidah Al Islamiyah, karya Syaikh Umar Sulaiman Al Asyqar, hal 92-64).
JUMLAH PARA NABI DAN ROSUL
Terdapat beberapa hadits yang menyebutkan jumlah Nabi dan Rasul. Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, ia berkata :
قلتُ : يا رسولَ اللهِ ! أيُّ الأنبياءِ كان أولُ ؟ ! قال : آدمُ، قلتُ : يا رسولَ اللهِ ! ونبيٌّ كان ؟ ! قال : نعم نبيٌّ مُكلَّمٌ، قلتُ : يا رسولَ اللهِ : كم المرسلونَ ؟ ! قال : ثلاثُ مئةٍ وبضعةَ عشرَ ؛ جمًّا غفيرًا
“Aku bertanya: wahai Rasulullah, siapa Nabi pertama? Rasulullah menjawab: Adam. Aku bertanya: wahai Rasulullah, apakah beliau (Adam) seorang Nabi? Rasulullah menjawab: benar, ia seorang Nabi yang diajak bicara oleh Allah. Aku bertanya: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah para Rasul? Rasulullah menjawab: 300 sekian belas, mereka sangat banyak” (HR. Ahmad no.21586, Al Hakim [2/652], Al Baihaqi no.18166. Dishahihkan Ahmad Syakir dalam Umdatut Tafsir [1/309] dan Al Albani dalam Takhrij Al Misykah no.5669. Dan sebagian ulama mendhaifkan hadits ini).
Dalam riwayat lain dari Abu Dzar juga :
قلت : يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمِ الْأَنْبِيَاءُ ؟ قَالَ: ( مِائَةُ أَلْفٍ وَعِشْرُونَ أَلْفًا)، قُلْتُ :يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمِ الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ؟ قَالَ : (ثَلَاثُ مِائَةٍ وَثَلَاثَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا)
“Aku berkata: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah Nabi? Rasulullah menjawab: Nabi ada 120.000 orang. Aku berkata: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah Rasul? Rasulullah menjawab: Rasul ada 313 orang, mereka sangat banyak” (HR. Ibnu Hibban no.361, didhaifkan Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Tahqiq Shahih Ibnu Hibban [2/79]).
Dalam riwayat lain dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu,
قُلتُ: يا رسولَ اللهِ، كم وَفَّى عِدَّةُ الأنبياءِ؟ قال: مِئةُ ألْفٍ وأربعةٌ وعشرونَ ألْفًا، الرُّسُلُ مِن ذلك ثلاثُ مِئةٍ وخَمسةَ عَشَرَ جَمًّا غَفيرًا
“Aku berkata: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah Nabi? Rasulullah menjawab: Nabi ada 124.000 orang dan di antara mereka ada para Rasul sebanyak 315 orang, mereka sangat banyak” (HR. Ahmad no.22342, didhaifkan Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah [2/140]).
Dan ada hadits-hadits lainnya yang tidak lepas dari kelemahan :
Andaikan hadits Abu Dzar dalam Musnad Ahmad di atas shahih -sebagaimana dishahihkan oleh sebagian ulama- maka dapat menguatkan hadits Abu Umamah.
Dan menurut sebagian ulama, tidak ada hadits shahih sama sekali mengenai jumlah para Nabi dan Rasul. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan :
وهذا الذي ذكره أحمد ، وذكره محمد بن نصر ، وغيرهما ، يبين أنهم لم يعلموا عدد الكتب والرسل ، وأن حديث أبي ذر في ذلك لم يثبت عندهم
“Ini pendapat yang disebutkan Imam Ahmad, Muhammad bin Nashr dan ulama lainnya. Mereka menjelaskan bahwa tidak diketahui berapa berapa jumlah kitab dan berapa jumlah Rasul. Dan hadits Abu Dzar dalam hal ini tidak shahih menurut mereka” (Majmu’ Al Fatawa, 7/409).
Al Lajnah Ad Daimah ketika ditanya tentang jumlah Nabi dan Rasul, mereka mengatakan :
لا يعلم عددهم إلا الله
“Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah” (Fatawa al Lajnah, 3/256).
Namun andai disepakati pendapat-pendapat yang ada maka insyallah bisa kita katakan jumlah Rasul ada sekitar 300 sekian orang tanpa memastikan berapa, dan jumlah Nabi ada sekitar 120.000 orang tanpa memastikan berapa.
Yang jelas, jumlah mereka sangat banyak. Sebagaimana Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan :
فلا يعلم عددهم إلا الله سبحانه وتعالى ، لكنهم جم غفير ، قص الله علينا أخبار بعضهم ولم يقص علينا أخبار البعض الآخر ، لحكمته البالغة جل وعلا
“Tidak diketahui berapa jumlah mereka kecuali oleh Allah subhanahu ta ta’ala. Namun jumlah mereka sangat banyak. Ada sebagian mereka yang Allah kisahkan kepada kita kabarnya, dan ada yang tidak dikisahkan kepada kita. Karena suatu hikmah yang besar dari Allah jalla wa ‘ala” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 2/66-67).
Sedangkan 25 Nabi yang kita ketahui, itulah nama-nama Nabi yang disebutkan di dalam Al Qur’an. Bukan jumlah seluruh Nabi. Adapun jumlah seluruh Nabi itu banyak sekali, sekitar 120.000 orang.
Dan yang luar biasanya, seluruh Nabi dan Rasul yang banyak tersebut, semuanya mendakwahkan tauhid dan tauhid adalah inti dakwahnya. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Ilah (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian” (QS. Al-Anbiya: 25).
Allah Ta’ala juga berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut’” (QS. An-Nahl: 36).
JUMLAH NABI DAN ROSUL (Menurut Tafsir Syaikh Nawawi Banten)
Nabi merupakan orang-orang pilihan yang kedudukannya memiliki kekhususan di sisi Allah SWT. Orang-orang pilihan tersebut menerima wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril (Ruhul Amin) untuk berdakwah menyebarkan tauhid.
Dalam literatur hadits dari Imam Ahmad yang bersanad (bersambung) dari Abu Umamah bersanad dari Nabi Muhammad SAW mengatakan jumlah Nabi keseluruhan mencapai 124.000 dan jumlah Rasul keseluruhan berjumlah 315 orang.
Seperti dirangkum dari laman Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam keterangan hadits tersebut dapat diketahui bahwa, 124 ribu nabi tidak semua memiliki kedudukan sebagai Rasul. Namun, dari 315 Rasul, mereka semua adalah Nabi.
Persamaannya 124 ribu nabi tersebut keseluruhan menerima wahyu, namun perbedaannya, wahyu yang Allah utus untuk para Nabi hanya dikhususkan untuk diri mereka sendiri dan kaumnya. Berbeda dengan Rasul, mereka diutus untuk seluruh umat (bukan kaumnya saja).
Bahkan, informasi tersebut juga terangkum dalam al-Quran sebagai berikut: “Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu” (QS. al-Nisa/4: 164).
TAFSIR SYAIKH NAWAWI BANTEN
Dalam Tafsir Munir karangan Syaikh Nawawi Banten menuturkan bahwa Allah SWT tidak membeda-bedakan di antara para nabi dan rasul itu dalam konteks memperoleh wahyu. Artinya mereka semua mendapat wahyu. Bedanya, para nabi mendapat wahyu melalui mimpi, sedangkan para rasul melalui mimpi dan juga melalui perantara malaikat dengan cara berkomunikasi.
Terdapat perbedaan pendapat soal jumlah Rasul yang diutus Allah SWT
Dalam kajian Qathrul Ghaits, Syaikh Nawawi menyampaikan terdapat perbedaan pendapat soal bilangan Rasul.
Menurut pendapat Imam Baihaqi melalui haditsnya yang bersanad dari Abu Dzar menuturkan, bahwa Rasulullah menyebut jumlah Rasul sebanyak 313 orang.
Menurut Syaikh Nawawi Banten, jumlah 313 itu sama seperti jumlah bilangan pasukan perang Badar.
Kedua, ada yang menyebut 314 Rasul. Menurut Syaikh Nawawi Banten, jumlah ini seperti bilangan pasukan Thalut yang berhasil mengalahkan pasukan Jalut.
Ketiga, ada 315 Rasul, seperti diurai dalam hadits Imam Ahmad yang bersanad dari Abu Umamah di atas. 315 rasul inilah jumlah yang paling dikenal.
JUMLAH NABI DAN ROSUL YANG WAJIB DIIMANI
Meski terdapat 124 ribu jumlah nabi yang terdiri dari 315 Rasul. Namun, umat Muslim hanya diwajibkan mengimani 25 Nabi dan Rasul yang dikisahkan dalam Al-Quran. Bahkan keimanan kepada Nabi dan Rasul tertulis dalam rukun iman keempat.
Untuk menunjukkan keimanan kepada Nabi dan Rasul, kamu dapat mengikuti syariat yang mereka bawa dan mendoakan para Nabi dan Rasul, terutama Nabi Muhammad SAW dengan melantunkan sholawat sebagaimana tertulis dalam Al-Quran.
“Sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Surat Al-Ahzab ayat 56).
Selain itu, anjuran bersholawat juga terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW. “Siapa yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali,” (HR Muslim).
KEUTAMAAN SHOLAWAT
Menurut Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam akhir karyanya Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya mengutip sepuluh keutamaan yang didapat oleh mereka yang membaca shalawat.
Sepuluh keutamaan ini disarikan dari Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah SAW :
1. Rahmat dari Allah yang maha kuasa dan maha pengampun.
2. Syafaat Nabi Muhammad, nabi pilihan.
3. Mengikuti tradisi malaikat abrar.
4. Membedakan diri dari orang munafik dan orang kafir.
5. Penghapusan kesalahan dan dosa.
6. Pemenuhan hajat dan harapan.
7. Penerangan lahir dan batin.
8. Keselamatan dari neraka.
9. Masuk ke dalam surga
10. Salam dari Allah yang maha mulia dan kuasa.
Bacaan sholawat Ibrahimiyah :
Allohumma sholli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan keselamatan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung.”
BILANGAN NABI DAN ROSUL
Dalam literatur hadits, terungkap ada 124.000 nabi dan 315 rasul. Misalnya, dalam hadits Imam Ahmad yang bersumber dari Abu Umamah. Nabi SAW bersabda, “Aku bertanya, “Ya Rasulullah, ada berapakah jumlah nabi? Rasulullah menjawab, “Nabi ada 124.000 dan di antara mereka ada para rasul sebanyak 315. Mereka sangat banyak”.
Hadits ini memberi informasi akan dua hal. Pertama, nabi ada 124.000. Kedua, rasul ada 315. Artinya, 124.000 nabi itu bukan semuanya rasul. Namun 315 rasul itu semuanya adalah nabi. Persamaannya, mereka semua menerima wahyu dari Allah SWT. Sebanyak 315 rasul menerima wahyu untuk disampaikan kepada orang lain.
Bagi yang disebut nabi, mereka menerima wahyu dari Allah SWT untuk diri mereka sendiri. Karena memang nabi diutus oleh SWT ke tengah kaum yang sudah beriman. Berbeda halnya dengan rasul yang mendapat risalah bagi kaum yang masih kafir. Namun informasi mengenai 124.000 nabi dan 315 rasul tidak ditemui dalam al-Qur’an.
Sejatinya, kendati tidak menyebut angka, informasi yang mengarah pada bilangan nabi dan rasul terekam juga dalam al-Qur’an. Misalnya, “Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu” (QS. al-Nisaa/4: 164).
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ
Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (la-in) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.
Tafsirnya :
Dan di antara para rasul itu ada beberapa rasul yang sungguh telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, yakni sebelum turun ayat ini, dan ada beberapa rasul yang lain yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung atau secara bertahap sesuai kemaslahatan dan kebutuhan umatnya.
Pengarang Tafsir Jalalain menuturkan bahwa Allah SWT mengutus 8.000 nabi. 4.000 dari kalangan Bani Israil dan 4.000 lagi dari kelompok manusia lainnya. Dari sisi bilangan, ini pendapat yang berbeda. Tapi yang menarik ternyata ada 4.000 orang Bani Israil yang ditugaskan menjadi nabi dan karena itu mereka mendapat wahyu untuk diri sendiri.
Dari ayat di atas, diketahui ada para rasul yang tidak diceritakan dalam al-Qur’an sehingga manusia tidak mengetahui secara pasti. Yang tidak diceritakan inilah yang berjumlah 124.000 nabi dan 315 rasul dikurangi yang tertera di dalam al-Qur’an. Dikisahkan ada 18 rasul dalam surah al-An’am dan sisanya dalam surah lainnya.
Syaikh Nawawi Banten dalam Tafsir Munir menuturkan bahwa Allah SWT tidak membeda-bedakan di antara para nabi dan rasul itu dalam konteks memperoleh wahyu. Artinya mereka semua mendapat wahyu. Bedanya, para nabi mendapat wahyu melalui mimpi, sedangkan para rasul melalui mimpi dan juga melalui perantara malaikat dengan cara berkomunikasi.
Dalam Qathrul Ghaits, Syaikh Nawawi Banten memberi informasi mengenai bilangan para rasul yang berbeda-beda. Pertama, ada yang menyebut 313 rasul. Imam Baihaki menuliskan hadits yang bersumber dari Abu Dzar yang bertanya, “Ya Rasulullah, berapakah para rasul itu?” Nabi SAW menjawab, “Ada 313 rasul. Mereka sangat banyak”.
Bagi Syaikh Nawawi Banten, jumlah 313 itu sama seperti jumlah bilangan pasukan perang Badar. Kedua, ada yang menyebut 314 rasul. Menurut Syaikh Nawawi Banten, jumlah ini seperti bilangan pasukan Thalut yang berhasil mengalahkan pasukan Jalut. Pasukan Thalut dikenal sebagai bala tentara yang memiliki kesabaran luar biasa.
Thalut adalah orang yang dipilih Allah SWT untuk jadi raja, seperti firman-Nya, “Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu” (QS. al-Baqarah/2: 247) ;
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا ۗ قَالُوْٓا اَنّٰى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِۗ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهٗ بَسْطَةً فِى الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۗ وَاللّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهٗ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
247. Dan nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak ?” (Nabi) menjawab, “Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik.” Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
Sementara menurut pengarang Tafsir al-Maraghi, diungkap bahwa Jalut atau Goliat adalah panglima terkuat bangsa Palestina.
Ketiga, ada 315 rasul, seperti diurai dalam hadits Imam Ahmad yang bersumber dari Abu Umamah di atas. Selain itu, ada hadits lain yang bersumber dari Abu Dzar yang bertanya, “Ya Rasulullah, berapakah para rasul itu?” Nabi SAW menjawab, “Ada 315 rasul. Mereka sangat banyak” (HR. Baihaki). 315 rasul inilah jumlah yang paling dikenal.