NGGEGE MANGSA / MONGSO
Nggege mangsa / mongso
artinya, jangan mempercepat musim atau waktu. Makna sejatinya adalah, jangan memaksakan diri dalam memperoleh hasil sebelum waktunya, karena apa yang didapat pasti tidak memuaskan.
Nggege Mongso yaitu berbuat sebelum tiba waktunya atau bertindak sebelum sanggup.
OJO NGGEGE MONGSO
Ojo nggege mongso.
Yen to durung titi wanci.
Sumabaro sawetoro wektu.
Ojo njur kesusu, keburu napsu
Yen durung kuwowo nepake saliro.
Tumindako kalawan angon wayah.
MONGSO
Menurut Mangunsuwito kata Mongso di dalam bahasa Jawa baru antara lain memuat arti waktu, musim.
Salah sebuah kata jadiannya adalah mangsan, yang berarti musiman, ada kalau pada musimnya.
Arti demikian seperti tergambar pada sebutan :
- Mongso ketigo (musim kemarau).
- mongso labuh (masa awal musim hujan).
- Mongso duren (musim durian).
- Mongso panen (waktu panen).
- Mongso pagebluk (waktu pendemi), dan sebagainya.
Dalam bahasa Jawa kuna dan Tengahan juga terdapat kata mangsa, namun tidak berarti : waktu atau musim, alih-alih menunjuk pada : daging, makanan, atau tanaman tertentu mungkin sebangsa pohon maja (Zoetmulder, 1995 : 651-2).
Istilah mangsa dalam arti waktu, antara lain tergambar pada kata gabung titi mongso, yakni kata sama arti, sehingga kata gabung yang berupa kata benda ini diartikan dengan masa, waktu.
Bisa juga istilah mongso diganti dengan kata wanci, yang bersinonim arti, menjadi titi wanci.
Bahkan, budayawan ada dalam syair lagunya, menambah satu kata lagi yang juga sana arti, yaitu kata kolo, menjadi titi kolo mongso.
Wong takon wosing dur angkoro
Antarane riko aku iki.
Sumebar ron ronaning koro
Janji sabar, sabar sak wetoro wektu
Kolo mangsane, ni mas
Titi kolo mongso
Pamujiku dibiso
Sinudo kurban jiwanggo
Pamungkase kang dur angkoro
Titi kolo mongso
Apabila kata mangsa ditambahkan kata bodo menjadi mangsa bodo (moso bodo, mangsa bodhon), maka artinya justru mengarah pada terserah kamu saja atau disebut juga masa bodoh.
Perkataan ini bersinonim dengan mangsa borong, dalam arti terserah.
Dalam arti waktu atau musim, istilah mangsa (mingso) berkenaan dengan hitungan, tepatnya perhitungan waktu. Dalam bahasa Jawa, Baru perhitungan waktu itu dinamai dengan Pranoto mongso (bahasa Indonesia pranata mangsa), yaitu perhitungan waktu yang didasarkan pada keteraturan musim.
Pranata mangsa merupakan sistem penanggalan atau sistim kalender yang berhubungan dengan bercocok tanam ataupun penangkapan ikan.
Kalender Pranata Mangsa disusun berdasar peredaran Matahari, yang satu siklus (setahun) terdiri atas 365 atau 366 hari.
Kalender ini memuat berbagai aspek fenomenologi dan gejala alam lain yang dimanfaatkan sebagai suatu pedoman dalam kegiatan usaha tani maupun persiapan diri menghadapi bencana, seperti kekeringan, wabah penyakit, serangan atau gangguan tanaman, banjir, dan sebagainya yang mungkin dapat timbul pada waktu-waktu tertentu.
Berdasarkan perhitungan yang terbilang pelik (nylimet, klenik) ini, maka fase-fase di dalam bercocok tatanam dan mencari ikan bisa dilakukan dengan tepat waktu.