PARA PEMIMPIN DIKTATOR, OTORITER DAN TERKEJAM DI DUNIA
Dalam sejarah, merekalah tercatat yang paling kejam, ganas, tidak berperikemanusiaan dan segala macam lagi kejahatan yang telah dibuat. Mereka juga tamak dan gilakan kuasa sehingga bertindak dan bertukar menjadi manusia yang paling tidak disukai didunia ini. Despot adalah penguasa tunggal yang berbuat sekehendak hati; kepala negara atau raja yang menjalankan kekuasaan dengan sewenang-wenang
Despotisme adalah bentuk pemerintahan dengan satu penguasa, baik individual maupun oligarki, yang berkuasa dengan kekuatan politik absolut. Despotisme dapat berarti tiran, atau absolutisme; atau diktatorisme.
DIKTATOR
Diktator adalah sebuah paham yang artinya diambil dari kata diktator. Artinya orang yang memerintah suatu negara/pemerintahan dengan hak-hak dan kekuasaan absolut, dan isme yang berarti sebuah pemahaman.
Maka disimpulkan diktatorisme adalah sebuah paham yang dianut oleh suatu negara untuk dipimpin oleh seorang pemimpin diktator yang mempunyai hak dan kewajiban tersendiri.
Adapun gaya kepemimpinan diktator cenderung lebih banyak dipraktikkan di negara-negara Eropa seperti Jerman, Polandia, Prancis, dan Italia.
Beberapa negara pernah memiliki pemimpin diktator yang dianggap sangat kejam dan brutal. Seperti diantaranya adalah Adolf Hitler di Jerman dan Saddam Hussein di Iran.
Diktator adalah seorang pemimpin negara yang memerintah secara tirani & menindas rakyatnya.
Biasanya seorang diktator naik takhta dengan menggunakan kekerasan, sering kali dengan sebuah kudeta.
Namun, ada pula diktator yang naik takhta secara demokrasi, contoh yang paling terkenal adalah Adolf Hitler, Ferdinand Marcos, dan Soeharto.
Seringkali pemimpin diktator dibedakan dengan despot. Seorang despot berkuasa dengan cara sewenang-wenang pula, tetapi kadang kala ada pula despot yang 'baik'.
Konsep kediktatoran, serta penggunaan kekuatan dan penganiayaan secara sistemik terhadap lawan politik untuk tetap berkuasa sudah ada sejak peradaban zaman Romawi Kuno.
Namun di era modern, masih ada pula pemimpin negara yang menerapkan gaya kepemimpinan diktator.
Pengertian diktator adalah seorang pemimpin sebuah negara / wilayah yang memerintah dengan otoriter dan kejam serta melakukan penindasan kepada rakyatnya. Sedangkan diktatorisme adalah sebuah paham yang dijalankan di dalam suatu negara / wilayah dengan dipimpin oleh seorang pemimpin yang sangat otoriter atau disebut dengan diktator. Pada umumnya seorang diktator akan mendapatkan jabatan dengan menempuh jalur kekerasan dan perang.
OTORITER
Otoriter adalah Kepemimpinan Sewenang-wenang.
Otoriter adalah sebuah paham pemerintahan dalam sebuah negara / wilayah yang meletakkan segala bentuk kekuasaan pada negara atau pemimpin negara tersebut tanpa memperhatikan aspek-aspek kebebasan individu. Paham ini merupakan kebalikan dari paham demokrasi di mana sebuah pemerintahan dijalankan dan diselenggarakan oleh rakyat dan untuk rakyat.
Gaya kepemimpinan otoriter adalah seseorang yang ingin semua orang patuh tanpa syarat kepada dia sebagai pemimpin. Dalam KBBI, otoriter adalah berkuasa sendiri atau bertindak sewenang-wenang. Gaya kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan oleh seorang individu yang memiliki kekuatan penuh dalam pengambilan keputusan dan kontrol mutlak atas bawahannya.
Authoritarian leadership atau kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang absolut dan menginginkan semua orang patuh tanpa syarat kepada sang pemimpin.
Pemimpin otoriter cenderung merasa bahwa dirinyalah yang paling pintar. Sehingga mereka beranggapan bahwa semua kesuksesan yang terjadi adalah karena hasil dari kepemimpinan mereka. Mereka pun tidak suka mendapat kritik dan saran dari orang lain. Gaya kepemimpinan ini sering dipandang negatif karena tidak adanya kebebasan berpendapat untuk orang lain selain sang pemimpin itu sendiri.
Otoriter adalah tindakan yang berkuasa sendiri atau sewenang-wenang. Otoriter dikenal pula dengan otokratis yang merupakan salah satu macam gaya kepemimpinan. Pemimpin otoriter adalah cenderung merasa dirinya paling pintar dan mengerti, tidak suka mendapat kritik dan masukan.
Gaya kepemimpinan otoriter adalah memiliki kecenderungan memaksakan kepatuhan mutlak. Di Indonesia, ada yang berpendapat (pro & kontra) bahwa kepemimpinan otoriter adalah terjadi di masa rezim Orde Baru, karena pengadilan hingga kini belum memutuskan secara ingkrah hukum. Sementara pemimpin dunia yang terkenal bersikap otoriter adalah Benito Mussolini, Adolf Hitler, Kim Jong-un, dan Richard Nixon.
Kepemimpinan yang otoriter adalah sangat bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan otoritatif. Apabila otoriter adalah cenderung memaksakan kehendak. Justru kepepimpinan otoritatif berlaku seperti mentor yang mau membimbing dan mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan kepemimpinan.
Tidak selalu memiliki konotasi yang negatif. Gaya kepemimpinan otoriter adalah berguna ketika suatu organisasi membutuhan sosok pemimpin yang bisa memutuskan dengan cepat dan akurat. Membuat sesuatu tampak sempurna, karena gaya otoriter adalah tidak menoleransi adanya kesalahan sekecil apapun.
Gaya kepemimpinan otokratis atau otoriter adalah memusatkan kekuasaan penuh pada pemimpin. Biasanya, para bawahan atau anggota tidak diberikan kebebasan untuk menentukan tujuan mereka sendiri.
Dalam arti, keputusan pemimpin otoriter adalah bersifat mutlak, tidak bisa diganggu gugat, dan anggotanya tidak diberi kesempatan berpendapat.
Pemimpin otoriter adalah sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan, kebijakan, peraturan, dan prosedur apa pun di perusahaan/organisasi. Terkadang, gaya kepemimpinan ini bisa berjalan sukses, jika memang pemimpin punya pengalaman dan keterampilan maksimal.
Adapun ciri-ciri pemimpin otoriter adalah :
1. Organisasi atau perusahaan dianggap sebagai milik pribadi dan atasan memiliki hak penuh atas itu.
2. Bawahan hanyalah sebagai alat semata untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
3. Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain.
4. Semua keputusan dari pemimpin adalah paling benar.
5. Sering menggerakkan bawahan dengan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
6. Cenderung membuat pilihan hanya dari pemikiran atau idenya sendiri.
7. Memandang ide bawahan tidak lebih baik.
8. Pemimpin otoriter membuat inovasi dan kreativitas tidak bisa dikembangkan.
9. Di bawah pemimpin otoriter, banyak yang merasa tugas yang dikerjakan hanya didasarkan pada ketakutan dan ancaman.
10. Sangat berorientasi pada hasil dan tugas.
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN OTORITER
Salah satu karakter pemimpin otoriter adalah sangat dominan dalam pengambilan setiap keputusan.
Karakteristik dari kepemimpinan otoriter adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin merasa bahwa keputusannya adalah yang paling benar, sehingga seringkali pemimpin membuat keputusan atau pilihan hanya dengan pemikiran dan idenya sendiri, tanpa mendengarkan masukan dari bawahan atau anggotanya. Hal ini membuat hasil setiap inovasi dan kreativitas yang lahir dari pemimpin otoriter tidak dapat dikembangkan dengan baik.
2. Pemimpin otoriter sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan, kebijakan, peraturan, dan prosedur apapun terkait perusahaan atau organisasi.
3. Keputusan pemimpin otoriter bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
4. Pemimpin enggan menerima kritik, saran dan pendapat orang lain, sehingga para bawahan atau anggota tidak diberikan kebebasan untuk berpendapat.
5. Semua kekuasaan penuh terpusat pada pemimpin.
6. Seringkali organisasi atau perusahaan dianggap sebagai milik pribadi dan pemimpin memiliki hak penuh atas hal tersebut.
7. Pemimpin sangat berorientasi pada hasil dan tugas sehingga bawahan selalu diawasi langsung oleh pemimpin setiap mereka melakukan pekerjaan. Pemimpin tidak mentoleransi adanya kesalahan atau penyimpangan dan mereka tidak segan-segan untuk memberikan hukuman keras pada setiap ketidakpatuhan dan menggunakan kekuasaan untuk mengancam sanksi seperti pemecatan, terutama untuk anggota yang dianggap membangkang.
8. Pemimpin otoriter beranggapan bahwa bawahan adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi semata. Sehingga para bawahan atau anggota pun tidak diberikan kebebasan untuk menentukan tujuan mereka sendiri dan harus menjalankan semua tugas tanpa ragu.
Di bawah pemimpin otoriter, banyak bawahan yang merasa kurang termotivasi dan cara mereka menjalankan tugas hanya berdasarkan pada ketakutan dan ancaman.
POSITIF DAN NEGATIF GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Salah satu sisi positif gaya kepemimpinan otoriter adalah efektif di lingkungan tekanan tingkat tinggi seperti perang.
Gaya kepemimpinan otoriter tentu memiliki sisi positif dan juga negatif, berikut penjelasannya :
1. Sisi positif gaya kepemimpinan otoriter.
Gaya kepemimpinan otoriter tidak selamanya negatif, kepemimpinan dengan cara ini juga memiliki sisi positif seperti.
Efektif di lingkungan tekanan tingkat tinggi atau darurat seperti konflik atau perang.
Memiliki sosok pemimpin yang tegas dan cepat dalam mengambil keputusan.
Hasil dari kepemimpinan ini selalu tampak sempurna karena pemimpin tidak mentoleransi adanya kesalahan sekecil apapun. Berguna untuk pekerjaan seperti manufaktur, konstruksi juga rumah sakit.
Pemimpin otoriter mengambil tanggung jawab penuh atas semua keputusan, tujuan dan jalur strategis menuju kesuksesan dengan memaksakan kepatuhan mutlak dari bawahan mereka.
Organisasi sangat terstruktur karena pemimpin memaksa bawahan untuk patuh secara mutlak dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Namun meski begitu, pelaksanaannya cenderung kaku.
2. Sisi negatif gaya kepemimpinan otoriter.
Di sisi lain, ada banyak kekurangan dan sisi negatif dari gaya kepemimpinan otoriter adalah sebagai berikut.
Penggunaan gaya kepemimpinan otoriter yang berlebihan dapat menyebabkan pemimpin dipandang sebagai orang yang mendominasi dan keras kepala.
Hal tersebut dapat menimbulkan kebencian di antara anggota kelompok.
Akibatnya anggota enggan untuk menyumbangkan keahlian atau pendapat mereka dalam sebuah diskusi.
Tingkat turnover karyawan tinggi karena mereka merasa tidak nyaman dalam bekerja di bawah tekanan pemimpin otoriter.
Pemimpin yang otoriter biasanya kurang terampil dalam pemecahan masalah kreatif sehingga dapat merugikan hasil kelompok.
diartikan sebagi proses mengubah dan mentransformasikan individu menuju perubahan. Di dalamnya, pemimpin terlibat untuk memenuhi kebutuhan para karyawan agar kualitas mereka semakin meningkat.
9. Gaya Kepemimpinan Transaksional.
Gaya kepemimpinan transaksional mengutamakan berbagai kesepakatan antara pimpinan dan anggotanya. Bentuk kesepakatan tersebut berupa reward (hadiah/penghargaan) dan punishment (hukuman/sanksi).
Kesepakatan ini akan 'memancing' semangat para anggota bekerja sebaik-baiknya untuk memperoleh penghargaan. Sementara, bagi mereka yang tidak sanggup mencapai tujuan, maka harus siap menerima segala bentuk sanksi.
MACAM-MACAM GAYA KEPEMIMPINAN
Macam Gaya Kepemimpinan Lainnya :
1. Gaya Kepemimpinan Birokrasi.
Pemimpin tidak hanya bertugas sebagai atasan, tapi juga harus memastikan bahwa semua aturan dipatuhi oleh karyawan. Kepemimpinan birokrasi cukup efektif untuk memantau hasil kerja rutin dari para karyawan.
2. Gaya Kepemimpinan Karismatik.
Kata 'karisma' yang berasal dari bahasa Yunani sebagai suatu sifat tertentu dari seseorang. Karisma dipandang sebagai kemampuan atau kualitas istimewa manusia yang tidak dimiliki oleh orang dewasa. Seorang pemimpin karismatik memiliki rasa kepercayaan diri yang kuat, sehingga mampu memengaruhi anak buahnya.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif.
Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang mengarah pada kepercayaan dan loyalitas dari bawahan ke pemimpin.
4. Gaya Kepemimpinan Inovatif.
Setiap organisasi maupun perusahaan selalu membutuhkan inovasi berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, sangat diperlukan sosok pemimpin dengan pribadi yang inovatif pula. Gaya kepemimpinan inovatif lebih mengarah pada perusahaan yang memproduksi produk, layanan, dan jasa. Tipe pemimpin seperti ini akan mengarahkan setiap karyawan memiliki ide-ide segar demi kemajuan perusahaan.
5. Gaya Kepemimpinan Demokratis.
Dalam konsep kepemimpinan demokratis, anak buah (bawahan) mempunyai peranan penting dan dilibatkan dalam setiap keputusan. Setiap bawahan diberikan tugas dari atasan sesuai dengan kemampuan atau keahlian masing-masing.
6. Gaya Kepemimpinan Delegatif.
Hampir mirip dengan gaya kepemimpinan demokratis, di mana seorang atasan memberi kepercayaan pada tim yang ia pimpin. Dari sini, dapat terlihat bagaimana cara pemimpin meningkatkan kerjasama antara dirinya dan anggota tim dalam menyelesaikan tugas. Sembari bekerja sama, pemimpin tipe ini bisa sekaligus mengawasi jalannya sistem agar tidak 'kebablasan'. Umumnya, cara memimpin seperti ini ditemukan pada perusahaan start-up yang masih berkembang.
7. Gaya Kepemimpinan Situasional.
Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan situasional. Seperti namanya, gaya kepemimpinan situasional menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi.
8. Gaya Kepemimpinan Transformasional.
Secara sederhana, kepemimpinan transformasional diartikan sebagi proses mengubah dan mentransformasikan individu menuju perubahan. Di dalamnya, pemimpin terlibat untuk memenuhi kebutuhan para karyawan agar kualitas mereka semakin meningkat.
9. Gaya Kepemimpinan Transaksional.
Gaya kepemimpinan transaksional mengutamakan berbagai kesepakatan antara pimpinan dan anggotanya. Bentuk kesepakatan tersebut berupa reward (hadiah/penghargaan) dan punishment (hukuman/sanksi).
Kesepakatan ini akan 'memancing' semangat para anggota bekerja sebaik-baiknya untuk memperoleh penghargaan. Sementara, bagi mereka yang tidak sanggup mencapai tujuan, maka harus siap menerima segala bentuk sanksi.
DAFTAR PEMIMPIN DIKTATOR DUNIA
Berikut adalah daftar pemimpin diktator dunia, beberapa diantara mereka termasuk yang paling kejam di dunia :
1. Adolf Hitler.
Adolf Hitler menguasai Jerman pada tahun 1930. Kemudian di akhir tahun 1941, kekaisaran Reich Ketiga Jerman mencakup wilayah kekuasaan hampir setiap negara di Eropa dan sebagian di Afrika Utara.
Di masa pemerintahannya, Adolf Hitler menyusun rencana menciptakan ras unggulan dengan melenyapkan ras orang Yahudi, Slavia, gipsi, homoseksual dan lawan politik.
Adolf Hitler juga mengirim mereka ke camp konsentrasi dan disiksa sampai mati. Menurut laporan, Adolf Hitler sedikitnya telah membunuh 11 juta orang, termasuk 6 juta orang kaum Yahudi.
Pada 30 April 1945, Adolf Hitler memutuskan untuk menghakhiri hidupnya usai mendapati berita dirinya menjadi buronan pasukan tentara merah Uni Soviet.
2. Joseph Stalin (1878-1953).
Joseph Stalin lahir di Georgia pada tahun 1878. Ia kemudian menjadi orang nomor satu di Uni Soviet untuk menggantikan Lenin yang meninggal pada tahun 1924.
Joseph Stalin secara brutal menekan musuh-musuh politiknya serta orang-orang yang dicurigai sebagai lawan.
Jumlah korban yang tewas demi ambisi politik Joseph Stalin berdasarkan catatan, sekitar 14 hingga 20 juta orang yang meninggal dalam kamp kerja paksa. Operasi ini dikenal sebagai Pembersihan Besar-besaran atau eksekusi pada 1930-an.
3. Pol Pot (1925-1998).
Pemimpin Khmer Merah dan diktator dari Kamboja, Pol Pot memimpin dari tahun 1975-1979. Ia secara langsung bertanggung jawab atas salah satu peristiwa genosida yang paling parah dalam sejarah modern.
Selama kurang lebih empat tahun ia memegang kekuasaan di Kamboja. Ada sekitar 1 juta orang meninggal karena kelaparan, pemenjaraan, kerja paksa, dan juga pembunuhan.
Setelah kekuasaan Pol Pot padam, pemerintahan jatuh ke tangan Vietnam pada tahun 1979. Bersama dengan pengikut Khmer Merahnya, Pol Pot terus beroperasi di pedesaan Thailand.
4. Idi Amin (1952-2003)
Idi Amin menjabat sebagai presiden Uganda ketiga dan memimpin dari 1972-1979.
Idi Amin harus bertanggung jawab atas kurang lebih 250 ribu kematian akibat teror pada masa pemerintahannya.
Teror pada masa kepemimpinannya mencakup penyiksaan, eksekusi ekstrayudisial, korupsi, dan penganiayaan etnis.
Pada 1979, Uganda kemudian bergejolak. Saat itu pasukan Tanzania menyerang, Idi Amin kemudian melarikan diri.
Idi Amin mencari perlindungan di Libya kemudian Arab Saudi dan meninggal pada tahun 2003.
5. Francisco Franco (1939-1975).
Francisco Franco memegang kendali negara Spanyol dari 1939 hingga 1975. Saat itu, ia muncul sebagai pemenang Perang Saudara Spanyol.
Masa pemerintahan Francisco Franco ditandai dengan represi berat dan penindasan sistematis terhadap para pembangkang yang dikirim ke kamp konsentrasi.
Mereka lalu dijatuhi hukuman penjara, termasuk hukuman kerja paksa atau eksekusi.
Rezim Francisco Franco menjadi lebih liberal pada 1960-an hingga 1970-an, namun Spanyol menjadi negara demokratis setelah kematian dirinya.
6. Saddam Hussein (1937-2006)
Saddam Hussein menjadi pemimpin Irak pada 1979. Ia diperkirakan bertanggung jawab atas kematian sekitar 500 ribu hingga 1 juta orang.
Dari jumlah itu, suku Kurdi bertanggung jawab atas sekitar 70 hingga 300 ribu orang yang meninggal.
Masa pemerintahan Hussein kemudian runtuh setelah invasi koalisi pimpinan AS dan Inggris di Irak pada 2003.
Kemudian pada tahun 2006, ia dinyatakan bersalah atas 148 ribu kematian penganut Syiah pada awal 1980 dan dijatuhi hukuman mati.
Saddam Hussein kemudian dieksekusi mati dengan cara digantung pada 30 Desember 2006.
7. Bloody Mary I
Bloody Mary I adalah anak tunggal dari pasangan Raja Henry VIII dan Catherine dari Aragon, Mary I, menjadi ratu Inggris pada tahun 1553.
Setelah ia memimpin, kepercayaan Katolik kemudian diterapkan memperjuangkan Protestan sebagai agama utama dari penguasa sebelumnya.
Mary I kemudian menikah dengan Philip II dari Spanyol, yang juga seorang penganut Katolik.
Beberapa tahun berikutnya, ratusan orang penganut Protestan dibakar di tiang pancang, dan karena tindakan itu ia mendapat julukan 'Bloody Mary I'.
8. Mao Zedong (1893 – 1976)
Di balik jasa Mao Zedong dalam mendirikan Republik Rakyat China, Mao setidaknya membantai kurang lebih 50 juta nyawa rakyatnya.
Mao Zedong menerapkan program yang diberi nama “Lompat Jauh ke Depan” yang menjadi penyebab kematian sekitar 20 juta orang akibat kelaparan.
Selain itu, Mao Zedong juga menerapkan kebijakan Revolusi Kebudayaan dengan tujuan “memurnikan” sosialisme China.
Mao Zedong kemudian mengeksekusi siapa pun yang berani menentang ideologi komusimenya.
9. Kim Il-Sung (1912 – 1994)
Sebelum kepemimpinan Korea Utara jatuh kepada Kim Jong-un, presiden pertama mereka sudah lebih dulu menerapkan konsep diktatorisme.
Selama masa kepemimpinannya, sejarah menyebut Kim Il-sung telah menewaskan sekitar 3 juta orang.
Dia membunuh semua lawannya yang bertempur dalam Perang Korea, dan menangkap setidaknya 200 ribu tahanan politik, kemudian mengeksekusi mereka.
10. Benito Mussolini
Sebagai seorang pemimpin sosialis dengan semangat muda, Benito Mussolini mengikuti jejak politik ayahnya. Namun membuat ia dikeluarkan oleh partai tersebut karena dukungannya terhadap Perang Dunia I.
Sebagai pemimpin diktator selama masa Perang Dunia II, Benito Mussolini mengerahkan pasukannya secara berlebihan dan akhirnya ia dibunuh oleh rakyatnya sendiri di Mezzegra, Italia.
11. Fidel Castro
Fidel Castro mendeklarasikan dirinya sebagai PM Kuba tahun 1959. Ia lalu gagal menjalin hubungan diplomatik dan hubungan perdagangan dengan AS.
Fidel Castro menegosiasikan senjata, perjanjian kredit, dan bantuan makanan dengan Uni Soviet.
Ia juga secara kejam memerintahkan penahanan dan eksekusi lawan-lawan politiknya.
Fidel Castro menasionalisasi sumber-sumber daya Kuba, membentuk pertanian kolektif, dan membentuk negara sosialis satu partai. Ia juga mengirim sejumlah besar orang kaya Kuba ke penjara.
Dari kacamata AS, Fidel Castro dianggap sebagai sosok pemimpin tiran yang kejam.
12. Mustafa Kemal Ataturk
Saat kesultanan Usbani runtuh tahun 1922, Ataturk dipromosikan sebagai presiden Republik Turki dipromosikan tahun 1923.
Mustafa Kemal Ataturk langsung membentuk Partai Rakyat dan membentuk rezim partai tunggal.
Mustafa Kemal Ataturk mencita-citakan suatu negara modern dan sekuler, menggunakan wibawa dan kharismanya untuk memperkenalkan program reformasi secara luas.
Hal ini termasuk penghapusan masa kekhalifahan, yang mendasari otoritas religius para sultan, dan institusi Islam di Turki.
Pada 1926 Mustafa Kemal Ataturk menyingkirkan lawan politiknya dengan tuduhan konspirasi pembunuhan sebagai alasan.
Mustafa Kemal Ataturk melakukan tujuan itu dengan keyakinan mengubah negara Turki menjadi negara modern dengan kecanggihan politik.
PEMIMPIN KEJAM BANYAK MEMBUNUH MANUSIA
Ada beberapa sosok pemimpin yang bertangan besi bahkan sampai menunjukkan kebrutalan. Hingga sampai tidak memanusiakan manusia.
Berikut 6 pemimpin dunia paling kejam dalam sejarah modern :
1. Adolf Hitler (1889-1945).
Hilter adalah kanselir Jerman dari tahun 1933 hingga 1945 dari Partai Nazi. Dia bisa dikatakan pemimpin paling kreatif sekaligus brutal pada saat yang sama. Hilter mempunyai tanggung jawab atas genosida dan Perang Dunia Kedua. Kepercayaannya adalah Yahudi adalah akar dari semua kejahatan dan harus dimusnahkan.
Di bawah kekuasaannya, hampir 50 juta orang meninggal. Ngeri banget, akhirnya kekuasaannya berakhir saat dia bunuh diri di bunkernya pada 30 April 1945.
2. Joseph Stalin (1878-1953).
Iosif Vissarionovich Stalin adalah pemimpin kejam Uni Soviet tahun 1922 hingga 1953. Saat Stalin muda, dia adalah seorang perampok dan pembunuh, sebelum akhirnya menjadi pemimpin.
Ketika dia berkuasa, pemerintahan terror dan kekerasan berlangsung kurang lebih 30 tahun lamanya. Kekejamannya itu membuat orang kelaparan dan menewaskan lebih 20 jutaan orang. Nggak hanya itu, di era kekuasaannya lebih dari 1,5 juta perempuan Jerman diperkosa.
Dia bahkan membunuh keluarga orang-orang yang menyayanginya. Ironisnya, dia dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian pada 1945 dan 1948.
Stalin akhirnya meninggal karena stroke pada tahun 1953.
3. Pol Pot (1925-1998).
Pol Pot adalah pemimpin revolusioner Kamboja, Khmer Merah, dia mengatur genosida di Kamboja. Tujuannya adalah menghancurkan peradaban dan memulai rezim baru di Kamboja.
Selama pemerintahannya sebagai Perdana Menteri 1976 hingga 1979, kebijakannya menyebabkan kematian 2 juta orang yang merupakan seperempat dari populasi Jamboja.
Hal yang menyedihkan, dia suka menyimpan tengkorak orang yang dibunuhnya dan memerintahkan bayi untuk dicabik-cabik. Kejam sekali!
Pada tahun 1997, popularitas Khmer Merah merosot jauh, barisan mereka penuh dengan desersi dan faksionalisme. Pada bulan Juni tahun itu, Pol Pot secara paksa digulingkan dari kepemimpinan organisasi dan ditempatkan di bawah tahanan rumah oleh rekan-rekannya.
Pada bulan Juli, dia dihukum karena pengkhianatan. Pol Pot meninggal karena sebab alami pada tahun 1998.
4. Heinrich Himmler (1900-1945).
Heinrich Himmler adalah komandan Schutzstaffel Jerman dan salah satu tokoh yang paling berpengaruh di Jerman Nazi. Sebagai Reichsführer-SS, ia mengendalikan SS dan Gestapo. Ia juga menjadi organisator utama holokaus. Himmler memerintahkan pembunuhan sekitar 6 juta orang Yahudi.
Diyakini banyak orang Himmler punya banyak perabotan yang terbuat dari tulang dan kulit para korbannya.
Hidupnya berakhir pada tahun 1945, ketika di tengah interogasi, dia memilih meracuni diri dengan menelan pil sianida. Tubuh Himmler dimakamkan di kuburan tak bertanda di dekat Lüneburg, dengan lokasi makam yang masih belum diketahui.
5. Saddam Hussein (1937-2006).
Saddam Hussein adalah pemimpin Irak dari 1979 hingga 2003. Selama pemerintahannya, dia memberi izin terjadinya serangan yang nggak terhitung ke orang-orang. Saddam memerintahkan serangan kimia, mencongkel mata, pemukulan dan serangan brutal untuk ditontonnya.
Pandangan konvensional tentang Saddam Hussein adalah, seorang diktator brutal yang memerintah rakyatnya melalui ketakutan dan memimpin Irak ke dalam serangkaian konflik yang menghancurkan. Namun, di sisi lain, bagi kepala gerakan Ba'athist, Saddam Hussein adalah seorang modernis sekuler yang membawa pembangunan ekonomi ke Irak, yang merupakan benteng melawan revolusi Islam (dan didukung oleh barat melawan Iran di 1980-an), yang mengukuhkan Irak sebagai negara kesatuan bangsa meskipun ada kekuatan sentrifugal dari kelompok etnis dan agama yang berbeda.
John Nixon, mantan perwira CIA yang menginterogasi diktator tersebut, setelah dia ditangkap oleh pasukan koalisi pada Desember 2003, merinci pertemuannya dengan Saddam Hussein dan berbagai diskusi yang mengikutinya. Sejak awal, Saddam memperingatkan bahwa pendudukan Irak tidak akan semudah yang diasumsikan oleh neokonservatif Washington pada saat itu.
Ketika saya menginterogasi Saddam, dia mengatakan kepada saya: “Kamu akan gagal. Anda akan menemukan bahwa tidak mudah untuk memerintah Irak.” Ketika saya mengatakan kepadanya bahwa saya penasaran mengapa dia merasa seperti itu, dia menjawab: “Anda akan gagal di Irak karena Anda tidak tahu bahasa, sejarah, dan Anda tidak mengerti pikiran Arab.”
Pada pagi hari Idul Adha, tanggal 30 Desember 2006, Saddam Hussein digantung sampai mati atas perbuatannya melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
6. Idi Amin (1952-2003)
Idi Amin adalah mantan Presiden Uganda yang dideklarasikan sendiri. Sebagai pemimpin kejam, dia lebih dikenal sebagai “Penjagal Uganda”.
Hal ini karena dia membunuh orang dengan menjadikan mereka makan buaya, mengklaim dia adalah seorang kanibal, bahkan memutilasi salah satu istrinya dan menyusun ulang anggota tubuhnya.
Untuk angka kematian, Komisi Ahli Hukum Internasional memperkirakan jumlah korban tewas tidak kurang dari 80.000 dan lebih mungkin sekitar 300.000. Perkiraan yang disusun oleh organisasi pengasingan dengan bantuan Amnesty International menyebutkan jumlah korban tewas di bawah kepemimpinannya, mencapai 500.000.
Amin meninggal di Jeddah, Arab Saudi pada 16 Agustus 2003. Penyebab kematian dilaporkan sebagai komplikasi banyak organ. Meskipun pemerintah Uganda mengumumkan bahwa tubuhnya dapat dimakamkan di Uganda, dia segera dimakamkan di Arab Saudi. Idi Amin tidak pernah diadili karena pelanggaran berat hak asasi manusia.
Imajiner Nuswantoro