KUWALAT & KESIKU
Kuwalat Aksara Jawa
꧋ꦏꦸꦮꦭꦠ꧀
Kuwalat dari kata dasar alat. Artinya kuwalat atau kawêlak (sarik, singit, wingit).
Kuwalat dapat diartikan terlarang, terhukum.
Kuwalat maknanya dihukum atau didera karena tindakan pelanggaran atau dosa.
Kuwalat juga bermakna mendapat (kena) akibat dari kelakuannya sendiri yang tidak senonoh.
Kuwalat yaitu mendapat bencana (karena berbuat kurang baik kepada orang tua dan sebagainya), kena tulah.
Kuwalat adalah celaka, terkutuk.
Kuwalat sering diartikan durhaka, ketika seseorang berperilaku kurang-ajar atau melanggar etika, sampai merasa berani menanggung resiko atas perbuatannya yang salah itu, alias ia lakukan secara sengaja.
Misalnya, seorang anak berkata-kata kasar kepada bapaknya/ibunya (orang tua), atau bicara dengan nada tinggi (tidak sopan). Baik menurut tradisi Jawa maupun agama, perilaku tersebut terlarang.
Kuwalat terhapus jika seseorang dapat maaf setulus hati dari orang yang ia bersalah kepadanya.
KESIKU
Kesiku Aksara Jawa
ꦏꦺkeꦱꦶsiꦏꦸ
Maknanipun kêna bêbêndu (kêluputan).
Kesiku adalah kena tulah, kena kutuk.
Kesiku adalah salah-langkah, ditegur, ditolak, dihukum, dan tersudut.
Dalam pewayangan, kita sering dengar kena siku-dendaning jawata artinya mendapatkan hukuman dari dewa. Terjadi ketika seseorang (biasanya dari golongan ksatria) melakukan kesalahan fatal. Kemudian keadaannya berubah drastis, menjadi papa, terbuang, atau harus menjalani masa dan tahapan hukuman yang berat.
Kesiku tidak sekadar terhukum, tetapi sudah disudutkan, dibuat-susah, karena perbuatan terlarang, bukan hanya kepada manusia lain. Dengan kata lain, kesiku berarti dihukum oleh alam semesta, karena perbuatan salah yang tidak segera diperbaiki.
Bentuk hukuman kesiku lebih berat
Sedangkan kesiku, tidak semudah itu. Kalau seseorang sudah kesiku, ia tersudut, ditekuk, dan tidak mendapatkan kelancaran. Sulit sejak awal, itulah yang terjadi pada orang yang kesiku.
Kalau sudah kesiku, maka jalan, waktu, kawan, keberuntungan, makanan, kemudahan, semuanya bisa berbalik. Menjadi serba sulit, selalu meleset dari rencana, dan datang sial dalam banyak urusan.
Seseorang yang tidak menyadari kesalahannya, tidak segera meminta maaf atas kesalahannya, hasilnya bisa sefatal itu.
Manusia bisa memaafkan, namun jagat raya memiliki hukumnya sendiri. Meminta maaf itu niscaya, bagian dari hukum hubungan antar-manusia, termasuk dengan alam. Meminta maaf menjadi pembuka pintu kebaikan dan jalan lapang.
DOA MOHON AMPUNAN DOSA
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى
Allahummagh-firlii khothii-atii wa jahlii wa isrofii fii amrii wa maa anta a’lamu bihi minni.
Artinya : Ya Allah, ampunilah kesalahan, kebodohan dan keterlaluanku dalam segala urusan, dan ampuni pula segala dosa yang Engkau lebih mengetahui daripada aku.
Doa merupakan unsur yang paling esensial dalam beribadah.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw Doa itu ibadah dan Tiada sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah, selain dari berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang.
Agar doa yang kita panjatkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT, maka di dalam berdoa kita harus memperhatikan hal-hal pokok sebelum doa kita panjatkan.
ADAB BERDOA
Melalui ayat-ayat Al-Qur'an, Allah SWT senantiasa menganjurkan muslim untuk memanjatkan doa kepada-Nya. Untuk itu, perlu juga menjadi perhatian muslim mengenai adab-adab dalam berdoa.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 186,
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Rasulullah SAW juga menegaskan dalam haditsnya bahwa doa adalah perkara yang mulia di mata Allah SWT. Dalam riwayat lainnya, beliau juga bersabda :
سَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ، فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يُسْأَلَ
Mintalah kepada Allah, karena Dia suka diminta. Ibadah yang terbaik adalah menunggu saat salat wajib tiba. (HR Tirmidzi)
Untuk itu, Imam al-Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin menjelaskan sejumlah adab berdoa agar diperkenankan oleh Allah SWT. Berikut penjelasannya.
ADAB BERDOA AGAR DIKABULKAN ALLAH SWT
1. Pilih Waktu Terbaik.
Waktu terbaik atau waktu istijabah tersebut adalah waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT bagi umat muslim. Meskipun pada dasarnya berdoa tidak mengenal waktu dan tempat, umat muslim juga tetap perlu memerhatikan waktu-waktu musjatab dengan harapan doa dapat terkabul.
Beberapa waktu di antaranya yakni sepertiga malam terakhir, saat berbuka puasa, antara azan dan iqamah, saat azan berkumandang, sujud dalam salat, dan saat turun hujan. Rasulullah SAW bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
Artinya: "Dua doa yang tidak akan tertolak atau paling tidak jarang ditolak oleh Allah SWT yaitu antara azan dan iqamah serrta berdoa ketika turun hujan," (HR Abu Dawud).
2. Menghadap Kiblat.
Imam Al Ghazali juga menganjurkan muslim untuk berdoa menghadap kiblat dan mengangkat tangan hingga ketiak terlihat. Hal ini tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 149-150,
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاِنَّهٗ لَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ - ١٤
Artinya : Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۙ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ اِلَّا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِيْ وَلِاُتِمَّ نِعْمَتِيْ عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَۙ - ١٥٠
Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk.
3. Berdoa dengan Rendah Hati.
Selanjutnya, Imam Al Ghazali mengatakan agar muslim dapat berdoa dengan wajar dan merendahkan diri serta tidak menggunakan kata yang berlebih-lebihan. Dalam Al-Qur'an surat Al A'raf ayat 55 disebutkan adab berdoa agar rendah hati dan bersuara lembut.
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ - ٥٥
Artinya : Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Diriwayatkan pula, orang berilmu, ahli ibadah, dan para abdal memakai tidak lebih dari tujuh kata dalam doa mereka.
4. Berdoa dengan Rasa Harap.
Adab berdoa selanjutnya yakni seorang muslim hendaknya berdoa dengan harap dan cemas. Sebab, ke-tawadhu-an dan kerendahan hati sangat disukai oleh Allah SWT. Allah juga berfirman dalam surat Al A'raf ayat 56,
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ - ٥٦
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
5. Yakin.
Berdoa dengan keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan Allah SWT juga termasuk dalam adab berdoa. Rasulullah SAW bersabda, "Berdoalah kepada Allah dan lakukanlah dengan keyakinan bahwa Allah 'Azza wa Jalla tidak akan menerima doa orang yang lalai dan melampaui batas,"
6. Tidak Terburu-buru.
Adab doa lainnya adalah berdoa dengan sungguh-sungguh dan tidak terburu-buru. Bahkan, Imam Al Ghazali menganjurkan untuk mengulang bacaan doa sebanyak tiga kali.
Keterangan ini didasarkan dari riwayat Ibn Mas'ud RA yang berkata, "Apabila Nabi Muhammad SAW berdoa, beliau berdoa tiga kali. Dan apabila meminta, beliau juga meminta tiga kali,"
7. Didahului Asmaul Husna.
Terakhir, Rasulullah SAW dalam haditsnya pernah berkata, orang yang membaca doa dengan menyematkan Asmaul Husna di dalamnya akan diperkenankan doanya tersebut. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata :
"Nabi SAW masuk ke masjid. Di dalam masjid ada seorang lelaki melakukan salat dan dia berdoa dan dalam doanya dia mengucapkan: 'Ya Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Engkaulah ya Allah Dzat yang memberi kenikmatan, Engkaulah Dzat yang menciptakan langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan,
Maka Nabi SAW bersabda, 'Tahukah kamu sekalian, orang itu berdoa dengan apa? Dia menyebut nama Allah yang Agung di dalam doanya. Yang apabila nama-Nya disebut, Allah pasti mengabulkan doanya, dan apabila mohon sesuatu denganNya pasti diberi,'" (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).
DOA MEMOHON AMPUN DARI SETIAP KESALAHAN
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي هَزْلِي وَجِدِّي وَخَطَايَايَ وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي
Allahummagfirli khothiatiy wa jahliy wa isrofiy amriy wa maa anta a'lamu bihi minniy. Allahummaghfirliy hazliy wajidiy wa khothooyaaya wa 'amdiy wa kulli dzalika 'indiy
Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan-kesalahanku, kebodohanku, perbuatanku yang melampaui batas di setiap urusanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah aku, canda tawaku, kesungguhanku, kesalahanku, kesengajaanku dan setiap perkara yang ada padaku.