KITAB BARENCONG
(Kumpulan Pengetahuan Misterius dari Kalimantan Selatan)
Budaya Kalimantan tak lepas dengan hal-hal yang berbau mistis dan ghaib. Sebagian dari mereka juga mengenal adanya ilmu-ilmu sakti untuk melindungi diri dari musuh. Ilmu-ilmu tersebut memang sudah ada dalam sebuah kitab. Menurut keyakinan masyarakat setempat, barangsiapa yang membaca kitab tersebut, maka hidupnya akan makmur dan aman.
Sebut saja Kitab Barencong. Mayarakat Banjar meyakini bahwa ada beberapa pengetahuan misterius yang ada di dalam kitab tersebut. Tentunya, banyak orang dibuat penasaran tentang apa itu Kitab Barencong. Bagaimana isi yang terkandung dalam buku tersebut serta apa alasan sebagian besar orang Kalimantan Selatan mencari Kitab Barencong ? Semua itu akan terjawab, setelah anda membaca penjelasan artikel di bawah ini.
KITAB BARENCONG BERISI BERBAGAI MACAM ILMU PENGETAHUAN
Kitab Barencong berisi berbagai macam ilmu pengetahuan yang membicarakan soal berbagai ilmu pengetahuan, masyarakat Banjar percaya bahwa Kitab Barencong mengandung amalan-amalan ilmu yang bisa dimanfaatkan. Menurut informasi yang didapatkan dari penduduk setempat, Kitab Barencong berisi kumpulan ilmu segalanya. Tidak hanya ilmu agama melainkan juga ilmu pengobatan, ilmu kesaktian, ilmu kebatinan dan ilmu-ilmu lain yang dianggap hebat.
KITAB BARENCONG BANYAK DICARI
Kemungkinan karena Kitab Barencong berisi ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap hebat, banyak Masyarakat Banjar yang ingin mencari kitab ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, siapa pun yang menemukan kitab itu dan mengamalkannya, maka hidupnya akan makmur. Itu alasannya, banyak orang yang ingin mendapatkan kitab ini supaya mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
RIWAYAT MISTERI KITAB BARENCONG
Berdasarkan riwayat yang sudah diceritakan, dikisahkan seorang Syekh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari sedang melakukan shalat Jumat di Kota Mekkah. Di sana, ia bertemu dengan seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam. Usai berkenalan, lelaki berbaju hitam itu memperkenalkan dirinya bahwa ia bernama Datu Sanggul. Menurut pengakuan Datu Sanggul, ia tidak menggunakan apa-apa untuk sampai ke tanah suci. Jelas hal ini membuat Syekh Arsyad sulit mempercayainya.
Untuk sampai ke Mekkah, Datu Sanggul mengatakan bahwa ia mengandalkan kekuatan batinnya sehingga mendapatkan kekuatan dari Allah. Meskipun Syekh Arsyad masih susah untuk meyakinkannya, ia tetap menjalin persahabatan dengan Datuk Sanggul. Namun, Syekh Arsyad percaya bahwa Datuk Sanggul menggunakan cara lain untuk sampai ke Mekkah tetapi hal itu masih misteri. Ilmu yang didapat Datuk Sanggul itulah yang diduga menjadi isi kandungan Kitab Barincung.
SYEKH ARSYAD MELARANG MURID-MURIDNYA MENCARI KITAB BARENCONG
Pada dasarnya, ilmu yang diajarkan oleh Syekh Arsyad kepada murid-muridnya adalah sama yaitu mengajarkan tentang ilmu Syariat, Hakikat, Tarikat dan Ma’rifat. Sengaja ilmu tersebut ditanamkan pada murid-muridnya suapa mereka menemukan kemudahan dalam mendalami amalan-amalan Al Qur’an.
Tapi, di sisi lain Syeh Arsyad melarang murid-muridnya untuk mencari dan menemukan Kitab Barencong. Alasannya, kitab tersebut hanya dapat dipahami oleh orang-orang berilmu tinggi. Jika yang membaca bukan orang yang beilmu tinggi, masyarakat akan keliru dalam menafsirkannya sehingga berujung menjadi ilmu sesat.
MEMBUKA TABIR KEBERADAAN KITAB BARENCONG
Berdasarkan informasi yang sudah didapatkan, Kitab Barencong memang tidak berwujud seperti kitab-kitab yang sudah ditemukan sebelumnya. Kitab ini hanyalah sebuah simbol atau perlambang dari sebuah ilmu. Alasannya, apabila ilmu tersebut ditulis dalam bentuk buku, bisa jadi penguraiannya akan lebih panjang, sebab ilmu tersebut mencakup benda-benda alami yang memang tak berujung.
Hingga saat ini, banyak masyarakat setempat yang ingin menemukan Kitab Barencong karena rasa penasaran mereka pada isi kandungan yang ada dalam kitab tersebut. Faktanya, keberadaan Kitab Barencong masih misterius karena tak ada satu pun orang yang dapat menemukannya. Asumsi lain mengatakan bahwa Kitab Barencong hanyalah cerita mitos saja.
BARENCONG KITAB TASAWUF URANG BANJAR
Barengcong adalah kitab mistis yang disucikan di Kalimantan. Disucikan di sini bukan berarti menjadi kitab yang suci, melainkan berisi ajaran atau ujaran atau kutipan atau tafsir atau narasi dari penulisnya, yang secara formal tidak dikenal siapa orangnya. Memang ada yang mengatakan bahwa penulisnya adalah Datuk Sanggul, namun ada yang mengatakan bahwa bukan Datuk Sanggul yang menulisnya, melainkan itu "ajaran Datuk Sanggul", dan ditulis ulang oleh Syeh Arsad.
DATUK SANGGUL, SYEH ARSYAD
Cerita punya cerita. Di sini memang tampak prihatinnya kita terhadap tradisi literasi, namun hanya berdasarkan kisah yang dikisahkan. Meski demikian, ya baiklah. Inilah cerita yang diceritakan tentang siapa Datuk Sanggul, siapa Syeh Arsyad itu.
Berdasarkan riwayat yang sudah diceritakan, dikisahkan seorang Syekh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari, ulama Banjar sedang melakukan shalat Jumat di Kota Mekkah. Beliau adalah penuntut ilmu agama dari Banjarmasin, dan sampai sekarang jalur keilmuan masih bisa ditelusuri memang sampai ke Mekah Al Mukaromah. Diperkirakan beliau ini hidup di kisaran abad 16 - 17, atau awal 18 Masehi.
Di sana, dikisahkan bahwa Syeh Arsyad bertemu dengan seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam. Usai berkenalan dengan salam, salawat, dan basa basi lain, lelaki berbaju hitam itu memperkenalkan dirinya bahwa ia bernama Datu Sanggul. Menurut pengakuan Datu Sanggul, berdasarkan cerita Syeah Arsyad, atas cerita dari kisah yang diceritakan, konon Datuk Sanggul ini tidak menggunakan apa-apa untuk sampai ke tanah suci. Jelas hal ini membuat Syekh Arsyad sulit mempercayainya.
Dalam perspektif kejawen, kejawen versi Endepe, seperti dialog Bima dengan Bima Mini dalam lakon Dewa Ruci. Seperti dialog dengan diri sendiri yang diangkat dalam konteks spiritual.
Untuk sampai ke Mekkah, berdasarkan kisah yang dikisahkan tersebut, Datu Sanggul mengatakan bahwa ia mengandalkan kekuatan batinnya sehingga mendapatkan kekuatan dari Allah. Meskipun Syekh Arsyad masih susah untuk meyakinkannya, ia tetap menjalin persahabatan dengan Datuk Sanggul. Namun, Syekh Arsyad percaya bahwa Datuk Sanggul menggunakan cara lain untuk sampai ke Mekkah tetapi hal itu masih misteri. Ilmu yang didapat Datuk Sanggul itulah yang diduga menjadi isi kandungan Kitab Barincong.
Syeh Arsyad sendiri dikenal sebagai penulis kitab masyhur, Sabilal Muhtadin, yang ditulis pada abad ke 18.
Barencong Ilmu Marifatullah .
Ada yang mengatakan bahwa Kitab Barencong itu mistis. Sebenarnya tidak ada. Namun sebenarnya sampai saat ini ada dan sempat diteliti oleh Dede Hidayatullah, peneliti bahasa dari Kalimantan Selatan (2016). Bahkan kitab ini pun ada yang menjualnya.
SAMBUNGAN KITAB BARENCONG DATU SANGGUL
KUN HA TITAH, maka itulah yang disebut lenyap dengan aku. Asal engkau yang Aku jadikan ialah mula-mula kepada engkau itu satu Rahasia Nur, dan Nur itu yang disebut Nur-Zat, maka Nur-Zat itu menjadi diri. Sudah itu diri engkau gaib di dalam Nurullah, maka oleh itu gaib lagi yang disebut kosong (0), maka berkata di dalam KUN, maka KUN itulah yang disebut ALIF, maka ALIF itulah yang disebut diri. Maka gaib ALIF itu menjadi LAISA maka berkatalah ia HAK, maka yang HAK itulah yang disebut tiada berujud dan tiada bernama Zat, maka engkau itu yang dinamakan AKU, sebab itu bukan di luar bukan di dalam, sehingga meliputi AKU semesta sekalian alam, maka LAISA lah Aku di dalam diri engkau itu. Jikalau engkau mengenakan Aku, maka engkau itu adalah di dalam kalimahKu. Sesudah engkau di dalam kalimahKu itu maka engkau itu bertubuh Syahadat, sesudah bernama Syahadat maka engkau itu bernama Muhammad. Jikalau engkau sudah bemama Muhammad zahirnya maka batinnya itu bernama Ahmad, sesudah bernama Ahmad maka engkau itu gaib dengan HU maka Akulah itu. Engkau dengarkan bunyi di dalam tubuh engkau itu berbunyi WUJUD ZAT. Wujud itu berbunyi HU, Zat itu berbunyi ALLAH. Maka oleh hilang bunyi hanya kosong, maka kosong itu maknanya fana’, hanya dirinyalah yang ada, yang tahu serta melihat dan yang mendengar semuanya lenyaplah di dalam yang kosong itu.