KERAJAAN NUSANTARA PERNAH MENGUASAI DUNIA
Kekaisaran yang pernah berjaya menguasai dunia yaitu :
1.Persia.
2. Romawi.
3. Mongol.
4. Ottoman.
5. Inggris.
Tersebut diatas itu semua benar dan Sejarah membuktikannya. Tapi ada satu hal yang terlupakan. Sebuah Kerajaan Besar yang tidak disangka tapi ini nyata. Ialah Nusantara. Majapahit dan Sriwijaya adalah kedua Kerajaan yang pernah menguasai daerah banyak. Tapi ini lebih besar dari itu. Untuk yang berhubungan dengan sejarah Nusantara, kami berhasil menemukan bahwa :
Sejarah Nusantara tidak sekerdil sejarah yang tertulis di buku-buku pelajaran sejarah sekolah yang resmi atau literasi sejarah yang ada.
Bahkan lebih dari itu, kami menemukan bukti tentang kebesaran leluhur Nusantara yang disekitar 10.000 tahun sebelum masehi sudah menguasai Dua Per-Tiga Bumi.
Data yang kami peroleh terdapat di beberapa relief dan prasasti yang dapat dilihat dan dimengerti oleh semua orang.
Selain itu kami juga berhasil memetakan dan mendokumentasikan lebih dari 20 jenis aksara purba asli Nusantara yang dapat dipakai untuk membaca prasasti dan rontal-rontal kuno.
Berhubungan dengan pencitraan sejarah sebagai mitos, kami juga berhasil menemukan bukti bahwa beberapa cerita mitos itu adalah benar adanya, bukan hanya sekedar cerita pengantar tidur atau celoteh dongeng keheroikan belaka (seperti keberadaan Kerajaan Hastina Pura, Kerajaan Ngamartalaya, Kerajaan Dahana Pura, Kerajaan Gilingwesi, dll.)
Kami juga berhasil memetakan periodesasi terciptanya bumi sampai ke titik akhir menjadi tiga :
1. Jaman Kali (Jaman Besar), dan setiap Jaman Kali kami bagi menjadi tujuh.
2. Jaman Kala (Jaman Sedang), dan 1 Jaman Kala kami bagi menjadi tiga
3. Mangsa Kala (Jaman Kecil), serta berhasil mengurutkan sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara yang mayoritas dihilangkan dari sejarah resmi.
Kebesaran Nusantara di masa lalu sangat erat kaitannya dengan kebesaran tradisi yang pernah ada di Nusantara. Namun sayangnya kebesaran tradisi kita itu telah dihilangkan dengan masuknya ajaran-ajaran baru.
Bahkan ajaran-ajaran baru cenderung mem-vonis tradisi kuno menjadi animisme, dinamisme dan politeisme. Padahal ada beberapa teknologi terapan masa lalu yang sangat efektif dan menjadi kekuatan kehormatan dari kebesaran leluhur kita yang sebetulnya masih sangat relevan untuk digunakan oleh generasi kita sebagai pewaris teknologi tersebut, namun kita tidak pernah menyadarinya.
Sebagai contoh, dalam Kitab Negara Kertagama terdapat aturan bahwa setiap Adipati harus menghadap ke pusat kerajaan (Kerajaan Induk) setiap 35 hari sekali.
Diandaikan bila hal itu terjadi di era Kerajaan Majapahit, Adipati dari Kadipaten Magadha (sekarang sekitar Bandung) untuk mencapai ke Trowulan pasti butuh waktu lebih dari dua minggu. Karena pada masa itu belum ada jalan raya dan mayoritas daerah sepanjang perjalanan masih berupa hutan belantara, juga belum terdapat sarana transportasi modern seperti saat sekarang ini.
Belum lagi para Adipati yang memerintah di luar pulau Jawa, seperti Adipati dari Kadipaten Tamgaram (sekarang sekitar Lampung atau Adipati dari Kadipaten Madagascar (pulau dekat benua Afrika), bagaimanakah dan apakah sarana transportasi mereka untuk menghadiri Pisowanan Agung setiap 35 hari sekali itu.
Untuk perbandingan, saat gempa besar melanda Padang ternyata bantuan yang lewat darat sampa lebih dari sebulan kemudian belum bisa merata ke daerah Padang Pariaman, hingga hanya bisa didistribusikan melalui transportasi udara. Bisa dibayangkan teknologi jenis apakah yang dipakai oleh para Adipati kita pada jaman Majapahit untuk berpindah tempat pada saat itu, di saat mereka masih harus menembus medan yang tidak ada jalannya yang penuh dengan hutan belantara, bahkan sebagian harus menyeberangi lautan yang luas, sementara mereka sendiri masih harus menjalankan roda pemerintahan di Kadipaten-nya masing-masing.
Bahwa ada tekanan dari beberapa negara besar berpengaruh yang mendorong supaya kita melupakan dan menyepelekan tradisi asli kita, karena hanya dengan tradisi warisan leluhur, maka kita bisa bangkit dari keterpurukan, juga semangat nasionalisme generasi muda akan menjadi bangkit lagi kalau kita berhasil menunjukkan ke mata dunia bahwa kita bukanlah Negara kecil.
Kita akan sanggup membantah setiap klaim dari Malaysia, karena terdapat juga bukti bahwa kita bangsa asli Nusantara bukanlah orang Melayu dan orang Melayu pada masa lalu hanyalah prajurit biasa dari wilayah yang menginduk kepada Nusantara di era kerajaan-kerajaan leluhur kita pada jaman dulu.
Untuk dampak positif ekonomi, dengan meng-ekspos kebesaran Nusantara akan ber-imbas ke bangkitnya peningkatan perekonomian di daerah yang candi-candinya menjadi bukti kebesaran Nusantara.
Candi-candi itu saat ini tersebar mulai dari Jawa Barat sampai ke Jawa Timur. Sangat disayangkan mencermati para arkeolog kita hanya menganggap cerita dalam relief-relief tersebut hanya sebatasan kisah Ramayana, Sudamala, Panji, belum lagi kitab-kitab kuno yang raib belum kembali sehingga sejarah kisah aslinya tidak pernah dipelajari dan terungkap.
Saatnya untuk generasi muda kita berhak mengetahui betapa luhur dan terhormatnya sebetulnya bangsa kita ini.
Nuswantara pernah menguasai hampir seluruh dunia adlh dari nama-nama sanskrit yang ada di beberapa negera :
1. Rusia ada Selo Bimo : astana (tempat yg luas),
2. IAvanavara (hutan tempat anugrah), di benua Amerika ada nama : Yukatan (ya terlihat), Guatemala (papanne memala), Maya (samar), Brasil (berhasil), Lima, di afrika ada nama Pantai Gading, Tanjung Harapan, Kenya (perempuan muda), di Eropa ada nama : Creta (kura-kura).
Bagi yang percaya bahwa Nusantara adalah Awal Peradaban Dunia, bahwa suku-suku bangsa Indonesia Nusantara adalah orang-orang sakti (yang mampu mendirikan candi Prambanan dalam semalam), candi Borobudur (tanpa menyiksa budak), atau mendirikan piramid-piramid diberbagai penjuru negeri.
Bagi kita semua yang telah lalai, lupa pada leluhur, yang dahulu kala lahir dan besar serta menjaga tanah dan air Nusantara, sehingga kini kita menikmati tanah dan air, alam dan segala isinya, sedang kita tidak mengenal dan tidak tahu akar, sekarang lah waktunya.
Ketidak tahuan, dan hilang ingatan atau lalai pada leluhur sesungguhnya, atau sepenuhnya bukan salah bangsa ini, itulah jalannya. Dan sekarang jalan untuk mengingat kembali, mengakui dan mengangkat kembali akar ke permukaan sedang terjadi. Ratusan tahun bangsa di Nusantara dibutakan oleh Belanda dengan politik tidak hanya devide et impera, namun Belanda mengobrak-abrik sejarah, menghilangkan secara sistematis dan yang paling parah menciptakan sejarah Baru, sejarah Palsu.
Diantara obrak-abrik Belanda adalah MENGGANTI nama gunung-gunung yang ada di penjuru Nuswantara. Tentu ada maksudnya. Tentu ada penggeraknya, tak sekedar menyalahkan Belanda saat dulu itu waktunya.
Namun BILA NAMA GUNUNG SESUAI ASLINYA, maka di dekat gunung-gunung tersebut Ada berdiri kerajaan atau Keraton. Bahkan posisi keraton/istana pada jaman dahulu kala berbeda, dahulu ada pakem yg menunjukkan ada sistem kekuatan empat penjuru. Seperti keraton yg ada sekarang tidak memunggungi gunung, padahal harusnya begitu, karena mencuci pusaka dibelakang keraton (dari air belerang gunung).
BERIKUT NAMA GUNUNG GUNUNG (dikutip dari Facebook Haslinda Razalie) :
Nama-nama asal Gunung di Nuswantara :
1. Gunung Lawu = Mahendra,
2. Gambar Muria = Retawu,
3. Gambar Salak = Saptoargo,
4. Gambar Ungaran = Sakya,
5. Gambar Cireme= Indrakila,
6. Gambar Semeru yg skarang = Salaka,
7. Gambar Gede = Agung,
8. Gambar Perahu = Baitha,
9. Gambar Wilis= Pawinihan / Ijo
10. Gambar Kawi = Kawitan,
11. Gambar Pangrango = Reksawan,
12. Gambar Patuha = Malaya.
13. Gunung salaka adanya di Jawa Timur
Gunung Slamet yg ada di Jawa Tengah dulunya adalah gunung Jamurdipa, maka disalah satu lerengnya yang mengarah ke Banyumas masih tersisa nama desa Jamurdipa, Gunung ini dikelilingi beberapa kraton :
Utara Wirotho anyar,
Utara timur Mahespati,
Timur tempat pertapaan dan ada Wirotho kulon saat menjelang Baratayuda (perangnya sendiri di tegal kurusetra yg sekarang berubah nama jadi Bagelen) serta Banjarnegara,
Selatan timur Dorowati (bukan Dwarawati),
Selatan Purwokerto,
barat selatan Indrajaya,
Barat : Karang kamulyan, Banjaransari dan beberapa tempat pamoksan atau pertapaan para mantan raja,
barat Utara : Mandaraka dan Medang Galungan.
Ada banyak bukti pusaka, dan pustaka yang sejati, bukan pustaka asal Belanda, yang mengobrak-abrik Sejarah Nusantara, sehingga suku-suku bangsa di Nusantara tidak lagi SAKTI, melainkan baik dan patuh sehingga terjajah.
Menjelajahi dan mengenali diri melalui leluhur anda masing-masing, tempat anda dilahirkan atau garis keturunan anda sekalian.
agar Nusantara kembali Jaya, sebagaimana 500 tahun lalu.
GUNUNG LAWU
Mahendra adalah nama gunung yg sekarang diubah namanya menjadi Gunung Lawu, Giri berarti gunung. Sehingga Mahendra Giri berarti Gunung Mahendra atau gunung Lawu, Mahendra sendiri berasal dari kata Maha Indra, maka di puncak gunung Mahendra ada daerah yg bernama kahyangan, daerah itu adalah suku atau kaki kahyangan Tenjomoyo atau kahyangan tempat Sang Hyang Batara Indra, kraton pertama yg ada di puncak gunung Mahendra adalah kraton Purwokondo atau Purwacarito, raja yg pertama adalah Sang Prabu Makukuhan atau lebih dikenal dengan nama Sang Mahaprabu Kano, pada jaman beliaulah awal terjadinya air bah maka sejak jaman beliau di Nuswantara ini diwajibkan adanya Istana Bale Kambang. letak kraton Purwacarito ada di sekitar puncak gunung lawu sampai ke wilayah Magetan..namun di gunung Mahendra sendiri terdapat beberapa kraton dr beberapa jaman seperti Wiroto Wetan, Widoro Kandang, Widodaren, Wengker Kulon dsb.
BUKTI LAIN
Bukti Nuswantara pernah menguasai hampir seluruh dunia adalah dari nama-nama Sanskrit yg ada di beberapa Negara : di Rusia ada Selo Bimo : astana (tempat yg luas), vanavara (hutan tempat anugrah), di benua Amerika ada nama :
Yukatan (lya terlihat), guatemala (papanne memala), Maya (samar), Brasil (berhasil), Lima(5), di afrika ada nama Pantai Gading, Tanjung Harapan, Kenya (perempuan muda), di Eropa ada nama : Creta (kura2) dsb.
VERSI KISAH RAMAYANA ADA DI NUSANTARA
Adipati prabu Rama itu di Bogor kratonnya di Poncowati, adipati prabu Rahwana itu di Majalengka .
Di sekitar Desa Poncowati yg ada di Bogor krn disitulah kadipaten tempat Prabu Ramawijaya memerintah, lalu datangi daerah Nagrek(nagrek artinya burung bertengger) krn disitulah perang antara Jatayu dan Rahwana saat Rahwana menangkap Dewi Shinta, juga datangi lokasi daerah Majalengka, krn disitulah kraton Mahajaya Alengka.
Bila diukur secara geografis, siapa yg melanggar batas wilayahnya yg ke 2. Maka Rama masuk Wilayah Rahwana tanpa ijin.
JEJAK PERADABAN DI SUMATERA
Kraton terbesar di Swarnadwipa yg kekuasaannya tercatat di serat Kandabuana adalah Kraton Lesanpura, Kraton ini seharusnya ada di sekitar Medan, maka banyak nama daerah yg mengarah pada nama2 Sansekerta disana seperti Dalam bahasa Sansekerta ditimbun itu adalah diuruk, maka perhatikan dan cermati daerah-daerah di sekitar Medan yg memakai nama URUK karena pasti ada yg tertimbun disana. Selain itu dalam melihat itu berarti Ndeleng maka didaerah yg pakai nama Deleng pasti didaerah tinggi dan itu tempat pengamatan, Tangkis itu artinya Tanggul, Semoga juga pada paham adanya nama hamparan perak disana.
MESTERI ATLANTIS ADA DI NUSANTARA
Pada Jaman Kali Yoga di Kala Dwara, terdapat kerajaan yg sangat besar dan Megah di Selatan Jawa, Kerajaan itu dipimpin oleh perempuan yg sangat cantik yg bernama Ni mas Angin2 atau Ni Mas Gilang Kencana, krn jarang keluar kraton maka disebut juga Ni Mas Pagedongan, beliau adalah putri bungsu dari Sri Aji Jayabaya. Atlantis adalah bahasa Sanksekerta Leluhur yang berarti perempuan cantik. Kerajaan ini melegenda di seluruh pantai selatan, bukti kebesarannya saat ini sudah digeser ke Mitos,dimitoskan dan diberhalakan.Tapi inilah kerajaan Atlantis yg melegenda itu…dari googleearth di koordinat 16°11’53.69″S,112°51’47.47″E ada bekas tapak tangan raksasa, sesuai cerita di pakem pedalangan serat Kandabuana saat ditenggelamkannya kraton para putri di jaman Kala Dwara trus di sekitar koordinat 14°31’8.86″S,117° 8’45.77″E juga terlihat ada seperti beteng di dasar laut yg panjangnya tak kurang dari 721 km dengan lebar 14 km,gambar itu akan jelas di eye alt:1129.34 km,dengan elev -5714 m.Beberapa teman di AL dan AU sering melihat istana emas di skitar daerah itu walaupun hanya sepintas…(Haslinda Razalie) Ratu Kadipaten Atlantis itu kan putri bungsu-nya Sang Mapanji Sri Aji Jayabaya, Sri Aji Jayabaya (titis Sang Hyang Batara Wisnu) beristrikan Dewi Tara (titis Dewi Sri) mempunyai 4 orang anak, yaitu Angling Darma, Jaya Amijaya, Jaya Amisena dan yang bungsu bernama Nimas Pagedhongan.
Nimas Pagedhongan dikenal juga dengan nama Nimas Angin-Angin, dinamakan Pagedhongan karena waktu kecilnya lebih banyak tinggal di dalam istana/kraton (gedhong) dan mempunyai ajian Sepi Angin (bisa berpindah tempat dalam waktu sekejap) setelah cukup usia dinobatkan menjadi Adipati di Kadipaten Atlantis (sansekerta, yang artinya perempuan cantik) dan bergelar Kanjeng Ratu Gilang Kencana, yang setelah Atlantis di-moksa-kan ini sosok Kanjeng Ratu Gilang Kencana yang kita kenal sekarang dengan nama Kanjeng Ratu Kidul.
TITISAN BATARA WISNU
Sedangkan Sang Maha Prabu Airlangga (yang juga merupakan titis Sang Hyang Batara Wisnu) dari Kerajaan Kuripan itu 10 generasi di bawah masa-masa-nya Sri Aji Jayabaya (di dalam sejarah sekarang posisi itu dibalik dengan dibikin kesan lebih dulu Airlangga daripada Jayabaya) jadi sebetulnya dalam hal ini, Kanjeng Ratu Kidul adalah leluhurnya Sang Maha Prabu Airlangga.
GARUDA KENDARAAN WISNU SEBAGAI LAMBANG NUSANTARA
Awalnya sesaat setelah bumi diciptakan, Sang Hyang Wening menciptakan Dang Hyang penjuru bumi salah satunya adalah Garuda Yaksa Retna Peksi Jala Dara yang bertugas menjaga jagad awang-awang (angkasa) dalam suatu peristiwa kemudian Garuda Yaksa akhirnya ikut kepada Sang Hyang Batara Wisnu dan dijadikan tunggangannya beliau sampai sekarang. Detail tentang ini ada di document Jagad Gumelar untuk spesies binatang, menjadi salah satu bagian dari keseharain seorang Dewa adalah pencapaian tertinggi dan kesempurnaan tertimggi sehingga Garuda Yaksa juga dikenal sebagai raja-di-raja-nya burung dengan fungsi awal sebagai pengawal awang-awang dan tunggangan Dewa Wisnu inilah Garuda dijadikan lambang Indonesia.
Dalam peradaban yang lain osok Garuda Yaksa inilah yang dikenal juga dengan nama Jatayu juga selalu terdapat ornamen Garuda Mahambira yang dipahatkan di areal kraton-kraton jaman dulu, mulai dari pahatan di Sitihinggil sampai ornamen di seputar beteng kraton.
Info ini diperoleh Turangga Seta dengan menanyakan ke Leluhur, pada cara yg ini kita tidak boleh bicara astral, jadi harus ada real, maka leluhur yg ditanya harus mempunyai kriteria :
1.tidak buta huruf pallawa.
2.bisa bahasa sansekerta.
3.tahu lokasi situs yg dimaksud dgn bukti2 lengkap.
Adapun penjelasan bukti2 terkait fungsi Turangga Seta menggunakan penjelasan ilmu science (fisika dan kimia dan lain-lain).
KERAJAAN MAJAPAHIT
Kerajaan Majapahit (aslinya bernama Mojopoit) itu bukan hanya ada 5 raja tetapi ada 8 raja (Brawijaya VIII) yang bertahta di tanah Jawa yang di-inisiasi oleh Raden Wijaya (Harya Sedah) seorang pangeran dari Kadipaten Magadha (sekarang Bandung) yang merupakan putra dari Adipati Panjalu yaitu Sang Prabu Siyung Wanara.
Pada saat Adeging Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya memakai gelar Brawijaya, dari bahasa sansekerta Bra = putra, Wi = paling, Jaya = unggul, atau ‘Putra yang Paling Unggul’.
Raden Wijaya atau Sang Maha Prabu Brawijaya I mendirikan Kraton-nya di Sastra Wulan (sekarang lebih dikenal dengan nama Trowulan dari Sastro Wulan).
Tahta kemudian diteruskan oleh putra angkatnya (anak dari Adipati Dandangan) bernama Jayanegara dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya II. Posisi kraton masih di wilayah Trowulan tetapi beda lokasi.
Kemudian tahta berikutnya diteruskan oleh Tri Buwana Tungga Dewi yang merupakan putri kandung dari Raden Wijaya, bergelar Sang Maha Ratu Brawijaya III. Letak kraton masih di wilayah Trowulan tapi bebeda lokasi dengan Kraton Brawijaya I dan Brawijaya II.
Berikutnya yang memegang tampuk pimpinan adalah Hayam Wuruk yang merupakan putra angkat dari Jayanegara dan putra kandung dari Sang Maha Patih Gadjah Mada, bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya IV. Letak Kraton awalnya masih di wilayah Trowulan yang kemudian memindahkan Kraton pemerintahannya di wilayah Jombang.
Kemudian tahta Kerajaan Majapahit berikutnya diteruskan oleh Damar Wulan, anak seorang rakyat biasa dari wilayah Probolinggo. Pada saat kecil di-momong oleh Gadjah Mada yang saat itu sudah menjadi pertapa di Madakaripura. Damar Wulan kemudian bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya V atau Kertabumi, mendirikan Kraton-nya di lereng Gunung Kelud di wilayah Puncu Kediri.
Berikutnya yang meneruskan adalah putra dari Kertabumi yang dikenal dengan nama Bre Pamotan, Bre dari bahasa sansekerta yang artinya keponakan, pada saat usia muda beliau dididik oleh Adipati Pamotan maka kemudian lebih dikenal dengan nama Bre Pamotan dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VI. Letak kraton masih di lereng Gunung Kelud tapi berbeda lokasi dengan Kraton ayahanda-nya.
Setelah itu wahyu keprabon jatuh kepada putranya yang bernama Girincya Wardhana dan lebih dikenal dengan nama Bre Wengker (pada saat usia muda dididik oleh Adipati Wengker atau sekarang yang bernama Ponorogo). Bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VII dan mendirikan Kratonnya di wilayah Widodaren Ngawi.
Tahta kemudian berpindah ke putranya, yaitu Pangeran Girindra Wardhana yang sering juga disebut dengan Batara I Kling. Disebut Batara karena kesaktian beliau sudah sekelas Batara, I = dari, Kling = Keling, artinya Batara dari wilayah Keling. Bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VIII dan letak Kraton-nya ada di daerah Keling di lereng Gunung Kelud.
Pada masa Brawijaya VIII inilah Kerajaan Majapahit surut karena kudeta dari anak angkatnya. Padahal wahyu keprabon sudah jatuh ke tangan putra Bali, yaitu Adipati Asmara Pura (sekarang bernama Semanapura atau Klungkung). Setelah tanah Jawa jatuh, Adipati Asmara Pura tetap mempertahankan wahyu keprabon-nya dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya IX dengan pusat pemerintahannya ada di Asmara Pura Bali. Itulah yang membuat kenapa Bali sampai sekarang masih cukup kental tradisi-nya.
Dari proses turunan tahta Kerajaan Majapahit jelaslah bahwa menjadi raja berikutnya tidak selalu harus anak kandungnya. Di Nuswantara siapapun berhak mendapat ‘wahyu keprabon’ sesuai dengan ‘laku’ dan bimbingan dari ‘pamong’ leluhur bangsa, terbukti Damar Wulan yang hanya anak kebanyakan dari rakyat biasa dapat menjadi Raja tertinggi di Nuswantara.
Distorsi juga sangat kental terjadi di sejarah luhur ini, sekarang dikenal oleh umum Kerajaan Majapahit hanya sampai 5 Raja saja, bahkan Kertabumi atau Sang Maha Prabu Brawijaya V tetap ditulis dalam sejarah resmi tetapi nama aslinya yaitu Damar Wulan telah digeser ke mitos.
Dan kalau diteliti lebih mendalam, dalam hirarki asli peradaban Nuswantara sebetulnya tidak ada Kraton yang diwariskan, karena setiap Raja akan membuat Kraton-nya sendiri dan akan memuliakan Kraton pendahulunya, ini disebabkan karena setiap Raja Nuswantara mempunyai panji-panji-nya sendiri sesuai dengan sosok Dewa yang memomong mereka.
NUSANTARA PERNAH BERJAYA
Nuswantoro / Nusantara pernah mendapatkan masa kejayaannya hingga menjadi macan dunia dan disegani oleh semua negara. berikut adalah bukti-bukti yang menyebutkan bahwa Indonesia dulu pernah menyandang sebagai macan dunia :
1. Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerjaan besar yang memiliki kekuasaan yang sangat luas yaitu Kalimantan, Jawa, Sumatera, Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Menurut catatan sejarah kerajaan ini telah berdiri sekitar 387 tahun dan pada abad ke-9 melakukan banyak kolonisasi di kerajaan-kerajaan besar Asia Tenggara yaitu kerajaan-kerajaan besar yang terdapat di Jawa, Sumatera, Thailand, Semenanjung Malaysia, Vietnam, Kamboja, dan Filipina.
2. Kerajaan Majapahit.
Bukti otentik Indonesia pernah jadi macan dunia lainnya yaitu kerajaan Majapahit. Kerajaan terbesar yang menandingi Sriwijaya adalah kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan paling disegani di Asia dan juga Eropa, kerajaan ini memiliki waktu berkuasa paling lama. Kerajaan Majapahit pernah mengalami masa kejayaan saat diperintah oleh Hayam Wuruk dan dibantu oleh Gajah Mada.
Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas yaitu hampir seluruh wilayah Asia Tenggara dan juga Asia Timur. Bukan hanya ditakuti saja, ternyata kerajaan Majapahit sudah memiliki pemikiran yang sangat cerdas yaitu mereka telah menerapkan system pajak untuk kelangsungan perang, biaya pendidikan, dan juga untuk biaya lainnya sehingga kerajaan ini sangat di takuti oleh dunia.
BUKTI NUSANTARA PERNAH MENGUASAI PERDAGANGAN DJAGAD
Di masa lalu Nusantara adalah kawasan paling kuat dalam jalur perdagangan dunia. Kerajaan-kerajaan kuno di masa lalu banyak sekali mengirim komoditas terbaiknya ke berbagai wilayah dunia lain seperti India, Arab, hingga ke dataran Amerika yang sangat jauh. Kerajaan Nusantara sempat menguasai pasar rempah dunia hingga pundi-pundi uang semakin deras dihasilkan.
Melalui Jalur Rempah, kawasan Indonesia menunjukkan eksistensinya yang sangat kuat. Terlebih lagi, rempah yang berasal dari Indonesia dikenal yang terbaik hingga para pedagang dari negeri yang jauh mau saja membelinya tanpa banyak alasannya lagi. Berikut beberapa bukti kehebatan Indonesia dalam jalur perdagangan dunia.
PERDAGANGAN DIMULAI SEJAK RIBUAN TAHUN LALU
Sekitar tahun 2000 SM kawasan Nusantara Indonesia sudah menjadi nadi perdagangan dunia. Perdagangan dari kawasan Nusantara sudah mengirimkan banyak sekali komoditas terbaik ke berbagai penjuru dunia. Kawasan Malaka, Laut Jawa, hingga ke ara Laut China Selatan menjadi jalur rempah pertama Nusantara dan mampu bertahan hingga abad ke-14.
Komoditas terbaik seperti lada, pala, cengkih, dan rempah lain bersanding dengan barang tambang mahal seperti emas, perak, dan juga timah. Di masa itu, kerajaan Nusantara sangat kaya raya dan maju. Bahkan penduduk yang hidup di kawasan itu juga berkecukupan. Era perdagangan jalur rempah adalah masa keemasan di Nusantara yang sudah terulang kembali.
MELALUI PERDAGANGAN DENGAN TIONGKOK INDIA DAN ARAB
Bangsa Maluku mulai melakukan perdagangan dengan penduduk di kawasan Tiongkok, India, dan Arab pada tahun 200 SM. Dalam perdagangan itu, komoditas hebat seperti cengkih dan pala dijual dengan harga tinggi karena memiliki kualitas yang sangat tinggi. Selain itu, hanya di kawasan Maluku sajalah komoditas itu bisa ditanam dengan baik dan panennya melimpah.
Setelah cengkih dan pala, kawasan Jawa mulai ditanami lada yang menyebar hingga ke Sumatra. Lada-lada dari India yang awalnya merupakan komoditas dagang diperbanyak hingga kawasan Jawa juga dikenal kuat sebagai penghasil lada terbaik di dunia dan diburu bangsa-bangsa dari India yang kemudian menjualnya lagi ke kawasan Eropa.
PERDAGANGAN ERA SRIWIJAYA DAN MAJAPAHIT
Pada tahun 100 Masehi seorang cendekiawan dari India mencatat adanya sebuah kerajaan bernama Dvipantara atau jawa Dwipa. Kerajaan ini dikenal sebagai pembawa rempah ke India sebelum mulai berjayanya kerajaan maritim besar seperti Sriwijaya dan juga Majapahit yang menjalin perdagangan dengan banyak negara di dunia sebelum bangsa kulit putih tiba dan melakukan kolonialisasi.
Mulai abad ke-7 Masehi, Sriwijaya melakukan monopoli di kawasan Malaka. Komoditas penting seperti rempah akan dikumpulkan dan diperdagangkan lagi dengan harga yang cukup fantastis. Selanjutnya Majapahit juga melakukan hal yang sama, komoditas asli dari Jawa dan beberapa wilayah Nusantara lain dikumpulkan dan dijual lagi ke berbagai tempat di dunia seperti India hingga ke Afrika.
PERSAINGAN DAGANG DENGAN BANGSA KULIT PUTIH
Setelah kawasan Malaka akhirnya runtuh, kerajaan Nusantara yang sudah memasuki era penyebaran Islam memindahkan pelabuhan mereka. Jalur rempah diubah agar tidak terlibat cekcok dengan Portugis yang pertama kali masuk Nusantara dan melakukan manipulasi perdagangan rempah terutama di kawasan Maluku dan sekitarnya.
Kerajaan lokal di Nusantara terus melakukan perdagangan dan berkonflik dengan bangsa kulit putih. Selama ratusan tahun persaingan terjadi semakin sengit hingga akhirnya Belanda datang dan melakukan kolonialisasi di Indonesia selama ratusan tahun. Dari sini berakhirnya eksistensi perdagangan Nusantara karena Belanda sudah melakukan take over di segala bidang.
Inilah ulasan singkat tentang jalur perdagangan Nusantara terutama jalur rempah yang sangat hebat. Jika saja saja rempah di dunia masih dikuasai oleh Indonesia.
KERAJAAN DULU PERNAH BERJAYA MENGUASAI BELAHAN DUNIA SALAH SATUNYA MAJAPAHIT NUSANTARA
Kerajaan Inggris merupakan satu di antara kerajaan yang telah mendunia.
Namun, selain kekuasaan kerajaan Inggris, ada beberapa kerajaan yang dulu pernah memiliki wilayah kekuasaan yang begitu luas.
Kekaisaran Romawi yang pernah memusnahkan bangsa Kartago.
Kekaisaran Ottoman mengakhiri kejayaan Byzantium.
Tentara Persia berulang kali dipukul mundur oleh bangsa Yunani, ditaklukkan oleh kekuatan Alexander, dan dihancurkan oleh kekhalifahan Islam.
Nasib bangsa yang dulu begitu berjaya telah mengisi halaman-halaman buku sejarah.
Namun, kerapkali mereka terlupakan dan jarang disebut dalam buku.
3 (tiga) kerajaan yang dulu pernah menguasai dunia :
1. VIJAYANAGAR (INDIA)
Kerajaan Vijayanagar memerintah India selatan selama lebih dari 300 tahun, dari 1336 hingga 1646.
Domingo Paes, seorang penulis sejarah Portugis, kagum pada bagaimana ibu kotanya 'sebesar Roma dan sangat indah untuk dipandang, istana rajanya bahkan lebih besar daripada kastil di Lisbon.'
Petualang Portugis lainnya, Duarte Barbosa, tercengang melihat betapa tolerannya sang raja terhadap pemeluk agama lain.
Barbosa menjelaskan, Vijayanagar 'memberikan kebebasan beragama seperti itu agar setiap orang hidup sesuai dengan keyakinannya sendiri.'
'Baik itu Kristen, Yahudi, Moor, atau Hindu.'
Kondisi kehidupan sangat baik, terutama selama masa pemerintahan Krishnadevaraya ketika kekaisaran mencapai tingkat terbesarnya dan mengalahkan banyak invasi Muslim.
Sayangnya, penerusnya tidak dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkannya.
Menantu laki-lakinya, Ramaraja, ingin merebut tahta dan berencana untuk mengadu Kesultanan Deccan agar ia dengan mudah menyeran kesultanan itu.
Sayangnya, rencananya ini menjadi bumerang.
Kesultanan Deccan mengakhiri perselisihan intern-nya dan bersekutu untuk menghancurkan Vijayanagar.
Pada 23 Januari 1565, pasukan Vijayanagar dihancurkan dan Ramaraja sendiri segera dieksekusi.
Pembunuhan dan penjarahan dilanjutkan tanpa henti selama hampir enam bulan.
Ketika seorang musafir Venesia tiba di ibu kota tua itu tiga tahun kemudian, 'wilayahnya telah berubah menjadi sarang perampok, tumpukan reruntuhan bangunan dipenuhi tanaman merambat dan ditinggali harimau.'
Beberapa pangeran dan ahli tata negara Vijayanagar melarikan diri untuk membangun kerajaan kembali, meskipun tidak sebesar kekaisaran Vijayanagar sebelumnya.
Reruntuhan kota ini sekarang menjadi tujuan wisata utama dan Situs Warisan Dunia UNESCO.
2. MAJAPAHIT NUSANTARA
Banyak orang yang mungkin bertanya-tanya tentang Indonesia, mengapa sebuah negara yang kini didominasi Islam memiliki begitu banyak kuil Hindu.
Jawabannya dapat ditelusuri pada 1293, ketika orang-orang Mongol gagal menguasai Jawa berkat perlawanan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.
Dengan berhasil dikalahkannya orang-orang Mongol, Raden Wijaya dan para penerusnya mulai memperluas wilayah.
Majapahit menguasai jalur laut, membawa kekayaan yang tak terhitung ke wilayah mereka.
Armada mereka berlayar di seluruh Indonesia modern dan mendapatkan penyerahan atau upeti.
Kerajaan Majapahit mencapai puncaknya di bawah Gajah Mada, rakyat jelata yang naik pangkat untuk membantu mengembalikan kekuasaan Raja Jayanegara dan kemudian menjadi komandan pengawal raja.
Raja Jayanegara kemudian dibunuh oleh tabibnya, meskipun banyak sejarawan berpendapat bahwa plot itu dibuat oleh Gajah Mada sendiri setelah sang raja merebut istrinya.
Gajah Mada menjadi orang paling berkuasa dalam politik Majapahit.
Ia bahkan membuat 'sumpah palapa' bahwa ia tidak akan makan buah palapa sampai ia menaklukkan seluruh nusantara.
Atau ada juga yang menyebut, sumpah palapa merupakan konsekuensi Gajah Mada untuk tidak mendapat keistimewaan sebelum dapat menaklukkan musuh-musuh Majapahit.
Meskipun penguasa kekaisaran ini beragama Hindu, agama Budha masih berkembang dengan baik, tanpa bukti konflik.
Faktanya, para pendeta Hindu dan Budha memiliki status yang sama di pengadilan.
Islam, yang telah dipraktikkan oleh kerajaan-kerajaan tetangga, kemudian menjadi agama dominan ketika perdagangan dan pengaruh Majapahit menurun.
Terlepas dari pergantian kekuasaan, orang-orang Bali masih menganggap diri mereka keturunan Majapahit.
3. KEKAISARAN QARA-KHITAI (ASIA TENGAH)
Selama abad ke-12 Masehi, orang-orang Khitan, yang dipimpin oleh Yelu Dashi, melarikan diri ke barat untuk menghindari serangan suku Jurchen.
Kekaisaran Dinasti Liao mereka di China Utara tidak ada lagi, dan mereka harus menempuh perjalanan yang melelahkan melintasi padang tandus untuk menemukan tempat baru di dunia.
Pada 1134, Yelu Dashi dan orang-orangnya tiba di Balasagun, di tempat yang kini disebut Kirgistan.
Mereka pun mendirikan kekaisaran baru, yakni Liao Barat.
Berkat warisan China mereka, Khitan mempraktikkan ajaran Budha bercampur dengan kepercayaan animisme, sementara mayoritas subyek baru mereka adalah Muslim.
Meskipun berbeda, harmoni pun tercipta.
Bahkan, beberapa Muslim percaya bahwa penguasa Khitan mereka adalah "dinding" atau pelindung antara dunia Islam dan gerombolan barbar di luar.
Kemakmuran ini berlangsung sampai kedatangan Kuchlug, seorang pangeran dari suku Naiman Mongolia, yang melarikan diri setelah ayahnya dibunuh oleh Genghis Khan.
Kuchlug, seorang Kristen Nestorian, mencari perlindungan di antara orang Khitan dan bahkan diizinkan untuk menikahi seorang putri Khitan.
Pada 1211 M, Kuchlug malah merebut tahta, kemudian mulai berkampanye melawan kerajaan-kerajaan Muslim di sekitarnya.
Melihat peluangnya, Genghis Khan mengirim letnan terbaiknya, Jebe Noyan dan Subotai, untuk menangkap Kuchlug.
Marah pada tindakan orang suruhan Genghis Khan, orang Khitan siap menyambut para penyerbu.
Kuchlug kalah dalam pertempuran dan akhirnya dipenggal pada 1218.
Setelah penaklukan yang relatif damai, orang-orang Mongol mendapati bahwa Khitan yang sebelumnya nomaden menjadi ahli di bidang pemerintahan dan pemerintahan.
Mereka berasimilasi ke dalam Kekaisaran Mongol, bukan sebagai tentara, tetapi sebagai beberapa pejabat sipil terbaiknya.
Kekaisaran Khitan yang berumur pendek mungkin telah berkontribusi pada legenda Prester John, seorang tokoh Kristen mistis yang dipercaya Tentara Salib akan menyerang tanah-tanah Muslim dari belakang.
Beberapa sejarawan mengklaim penaklukan Khitan sebelumnya membantu menyulut legenda ini.
Sementara sejarawan lain menyatakan bahwa tokoh Kuchlug, sebagai Kristen Nestorian, ditambah-tambahkan saja ke dalam cerita.
Bangsa Khitan juga memiliki satu lagi kontribusi untuk sejarah.
Nama Eropa lama untuk China, 'Cathay,' berasal dari kata 'Khitan.'
Memang, mereka dikenal di Eropa sebagai 'Qara-Khitai,' atau Black Cathays.'