MITOS KUTUKAN KEDIRI
Presiden & Pejabat bila berkunjung di Kediri, bagaimana realita mitos tersebut masih relevankah dijaman serba keajaiban tehnologi tingkat tinggi dekade ini.
Mari kita suguhkan literatur artikel blogger yang kita tulis dari berbagai sumber dan cerita hingga mitos, mudah-mudahan bermanfaat sebagai khazanah pengetahuan berhubungan dengan mitos.
Mitos atau mite adalah bagian dari suatu folklor yang berupa kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional.
Mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa.
Cerita mitos mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara ghaib.
Mite atau mitos merupakan prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh mereka yang memiliki cerita.
Dalam bahasa Jepang, mite adalah shinwa yang berarti kisah mengenai para dewa.
Dalam buku Sastra Lisan Bumi Silampari (2018) karya Juwati, cerita mitos adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci atau sakral.
Mite atau mitos di Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa, dunia dewata, terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa kebudayaan, dan sebagainya.
Mitos kemudian dipercaya oleh masyarakat dari satu generasi ke generasi berikutnya meskipun isi ceritanya terkadang di luar jangkauan norma.
Di sisi lain, keberadaan cerita mite berguna bagi kehidupan manusia secara lahir maupun batin, serta mengandung nilai-nilai tertentu yang memberi pedoman bagi kehidupan manusia.
Kediri memiliki mitos bahwa penggede pejabat entah itu Presiden yang berkunjung ke Kediri, maka akan bernasib kurang baik mengetahui mitos ini. Mitos ini juga belum tentu karena kunjungan kerja yang spesifik disuatu daerah. Mungkin sebagian orang mengiranya hanya sebagai candaan, namun mitos tersebut akan terus ada selama pemimpin yang tidak bersih hatinya. Bisa jadi situasi dan dinamika politik tertentu yang disebabkan oleh pemilihan tidak langsung seperti persoalan legitimasi dan distribusi kekuatan yang membuat seorang presiden menjadi lebih mudah dilengserkan. Siapa yang tidak penasaran dengan kisah-kisah mistis, fenomena-fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara kasat mata.
Konon katanya Presiden RI yang berkunjung ke Kediri bisa tak panjang masa jabatannya. Kutukan yang menghantui Kediri bagi presiden/pejabat tinggi tertentu ini disebut-sebut bermula dari zaman kerajaan dulu, khususnya Kerajaan Kalingga yang berdiri antara abad ke-6 dan ke-7 Masehi.
Kala itu Prabu Kartikeyasingha suami dari Ratu Shima menyusun sebuah kitab pidana yang memiliki banyak pasal.
Selain Prabu Kartikeyasingha pernah bersabda bahwa Barang siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kediri maka dia akan jatuh.
FAKTA KUTUKAN KARTIKEA SINGHA
Empat fakta kutukan Kartikea Singha di Kediri yang membuat banyak petinggi segan mengunjunginya. Tak bisa dipungkiri, tiap daerah di Indonesia memang memiliki keunikannya tersendiri. Mulai dari kebudayaan hingga kepercayaan, selalu saja menarik untuk diperbincangkan. Termasuk masalah mitos yang selalu berbeda tiap-tiap daerah. Uniknya, banyak mitos daerah tersebut bahkan di zaman yang maju ini tetap dipercaya. Seperti yang ada di Kediri, di mana di sana ada mitos atau kutukan untuk para pemimpin. Bahkan dikatakan kalau para presiden pun sempat juga merasakan mengenai kutukan ini.
Empat kutukan Kartikea Singha di Kediri adalah :
1. KUTUKAN PEJABAT/PETINGGI "KOTOR" SIAL SAAT DI KEDIRI
Lantaran Indonesia selalu dekat dengan namanya mitos, jadi bukan hal yang aneh kalau masing-masing daerah memiliki mitosnya tersendiri. Sebagai contohnya, yang ada di Kediri ini, ada sebuah mitos yang banyak dipercaya oleh masyarakatnya hingga turun temurun sampai saat ini. Sebuah kutukan atau mitos yang membuat banyak pejabat jadi enggan saat berada di sana.
Bagaimana tidak, pasalnya kalau para pejabat atau pemimpin akan mengalami nasib buruk jika mereka berlaku kotor (korupsi, menyalah gunakan jabatannya) dan tidak memiliki hati yang bersih (tidak ber- : akhlak, moral, budi pekerti). Biasanya mitos ini disebut sebagai angker/wingitnya jantung Kediri yang bikin banyak pemimpin keder.
2. BANYAK YANG MENGHUBUNGKANNYA DENGAN PRESIDEN INDONESIA
Ternyata banyak orang yang menghubungkan mitos mengenai pemimpin ke Kediri ini dengan presiden Indonesia. Seperti yang diketahui, dua orang pemimpin Indonesia yang sudah pernah masuk ke jantung kota Kediri hanya dua orang, Ir Soekarno dan Abdurahman Wahid. Dan, kedua presiden tersebut bisa dibilang memiliki nasib yang sama yaitu sempat dilengserkan bukan karena pemilu. Sejak saat itulah banyak yang beranggapan kalau semua dihubungkan dengan wingitnya kota Kediri ini. Namun bukan berarti kedua presiden tersebut kotor atau memiliki hati tidak bersih, tetapi lebih fokus pada status mereka yang menjadi seorang pemimpin. Bahkan banyak yang mengatakan kalau presiden lain pun enggan jika harus berada di jantung kota tersebut.
3. ASAL MITOS
Tentu kamu penasaran dari mana sebenarnya mitos ini berasal. Usut punya usut semua dimulai dari sebuah kutukan Kartikea Singha suami Ratu Shima yang sempat jadi penguasa di sana pada zaman dulu kala. Kutukannya cukup jelas, siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kediri maka dia akan jatuh.
Kartikea Singha juga salah satu kepala negara tersohor di zamannya dan menyusun sebuah kitab pidana pertama di Nusantara bernama Kalingga Darmasastra dengan 119 pasal. Dengan melihat prestasinya wajar kalau banyak orang yang percaya.
4. PERCAYA ATAU TIDAK PERCAYA BANYAK YANG MEMILIH MENGHINDARI
Dilansir dari media online Merdeka, banyak pemimpin yang lebih memilih menjauh dari area wingit yang banyak dikatakan oleh penduduk. Meskipun ada yang biasa keluar masuk di Kediri, namun sebatas pinggiran saja tidak sampai ke jantung kota. Namun ada pula jika memang harus diwajibkan hadir, biasanya dilakukan perwakilan agar tak terjadi apa-apa.
Bahkan uniknya lagi, kutukan tersebut tidak hanya berlaku pada pemimpin dari luar daerah, pasalnya ada sendiri porsi untuk para pejabat di sana. Sabdo Pandito Ratu Kartikea Singha itu masih berlaku di Kediri.
Begitupun jika ada pejabat di Kediri yang berani membawa harta (korupsi) dari Kediri dengan cara yang tidak halal maka dia akan keluar dari Kediri dengan tidak punya apa-apa alias kere hingga meninggal ngenes. Kembali lagi semua tergantung pada kepercayaan kita sendiri dalam menyikapi hal. Namun satu hal yang pasti, entah itu nyata atau tidak yang jelas hal ini paling tidak jadi pelajaran buat para pemimpin agar tidak berlaku secara tak adil dan rakus kekuasaan.
MITOS VERSI KALI SERINJING / HARINJING
Konon mitos barang siapa para pejabat pusat hingga Presiden bagi orang bukan kelahiran di Kediri, sebaiknya menghindari / menyeberangi / melewati aliran sungai Serinjing yang mengalir dari Kepung (Utara gunung Kelud) hingga akhirnya bermuara di sungai Brantas (Papar/Minggiran). Sungai Harinjing merupakan kisah pengabdian Begawan Bhagawanta Bhari terdapat pada prasasti Harinjing (804-927 M (kita akan tulis pada artikel blogger ini).
Jika tidak ingin resiko sebaiknya lewat mutar tanpa menyeberangi sungai Serinjing sambil rekreasi melihat keindahan daerah lain. Alternatif itu bisa lewat Blitar/Malang jalur lintas Selatan. Dan sekarang ada alternatif lain jalur pantura / tol Jakarta - Surabaya.
MITOS VERSI TAFSIRAN BABAD KEDIRI
Mitos Kediri, jika ada Presiden RI berani berkunjung maka akan lengser. Ada juga kisah versi lain yang berupaya untuk menjelaskan asal-usul kutukan ini, dalam sebuah tafsiran dari Babad Kediri menjelaskan apabila presiden pergi ke Kediri, maka posisinya menjadi mudah diserang oleh musuh dan lawan politiknya.
Sebuah mitos biasanya menyediakan pandangan (vision) akan apa yang bisa terjadi di masa depan. Pandangan ini didasarkan pada perasaan (sense) akan situasi di masa sekarang, meskipun sense tersebut sebenarnya masih mentah belum didapatkan bukti otentik namun sudah menghantui perasaan manusiawi. Meskipun ramalan akan hal buruk di masa depan tidak dapat didasarkan pada analisis atas situasi sekarang. Meski mitos dianggap memiliki kemampuan untuk menunjukkan adanya pengalaman-pengalaman praktis yang dimiliki oleh orang-orang yang dituju dalam mitos itu.
MITOS VERSI SEJARAH
Jadi zaman Kerajaan Kediri di era awal abad ke-6 (masehi) itu ada yang namanya Kerajaan Kalingga. Kalingga itu ada Kalingga Utara dan Kalingga Selatan.
Kalingga Utaru berada di Jepara, ratunya Ratu Shima, suaminya namanya Kartikea Singha. Kartikea Singha ini berkuasa di Kalingga Selatan di Keling, Kepung, Kediri.
Menurut sesepuh sejarah yang menyembunyikan dari halayak umum Kediri, mengatakan pada periode pemerintahan Kartikea Singha sempat disusun Kalingga Dharmasastra yakni semacam undang-undang yang terdiri dari 119 pasal.
119 pasal inilah yang menjadi patokan salah satunya ketika putranya daripada Ratu Shima sendiri yang terkena hukuman. Karena pada waktu itu membuat woro-woro (pengumuman) tentang adanya penemuan emas di Alun-alun, dan kemudian anaknya sendiri yang mengambil, kemudian harus dipotong tangannya.
Kalingga Dharmasastra itu, kemudian hari menjadi rujukan Wisnuwardhana, Raja Kerajaan Singhasari yang berkuasa tahun 1248-1268 dalam menyusun UU Purwadigama Dharmasastra.
Kitab ini terjadi dari 174 pasal.
Ini (Purwadigama Dharmasastra) adalah penyempurnaan dari Kalingga Dharmasastra.
Di dalam prosesnya muncul dan berkembang cerita rakyat yang menerangkan mengenai kutukan Kartikea Singha. Kutukan itu hingga kini berkembang dan dipercayai sebagian masyarakat Kediri.
Bunyinya (kutukan) bahwa siapa kepala negara yang tidak baik, tidak berbuat baik, maka dia akan runtuh. Itu cerita yang berkembang di masyarakat, folklor. Tapi lagi-lagi kembali pada keyakinan masing-masing.
3 KOTA TERLARANG DIKUNJUNGI PRESIDEN INDONESIA
Berikut ini perlu untuk menambah wawasan tentang mitos Presiden ada 3 (tiga) kota terlarang untuk Dikunjungi Presiden Indonesia yaitu :
1. Kediri.
2. Kudus.
3. Bojonegoro.
Selain Kediri ada dua kota lagi yang konon juga terlarang untuk dikunjungi presiden karena dapat membahayakan kelanggengan kekuasaannya memimpin negeri ini. Nah berikut ini merupakan tiga kota di Indonesia yang mitosnya terlarang untuk dikunjungi Presiden Republik Indonesia.
1. KEDIRI
Sebagai penduduk asli bekas Karesidenan Kediri, mitos mengenai begitu tidak bersahabatnya Kediri dengan para presiden di negeri ini sudah sangat akrab di telinga saya. Mitos ini memang semacam folklore yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi dan sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat terutama di eks-Karesidenan Kediri. Terlepas saat itu beliau hanya sekedar bercanda atau memang beliau bersikap hati-hati dengan mitos tersebut sehingga tidak berani mengambil risiko besar terkait kekuasaan pejabat tinggi tertentu (simbol negara).
Mitos ini bermula dari sebuah kutukan seorang raja bernama Kartikea Singha, suami dari Ratu Shima penguasa Kerajaan Kalingga. Kartikea Singha saat itu memimpin Kalingga Selatan yang ibu kotanya terletak di Kepung, Kediri. Pada saat itulah ia mengucapkan sebuah kutukan bahwasanya siapa saja kepala negara yang memasuki Kediri tapi berlaku kotor dan tidak bersih hatinya maka kekuasaannya akan runtuh.
Sebagian besar masyarakat di sekitaran Kediri dan Blitar percaya bahwa lengsernya Bung Karno dan Gus Dur ada kaitannya dengan kunjungan beliau ke Kediri sewaktu beliau berdua masih menjabat sebagai presiden. Tapi mereka yang mempercayai itu tidak memandang kedua tokoh tersebut secara personal memiliki perilaku tidak baik, tapi lebih mengarah pada kepercayaan begitu kuatnya sumpah bertuah Kartikea Singha tersebut. Tak lama setelah berkunjung ke Kediri, terjadilah huru-hara GS30/PKI yang menggoyangkan kursi kekuasaan beliau. Sedangkan tiga hari setelah kunjungan Gus Dur ke Kediri, beliau diturunkan jabatannya dari kursi kepresidenan.
Soeharto yang selama 32 tahun berkuasa di atas republik ini tak pernah sekalipun menginjakkan kaki di Kota Tahu ini. Entah dikarenakan tak sempat atau karena beliau memang mempercayai mitos tersebut. Sedangkan Pak SBY sebanyak dua kali beliau pernah mengunjungi Kediri ketika terjadi erupsi Gunung Kelud yaitu pada 2007 dan 2014. Namun saat itu beliau tidak melewati jantung kota Kediri tapi lebih memilih lewat pinggiran melalui jalur selatan Malang-Blitar-Kediri. Saya ingat betul waktu kunjungan beliau tahun 2007 dan masyarakat di daerah saya tepatnya di perbatasan Kediri-Blitar, masyarakat seperti biasa ramai berkumpul di pinggir jalan raya untuk sekedar menyambut secara langsung wajah Presiden SBY yang melambaikan tangannya kepada rakyat dari dalam mobil.
Demikian juga saat presiden Jokowi 2 periode ini belum pernah menapaki jejak di Kediri yang masih mempunyai mitos lengser ke prabon. Apakah terus berlaku bagi presiden-presiden berikutnya inilah keunikan tanah Jawa khususnya mitos kutukan Kediri, jika diungkap lebih dalam dengan hati yang jernih Allah swt menciptakan bumi dan seisinya suatu yang patut kita syukuri serta dengan kehendaknya dan kuasanya ada di belahan dunia ini daerah-daerah yang mempunyai keistimewaan dan keunikan sendiri termasuk Kediri bagi pemimpin negeri.
2. BOJONEGORO
Sepanjang negara ini berdiri, hanya satu presiden yang pernah berkunjung ke Bojonegoro yaitu Bung Karno. Presiden setelahnya tak ada satu pun yang pernah menginjakkan kaki di Bojonegoro. Pak Jokowi yang pada tahun 2017 seharusnya meresmikan sebuah proyek kilang minyak di Bojonegoro secara tiba-tiba membatalkan kehadirannya dalam acara tersebut. Padahal saat itu panitia sudah menyiapkan terop dan panggung mewah dalam rangka menyambut kedatangan presiden. Pak SBY yang menjabat sebagai presiden selama 10 tahun pun juga tidak pernah berkunjung ke bumi Angling Dharma ini. Kalaupun ada acara peresmian proyek maka akan diwakilkan oleh menterinya. Hal tersebutlah yang membuat sebagian masyarakat semakin percaya dengan keangkeran Bojonegoro.
Mitos ini konon berasal dari kepercayaan orang zaman dahulu, ketika berperang barang siapa yang lebih dulu menyeberangi Bengawan Solo yang berarti ia memasuki Bojonegoro, maka ia akan mengalami kekalahan. Hal ini terbukti dari kisah Arya Penangsang yang menyeberangi Bengawan Solo terlebih dahulu untuk menyerang prajurit Pajang. Konon, hal ini membuat kesaktian Arya Penangsang menghilang secara tiba-tiba sehingga ia kalah dan mati dalam peperangan tersebut. Jadi jika ada pemimpin negara yang memasuki Bojonegoro, maka ia harus siap untuk kalah dalam artian siap lengser.
3. KUDUS
Mitos ini bermula dari masyarakat Kudus yang percaya bahwa Sunan Kudus menempatkan Rajah Kalacakra di pintu masuk menuju Masjid Kudus yang konon mampu membuat kekuatan dan daya linuwih seseorang akan menghilang. Bahkan bagi pejabat negara yang tidak jujur, maka ia akan lengser keprabon dari jabatannya. Sehingga membuat para pejabat enggan untuk mampir ke Kudus.
Awalnya Sunan Kudus membuat Rajah tersebut untuk menyelesaikan pertikaian perebutan kekuasaan antara Arya Penangsang, murid beliau dengan Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Tapi rajah yang awalnya ditujukan kepada Sultan Hadiwijaya malah mengenai sang murid yang memasuki Masjid Kudus melewati pintu berajah tersebut. Sedangkan Sultan Hadiwijaya selamat dari rajah tersebut karena melewati jalan lain untuk menuju Masjid Kudus. Demi menghilangkan pengaruh rajah tersebut, Arya Penangsang harus melakukan puasa selama 40 hari. Pada saat itulah, konon katanya Sultan Hadiwijaya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengalahkan Arya Penangsang yang sedang apes.
Dari tujuh presiden Indonesia yang pernah berkuasa, hanya ada dua presiden yang pernah mampir ke Kudus. Gus Dur pernah melakukan kunjungan ke Kudus dan sowan ke kediaman tokoh kyai Kudus. Sedangkan Pak SBY mengunjungi Kudus di penghujung masa kepemimpinannya pada 2014.
ADA PENAWARNYA MENURUT KYAI LIRBOYO KEDIRI
Dilansir dari sebuah media, Beliau hanya bercanda (guyon parikeno merupakan nasehat yang harus diperhatikan dengan bijaksana) namun candaan para kyai seperti waliullah karena pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH Abdullah Kafabihi Mahrus menyatakan ada mitos bila Presiden, Wakil Presiden, dan para pejabat datang ke Kediri biasanya mengalami nasib buruk. KH Abdullah Kafabihi Mahrus mengingatkan perisitwa yang menimpa Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang berkunjung ke Kediri dan setelahnya dilengserkan.
Menurut KH Abdullah Kafabihi Mahrus, ada penangkal supaya mereka terhindar dari nasib buruk bila berkunjung ke Kediri yakni dengan berziarah dan berdoa di makam ulama besar di Kediri, Syekh Al Wasil Syamsudin.
Mbah Kyai Kafabihi selaku shohibul bait yang sebelumnya dawuh bahwa Kediri memang merupakan sebuah kota yang angker dan wingit. Ada sebuah tips dari Mbah Kyai Kafabihi bagi para pemimpin negeri ini untuk menetralisir keganasan kutukan Kartikea Singha. Ketika panjenengan berkunjung Kediri, jangan lupa untuk sowan ke makam Syeh Al-Washil Syamsudin yang terletak di Setono Gedong dekat dengan stasiun kota Kediri.
Ada anjuran sebaiknya juga berjiarah berdoa di Prabu Anom, Mbah Tugu dan Pamoksan Sri Aji Joyoboyo meneruskan di sendang Tirta Kamandanu Menang.