WEJANGAN SUNAN KALIJAGA KATA-KATA YANG BIJAK
Kanjeng Susuhunan Kalijaga atau lebih dikenal dengan nama Sunan Kalijaga, merupakan seorang tokoh Walisongo yang sangat lekat dengan muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi dan budaya Jawa. Ada banyak sekali ajaran, hingga kata-kata Sunan Kalijaga yang bijak dan menjadi sebuah filosofi Jawa populer hingga saat ini.
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1450 Masehi, yang memiliki masa hidup diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dalam dakwahnya, Sunan Kalijaga punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaan Sunan Kalijaga cenderung sufistik berbasis salaf, bukan sufi panteistik atau pemujaan semata. Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Sunan Kalijaga sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap, seperti mengikuti sambil memengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Tidak mengherankan, ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah.
Dan ada pula beberapa kata-kata Sunan Kalijaga yang bijak selama menjalankan dakwah. Berikut ini kata-kata Sunan Kalijaga yang begitu menyentuh hati dan bijak.
Sejarah Singkat Sunan Kalijaga
Sebelum mengetahui kata-kata Sunan Kalijaga yang filosofi, berikut ini sejarah singkat yang perlu kalian ketahui tentang Sunan Kalijaga :
Sunan Kalijaga merupakan salah satu Walisongo yang terkenal dan dilahirkan tahun 1455 Masehi. Sunan Kalijaga memiliki darah keturunan ningrat, ayahnya adalah Arya Wilatika yaitu Adipati Tuban keturunan dari Ranggalawe. Ada beragam versi mengenai nama Sunan Kalijaga, dimana masyarakat Cirebon berpendapat nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon mengingat dirinya pernah bertempat tinggal di Cirebon.
Melalui si'ir atau kidung berbahasa Jawa, Sunan Kalijaga mengajak masyarakat lebih mendalami agama Islam, lebih mendekat kepada Allah SWT. Misalnya saja tembang ilir-ilir, kidung rumekso ing nguni, begitu populer di masyarakat hingga saat ini. Sunan Kalijaga juga dikenal tidak hanya dekat dengan pejabat keraton, tetapi juga dekat dengan masyarakat umum.
Para pangeran dan raja dari Demak, Jipang, Pajang dan Mataram Islam, Sunan Kalijaga dikenal dengan baik. Namun aktivitas ini tidak mengurangi kepedulian terhadap masyarakat kecil. Sehingga tidak heran bila Sunan Kalijaga sangat dihormati oleh berbagai kalangan pada saat itu, dan hingga saat ini. Ilmu yang diberikan juga mampu menarik perhatian masyarakat dan diterima dengan baik hingga saat ini.
Kata-Kata Sunan Kalijaga yang Bijak.
Inilah kata-kata Sunan Kalijaga yang begitu bijak, hingga menjadi filosofi Jawa yang penuh makna. Berikut kata-kata Sunan Kalijaga yang menyentuh hati tersebut :
1. Urip Iku Urup (Hidup itu nyala, hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.)
2. Memayu Hayuning Bawana (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.)
3. Suro Diyo Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.)
4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondo (Berjuang tanpa membawa massa, menang tanpa merendahkan dan mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kaya tanpa didasari kebendaan.)
5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
Inilah kata-kata Sunan Kalijaga yang begitu bijak, hingga menjadi filosofi Jawa yang penuh makna. Berikut kata-kata Sunan Kalijaga yang menyentuh hati tersebut :
1. Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman (Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, jangan mudah kolokan atau manja).
2. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadoyan Lan Kemareman (Jangan terobsesi atau terkurung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan kebendaan dan kepuasan duniawi).
3. Ojo Kuminter Mundak Keblinger, Ojo Cidro Mundak Ciloko (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
4. Ojo milik barang kang melok, aja mangro mundak kendho (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah! Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
5. Ojo Adigang, Adigung, Adiguno (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.)