SARESMI (BERJIMAK) MENURUT ISLAM
Hubungan Suami Istri dalam Islam. Dengan kesempurnaannya, Islam mengatur semua aktivitas manusia. Mulai dari membuka mata di pagi hari, hingga menutup mata di malam hari untuk beristirahat. Bahkan hingga masuk ke masalah personal seperti hubungan suami istri.
Hubungan suami istri hadir bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, tetapi juga menjadi pahala bahkan membuahkan manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah hasil penelitian dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang menemukan bahwa hubungan seksual yang baik adalah setiap empat malam sekali.
Selain itu, hal yang sering menjadi pertanyaan pasangan suami istri adalah bagaimana posisi hubungan suami istri dalam Islam. Sebab, ada banyak posisi yang bisa digunakan saat berhubungan suami istri namun memberi keraguan apakah hal tersebut dibenarkan dalam Islam
POSISI HUBUNGAN SARESMI MENURUT ISLAM
Islam membolehkan suami istri menggunakan beragam gaya atau posisi berhubungan intim sepanjang menuju ‘tempat yang benar’. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas :
Umar datang menemui Rasulullah SAW dan berkata : Wahai Rasulullah, binasalah aku. Rasulullah bertanya: Apa yang membinasakanmu?. Umar menjawab: Aku mengalihkan tungganganku tadi malam, Rasulullah diam, tidak menjawab apapun.
Kemudian turunlah ayat :
Istri-istrimu adalah (laksana) tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki, (QS Al Baqarah: 223). (Rasulullah pun bersabda) Engkau boleh dari depan atau belakang, tetapi jangan ke dubur dan saat haid.
Berdasarkan hadis tersebut, Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Zaadul Ma’ad menerangkan bahwa posisi hubungan suami istri dalam Islam yang paling baik adalah saat suami berada di atas istri. Posisi ini juga menunjukkan kepemimpinan suami atas istrinya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan. (QS An Nisa’: 34).
ADAB POSISI HUBUNGAN SARESMI MENURUT ISLAM
Berhubungan suami istri termasuk urusan kehidupan yang penting. Termasuk posisi hubungan suami istri dalam Islam. Selain memberikan petunjuk mengenai posisi hubungan suami istri, Islam juga memiliki adab berhubungan yang harus dilaksanakan, karena hubungan intim bukan hanya sekedar kenikmatan dan penyaluran gairah seksual, tapi juga bernilai ibadah.
Rasulullah SAW menekankan hal ini agar manusia bisa menahan pandangan dan mampu mengaga diri dari sesuatu yang haram. Sebab, sesuatu yang halal dan mengandung pahala adalah melakukan hubungan intim dengan pasangan yang sah, yakni suami atau istri untuk menyalurkan hasratnya.
Rasulullah SAW bersabda : Wahai para pemuda, siapa yang mampu menikah diantara kamu semua, maka menikahlah. Karena ia lebih dapat menahan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Siapa yang belum mampu, hendaknya berpuasa, karena ia sebagai tameng. (HR Bukhori dan Muslim).
Ada beberapa adab posisi hubungan suami istri dalam Islam, yakni :
1. Niat. Ini dimaksudkan agar terhindar dari sesuatu yang haram. Berniat untuk memperbanyak keturunan dari umat Islam akan menjadi pahala terhadap perbuatan ini. Dari Abu Dzar RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Dalam kemaluan salah satu di antara kamu itu shodaqoh maksudnya dalam berjima dengan istrinya mereka bertanya, Wahai Rasulullah, apakah salah satu diantara kita menyalurkan syahwatnya dia mendapatkan pahala? Beliau menjawab : Apakah pendapat anda kalau sekiranya diletakkan pada yang haram, apakah dia mendapatkan dosa? Begitu juga kalau diletakkan yang halal, maka dia mendapatkan pahala.” (HR Muslim).Melakukan foreplay. Misalnya dengan cumbuan, rayuan, permainan dan ciuman. Dahulu Nabi SAW juga melakukan hal tersebut. Hal ini juga dapat membedakan manusia dengan hewan yang hanya langsung melakukan hubungan.
2. Berdoa. Baik suami atau istri dapat membaca doa : Dengan nama Allah, Ya Allah jauhkan syetan dari kami dan jauhkan syetan dari apa yang Engkau rezkikan kepada kami. Rasulullah SAW bersabda : Kalau Allah mentakdirkan diantara keduanya anak, syetan tidak akan (dapat) mencelakainya selamanya. (HR Bukhori). Diperbolehkan melakukan hubungan intim lewat qubul (kemaluannya) dari sisi mana saja. Baik dari depan atau belakang dengan syarat harus di kemaluannya. Rasulullah SAW bersabda : Baik depan atau belakang selagi itu di kemaluannya (tidak apa-apa). (HR Bukhori dan Muslim).Tidak boleh lewat dubur. Rasulullah SAW bersabda : Dilaknat orang yang mendatangi istrinya di duburnya. (HR Ibnu Ady).
3. Jika suami ingin kembali berhubungan saresmi, dianjurkan berwudlu terlebih dulu. Rasulullah SAW bersabda : Kalau salah satu di antara kamu telah mendatangi istrinya kemudian ingin mengulanginya, hendaknya dia berwudu di antara keduanya, karena hal itu lebih bersemangat dalam mengulanginya. (HR Muslim).
4. Diperbolehkan mandi bersama. Aisyah RA berkata : Dahulu saya mandi bersama Nabi SAW dalam satu bejana antara diriku dan dirinya. Bergantian tangan kami dan beliau mendahuluiku sampai saya mengatakan Biarkan untukku, biarkan untukku berkata, Keduanya dalam kondisi junub.” (HR Bukhori dan Muslim).
5. Diharamkan berhubungan intim saat istri sedang haid. Akan tetapi diperbolehkan bagi suami menikmati selain dari kemaluan, berdasarkan hadits daei Aisyah RA: Dahulu Rasulullah SAW menyuruh salah satu di antara kita ketika haid agar memakai (pembatas) kain kemudian suaminya dapat menikmatinya. (Muttafaq ‘alaihi).
Meski memiliki posisi hubungan suami istri dalam Islam yang terbaik, suami sitri bisa mengeksplor bagian tubuh lainnya untuk mendapatkan kepuasan, kecuali lewat dubur.
CARA SARESMI MENURUT ISLAM
Hubungan intim suami istri di dalam Islam disebut jimak. Bagi suami istri melakukan hubungan intim akan bernilai pahala. Ada beberapacara berhubungan suami istri menurut Islam, salah satunya disunnahkan membaca basmalah.
Imam Al-Ghazali pernah menyebutkan sejumlah rangkaian persiapan, yang perlu dilakukan saat pasangan suami-istri hendak berhubungan seksual. Etika ini dirangkum dari akhlak yang diajarkan Nabi Muhammad SAW (naqli) dan pendekatan akal (aqli).
Ulama bergelar Hujjatul Islam ini memandang bahwa berhubungan seksual bukan sekadar kegiatan rutin melepas syahwat belaka. Menurutnya, hubungan suami istri ini merupakan aktivitas fisik sekaligus psikis. Secara kompleknya melibatkan perasaan, bahasa verbal, bahasa tubuh, ada dimensi ibadah dan medis.
Berikut beberapa cara berhubungan suami istri menurut Islam, lengkap dengan doa dan waktu yang tepat selain hari Jumat.
Etika Berhubungan Suami Islam Menurut Islam.
Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam karya berjudul Al-Adab fid Din, mengenai etika berhubungan suami istri :
آداب الجماع- طيب الرائحة ولطافة الكلمة وإظهار المودة وتقبيل الشهوة والتزام المحبة ثم التسمية وترك النظر إلى الفرج فإنه يورث العمى والستر تحت الإزار وترك استقبال القبلة
Artinya : Etika berhubungan badan dengan istri antara lain :
1. Mengenakan wangi-wangian.
2. Menggunakan kata-kata yang lembut.
3. Mengekspresikan kasih-mesra.
4. Memberikan kecupan menggelora.
5. Menunjukkan sayang senantiasa.
6. Baca bismillah.
7. Tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan.
8. Mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan.
9. Tlidak menghadap kiblat, (Lihat Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya'biyyah, halaman 175).
BERDOA
Buatlah kamar Anda menjadi senyaman mungkin. Bisa dengan menambahkan aroma ruangan yang menyegarkan dan menenangkan. Adanya kolaborasi bahasa verbal dan bahasa tubuh, sehingga kondisi psikis tetap terjalin baik. Amalan yang sebaiknya dilakukan sebelum berhubungan atau jimak, sebagai berikut :
1. Disunnahkan untuk membaca basmillah.
2. Membaca surat Al-Ikhlash.
3. Membaca takbir dan tahlil (Allohu akbar, Laailaha illalloh).
4. Membaca doa.
5. Memakai penutup atau selimut.
6. Memulai dengan cumbu-rayu dan ciuman.
Doa Sebelum Berhubungan Suami Istri atau Jimak.
Sebelum berhubungan suami istri atau jimak, umat Islam dianjurkan minimal berdoa kepada Allah SWT. Melalui doa itu, memohon lindungan Allah dari hasutan setan, gelora nafsu, serta mengharap karunia buah hati yang saleh.
Doa berhubungan suami istri ini diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Tertuang dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla fil Akhlaq wat Tashawwuf wal Adabil Islamiyah, Darul Kutub Al-Ilmiyah, tahun 1997 M/1417 H, juz I.
بِسْمِ اللهِ العِلِيِّ العَظِيْمِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنْ قَدَّرْتَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ صُلْبِيْ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنِيْ
Bismillahil 'aliyyil 'azhim. Allahummaj'alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbi. Allahumma jannibnis syaithana wa jannibis syaithana ma razaqtani.
Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kauanugerahkan padaku.
Amalan Selama Jimak dan Sesudahnya.
Selanjutnya ada amalan dalam Islam yang patut diketahui oleh pasangan suami istri. Amalan saat berhubungan suami islam atau jimak, yakni :
1. Hindari untuk mengadap kearah kiblat.
2. Hindari terlalu banyak pembicaraan.
3. Ketika istri menjelang orgasme, maka suami membaca doa lagi dalam hati: Alhamdulillahil-ladzi khalaqa minal-ma` basyara faja'alahu nasaban wa shahra wa kana rabbuka qodira.
4. Usahakan untuk keluar bersama-sama. Pihak suami jangan terburu-buru untuk segera mentuntaskan, sebelum pihak perempuan mencapai orgasme.
5. Jika ingin mengulangi jimak yang kedua, sebaiknya membersihkan atau mencuci terlebih dahulu kemaluannya. Tapi bila ingin langsung tidur, sebaiknya ambil wudhu dulu.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh al-Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumiddin, yang artinya :
Dan disunnahkan memulai dengan membaca bismillah. Selanjutnya diawali dengan membaca Qul huwallahu ahad, membaca takbir, lalu membaca doa: Bismillah al-'aliy al-'azhim allahumma ij'alha dzurriyatan thayyibah in kunta qaddarta an tukhrija dzalika min shulbi.
Rasulullah saw bersabda, Jika salah satu di antara kalian mendatangi istrimu maka berdoalah, Allahumma jannibnisy-syaithan wa jannibisy-syaithan ma razaqtana.
Karena apabila (hubungan badan) di antara keduanya menghasilkan anak maka syaitan tidak akan menggangunya. Dan apabila si istri menjelang orgasme, maka bacalah dalam hatimu dan jangan gerakkan kedua bibirmu :
Alhamdulillahil ladzi khalaqa minal-ma`i basyaran fa ja'alahu nasaban wa shahran wa kana rabbuka qadiran.
Dan sebagian ashab al-hadits bertakbir sampai seiisi rumah mendengarnya. Kemudian berpaling dari kiblat dan tidak menghadap kiblat ketika jimak karena untuk memuliakan kiblat. Dan hendaknya (suami) menutupi dirinya dan istrinya dengan kain (tsaub).
Rasulullah SAW menutupi kepalanya dan memelankan suaranya sembari berkata kepada istrinya, tenanglah. Bila salah satu dari kalian berhubungan badan dengan istrinya maka jangan keduanya bertelanjang bulat seperti halnya dua keledai. Dan (sebelum berhubungan badan) hendaknya didahului dengan cumbu-rayu dan ciuman.
Rasulullah SAW bersabda : Janganlah salah satu di antara kalian menyetubuhi istrinya sebagaimana persetubuhan hewan, dan hendaknya di antara keduanya ada perantara. Lantas ditanyakan (kepada beliau), apa itu perantara wahai Rasulullah SAW, beliau-pun menjawab, ciuman dan cumbu-rayu.
Kemudian ketika suami mengalami orgasme maka hantarkan sang istri secara perlahan-lahan sampai ia juga mengalami orgasme. (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Mesir-Mushthafa al-Babi al-Halabi, 1358 H/1939 M, juz, 2, h. 51, 52)
WAKTU SARESMI
Waktu yang Dianjurkan untuk Jimak.
Terakhir ialah waktu yang baik atau dianjurkan untuk berhubungan suami istri. Menurut Imam al-Ghazali, sebaiknya jimak dilakukan setiap empat hari sekali atau tergantung kebutuhan.
Sebagian ulama ada yang mensunnahkan di hari Jumat. Ada juga yang menyebut makruh berjimak di awal bulan, tengah, dan akhir bulan. Bagitu pula dimakruhkan berjimak pada awal malam. Hal ini dikemukan oleh Imam al-Ghazali yang artinya :
Dan sebaiknya suami mendatangi istrinya empat hari sekali. Dan ini adalah yang paling ideal, karena jumlah maksimal perempuan (yang boleh dinikahi) itu empat. Selanjutnya boleh juga mengakhirkan sampai batas ini, bisa sebaiknya menambah atau mengurangi sesuai dengan kebutuhan istri dalam tahshin.
Dan dimakruhkan bagi suami untuk berjimak pada tiga malam dari satu bulan, yaitu pada awal bulan, akhir, dan tengah bulan. Dikatakan: Sesungguhnya syaitan akan menghadiri jimak yang dilakukan pada malam-malam ini.
Sebagian ulama ada yang mensunnahkan jimak pada hari dan malam Jumat sebagai hasil tahqiq terhadap salah satu dari dua ta'wil dari sabda Rasulullah saw: "Allah akan merahmati orang mencuci dan mandi (pada hari Jumat). Dan jika suami ingin berhubungan badan dengan istrinya untuk yang kedua kali, maka hendaknya ia mencuci kemaluannya.
Dan dimakruhkan berjimak pada awal malam sampai ia tidak tidur kecuali dalam kondisi tidak suci, maka jika ingin tidur atau makan, hendaknya ia melakukan wudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Demikian ini hukumnya sunnah. (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Mesir-Mushthafa al-Babi al-Halabi, 1358 H/1939 M, juz, 2, h. 51, 52).
CARA SARESMI BISA MEMBAWA BERKAH
Berhubungan intim atau jimak merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia. Untuk itu, Islam juga memberikan amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan baik sebelum maupun sesudah berhubungan intim. Salah satu amalan sebelum berhubungan intim adalah disunahkan membaca basmallah terlebih dahulu.
Di samping itu, pasangan suami istri juga tidak dilarang menggunakan berbagai gaya atau posisi saat berhubungan intim. Tentu saja, hal ini harus dilakukan dengan benar dan membuat pasangan nyaman. Sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu surah Alquran, yang artinya :
Istri-istrimu adalah (laksana) tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki. (QS. Al Baqarah : 223).
Ada beberapa cara berhubungan intim dalam Islam yang patut diketahui pasangan suami istri.
Berikut beberapa cara berhubungan intim dalam Islam :
1. Doa Sebelum Berhubungan Intim.
Sebelum berhubungan intim, suami istri dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT.
2. Doa sebelum berhubungan intim ini sebagaimana diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla fil Akhlaq wat Tashawwuf wal Adabil Islamiyah, seperti berikut :
Bismillahil ‘aliyyil ‘azhim. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbi. Allahumma jannibnis syaithana wa jannibis syaithana ma razaqtani.
Artinya, Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kauanugerahkan padaku.
Cara Berhubungan Intim dalam Islam. Seperti yang sudah diketahui, sebelum berhubungan intim, pasangan suami istri dianjurkan untuk membaca doa terlebih dahulu. Dengan membaca doa sebelum berhubungan intim, diharapkan mampu mendatangkan perlindungan dari Allah SWT. Adapun mengenai etika berhubungan intim sebagaimana yang dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam karya berjudul Al-Adab fid Din, artinya :
Etika berhubungan badan dengan istri antara lain :
1. Mengenakan wangi-wangian.
2. Menggunakan kata-kata yang lembut.
3. Mengekspresikan kasih-mesra.
4. Memberikan kecupan menggelora.
5. Menunjukkan sayang senantiasa.
6. Baca bismillah.
7. Tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan.
8. Mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan.
9. Tidak menghadap kiblat, (Lihat Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya'biyyah, halaman 175).
Agar saat berhubungan intim lebih nyaman, Anda bisa merapikan tempat tidur dan menambahkan aroma ruangan yang menyegarkan. Selain itu, Anda juga bisa menunjukan kasih sayang, sehingga kondisi psikis tetap terjalin dengan baik. Ada beberapa cara berhubungan intim dalam Islam, di antaranya sebagai berikut :
1. Disunnahkan untuk membaca basmillah.
2. Membaca surat Al-Ikhlash.
3. Membaca takbir dan tahlil (Allohu akbar, Laailaha illalloh)
4. Membaca doa.
5. Memakai penutup atau selimut.
6. Memulai dengan cumbu-rayu dan ciuman.
Amalan Selama Berhubungan Intim dan Sesudahnya.
Sebelum berhubungan intim atau jimak, tentu saja setiap pasangan suami istri dianjurkan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Ada beberapa amalan dalam Islam yang perlu diketahui suami istri saat berhubungan intim, di antaranya :
1. Hindari untuk mengadap ke arah kiblat.
2. Hindari terlalu banyak pembicaraan.
3. Ketika istri menjelang orgasme, maka suami membaca doa lagi dalam hati :
Alhamdulillahil-ladzi khalaqa minal-ma' basyara faja'alahu nasaban wa shahra wa kana rabbuka qodira.
4. Usahakan untuk keluar bersama-sama. Pihak suami jangan terburu-buru untuk segera menuntaskan, sebelum pihak perempuan mencapai orgasme.
5. Jika ingin mengulangi jimak yang kedua, sebaiknya membersihkan atau mencuci terlebih dahulu kemaluannya. Tapi bila ingin langsung tidur, sebaiknya ambil wudhu dulu.
Waktu Berhubungan Intim.
Waktu berhubungan intim yang baik sebaiknya dilakukan setiap empat hari sekali, tergantung kebutuhan. Sebagian ulama mensunahkan pada hari Jumat dan makruh berjimak pada awal bulan, tengah, dan akhir bulan. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali, artinya :
Dan sebaiknya suami mendatangi istrinya empat hari sekali. Dan ini adalah yang paling ideal, karena jumlah maksimal perempuan (yang boleh dinikahi) itu empat. Selanjutnya boleh juga mengakhirkan sampai batas ini, bisa sebaiknya menambah atau mengurangi sesuai dengan kebutuhan istri dalam tahshin.
Dan dimakruhkan bagi suami untuk berjimak pada tiga malam dari satu bulan, yaitu pada awal bulan, akhir, dan tengah bulan. Dikatakan: Sesungguhnya syaitan akan menghadiri jimak yang dilakukan pada malam-malam ini.
Sebagian ulama ada yang mensunnahkan jimak pada hari dan malam Jumat sebagai hasil tahqiq terhadap salah satu dari dua ta'wil dari sabda Rasulullah saw: "Allah akan merahmati orang mencuci dan mandi (pada hari Jumat). Dan jika suami ingin berhubungan badan dengan istrinya untuk yang kedua kali, maka hendaknya ia mencuci kemaluannya.
Dan dimakruhkan berjimak pada awal malam sampai ia tidak tidur kecuali dalam kondisi tidak suci, maka jika ingin tidur atau makan, hendaknya ia melakukan wudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Demikian ini hukumnya sunnah." (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Mesir-Mushthafa al-Babi al-Halabi, 1358 H/1939 M, juz, 2, h. 51, 52).
SARESMI SESUAI SUNNAH
Ikuti cara bercinta menurut adab Islam agar mendapat keberkahan.
Cara Berhubungan Suami Istri sesuai SunnahCara Berhubungan Suami Istri yang Tidak sesuai Sunnah.
Segala sesuatu yang kita lakukan diatur dalam Islam, termasuk bagaimana cara berhubungan suami istri sesuai sunnah.
Setelah sah menjadi pasangan halal, aktivitas bercinta bisa dilakukan dengan mengikuti beberapa tata cara berhubungan suami istri sesuai sunnah yang dianjurkan.
Dalam Islam, cara berhubungan suami istri sesuai sunnah dapat memberi manfaat bagi kehidupan rumah tangga.
Selain bertujuan untuk memperoleh keturunan, cara berhubungan suami istri sesuai sunnah juga bisa membangun hubungan yang harmonis, saling membahagiakan.
Dan perlu diingat, bercinta bukan hanya merupakan kesenangan semata namun juga salah satu bentuk ibadah.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahwat tersebut pada yang halal mendatangkan pahala.” (HR. Muslim).
Tentu untuk mendapatkan pahala tersebut, aktivitas yang dilakukan pun harus didasarkan pada keikhlasan.
Dan agar mendapat keberkahan, sebaiknya Moms dan suami juga mengikuti beberapa cara berhubungan suami istri sesuai sunnah.
CARA SARESMI SESUAI SUNNAH
Bagaimana cara berhubungan suami istri sesuai sunnah penjelasan berikut ini :
1. Mandi dan Berwudhu sebelum Berhubungan.
Cara berhubungan suami istri sesuai sunnah yang pertama adalah biasakanlah untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum bercinta.
Bersihkan seluruh anggota badan, termasuk alat kelamin. Baik suami maupun istri harus mandi agar wangi dan terlihat segar. Menyenangkan suami dengan berpenampilan menarik adalah salah satu yang diajarkan sebagai cara berhubungan suami istri sesuai sunnah.
Setelah mandi serta menggosok gigi, berwudhulah agar menjadi suci. Bukankah bercinta juga termasuk ibadah? Maka sebelum melakukannya ada baiknya untuk mensucikan badan.
Mandi dan wudhu pun dapat membuat badan terasa segar sehingga bisa lebih rileks ketika akan berhubungan intim. Tubuh yang wangi juga dapat menyenangkan pasangan.
2. Jangan Lupa Berdoa.
Berdoa juga merupakan salah satu adab bercinta dalam Islam. Sebelum melakukan hubungan, cara berhubungan suami istri sesuai sunnah, Moms dapat mengajak suami untuk berdoa bersama, seperti di bawah ini :
بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Artinya : Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.
Doa tak hanya dilakukan sebelum, tapi juga saat air mani atau sperma keluar serta saat hubungan seks telah berakhir. Doa ini terutama bagi pasangan yang ingin mendapatkan keturunan dari aktivitas bercinta yang dilakukan. Ketika suami mengeluarkan air mani, ucapkanlah doa sebagai berikut:
اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً
Artinya : Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik.
Setelah aktivitas bercinta telah selesai, jangan lupa juga untuk membaca bersama-sama doa ini:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).
Selain berdoa sebelum bercinta, bahkan saat malam pertama suami istri pun dianjurkan untuk menunaikan sholat sunah dua rakaat.
3. Bercinta Dengan Niat Menyenangkan Suami.
Cara berhubungan suami istri sesuai sunnah selanjutnya adalah melakukan dengan niat menyenangkan suami.
Istri yang baik dalam Islam adalah dia yang berniat menyenangkan suaminya dalam segala hal yang dilakukannya, termasuk saat bercinta.
Dalam Islam, membahagiakan suami itu penting karena surga istri ada di bawah kaki suaminya. Suaminya sendiri akan memperlakukan istrinya dengan baik, yang menjadi alasan mengapa Moms harus berkencan dengan pria muslim dan akhirnya menikah dengannya.
4. Dilakukan dengan Santai, Didahului dengan Cumbuan.
Dalam Islam, cara berhubungan suami istri sesuai sunnah sepatutnya menyenangkan dan dapat dinikmati oleh kedua belah pihak. Untuk itu, komunikasi antar pasangan sangat penting.
Beritahu pasangan apa hal yang dapat merangsang Moms dan jangan ragu untuk bercumbu terlebih dahulu atau foreplay sebelum berhubungan seks.
Foreplay adalah tindakan yang didorong dalam Islam dan bisa dilakukan oleh suami atau istri sebelum memulai hubungan seksual yang sebenarnya. Sehingga istri harus mematuhinya.
Tindakan yang disarankan selama pemanasan dalam Islam termasuk membelai payudara istri dan seks oral untuk merangsang organ sensitif.
Pada salah satu hadist pun mengamini jika cara berhubungan suami istri sesuai sunnah tidak sepatutnya dilakukan terburu-buru dan langsung intercourse.
"Janganlah salah seorang diantara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu melakukan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR.Tirmidzi)
Dalam suatu ceramah di akun Youtube pribadinya, Ustadz Khalid Basalamah berkata, "(Hubungan intim) harusnya dimulai dengan cumbuan.
Bukan sekedar selesai, cara berhubungan suami istri sesuai sunnah juga merupakan ibadah yang dikerjakan untuk mendapatkan kenikmatan dan pahala. Dan ini dibahas oleh agama dalam hadist shahih."
Masih menurut Ustadz Khalid Basalamah, Rasulullah bahkan pernah mengatakan bahwa, "bukan golongan kami yang tidak mencumbui sebelum bersetubuh."
Cumbuan memiliki peran penting dalam cara berhubungan suami istri sesuai sunnah. Selain dapat mengurangi ketegangan dan meningkatkan gairah, cumbuan juga dapat menunjukkan rasa kasih dan sayang antara pasangan.
Pasangan juga dapat membuat suasana tempat bercinta dengan wangi-wangian, dekorasi atau apapun yang bisa membuat aktivitas intim ini semakin panas dan tentunya berkesan.
5. Posisi Boleh Apa Saja.
Eksplorasi cara berhubungan suami istri sesuai sunnah juga ternyata tidak dihalangi dalam Islam.
Melakukan berbagai posisi saat berhubungan intim boleh dilakukan. Apalagi jika Moms dan suami ingin melakukan suatu hal yang berbeda dari biasanya. Hal ini bisa menghindari kebosanan dalam bercinta.
Dalam surat Al Baqarah: 233 diterangkan sebagai berikut, "Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangi-lah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.”
6. Memakai Parfum saat Bercinta dengan Suami.
Dalam ajaran agama Islam, cara berhubungan suami istri sesuai sunnah diajarkan bahwa Moms harus wangi sebelum bercinta dengan suami. Hukum Islam asli melarang wanita memakai parfum yang terlalu kuat karena itu seperti mengekspos dirinya ke publik.
Seorang wanita dapat menggunakan parfum dengan satu syarat: untuk menyenangkan suaminya. Parfum yang memicu keinginannya atau nafsu suami adalah yang terbaik.
7. Menyikat Gigi.
Tidak hanya harus wangi dan bersih tubuhnya saja, bagian mulut Moms pun harus diperharikan dalam cara berhubungan suami istri sesuai sunnah.
Sebelum melakukan hubungan intim hendaknya suami istri telah menyikat gigi terlebih dahulu agar terhindari dari bau mulut yang mengganggu. Berhubungan intim setelah menyikat gigi dapat membuat suami dan istri lebih mesra.
MEMBACA DOA SAAT EJAKULASI
Cara berhubungan suami istri sesuai sunah selanjutnya adalah dengan membaca doa saat ejakulasi atau saat mencapai kepuasan.
Selain membaca doa, Dads juga disarankan untuk mengangkat pinggul istri agar air mani suami dapat masuk dengan sempurna ke vagina istri.
"Alhamdulillahilladzi kholaqo minal maai basyaron fajaalahu nasaban wa sihron wakaana robbuka qodiron."
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dari air mani manusia, maka ia menjadikan manusia itu beranak pinak, dan adalah Tuhanmu itu Maha Kuasa.
CARA SARESMI YANG TIDAK SESUAI SUNNAH
Bercinta antara suami dan istri adalah tindakan yang didorong dalam Islam, karena membawa banyak berkah dari Tuhan.
Ada aturan tertentu dalam cara berhubungan suami istri sesuai sunnah yang harus diikuti oleh umat Islam.
Meski berbagai posisi bercinta dapat dilakukan, namun ada hal yang sangat ditentang yaitu :
1. Melakukan Anal Seks.
Ada cara berhubungan suami istri sesuai sunnah ada juga yang tidak sesuai sunnah. Di bawah persetujuan istri, hubungan seks anal tidak diperbolehkan dalam Islam.
Larangan tersebut tertulis dalam Alquran yang yang dinarasikan Abu Hurrairah menyebutkan bahwa hubungan seksual antara pria dan wanita harus dilakukan di depan.
"Siapa saja yang melakukan hubungan badan dengan wanita yang sedang datang bulan, di bagian dubur, datang ke peramal dan percaya yang dikatakan, maka sesungguhnya dia tidak percaya pada apa yang diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ibnu Majah).
Haram hukumnya jika memasukkan kemaluan ke dalam lubang anus atau dubur.
Dubur merupakan tempat keluarnya kotoran sehingga memang dikhawatirkan akan mendatangkan penyakit jika melakukannya. Islam melarangnya tentu bukan tanpa alasan.
2. Bercinta dengan Telanjang Bulat.
Dalam Islam, Moms dan Dads tidak diperbolehkan untuk bertelanjang bulat saat bercinta.
Kita harus tertutup selimut atau apapun yang bisa digunakan. Bercinta telanjang dianggap sebagai dosa dalam Islam.
3. Bercinta dalam Posisi Berdiri.
Nabi Muhammad (SAW) dengan tegas menyatakan bahwa bercinta dalam posisi berdiri tidak diperbolehkan dalam Islam.
Hal itu menyebabkan Malaikat Pengasih menjauh dari mereka, yang akan merampas rahmat Allah.
4. Melakukan Hubungan Seksual Di Luar Ruangan.
Dalam hukum Islam, bercinta sebaiknya dilakukan di area tertutup seperti kamar tidur. Bercinta di luar ruangan dilarang, atau dalam bahasa Islam berarti “bercinta di bawah langit”.
Ini adalah salah satu dari 24 kualitas yang tidak disukai Allah dari manusia.
5. Melakukan Hubungan Seksual di Hadapan Orang Lain.
Hubungan seksual atau bercinta sangat pribadi dalam ajaran Islam yang Malaikat juga tidak akan pernah melihatnya.
Itu sebabnya jangan bercinta dengan suamimu sementara orang lain ada di rumah dan mereka tampaknya bisa mendengar kita saat bercinta.
6. Bercinta di Depan Seorang Anak.
Kondisi lain di mana bercinta dilarang adalah ketika seorang anak juga hadir. Disebut perbuatan tidak senonoh karena seorang anak belum cukup besar untuk memahami tentang bercinta. Jauhi seorang anak kecil saat akan bercinta dengan suami.
7. Bercinta di Tempat Tertentu.
Selain outdoor, di bawah langit, ada tempat lain yang dilarang untu bercinta menurut ajaran Islam. Mereka adalah tempat dimana para Malaikat berada di atasmu. Itu adalah perahu, pantai, dan di jalan raya.
Melakukan hal tersebut membuat manusia sangat mirip dengan binatang, dimana perilaku seksualnya dapat dilihat oleh orang lain.
8. Menghadap Kiblat.
Kiblat adalah tempat dan arah yang sangat suci dalam Islam, seperti yang dihadapi Muslim ketika mereka menyembah Allah. Karena bercinta adalah tindakan yang tidak bisa dibandingkan dengan menyembah Allah.
Agar istri tidak menghadap ke arah kiblat saat bercinta, segeralah diubah.
9. Menolak Permintaan Suami.
Seorang istri tidak boleh menolak permintaan suami untuk bercinta. Jika istri ingin menyenangkan suami kita, penuhi keinginannya untuk bercinta.
Selama istri tidak berada dalam periode bulanan kita atau menstruasi, sebaiknya Moms tidak menolaknya.
10. Bercinta Saat sedang Datang Bulan.
Saat istri sedang haid, dilarang bercinta. Karena akan menyakiti wanita tersebut, maka bercinta harus dihentikan sementara sampai istri bersih kembali.
Menolak permintaan bercinta adalah salah satu hak istri dalam islam bagi suami.
Selain itu, bercinta saat istri sedang menstruasi juga tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam. Hal ini dikarenakan akan menyakiti wanita, maka bercinta harus dihentikan sementara sampai istri bersih kembali.
Tunggulah hingga tamu bulanan selesai, baru dapat bercinta kembali dengan suami.
Ada juga waktu-waktu tertentu yang disarankan untuk bercinta, yaitu sebelum Subuh, saat masa Dzuhur, dan setelah Isya.
Cara berhubungan suami istri sesuai sunnah.
Cara berhubungan suami istri yang dianjurkan sesuai sunnah dalam agama agar mendapat keberkahan.