Ahklak mulia
Akhlak berasal dari Bahasa Arab yang telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Yang dalam Bahasa Arab kata akhlak merupakan jama’ kata khuluqun yang mengandung arti :
1. Tabi’at,
yaitu sifat yang telah terbentuk dalam diri manusia tanpa dikehendaki (tanpa
kemauan) atau tanpa diupayakan (tanpa usaha).
2. Adat,
yaitu sifat dalam diri manusia yang diupayakan (berusaha) melalui latihan yakni
berdasarkan keinginan.
3. Watak,
jangkauannya meliputi hal yang menjadi tabi’at
dan hal yang diupayakan sehingga menjadi adat kebiasaan.
Secara singkat kata akhlak yang berarti kesopanan dan agama
(budi pekerti).
Akhlak sangat penting untuk kehidupan
setiap muslim, baik secara pribadi maupun masyarakat. Karena dengan akhlak
seseorang dapat menyempurnakan kepribadiannya. Maka dari itu, setiap aspek
ajaran islam berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak yang mulia
(karimah).
Akhlak yaitu tingkah laku manusia yang
dilakukan dengan sengaja, diawali dari proses latihan yang menjadi kebiasaan,
bersumber dari dorongan jiwa untuk melakukan perbuatan dengan mudah, tanpa
melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Untuk lebih jelasnya,
ada perberbedaan tentang akhlak dan ilmu akhlak.
Akhlak adalah yang berkaitan dengan
tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja yang muncul dari dorongan
jiwa secara spontan.
Ilmu akhlak adalah ilmu yang mempelajari
dan memberi petunjuk bagaimana berbuat kebaikan dan menghindar dari keburukan,
sesuai dengan tuntunan syariat islam.
Akhlak menggunakan kan penentuan baik
atau buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran Al Quran, sebagaimana
firman Allah:
يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا
يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا
عَنْ كَثِيْرٍەۗ قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ
Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami
telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang
kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan.”
(Qs Al-maidah : ayat 15)
Akhlak dan Contohnya
Secara garis besar maka, pada dasarnya
akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Akhlak Mulia
atau Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah atau Karimah).
Akhlak mulia
atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul Karimah yaitu
sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama manusia
dan lingkungannya. sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu diketahui yang
bersumber dari Al Quran dan hadis. Sifat terpuji sangat memberikan jaminan
keselamatan kehidupan manusia, dalam hubungan dengan Allah, kehidupan pribadi,
bermasyarakat dan negara. Ada beberapa sifat-sifat yang dapat dimasukan dalam
kelompok akhlak mulia, yaitu:
a. Contoh
Akhlak Terpuji Terhadap Allah.
Akhlak mulia
terhadap Allah diartikan sebagai tingkah laku manusia sebagai makhluk
ciptaan-Nya yang pada prinsipnya manusia yang beriman dan berakhlak mengakui
terhadap keEsaan Allah, yang telah menciptakan manusia menjadi makhluk yang
paling sempurna di muka bumi ini. Sebagaimana firman-Nya :
وَاللّٰهُ
اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ
لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,
dan Dia memberi pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu
bersyukur.” (QS. An Nahl(16) : ayat 78).
Ayat diatas
menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan tubuh yang kokoh dan
sempurna serta melengkapinya dengan panca indra seperti, pendengaran,
penglihatan, penciuman, akal pikir dan hati nurani. manusia harus bersyukur dengan panca indra
yang diberikan Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna, sudah
sepantasnya manusia mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan menggunakan
alat panca indra tersebut untuk memperhatikan bukti keesaan Allah, serta taat
dan patuh kepada-Nya.
b.
Contoh
Akhlak mulia terhadap Allah diantaranya :
1) Ikhlas
yang artinya suci, murni, jernih tidak tercampur dengan yang lain. Perbuatan
seseorang dikatakan suci apabila dikerjakan hanya karena Allah semata, dengan
niat yang ikhlas, menjauhkan dari riya (menunjuk kepada orang lain) ketika
melakukan amal yang baik.
2) Bertaubat
yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang dilakukan, berusaha untuk
menjauhkan segala larangannya serta melakukan perbuatan baik.
3) Bersabar
dapat menahan diri pada kesulitan dengan berbagai ujian serta mencari
ridha-Nya.
4) Bersyukur
suatu sikap memanfaatkan sebaik-baiknya yang bersifat fisik maupun non fisik,
dan meningkatkan amal shaleh dengan bertujuan mendekat diri kepada-Nya.
5) Bertawakal
berusaha seoptimal mungkin dan berdoa, menyerahkan semuanya kepada Allah, untuk
meraih sesuatu yang diharapkan.
6) Harapan
sikap jiwa yang sedang mengharap sesuatu yang disenangi Allah.
7) Bersikap
Takut. Takut akan siksaan Allah jika melanggar perintah-Nya.
c.
Contoh
Akhlak Mulia Terhadap Sesama Manusia.
Salah satu
faktor kuatnya iman seseorang, terlihat dari perilakunya sehari-hari terhadap
orang lain, bagi muslim yang menaati peraturan akan tercermin akhlak mulia nya
terhadap sesama.
Contohnya :
1)
Menjaga
hubungan baik, seperti halnya saling tolong menolong dengan tetangga, saling
memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu dalam hal kebaikan.
2)
Berkata
benar. Semakin hari semakin banyak informasi yang diluar pemikiran kita,
membuat masukan / opini yang salah dan masyarakat terkadang mengikuti berita
yang ternyata tidak benar kenyataan (hoax).
3)
Tidak
meremehkan orang lain. Allah memerintahkan bagi orang yang beriman, untuk tidak
merendahkan orang lain. Merasa dirinya lebih, padahal kita tidak sadar ada yang
lebih baik dan lebih berpikiran daripada luasnya pemikiran kita.
4)
Bersangka
baik (Husnuzon). Husnuzan kepada sesama adalah sifat terpuji yang harus
diterapkan dengan lahir dan batin, ucapan dan sikap, agar apa yang kita jalani
selalu diridhai oleh Allah. Karena sikap suuzon itu ibarat “manusia memakan
daging manusia yang sudah meninggal.” Sebagaimana firman Allah :
وَّلَا تَجَسَّسُوْا
وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ
مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Wahai
orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya
sebahagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada` Allah, sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat, Maha Penyayang.” QS. Al-Hujurat : ayat 12.
5) Kasih
sayang. Kasih sayang merupakan sifat
asli (fitrah) manusia yang telah dibawa sejak lahir. Akan tetapi sifat tersebut
merupakan potensi yang harus selalu dijaga, karena jika tidak dipelihara dan
dikembagkan sebaik-baiknya atau dibiarkan hilang akan menumbuhkan rasa negative
lain seperti kemarahan, kebencian, permusuhan, iri hati, dengki dan masih
banyak lainnya yang mengarah ke jalan yang sesat. Tetapi jika rasa itu
dipelihara maka akan tumbuh lahir sikap :
a)
Sopan
santun
b)
Rasa
tolong menolong
c)
Pemurah
d)
Pemaaf
e)
Rasa
persaudaraan (Ukhuwah)
f)
Menepati
janji
d.
Contoh
Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri.
Selain akhlak
kepada Allah dan terhadap sesama manusia, tak lupa akhlak terhadap diri
sendiri. Yang artinya menjaga sifat jasmani dan rohani semakin lebih baik
setiap waktunya. Dengan cara :
a)
Memelihara
kesucian dan kehormatan diri
b)
Qana’ah
: menerima apa adanya pemberian dari Allah.
c)
Berdo’a
kepada Allah
d)
Sabar
dengan ketentuan Allah
e)
Tawakal
kepada Allah
f)
Rendah
Hati
2. Akhlak Buruk
atau Tercela (Al-Akhlaqul Madzmumah).
Akhlak tercela
disebut juga Akhlakul mazmumah
yaitu Sikap dan tingkah laku yang
buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk lain serta lingkungan. Agar setiap muslim menghindari sifat tercela
karena ini sangat merusak kehidupan manusia,
baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat maupun kehidupan
bernegara. begitu juga hubungan dengan
Allah.
Hal nya seperti :
a. Contoh Akhlak
yang tercela kepada Allah
1)
Musyrik.
Merupakan
mempersekutukan (meminta / memohon) selain kepada Allah dengan makhluk-Nya.
Seperti menyembah berhala pun termasuk dalam hati yang musyrik. Karena ini
bertentangan dengan ajaran tauhid.
وَاِذْ
قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ
الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Dan (ingatlah)
ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya,
”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar .” (QS. Lukman
: ayat 13).
2)
Takabbur.
Sikap
menyombongkan diri dan tidak mengakui
kekuasaan Allah di alam ini. Adapun yang menyebabkan seseorang menjadi takabur,
salah satunya karena rupa tampan atau cantik, kedudukan jabatan yang tinggi,
kekayaan dan lain sebagainya. Salah satu ayat Allah yang menerangkan
ketakaburan manusia, QS. An-Nahl: 29
فَادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ
جَهَنَّمَ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاؕ فَلَبِئۡسَ مَثۡوَى الۡمُتَكَبِّرِيۡنَ
Maka masukilah
pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk
tempat orang yang menyombongkan diri.”(Qs. An-Nahl : ayat 29).
3)
Murtad.
Sikap mengganti
keyakinan diri dan beralih ke keyakinan yang lain dari agama islam / singkatnya
keluar dari agama islam. Maka akan mendapatkan hukuman riddah (hukuman mati)
saat di akhirat kelak. Sebagaimana
firman Allah:
ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ
فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ
ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Barangsiapa
murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : ayat 217).
4)
Munafik.
Sikap seseorang
yang menampilkan dirinya berpura-pura / tidak tulus hatinya mengikuti ajaran
Allah dan ini termasuk sifat berkhianat. Khianat pun diartikan perbuatan menipu
dan menurunkan martabat dirinya. Sebagaimana firman Allah:
اَلْمُنٰفِقُوْنَ وَالْمُنٰفِقٰتُ بَعْضُهُمْ
مِّنْۢ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوْفِ وَيَقْبِضُوْنَ
اَيْدِيَهُمْۗ نَسُوا اللّٰهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka
menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka
menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka
Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah
orang-orang yang fasik.” (Qs. At-Taubah : ayat 67)
Adapun
tanda-tanda orang munafik, menurut sebuah Hadis Rasulullah SAW, Bersabda :
Tanda-tanda
orang munafik itu ada tiga (yaitu) apabila berbicara ia berbohong, apabila
berjanji ia menyalahi dan apabila diserahi amanah ia curang.” (HR. Bukhari,
Muslim)
b. Contoh Akhlak
tercela kepada sesama.
Tingkah laku
atau sikap seseorang terhadap sesama yang tidak sesuai dengan ajaran tuntunan
Al-qur’an dan hadis diantaranya:
Mudah marah
(Al-Ghadhab) : Yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang
mengakibatkan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain. Iri Hati atau dengki
(Al-Hasadu) : Yaitu sikap seseorang yang ingin menghilangkan kebahagian /
kenikmatan orang lain dan rasa ingin menggagalkan kebaikan orang lain karena
berhasil menjadi lebih baik dan sukses. Mengumpat (Al-Ghiiba) : Yaitu perilaku
seseorang yang menghasut orang lain untuk tidak suka kepada seseorang dan
membicarakan keburukannya. Berbuat aniaya (Al-Zhulmu) : Yaitu perbuatan yang
akan merugikan orang lain baik materi maupun non-materi. Dan sebagian
mengatakan, seseorang yang mengambil hak orang lain. Kikir (Al-bukhlu) : Yaitu
sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain, baik dalam hal jasa maupun
materi.
Aqidah dan Tasawuf
1.
Aqidah.
Berbagai
perbuatan yang kita jalani akan menjadi perhitungan amal di suatu hari nanti,
akhlak dan aqidah harus dijaga agar saling berkesinambungan.Sebelumnya, Apakah
kalian tau apa itu Aqidah? Aqidah berasal dari Bahasa arab dari kata ‘aqada,
yang mengandung makna kepastian, penegasan. Aqidah adalah hal-hal yang
diyakini, di dalam hati dan jiwa
seseorang. Mereka tidak merasa ragu atau ketidakpastian akan perintah Allah. Maka
dari itu, ketika melakukan ibadah (sholat) dalam hal mendasar kita harus
memahami bahwa ibadah, akidah dan akhlak saling berhubungan agar sepenuhnya
tercapainya keimanan kita. Jadi, jika ada salah satu yang hilang, maka akan
pincang.
2.
Tasawuf
& Ruang Lingkup.
Menurut
etimologi tasawuf awal pertama kali dikenal oleh sufisme yang mengarahkan cara
menyucikan diri dan menjernihkan akhlak. Sumber tasawuf itu diambil dari
Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk menjadikan pribadi yang berakhlak mulia dan
menghilangkan akhlak tercela. Pengertian Tasawuf juga berasal dari kata Shuf
yang berarti bulu domba. Pengertian ini muncul dikarenakan kaum sufi sering
menggunakan pakaian yang berasal dari bulu domba kasar. Hal ini melambangkan
bahwa mereka menjunjung kerendahan hati serta menghindari sikap menyombongkan
diri. Selain itu juga sebagai simbol usaha untuk meninggalkan urusan-urusan
yang bersifat duniawi. Orang-orang yang menggunakan pakaian domba tersebut
dipanggil dengan istilah Mutashawwif dan perilakunya disebut Tasawuf. Selain
itu menurut terminologi Amin syukur mendefinisikan tasawuf sebagai sistem
latihan dengan kesungguhan untuk membersihkan, mempertinggi dan memperdalam
aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt (taqarrub)
sehingga segala perhatian hanya tertuju kepada Nya. Pengertian tasawuf secara
etimologi dan terminologi dapat disimpulkan melatih memperdalam, mempersucikan
hati dari kehidupan dunia untuk memfokuskan & menggali ilmu untuk di
kemudian kelak & selalu berada dijalan menuju kebaikan agar tercapainya
tujuan hidup . Dengan ruang lingkupnya berusaha untuk upaya diri untuk
mendekatkan diri, untuk mencapai hubungan yang intens dari hamba kepada
Tuhan-Nya.
AHKLAK
Akhlak mempunyai akar kata sama dengan
khalik (pencipta) dan makhluk (yang diciptakan). Karenanya, akhlak tidak hanya
mempunyai dimensi horisontal dengan sesama makhluk (termasuk diri sendiri dan
alam), tetapi juga dimensi vertikal dengan Allah. Karena inilah, konsep akhlak
menjadi menyeluruh.
Akhlak mulia menjadi penciri
kesempurnaan iman. Nabi Muhammad saw. bersabda, Mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling bagus akhlaknya. (HR Tirmidzi, Riyadlu
Al-Shalihin:278). Hadis lain menegaskan jika misi utama Rasulullah diutus
adalah menyempurnakan akhlak yang mulia.
AKHLAK
MULIA
Akhlak
mulia merupakan cerminan keimanan seseorang. Bukan hanya ilmunya, karena
seseorang diberi ganjaran karena amal bukan karena ilmu.
Bisa
jadi seorang ilmunya terlihat tinggi, tetapi akhlaknya jelek, maka akhlaknya
itulah cerminan imannya.
Ada
tiga poin akhlak mulia yang dijelaskan ulama, Hasan Al-Bashri menjelaskan,
كف
الأذى ؛ وبذل الندى ؛ وطلاقة الوجه
Pertama
tidak menganggu, kedua suka menolong dan, ketiga berwajah ceria/optimis.
Perlu
kita ingat bahwa amalan yang paling banyak memasukkan ke surga adalah akhlak
mulia.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
أَكْثَرُ
مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ
Yang
paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang
mulia.
Jangan
sampai ilmu yang sedang pelajari menjadikan dirimu merasa paling benar, sholeh,
rajih. Lalu menafikan keilmuam saudaramu yang lain, sehingga dirimu dikuasai
oleh Ujub, yang merupakan gambaran buruknya Akhlak.
Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari
kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau tabiat. Secara
terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu
keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan.
Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa yang tercermin dalam tindakan tanpa pemikiran dan
pertimbangan. Tindakan yang muncul bersifat otomatis karena sudah terbiasakan,
baik itu akhlak mulia atau tercela (al-akhlaq al-madzmumah). Pembiasaan inilah
yang memerlukan konsistensi.
Tindakan koruptif jelas masuk ke dalam
akhlak tercela. Agak sulit membayangkan muncul keberanian melakukan korupsi
besar, jika belum terbiasa dengan yang tindakan koruptif kecil atau yang
berulang. Atau, paling tidak, nilai-nilai yang dianut pun longgar dan cenderung
permisif terhadap tindakan koruptif. Nurani pelaku sudah tidak sensitif
menangkap sinyal kebaikan.
Akhlak merupakan sebuah sistem yang
mengatur tindakan dan pola sikap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dalam ajaran agama islam, sistem nilai tersebut merupakan sumber ijtihad
sebagai salah satu metode berpikir secara islami. Akhlak memicu terjadinya
tindakan dan hubungan antara Allah, sesama manusia dan alam semesta.
Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak merupakan salah satu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi. Sementara itu, Muslim Nurdin mengatakan bahwa akhlak adalah sebuah sistem nilai yang mengatur tindakan manusia yang ada di muka bumi.
Adapun pengertian akhlak menurut Muslim
Nurdin dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu Suluq Azzahriah dan Bataniah.
Suluq azzhariah merupakan suatu cara pandang yang memperlihatkan hal-hal yang
tampak di dalam diri seperti tutur kata, tingkah laku dan watak. Sementara itu
menurut sudut pandang Bataniah, akhlak adalah ilmu yang membahas berbagai
masalah yang dihadapi manusia terkait dengan hal-hal yang bersifat kejiwaan.
Menurut Islam, macam akhlak ada dua
yaitu akhlakul karimah (akhlak terpuji) dan akhlakul mazmumah (akhlak tercela).
Adapun defenisinya sebagai berikut :
1.
Akhlakul
Karimah.
Akhlakul Karimah
atau disebut dengan akhlak yang terpuji merupakan salah satu golongan macam
akhlak yang harus dimiliki setiap umat muslim. Adapun contoh macam akhlak
tersebut diantarannya sikap rela berkorban, jujur, sopan, santun, tawakal,
adil, sabar dan lain sebagainya. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita
selalu menjaga akhlakuk karimah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
2.
Akhlakul
Mazmumah.
Akhlak Mazmumah
atau akhlak tercela merupakan salah satu tindakan buruk yang harus dihindari
setiap manusia. Hal ini harus dijauhi karena akhlakul mazmumah dapat
mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain. Contoh dari macam
akhlak akhlakul mazmumah yaitu sombong, iri, dengki, takabur, aniaya, ghibah
dan lain sebagainya. Sebagai orang muslim sudah seharusnya kita menghindari
akhlakuk mazmumah atau akhlak tercela.
Manfaat Akhlakul Karimah
Setiap muslim dianjurkan untuk memiliki
akhlakul karimah atau akhlak yang terpuji. Bagi seseorang yang memiliki sikap
tersebut maka dapat mendatangkan manfaat bagi kehidupan sehari-hari maupun di
akhirat nanti.
Berikut ini beberapa manfaat macam
akhlak terpuji:
1.
Dicintai
Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan
memiliki akhlakul karimah yang pertama ialah dicintai Rasulullah SAW. Disebutkan
dalam sebuah hadis, seorang muslim yang memiliki sifat terpuji maka menjadi
orang yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana dalam hadits berikut
ini, Rasulullah saw bersabda :
Orang yang
paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat
adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya
benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka
yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong. (HR. Tirmizi).
2.
Berat
Timbangannya di Hari Kiamat.
Seorang muslim
yang memiliki sikap akhlakul karimah di hari akhir kelak akan diselamatkan oleh
Allah SWT. Selain itu, setiap muslim yang memiliki akhlakul karimah juga dapat
mencapai derajat seperti seseorang yang berpuasa dan salat. Hal ini sebagaimana
dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda :
Tidak ada
sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak
yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat
orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi).
PUASA DAN AHKLAK
Puasa Ramadan diharapkan dapat mengasah
sensitivitas nurani, menjadikannya lebih peduli dengan sesama makhluk dan makin
dekat dengan Sang Pencipta. Puasa oleh Ibnu Arabi dalam Kitab Al-Futuhat
Al-Makkiyyah disebut sebagai persaksian (musyahadah) terhadap Allah, karena
ditunaikan hanya untukNya dan di dalamnya ada keterpanaan hamba terhadap
Tuhannya berupa ketaatan menjalankan perintah yang berlawanan dengan kodratnya.
Tujuan ultima dari puasa adalah derajat takwa, yang diibaratkan sebagai
kehati-hatian dalam melangkah di jalan yang penuh duri.
Oleh Nabi Muhammad saw., akhlak mulia
disandingkan dengan takwa. “Bertakwalah kamu di manapun kamu berada, dan
iringilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta
pergauilah orang lain dengan akhlak mulia” (HR Tirmidzi, Al-Arba’un
Al-Nawawiyyah:18). Inilah dimensi spasial takwa yang tidak mengenal tempat,
alias di mana pun. Takwa juga berdimensi temporal yang hanya dibatasi ketika
maut menjemput, alias sepanjang hayat (QS Ali Imran:102).
Dari kacamata manusia, takwa akan
terpancarkan menjadi akhlak mulia ketika berinteraksi dengan sesama. Karenanya,
sangat sulit memahami ketika seorang muslim yang rajin beribadah, dengan ringan
menghinakan orang lain atau tidak peduli dengan keselamatan sesama. Kemuliaan
manusia di sisi Allah Swt. ditentukan oleh konsistensinya dalam bertakwa (QS
Al-Hujurat:13).
Takwa bukan status setempat atau sesaat,
tetapi melintasi ruang dan waktu, karena ada aspek konsistensi di dalamnya.
Demikian juga halnya dengan berakhlak mulia sebagai cerminan takwa. Bertakwa
dan berakhlak mulia tidak kadang kala atau jika sempat saja.