SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE
Artinya Tidak mengharapkan Pamrih, Giat dan sungguh dalam bekerja.
Demikian sebuah falsafah orang Jawa yang selayaknya di anut / psnutan dan di jalankan serta di pegang teguh dalam pekerjaan apapun.
Cocok sekali sebagai gambaran teladan untuk seorang pemimpin.
Apalagi yang akan bertarung memperebutkan kursi sebagai wakil rakyat.
Demikian juga nanti pemimpin yang di harapkan sebagai pemegang tertinggi tampuk kekuasaan yaitu presiden .
Figur yang tepat yang di harapkan mampu membawa bangsa ini menjadi maju dan makmur bagi seluruh rakyatnya.
Seharusnya sebagai seorang yang akan menentukan banyak sekali kebijakan, kudu wajib yang utama adalah rela bekerja dengan sungguh sungguh tanpa satupun pamrih di belakang nya.
Semua di lakukan untuk berkorban demi rakyat, bukan golongan nya atau partai nya apalagi kroni dan keluarganya.
Tulus mengabdi demi bangsa dan negara. itu yang pertama dan terutama.
Selain daripada itu hal yang terpenting yang wajib di miliki oleh figur / sosok pemimpin yang ideal adalah semangat untuk bekerja membangun bangsa.
Bekerja keras tanpa lelah demi terwujud nya cita-cita bangsa.
Bukan hanya duduk manis di balik meja dan terlalu banyak bicara serta cukup menerima laporan anak buah nya.
Bersedia turun langsung dan memahami setiap persoalan, lalu mengupayakan jalan bagi masalah tersebut.
Rencana atau dalam istilah nya Master Plan / konsep membangun bangsa bukan sekedar wacana dan retorika di mulut saja.
Semua orang juga punya rencana, namun beda nya pemimpin yang sejati adalah sungguh sungguh mewujudkan nya.
Begitu pun dengan semangat kerja.
Jika mempunyai prinsip pada dasarnya sudah bekerja dan berusaha melaksanakan tugas serta kewajiban.
Lalu apa bedanya dengan monyet ?
Monyet juga bekerja mencari makanan.
Maka bekal untuk menjadi pemimpin yang berhasil dan di sukai oleh rakyat adalah semua hal yang sudah di jelaskan di atas. bahwa banyaklah bekerja dengan sungguh dan tulus, mengabdi demi rakyat bangsa dan negara , jauhkan dari kepentingan pribadi dan golongan, sedikit bicara banyak bekerja .
Dengan demikian anda semua pasti dicintai oleh rakyat.
Sebab yang di lihat adalah bukti bukan janji dan rakyat pun sudah pandai melihat serta bisa merasakan siapa sosok pemimpin tersebut.
Makna ungkapan Pepatah Jawa Rame Ing Gawe, Sepi Ing Pamrih kurang lebihnya adalah sebagai berikut :
Rame Ing Gawe : Banyak melakukan pekerjaan (suka bekerja).
Sepi Ing Pamrih : Tidak mengharap suatu imbalan apapun (suka rela).
Kalimat Rame Ing Gawe, Sepi Ing Pamrih adalah terdiri dari dua kalimat, yakni : "Rame Ing Gawe dan Sepi Ing Pamrih.
Merupakan suatu satu kesatuan rangkaian kalimat yang tidak dipisah pisahkan, agar terbentuk suatu makna yang setidaknya dengan mudah untuk dipahami dan dimengerti, sehingga dari dua susunan kalimat tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk gerak lahir dan batin untuk menjadi berjiwa sosial bagi seseorang yang melakukannya.
Untuk mengetahui lebih jauh makna rangkaian dari dua kalimat tersebut, sebaiknya kita bedah satu persatu :
RAME ING GAWE
Adalah sifat seseorang yang suka bekerja keras atau tidak suka menganggur, akan tetapi seseorang yang suka peras keringat banting tulang dan suka membantu orang lain yang membutuhkan bantuan dengan senang hati.
SEPI ING PAMRIH
Adalah sifat seseorang yang ikhlas melakukan suatu pekerjaan tanpa mengharap sesuatu imbalan apapun, tidak ada niat apapun dalam diri pribadinya kecuali hanyalah untuk ibadah dan pengabdian kepada masyarakat sesama.
Sehingga, jika disimpulkan dari masing-masing kalimat tersebut lalu dirangkaikan, pengertianya adalah : Seseorang yang suka menolong orang lain dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan balasbudi apapun. Itulah makna dari kalimat Pepatah Jawa Rame Ing Gawe,Sepi Ing Pamrih.
PURNAMA SIDI
Ing ratri
Dalu kang adi
Dalu kang suci
Mangesti mring Hyang Widi
Sumungkem mring Ngarsanta
Kanthi tekad kang rinasa
Awrat datan kaindra
Kudu ditampa adiling Kang Maha Mulya
Dzat kang suci
Anyipta langit bumi
Kabeh katon edipeni
Tansah merak ati
Purnama sidi
Sunaring rembulan
Tanda kamulyan
Endahing jagad raya tanpa kesinungan
Mega lan mendhung sinengker mangetan
Katundhung bayu
Kekuatan alam satuhu
Anyingkirake durjana tatu
Kurang nalar lan kebak murka winengku
Dadiya jalma pinilih
Kang tansah tresna lan asih
Mring kabeh para kawula dasih
Hambirat sangsaraning jagad tanpa pamrih
(Rahayu Kadhang Kinasih)
SASTRA CETHO
Sakehing kang dumadi makardi
Lir Hyang Widhi kan tansah makarya
Ngrupi jagad tan leren
Surya, Candra lan Bayu
Bhumi, tirta kalawan agni
Peparing panguripan
Mring pamprih wus mungkut
Anane nuhoni dharma
Iku dadya sastra cetha tanpa tulis
Nulat lakuning alam
(Rahayu)