MAKNA & FILOSOFI GENDHING KEBO GIRO
Pelog Barang, Lancaran Kebogiro
Lancaran KEBOGIRO PL. Br. merupakan gendhing Jawa untuk mengiringi acara temu manten adat Jawa.
Kebo Giro aslinya sebenarnya dari nama dari gending Jawa Temanten (alat musik atau gegamelan).
Dengan syair mempunyai nilai-nilai filosofi kehidupan, pitutur-pitutur, nasihat, pengajaran norma-norma lewat syair gendhing yang mengalun diiringi gamelan Jawa.
Dari sisi dimensi alam metafisika, gendhing Kebo Giro mempunyai makna mengusir segala lelembut yang sering mengganggu manusia agar kembali ke tempat asalnya.
FILOSOFI KEBO GIRO
Kebo Giro adalah tarian kontemporer yang menceritakan tentang gerak dan tingkah Kerbau atraktif.
Kenapa harus disimbulkan sato kebo ?
Ini terinspirasi dari tokoh-tokoh besar jaman lampau, yang dengan penuh kebanggaan menggunakan nama binatang ini untuk identitasnya.
Sebutlah Kebo Anabrang, Lembu Sora, Kebo Marcuet, Kebo Ndaru dan sebagainya.
Gerak dinamis serta rampag peloq pada gendingan merupakan keelokan dari tarian Kebo Giro.
Dilain pihak, Kebo Giro dengan alunan gamelannya juga merupakan representasi dari perjalanan kerbau dan interaksi kerbau dengan manusia.
Di masyarakat pedesaan juga masih menggunakan kerbau untuk membajak sawah dalam keseharian mereka sebagai petani. Tanpa ada alat modern untuk menggarapnya. Ini merupakan filosofi hubungan yang saling menguntungkan dan keseimbangan alam.
MAKNA GENDHING KEBO GIRO
Ketika Kebo Giro Mengalun.
Buat orang jawa atau sudah lama tinggal di jawa, pasti tahu istilah kebo giro.
Kebo giro merupakan salah satu lancaran (instrumen) gendhing/gamelan yang memang khusus diperdengarkan pada saat pernikahan (terutama yang pakem adat jawa).
Ada beberapa bagian-bagian dalam acara pernikahan adalah : 1. Pronoto Coro (Pemimpin Acara).
2. masyarakat / tamu dari kedua mempelai dan undangan.
3. Para yogo penabuh gamelan yang mengiringi.
Upacara pernikahan etnis Jawa yang di bagi menjadi 7 (tujuh) bagian, yaitu :
1. Nontoni.
2.Nakoke/ Nembung/ Ngelamar.
3. Pelaksanaan Ijab.
4. Upacara Panggih atau Temu Penganten.
5. Balangan Suruh.
6. Ngidak endhok.
7. Sungkeman.
Bentuk penyajian gamelan gending kebo giro pada upacara pernikahan piyantun Jawa menjadi 5 (lima) bagian yaitu :
1. Gamelan yang dimulai dengan mengiringi prosesi Upacara Panggih atau Temu Penganten.
2. Balangan Suruh.
3. Ngidak Endhok.
4. Wiji Dadi.
5. Sungkeman.
Terdapat 3 (tiga) fungsi musik pada upacara pernikahan piyantun Jawa yaitu :
1. Fungsi Kenikmatan estetika dan pengungkapan emosional.
2. Fungsi Tradisi.
3. Komunikasi terhadap kelangsungan stabilitas budaya Jawa.
Penggunaan gamelan gending kebo giro pada pernikahan piyantun Jawa umumnya yaitu :
1. Saron.
2. Bonang.
3. Gong.
4. Kendhang Jawa.
Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, dukun paes alias perias pengantin Jawa memiliki posisi yang cukup istimewa.
Tidak sembarangan orang yang bisa menjadi pemaes.
Ada pengalaman yang harus dilalui dan ritual yang harus dijalani.
Dukun paes itu perias manten. Perias manten di Jawa itu tidak serta merta seperti sekarang make up artist atau semacamnya. Karena mereka harus puasa.
Berpuasa bagi dukun paes bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Harapannya, yang dipaesi dan memaesi akan tersambung secara spiritual.
Karena pada saat itu pengantin pasti akan terlihat berbeda. Makanya sebelum itu dia dilulur, dimangir, mandi kembang.
Itu tujuannya agar pada saat perhelatan besar, dalam bahasa Jawanya orang akan manglingi. Kalau dalam bahasa Indonesianya pokoknya berubahlah gitu. Karena biasanya ada kok yang orangnya biasa-biasa saja, tapi pada saat menikah auranya seperti keluar.
Untuk setiap prosesi pernikahan, seperti midodareni dan ijab kabul, pengantin perempuan akan dirias dengan cara yang berbeda. Pakaian yang digunakan saat siraman hanya menggunakan basahan, yaitu kemben.
Kemben itu pakai kain jumputan. Warnanya itu ada merah, kuning, hijau.
Itu terserah selera dari pengantin. Tapi coraknya jumputan.
Sedangkan untuk midodareni, biasanya pengantin perempuan sudah menggunakan kebaya.
Tapi pada bagian dahi kepala sudah dirias diberi blok warna hitam tapi masih polos.
Setelah itu saat melangsungkan pernikahan pada umumnya pengantin menggunakan kebaya dan dianjurkan berwarna putih. Jika tidak menggunakan kebaya putih, pengantin akan menggunakan kain kebesaran. Baju kebesaran pernikahan jawa itu warnanya hitam panjang.
Pada tahapan resepsi pengantin akan menggunakan busana adat basahan alias dodotan.
Retno menambahkan, ada perbedaan busana basahan Solo dan Yogyakarta.
Kalau Yogyakarta terdapat goresan prada emas di kain. Sedangkan Solo hanya hitam saja.
Sentuhan adat yang sarat filosofi tidak hanya terdapat pada busana dan riasan pengantin.
Namun juga pada dekorasi ruangan.
Biasanya gebyok Jepara dan bernuansa sepasang wayang Kamajaya dan Kamaratih.
Kamajaya dan Kamaratih ialah cerita falsafah jawa seperti Romeo dan Juliet dalam sastra Eropa. Kalau kataorang jawa, orang paling tampan dan cantik di semesta ya kamajaya dankamaratih.
Dan keduanya sudah seperti perumpamaan untuk pasangan yang serasi, romantis, langgeng dan mesra.
Jadi untuk mengambarkan pasangan pengantin seperti Kamajaya dan Kamaratih (Dewa Dewi sesarimbitan, percintaan, jejodohan dan kasih sayang dalam pewayangan kulit).
Sedangkan gebyok alias seni ukir kayu khas Jawa pada umumnya dibagi menjadi dua tipe yaitu :
1. Jepara.
2. Kudus.
Gebyok Jepara hanya memiliki dua dimensi, sedangkan Kudus tiga dimensi.
Gebyok Kudus memiliki tampilan yang lebih rumit dan mewah. Tentunya harganya juga lebih mahal.
Terakhir untuk melengkapi prosesi pernikahan, musik tradisional karawitan akan mengiringi acara. Karawitan itu ya gending, gending jawa.
Gending jawa itu ya seperti mungkin kalau di berbagai daerah atau bahkan di berbagai belahan dunia ada musik yang dimainkan secara khusus untuk acara tertentu.
Dalam pernikahan ada gending kebo giro.
Yaitu untuk arak-arakan pernikahan.
Hal tersebut sudah menjadi patron dan tradisi turun tumurun bagi piyantun Jawa.
Saat pengantin diiring menuju pelaminan, lagu yang mengalun adalah gending kebo giro. Sedangkan alat alat dalam karawitan diantaranya adalah godang sarong, gondang kenong, gong, kendang.
Ini memang musik gamelan tradisional untuk piyantun Jawa.
NOTASI LANCARAN KEBO GIRO
LANCARAN KEBO GIRO
Pelog Barang
Notasi Karawitan
Lancaran Kebogiro
Lanc. “KEBOGIRO” PL. Br.
Buka : 5 6 7 2 7 3 7 2 7 6 7 (5)
. 6 . 5 . 3 . 2 . 3 . 2 . 6 .(5)
. 6 . 5 . 3 . 2 . 3 . 2 . 6 .(5)
. 6 . 5 . 6 . 7 . 6 . 7 . 6 .(5)
. 6 . 5 . 6 . 7 . 6 . 7 . 6 .(5)
. 7 . 6 . 3 . 2 . 3 . 2 . 6 .(5)
*********