Kisah Prabu Kresna Dan 8 Permaisuri Serta 1.600 Selir
Prabu Kresna atau dikenal dengan Sri Batara Kresna atau dikenal dengan nama mudanya Raden Narayana, Raden Padmanaba, Raden Danardana, atau Raden Harimurti, adalah tokoh wayang yang terkenal dalam jagad pewayangan. Bahkan para orang yang bukan pecinta wayang pun pasti tahu dengan sosok ini. Ia adalah sosok yang terkenal bijaksana, baik, berbudi luhur, cerdas, sakti, dan sifat-sifat baik lainnya.
Prabu Kresna dengan nama mudanya yaitu Raden Narayana, sekarang menjabat sebagai Raja di kerajaan bernama Dwarawati. Kresna merupakan anak dari Prabu Basudewa dari kerajaan Mandura. Dan mempunyai kakak yang juga pada akhirnya menjadi Raja Mandura, bernama Prabu Baladewa. Prabu Kresna merupakan titisan Sang Hyang Wisnu, dan mempunyai senjata super sakti bernama Cakra. Jangankan manusia, para dewa juga segan jika Kresna sudah mengeluarkan senjata andalannya. Kresna merupakan sosok yang sakti mandraguna, bahkan kakaknya sendiri, Baladewa takut jika Kresna sampai marah.
Terinspirasi dari Serial kolosal Radha Krishna
Urutan dari kiri ke kanan :
1. Dewi Radha (isteri ruhani, kekasih)
2. Dewi Rukmini/Rukmani
3. Dewi Satyaboma
4. Dewi Jembawati
5. Dewi Kalindi
6. Dewi Nagnajiti
7. Dewi Mitrawinda
8. Dewi Lakshana/Charuharsini
9. Dewi Bhadra, dan
10. Dewi Pertiwi (isteri turunan Wisnu).
Sisanya yang 16.000 itu isteri selir. 8 isteri yang dimulai dari Rukmini sampai Bhadra dikenal sebagai Asta Bharya (Wolu Brayat). Monggo dikomen, didiskusikan, atau dihujat sekalian kalo bisa melakukan.
Kisah Mahabarata : Kresna Timbang
Kisahnya disadur dari serial kolosal India Radha Krishna yang bersumber kitab Vishnu Purana, Garga Samahita, dan Brahma Waiwatra Purana dipadukan dengan kisah pedalangan Jawa.
Setelah penobatan Raden Samba sebagai putra mahkota Dwarawati dan menamatkan pendidikan, para putra Kresna memilih jalan hidupnya sendiri. Bambang Partajumena pergi nglembara mencari ilmu kesaktian dan hakikat hidup . Arya Setyaka kembali memasuki asrama Maharesi Abiyasa demi mendalami berbagai ilmu. Bambang Gunadewa memulai hidup kepanditaan dan melakukan tapa brata. Prabu Boma Sitija menjalankan pemerintahan di Trajutresna.
Di istana Dwarawati yang megah, Prabu Kresna membagi cinta dan kasihnya kepada 16.010 isterinya. Semua dicintai secara setara dan sama rata. Namun dimana-mana pasti saja ada yang merasa kurang disayang, akhirnya jatuh pada sifat cemburu dan iri. Yakni Dewi Jembawati. Ia iri karena sering mendapati sang suami justru banyak menghabiskan waktunya bersama Dewi Radha dan Dewi Rukmini. Raden Samba kasihan dengan ibunya sehingga bertindak tidak pikir panjang. Suatu ketika, Raden Samba membubuhkan racun ke mangkuk bubur yang ditujukan kepada 16.009 ibu tirinya agar hanya ibunya saja yang disayang ayahnya. Namun hal itu diketahui oleh seorang tabib istana. Sang tabib secara diam-diam meracik ulang bubur itu sampai racunnya netral. Alhasil, semua isteri Kresna selamat. Raden Samba kesal hati rencananya gagal.
Di saat yang lain datanglah Arjuna dan Sumbadra yang tak lain ipar dan adiknya Kresna. Mereka membawa Abimanyu kecil. Nampak sekali Prabu Kresna sangat memanjakan keponakannya itu. Raden Samba kembali kesal hati. Rasa haus perhatian yang berlebihan itu membuat Samba nekat. Samba berniat meracuni Abimanyu dengan susu. Seorang anak berusia 12 tahun tega hendak meracuni sepupunya sendiri. Ajaibnya, Abimanyu yang saat itu baru berusia satu tahun malah menendang wajah Samba sampai susu beracun yang dipegangnya tumpah semua.
Kecemburuan Jembawati terhadap Radha dan Rukmini semakin memuncak. Dewi Setyaboma berusaha membuat hati madunya itu lapang tapi namanya juga perempuan, kalau sudah cemburu tidak bisa ditahan. Maka Jembawati menantang agar dilakukan sayembara timbang. Barang siapa yang bisa mengangkat suami mereka maka ia adalah yang paling disayangi suami mereka. Singkat cerita, acara timbang itu dilakukan. Para Putra-putri Kresna kembali ke Dwarawati. Lalu sebuah timbangan raksasa diturunkan dari kahyangan oleh Batara Narada. Sayembara pun dimulai. Mula-mula dari isteri yang 16.010, lalu yang ke 16.009 dan seterusnya sampai tersisa sepuluh orang. Ajaibanya, semuanya kurang dengan berat Prabu Kresna. Giliran Dewi Pertiwi yang hanya menaruh sebongkah batu kerikil dan tanah di timbangan. Hasilnya beda dua angka. Lalu Dewi Bhadra yang memberikan riasan kepalanya, juga berhasil seimbang. Lalu Dewi Charuharsini, Dewi Mitrawinda, Dewi Nagnajiti memberikan masing masing perhiasan mulai dari batu permata, mahkota, dan kerudung bunga. Hasilnya mencong sedikit. Giliran Dewi Kalindi. Ia memberikan satu kendil air dan hasilnya pun kurang satu angka lagi. Lalu giliran Dewi Setyaboma yang memberikan kalungnya. Hasilnya kurang sedikit lagi karena Dewi Setyaboma masih ada terikat dengan kecantikannya. Lalu giliran Dewi Jembawati yang memberikan kipas dari bulu angsa. Hasilnya sungguh di luar dugaan. Timbangannya malah tidak imbang pertanda Dewi Jembawati masih dipenuhi ego untuk memiliki selamanya. Raden Samba kesal hati hendak menghancurkan timbangan itu. Hal itu dicegah Bambang Partajumena dan Dewi Prantawati. Lalu giliran Dewi Rukmini. Atas saran dari Dewi Radha, ia memberikan sebuah gelang dari benang emas yang dililitkan bersama daun vrindha (daun kemangi). Hasilnya ternyata seimbang, sama dengan berat suaminya. Tanda cinta Rukmini sangat lah besar bagaikan pengabdian yang murni. Dewi Jembawati kaget bukan kepalang begitu para isteri Kresna lainnya. Lalu ketika giliran Dewi Radha, ia memberikan hanya sehelai bulu merak yang diikat daun vrindha dan hasilnya pun sama seperti Rukmini, seimbang. Dewi Jembawati terkejut sangat sampai lemas.
Lalu ketika Prabu Kresna diganti dengan setumpuk emas permata, Dewi Radha mampu mengangkat timbangannya dengan meletakkan satu tangan di sisi lain timbangan itu.
Meski sudah jelas pemenangnya ialah Radha dan Rukmini, prabu Kresna berkata kalau ia mencintai para isterinya dengan sama rata dan setara. Dewi Jembawati yang masih tidak percaya mengiyakan saja lalu ia pergi bersama Samba ke kamar.
Koleksi Artikel Imajiner Nuswantoro