Bupati Ponorogo Ke 3 Kutho Tengah (tahun 1856 - 1882)
RMAA. Cokronegoro 1 / Gusti Lider nama kecilnya (R.Lancur Kusen).
Beliau Putra dari Kyai Kasan Besari dengan Istri RA Murtosiyah Putri Sinuwun Pakubuwana/ PB.3 dari Krataon Surakarta.
Pada waktu itu Ponorogo diberi Pusaka Keris Kanjeng Kyai Kodok Ngorek.
Dapur Jangkung Kelengan. Gonjo iras pamor slewah.
Pusaka itu juga sempat menjadi Pusaka Kabupaten. Ponorogo saat itu.
Informasinya sekarang Pusaka itu dimana tidak ada yang mengetahui.
Wafat Tahun 1900 di makamkan di Makam Purnama Sari belakang Masjid Kauman / Masjid Cokronegoro barat Aloon-aloon Ponorogo.
Minggu (Ahad Pahing) 7 Nopember '21
Kintun do'a dhalah silaturahmi dumateng Buyut Kandjeng Raden Mas Adipati Tjokronegoro bupati Ponorogo (1811-1900), leluri trah/nasab engkang saking Garwo.
Wonten area makam masjid Agung Adipati Tjokronegoro Ponorogo.
(Garwo Titi binti Mas Soetrisno bin RM. Soejono >< kadaup R Ngt. Siti Salbiyah bin KRMA Tjokronegoro bin Ki Ageng HB).
Kami masih ada nasab dari mertua Balong Ponorogo dari Mbah Sujudno + R Ngt. Siti Salbiyah sumare wonten makam kembar Balong Ponorogo.
Sekilas :
Pada era Bupati Tjakranegara masyarakat Ponorogo pada waktu
itu kondisinya sangat makmur, gemah ripah loh jinawi, dari pemerintah
Belanda pernah mendapat anugrah penghargaan bintang yakni
Gouvernement Goud Ster Orde Van Orange Naasau Koninklyke Nederlancshe
Leger (G.G.St.0.0.N.K.N.L), dari keraton mendapat payung emas sebagai
simbol mengayomi dan mensejahterakan masyarakat, kemudian
mendapat sebutan dari masyarakat Gusti Lider atau Gusti Sepuh.
Foto : Onder Cilikik panggilannya merupakan salah satu leluhur keluarga besar dari Balong Ponorogo Jawa Timur |
Koleksi Imajiner Nuswantoro