Silsilah Raja-Raja Kerajaan Blambangan
(Silsilah ini hanya sampai pada Sri Susuhunan Prabu Tawang Alun I)
Versi penulis artikel blogger ini menelusuri kisah Jejak Ki Ageng Brondong / Pangeran Lanang Dangiran / Sunan Botoputih Surabaya, sebagai putra mahkota Prabu Tawang Alun I.
Kerajaan Blambangan pada awalnya adalah Kerajaan yang bercorak Hindu dan merupakan Kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa, didirikan pada tahun 1294 Masehi oleh Arya Wiraraja Bupati dari Madura di Lamajang (Lumajang sekarang ini) karena jasa-jasanya terhadap Raden Wijaya yang berhasil menggulingkan Jaya Katwang dan mengusir tentara Mongol keluar Jawa Timur, serta mendirikan kerajaan Majapahit, hal ini sesuai dengan Serat Raja Blambangan tahun 1774 Masehi, dan Serat Pararaton juga menyebut nama Arya Wiraraja dan Lamajang.
Blambangan atau Bala = Rakyat, ombo = Besar, yang berarti Kerajaan yang banyak rakyatnya merupakan kerajaan maritim pada abad ke 13 sampai abad ke 18 dengan batasnya dari Gunung Bromo Kabupaten Lumajang sampai ke Jawa bagian Timur 10 km dari kota Banyuwangi sekarang ini, kecuali Pasuruan, dengan Ibu Kotanya di Panarukan (Sekarang Situbondo) hal ini sesuai dengan cerita rakyat dan Serat Damar Wulan tahun 1815 Masehi & Serat Menak Jingga.
Silsilah Raja-Raja Kerajaan Blambangan
Menurut Serat Damar Wulan tahun 1815 M & Menak Jingga, Raja-Raja Blambangan adalah :
Arya Wiraraja
Arya Wiraraja, sebagai Pendiri Kerajaan Blambangan Th. 1294 M di Lamajang / Lumajang.
Menak Gadru
Menak Gadru, memerintah wilayah Prasada / Lumajang, disebut juga sebagai Menak Goden menurunkan Menak Lampor yang menguasai Werdati-Teposono-Lumajang.
Menak Lampor
Menak Lampor, yang menguasai Werdati-Teposono-Lumajang.
Menak Sumandhe
Menak Sumandhe atau Bima Koncar Th. 1489 M – Th. 1500 M.
Menak Pentor
Menak Pentor, Th. 1500 M – Th. 1541 M.
Menak Cucu
Menak Cucu, ( Th. 1550 M – Th. 1582 M ), memerintah Candi Bang / Kedhaton Baluran, terkenal dengan sebutan Menak Jingga / Menak Jinggo dan Anaknya bernama Sontoguno.
Menak Lumpat
Menak Lumpat, Raja di Werdati yang disebut juga Sunan Rebut Payung mempunyai Putra bernama Menak Seruyu bergelar Pangeran Singosari Sunan Tawang Alun I menaklukan Mas kriyan dan seluruh keluarganya dibunuh.
Menak Seruyu / Tawang Alun I
Menak Seruyu / Tawang Alun I, (1633 M – 1639 M) Bergelar Pangeran Singosari , memerintah daerah Lumajang, Kedawung dan Blambangan Banyuwangi Jawa Timur, Pada masa ini tahun 1633 Kerajaan Blambangan diserang oleh Sultan Agung tetapi gagal, dan memang setelah Kerajaan Majapahit runtuh pada abad ke 15 Kerajaan Blambangan menjadi rebutan kerajaan Islam seperti Demak, Pajang, dan Mataram untuk expansi atau mengislamkan Jawa bagian timur, tetapi selalu gagal.
Selanjutnya Prabu Tawang Alun I menurunkan :
Ki Ageng Brondong / Pangeran Lanang Dangiran / Sunan Botoputih Surabaya, sebagai putra mahkota Prabu Tawang Alun I.
Dengan kisah perjalanan hidup beliau sungguh mengagumkan, mulai dari tapa menghanyutkan diri di pulau Utara Jawa dengan menggunakan wuwu / kepis (alat menangkap ikan dari bambu), hingga di temukan oleh Ki Kendil Wesi di Brondong Sedayu Lamongan.
Dirawat oleh Ki Kendil Wesi dan diambil menantu (dijodohkan dengan putrinya) dan atas anjuran Ki Kendil Wesi, Pangeran Lanang Dangiran disuruh hijrah ke Ampel Denta sebagai cikal bakal Adipati Surabaya.
Ada sumber referensi lain bahwa Ki Kendil Wesi juga bernama Ki Ageng Bimotjili.
Semua peristiwa yang di tulis dalam bentuk artikel blogger ini sudah suratan takdir Allah SWT. Penulis hanyalah menulis dari berbagai sumber referensi agar penulis dapat menorehkan hasil karya sepanjang masa hingga dapat dinikmati oleh turun temurun.
Harapan anak, putu (cucu) hingga teturunnya dapat hidup MOELJO, lebih khusus membawa akhlak dan kehidupan sehari-hari dengan kepribadian HADI (sae menurut tuntunan agama dan budi pekerti).