KI AGENG SELO
LELUHUR TRAH MATARAM
Bagus Sogum atau Kyai Abdurahman II yg lebih di kenal dengan nama Ki Ageng Sesela atau Ki Ageng Sela adalah Putra dari Ki Ageng Getas Pandawa. Jadi Beliau adalah cucu buyut Raja Brawijaya V dari Ki Ageng Getas Pandawa putra R. Bondhan Kajawan.
Ki Ageng Sela tersohor sebagai seorang yang mumpuni dari berbagai hal dan bidang. Beliau adalah seorang Ulama, guru, dalang, seniman. Juga seorang yang kaya dari pengolahan tanah pertaniannya.
Beliau adalah sosok yang sholeh yang kesehariaannya mengajarkan pandangan hidup yang dituangkan dalam Sastra Serat Pepali Ki Ageng Sela
Ki Ageng Sela konon dapat menangkap petir sewaktu diadakan pemilihan raja baru pengganti Adipati Unus. Saat disambar petir Beliau tidak cedera tapi petir dapat ditangkap dan diserahkan kepada para wali.
Ki Ageng Sela alias Bagus Sogum dulu pernah melamar sebagai prajurit tamtama di Demak tetapi ditolak. Hati Ki Ageng Sela bercampur aduk antara marah dan kecewa apalagi beliau merasa masih ada darah keturunan Raja Brawijaya V sama dengan bangsawan Demak yang juga masih keturunan Raja Majapahit tersebut.
Dalam hati Beliau ingin menjadi Raja, akhirnya kemudian bertapa dengan tekun dn khusuk.
Dalam semedinya Beliau mendapat bisikan bahwa Beliau tidak pernah bisa menjadi Raja karena "Wahyu Kraton" akan berpindah dari Demak ke Pajang.
Meski tidak mungkin jadi raja, tetapi Ki Ageng Sela tetap berdoa supaya kelak keturunannya dapat mewujudkan cita citanya sebagai raja.
Harapan itu mulai terang ketika Mas Karebet dari Tingkir datang berguru ke Padepokan Sela.
Hingga suatu malam Beliau melihat tanda bahwa Mas Karebet akan mendapatkan Wahyu Kraton, maka kemudian Ki Ageng Sela berinisiatif menitipkan turunannya kepada Mas Karebet. Harapan Ki Ageng Sela semakin cerah ketika Mas Karebet diangkat sebagai Lurah Tamtama Kraton Demak dan diambil menantu oleh Sultan Trenggono.
Secara kebetulan tiga serangkai tokoh Sela (Pemanahan, Juru Martani dan Penjawi) berguru kepada Sunan Kalijaga yang juga guru Mas Karebet. Selang beberapa tahun ketika telah menjadi Bupati, tokoh Sela dianggap sebagai adik kemudian Pemanahan dan Panjawi diangkat sebagai Lurah Prajurit, Juru Martani diangkat sebagai Penasehat pribadi. Ki Ageng Henis ayahanda Ki Ageng Pemanahan diangkat sebagai Adipati di Pajang bertugas mengajarkan agama Islam di lingkungan Kraton Pajang, sekaligus sebagai Penasehat Spiritual Islam Sultan Hadiwijaya, dan Sultan berkenan memberi tanah perdikan di Laweyan Surakarta. Bahkan Danang Sutawijaya Putra Ki Ageng Pemanahan diangkat sebagai putra oleh Sultan Hadiwijaya. Hingga beberapa waktu kemudian karena jasanya kepada kerajaan Pajang, Sultan Hadiwijaya memberikan hadiah untuk Ki Ageng Pemanahan yaitu tanah luas yg masih berujud Hutan nama hutan tersebut adalah Hutan Mentaok. Kelak hutan Mentaok berubah menjadi sebuah daerah yang rejo yang dinamakan Kotagede. Dan Ki Ageng Pemanahan dikenal dengan Sebutan Ki Ageng Mataram.Dan kelak takdir mengantar Danang Sutawijaya mendirikan Kerajaan Mataram Islam dan bergelar Panembahan Senapati ing Alaga Sayidin Panatagama Tanah Jawa.
TRAH SILSILAH KI AGENG SELO
Bagus Sogom atau Kyai Ageng Ngabdurahman atau Ki Ageng Selo adalah Putra Ki Ageng Getas Pandawa dengan putri Sunan Mojogung Gunungjati. Beliau mempunyai tiga istri. Garwa sepuh beliau adalah Putri Ki Ageng Sobo, Garwa Tengah adalah Putri Ki Ageng Ngerang, Garwa Enem adalah dari Warung Tengah. Menurunkan :
Dari Ibu Putri Ki Ageng Sobo :
1. Nyai Ageng Sihap
2. Nyai Ageng Songep menikah dgn P. Songep menurunkan Nyi Ageng Pemanahan
3. Nyai Ageng Bangsri
4. Nyai Ageng Jati
5. Nyai Ageng Patanen
Dari Ibu Putri Ki Ageng Ngerang :
6. Nyai Ageng Jokoriyo
7. Nyai Ageng Pakis Kidul
8. Nyai Ageng Getas Aji
9. Bagus Anis / Ki Ageng Anis menikah dgn putri P.Made Pandan I menurunkan Ki Ageng Pemanahan .
Dari Ibu Warung Tengah :
10. Bagus Bayi / Kyai Rogodalem ing Pajang
Makam Ki Ageng Selo terletak Selo, Tawanghardjo Grobogan Purwodadi.
Al Fatihah kagem Alusipun Para leluhur Trah Mataram : Ki Ageng Sela, Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Henis, Panembahan Senopati.
Tambahan keterangan makam :
Dinamakan sebagai Masjid Ki Ageng Selo,
Masjid tersebut terletak di depan kanan sebelum masuk kompleks Makam Ki Ageng Selo. Bangunan asli telah dirubuhkan oleh penjajah kemudian dibangun ulang era pemerintah Sunan Pakubuwana VI. Dan di pugar / diperbaiki era Sunan Pakubuwana X.