DUNIA TAK SELEBAR DAUN KELOR
Makna dunia tak selebar daun kelor antara lain adalah sebagai berikut :
1. Dunia tak selebar daun kelor, peribahasa yang artinya dunia ini tidak sempit. Sebuah nasihat agar tidak cepat putus asa dalam menghadapi suatu keadaan atau kegagalan, karena masih banyak pilihan lain.
2. Dunia tak seluas daun kelor merupakan jalan keluar dari masalah pasti ada.
3. Dunia tak selebar daun kelor: jangan cepat berputus-asa karehna masih banyak yang lain.
4. Dunia tak selebar daun kelor, peribahasa yang artinya dunia ini tidak sempit, sebuah nasihat agar tidak cepat putus asa dalam menghadapi suatu keadaan atau kegagalan, karena masih banyak pilihan lain. Daun kelor tidak hanya populer dalam peribahasa. Daun kelor yang mungil ini ternyata mempunyai manfaat yang besar bagi manusia.
JANGAN BERPUTUS ASA
Orang mukmin tidak akan pernah berputus asa karena kegagalan atau musibah yang menimpanya.
Setiap manusia pasti pernah gagal. Ada cita yang tak tercapai dan harapan yang tak sesuai keinginan. Kegagalan sering kali memunculkan penyesalan. Penyesalan membutakan pikiran dan berujung pada buruk sangka kepada Allah SWT.
Kecewa adalah naluri. Penyesalan adalah manusiawi. Namun, kecewa dan penyesalan yang berlebihan adalah suatu kesalahan. Penyesalan jangan sampai menghilangkan harapan.
Dalam menjalani hidup, kita bak orang yang menaiki perahu yang berbeda di tengah laut yang sama. Hidup bukan untuk dibandingkan, apalagi disandingkan. Setiap orang punya momennya. Setiap individu ada takdirnya.
Berbaik sangkalah kepada Allah. Imani takdir kehidupan. Menari mengikuti alur yang telah ditentukan. Mengharmonisasikan harapan dengan ketentuan yang telah Allah siapkan.
Percayalah bahwa setelah mengalami banyak kegagalan dan kesulitan pasti akan datang berbagai kemudahan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “… Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan; sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan …” (QS al-Insyirah: 5-6).
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
fa inna ma'al-'usri yusrā
Artinya : Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
inna ma'al-'usri yusrā
Artinya : sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Teruslah berikhtiar dan berdoa kepada Allah. Kuatkan kesabaran dan jangan berputus asa. Allah SWT berfirman, ” Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang yang sesat” (QS al-Hijr: 56).
قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ
Artinya :
Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.”
Orang mukmin tidak akan pernah berputus asa karena kegagalan atau musibah yang menimpanya. Imannya akan tetap kuat. Sabar dan tabah menjadi senjata untuk menghadapi kesulitan yang menerpa.
Kuatkan keimanan dan yakinlah bahwa orang beriman tidak berjalan sendiri. Belajarlah untuk ikhlas menerima takdir dari Allah SWT. Tanamkan keyakinan bahwa suatu saat nanti Allah akan menghilangkan semua kesulitan itu. Hal itu sesuai dengan firman-Nya: “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman” (QS al-Hajj: 38).
۞ اِنَّ اللّٰهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُوْرٍ ࣖ
Artinya :
Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman. Sungguh, Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat dan kufur nikmat.
Teruslah berharap kepada Allah karena Dia sebaik-baiknya pengharapan. Jadilah orang yang persisten dalam berdoa karena Allah tahu kapan waktu terbaik untuk menjawab doa hambanya.
Mengenai hal ini, ada kata mutiara yang sangat indah dari Ibnu Athaillah, “Jangan sampai tertunda karunia Allah kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihannya, bukan sesuai pilihanmu, pada waktu yang diinginkannya, bukan pada waktu yang engkau inginkan.”
Yakinlah pada doa. Cepat atau lambat anugerah dari Allah akan menghampiri kita. Sebagaimana dikatakan oleh Syekh asy-Sya’rawi, “Kamu akan dikejutkan dengan sesuatu yang pernah engkau minta pada Allah sejak waktu yang begitu lama. Mungkin engkau sudah lupa, tapi Allah tidak pernah melupakannya (doamu).”
LARANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH
Surat Yusuf ayat 87 berkisah tentang Nabi Yusuf AS dan saudara-saudaranya. Surat Yusuf adalah surat ke-12 dalam urutan mushaf Al Quran.
Surat Yusuf diturunkan di Kota Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Surat yang terdiri dari 111 ayat ini berisi tentang salah satu kisah terbaik. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat QS. Yusuf 3 :
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ - ٣
Artinya :
Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui."
Imam As-Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ayat di atas turun setelah Rasulullah SAW diminta untuk membacakan cerita kepada orang-orang. Pendapat ini merujuk pada riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas.
Mereka mengatakan, "Wahai Rasulullah, bagaimana jikalau engkau bercerita kepada kami?" Maka turunlah firman Allah, "Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik...(QS. Yusuf: 1). Pendapat ini senada dengan riwayat Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas'ud.
Dalam surat Yusuf ayat 87, Allah SWT menceritakan perihal Nabi Ya'qub AS yang memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan putranya, Yusuf dan Bunyamin. Berikut firman-Nya:
يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ - ٨٧
Yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfirụn
Artinya :
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
Ulama tafsir, Ibnu Katsir menjelaskan, ayat di atas juga berisi tentang larangan untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. Lafaz tahassus digunakan untuk mencari berita kebaikan. Sedangkan tajassus untuk mencari berita keburukan.
Diceritakan bahwa Nabi Ya'qub AS yakin bahwa mimpi Yusuf itu benar dan dia akan menghormatinya. Maka, ia memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan Yusuf di Mesir. Dia juga memberi semangat kepada anak-anaknya untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. "Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS. Yusuf: 87)
JANGANLAH KAMU BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH
Firman Allah Ta’ala :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar {39} : 53-54).
Ayat di atas adalah seruan untuk segenap orang yang terjerumus dalam maksiat, baik dalam dosa kekafiran dan dosa lainnya untuk bertaubat dan kembali pada Allah. Ayat tersebut memberikan kabar gembira bahwa Allah mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali pada-Nya. Walaupun dosa tersebut amat banyak, meski bagai buih di lautan (yang tak mungkin terhitung). Sedangkan ayat yang menerangkan bahwa Allah tidaklah mengampuni dosa syirik, itu maksudnya adalah bagi yang tidak mau bertaubat dan dibawa mati. Artinya jika orang yang berbuat syirik bertaubat, maka ia pun diampuni.
Dalam ayat lain disebutkan,
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ
“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya?” (QS. At-Taubah {9} : 104).
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’ {4} : 110).
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (145) إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا (146)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An Nisa’ {4} : 145-146).
Kepada orang Nashrani yang menyatakan ideologi trinitas, masih Allah seru untuk bertaubat. Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al Maidah {5} : 73).
Kemudian setelah itu, Allah Ta’ala berfirman,
أَفَلا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Maidah {5} : 74).
Walau mereka Nashrani berkata keji dengan mengatakan bahwa Allah adalah bagian dari yang tiga, namun Allah masih memiliki belas kasih dengan menyeru mereka untuk bertaubat jika mereka mau.
Lihatlah orang yang telah membunuh wali Allah, juga diseru untuk bertaubat jika mereka ingin,
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS. Al-Buruj {85} : 10).
Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Lihatlah pada orang-orang yang merasa mewah tersebut, mereka telah membunuh wali-wali Allah dan Allah masih menyeru mereka untuk bertaubat.”
Ayat semisal di atas teramat banyak yang juga menerangkan tentang hal yang sama bahwa setiap dosa bisa diampuni bagi yang mau bertaubat. Lihatlah sampai dosa kekafiran pun bisa Allah ampuni jika kita benar-benar bertaubat, apalagi dosa di bawah itu. Sehingga tidak boleh seorang hamba berputus asa dari rahmat Allah walau begitu banyak dosanya.
Setelah Allah menyebutkan ayat di atas, lalu Allah mendorong untuk segera bertaubat, jangan ditunda-tunda. Allah Ta’ala berfirman :
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar {39} : 53-54).
Maksud ayat ini adalah kembalilah pada Allah dengan berserah diri pada-Nya sebelum datang siksaan yang membuat mereka tidak mendapat pertolongan, yaitu maksudnya bersegeralah bertaubat dan melakukan amalan shalih sebelum terputusnya nikmat. Demikian uraian Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya.
Di dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allâh berfirman :
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan sepenuh itu pula ampunan.” (HR. At-Tirmidzi no.3540)
Perbanyaklah taubat dan istighfar, itulah yang akan menghilangkan gelapnya hati dan membuat hati semakin bercahaya sehingga mudah menerima petunjuk atau kebenaran. Segeralah taubat dan jangan tunda-tunda, sebab apabila tanda-tanda Kiamat besar telah tampak, yakni matahari sudah terbit dari barat. Kematian sudah di ambang pintu, yakni nyawa sudah berada di tenggorokan, maka taubat tidak lagi diterima.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
"Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau datangnya siksa Rabb-mu atau kedatangan beberapa ayat Rabb-mu. Pada hari datangnya beberapa ayat Rabb-mu, maka iman seseorang sudah tidak lagi berguna, yang sebelumnya itu tidak pernah beriman atau selama dalam imannya itu dia tidak pernah melakukan kebajikan. Katakanlah: “Tunggullah, sesungguhnya Kami akan menunggu”. (QS. Al-An’am {6} : 158)
Dalam surat yang lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
"Taubat itu bukanlah bagi orang-orang yang berbuat kemaksiyatan, sehingga apabila kematian telah datang kepada seseorang di antara mereka lalu ia berkata: “Sungguh sekarang ini aku taubat” dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati dalam keadaan kafir. Bagi mereka Kami sediakan siksa yang pedih". (QS. An-Nisa`{4} : 18).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
"Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (ruh) belum sampai di tenggorokan". (HR. At Tirmidzi no. 3537)
AYAT AL QUR'AN TENTANG ATASI RASA PUTUS ASA
Untuk kamu yang sedang kehilangan arah, ataupun sedang mengalami hal buruk lainnya tak tahu harus ke mana bersimpuh menceritakan semua keluh kesah dalam hidupmu. Menceritakan rasa penuh ini pada orang lain mustahil mendapatkan solusi yang dapat melapangkan, rasanya kian hari hatimu malah menjadi semakin sempit.
Mungkin, saja sekarang kamu kurang dekat dengan sang Pencipta, sering melalaikan kewajiban yang harus ditunaikan pada setiap harinya.
Padahal, asupan religius sangat penting untuk memantapkan kekuatan hatimu dalam menghadapi segala permasalahan yang muncul.
Agar hatimu terasa lapang kembali dari hiruk pikuk dunia yang semakin tak karuan ini, simak 13 kutipan ayat Alquran yang telah terangkum berikut. Semoga membantumu semangat lagi dalam menjalani kebaikan-kebaikan hidup.
1. Q.S. Al-Hadid : 22
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ
Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah
Kadang kita sudah bersikeras, tapi kehendak-Nya berkata lain alias tidak sejalan dengan keinginan kita. Jangan pernah sekalipun merasa kesusahan ya! Allah itu Maha Baik, baik dari segala-segalanya.
Tugas kita sebagai manusia hanya menerima, mendengarkan, mengilhami dengan baik setiap pelajaran yang diberikan oleh Allah karena semua segala kesenangan dan kesedihan kita sudah tertuang dalam lauh mahfuzh jauh sebelum kita dilahirkan ke muka bumi ini.
2. Q.S. Al-Baqarah : 152.
فَاذۡكُرُوۡنِىۡٓ اَذۡكُرۡكُمۡ وَاشۡکُرُوۡا لِىۡ وَلَا تَكۡفُرُوۡنِ
Fazkuruuniii azkurkum washkuruu lii wa laa takfuruun
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
Pernah tidak bersyukur saat menerima cobaan? Jika kita dapat melihat sisi baiknya, berarti kita telah beruntung karena dengan cobaan-cobaan yang ada kita masih diperhatikan oleh Allah.
Dari sini kita bisa mengambil lebih banyak kesempatan untuk berbuat baik, beribadah lebih rajin, agar lebih dekat lagi pada sang Ilahi. Allah pun senantiasa berada di sisi relung hati manusia yang selalu bertasbih menyebut asma-asma-Nya.
3. Q.S. Al-Baqarah : 214
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
Artinya :
Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
Betapa banyaknya penderitaan yang terjadi dan mereka selalu berdoa serta bersabar dalam kondisi seburuk apa pun, itulah yang patut diteladani oleh siapa pun termasuk kita makhluk dengan predikat tiada henti tuk mengeluh.
4. Q.S. Al-Fath : 18
۞ لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ
Artinya :
Sungguh, Allah telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat,
“Maka, Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).”
Hanya Allah yang tahu betapa rumitnya perasaan yang kamu alami sekarang. Rasa bergemuruh di dada sekalipun engkau jelaskan pada orang lain, mustahil orang itu memahami perasaan berkelitmu.
Dengan terus beristiqomah, hati akan menjadi tenang, sejuk, dan damai. Lagi, dalam suratnya Allah menjanjikan kemenangan untuk hambanya yang senantiasa beribadah dan bersabar kepada-Nya.
5. Q.S. Ar-Ra’d : 28
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Artinya ;
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.”
Segala macam gundah gulana yang mengganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari, akibatnya pekerjaan yang kita lakukan amburadul dan jauh dari harapan. Padahal obatnya hanya satu yaitu banyak-banyak mengingat Allah. Itu saja, maka hati akan menjadi tentram, husnudzhan kepada Allah bahwa segala permasalahan itu akan selesai dengan baik.
Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak bersikap su’udzhon atau bersangka buruk terhadap siapa pun dan dengan tetap mengutamakan mengingat Allah dalam setiap keadaan apa pun baik di kala senang maupun susah melanda.
6. Q.S. Naml : 62
اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ
Artinya :
Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.
“Atau siapakah yang memperkenakan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Maka apakah di samping Allah ada Rabb (yang lain)? Amat sedikitlah kamu ( mengingat)-Nya.”
Sangat disarankan untuk kalian yang sedang berada dalam kesulitan ataupun kekacauan dalam hidup, untuk senantiasa memanjatkan segala pinta dengan penuh harap dan kekhusyukan karena niscaya Allah akan memperkenankan doa-doamu.
Dia akan memberi petunjuk pada setiap kesulitan, hati yang tadinya sempit sekarang menjadi lapang berkat pertolongan dari sang Ilahi.
7. Q.S. Al-Imran : 139
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Artinya :
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.
“Dan janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
Mengapa kamu bersikap seakan tidak ada yang mau membantumu sekarang? Mungkin kamu salah dalam menaruhkan harapan. Padahal kamu hanya cukup berpangku pada Allah saja karena segala anugerah yang diberikan oleh-Nya tidak akan pernah berhenti hingga maut menjelang.
Maka dari itu mulai sekarang jangan pernah berputus asa dari pertolongan yang Maha Kuasa atas segala-segalanya dengan tetap mengingat-Nya kapan pun dan di mana pun.
8. Q.S. At-Taghabun : 11
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗوَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Artinya :
Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
“Tidak sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.”
Senada dengan surat Az-Zukruf ayat 32 dijelaskan bahwasannya “Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia.”
Percayalah bahwa Allah tidak akan menguji umatnya melainkan sesuai dengan kesanggupannya, segala sesuatu yang menyakitkan semuanya sudah mendapatkan izin dari Sang Kuasa, bahwa kita pasti sanggup menerimanya, sesulit apa pun itu keadaannya. Dia telah menyiapkan jalan keluar dari kesulitan itu hanya untuk hamba-hambanya yang senantiasa meminta petunjuk dari tangan-Nya.
9. Q.S. Al-Mu’minun : 60
وَالَّذِيْنَ يُؤْتُوْنَ مَآ اٰتَوْا وَّقُلُوْبُهُمْ وَجِلَةٌ اَنَّهُمْ اِلٰى رَبِّهِمْ رٰجِعُوْنَ ۙ
Artinya :
dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya,
“Berdoalah kepada-Ku pasti akan Aku kabulkan bagimu.”
Setelah berjibaku dengan usaha-usaha yang keras, tambahkanlah dengan hadirnya permintaan hanya kepada Allah yaitu doa. Niscaya doa-doa tersebut akan dikabulkan seiring dengan keyakinan kita bahwa pasti doa itu pasti akan terwujud.
Rajin-rajinlah mengingat karunia Allah dan sering-seringlah berdoa, sesungguhnya Allah sesuai dengan prasangka hambanya.
10. Q.S. Ali Imran : 173
ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ
Allażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama'ụ lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānaw wa qālụ ḥasbunallāhu wa ni'mal-wakīl
Artinya :
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".
Referensi :
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.”
Kadang di saat kita berharap penuh kepada orang lain untuk mewujudkan impian kita, niscaya hal itu tidak akan pernah terwujud. Bukan Dia cemburu, tapi apa pantas kita mengharapkan sesuatu pada makhluk yang tempatnya salah dan lupa?
Dalam ayat ini ditegaskan dengan kata “cukuplah”, dan dapat disimpulkan bahwa jadikanlah Allah sebagai satu-satunya yang dapat menolong dan melindungi kamu dari segala marabahaya yang meradang.
11. Q.S. Adz-Dzariyat : 22
وَفِى ٱلسَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
Wa fis-samā`i rizqukum wa mā tụ'adụn
Artinya :
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.”
Jika kamu sedang galau tentang rezekimu yang seret akhir-akhir ini, bukankah “rezeki tidak akan ke mana” atau “rezeki sudah ada yang mengatur.” Serta tertulis dalam firman-Nya bahwa makhluk yang ada di langit sangat menyayangi kita, apabila kita berbuat baik kepada makhluk di bumi.
Maka dari itu, sebab musabab rezeki kita dipermudah adalah salah satunya dengan berbuat baik terhadap sesama ciptaan Allah. Marilah berbuat baik tanpa mengharap balasan dari orang lain, kecuali hanya pada Allah semata.
12. Q.S. Az-Zumar : 53
۞ قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Qul yā 'ibādiyallażīna asrafụ 'alā anfusihim lā taqnaṭụ mir raḥmatillāh, innallāha yagfiruż-żunụba jamī'ā, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm
Artinya :
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Mungkin ayat ini sejalan dengan ungkapan berikut “Gagal itu biasa, putus asa yang luar biasa.” Ya, ayat ini menegaskan kita untuk tidak putus asa begitu saja dan terlalu berlarut tersedu sedan.
Padahal Allah selalu ada untukmu hanya Dia yang tak pernah meninggalkanmu sedikit pun. Dia yang juga yang telah melapangkan hatimu setelah kesempitan dalam hidupmu sempat singgah, sungguh suatu anugerah bagi orang-orang yang berpikir.
13. Q.S. Al-Baqarah : 186
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran
“Dan, apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Dari segala ayat-ayat Alquran di atas bahwasannya menegaskan, Allah pasti selalu ada untuk hambanya, ihwalnya seperti kalimat berikut “People leave me Allah doesn’t.” Apalagi yang meminta pertolongan kepada-Nya mustahil takkan terjawab akan segala pintamu. Tegakkan hatimu untuk selalu menjalankan segala rutinitas ibadah kepada Allah sebagai rasa wujud kecintaanmu kepada-Nya.
Bagaimana perasaan hatimu setelah membaca tiga belas petikan ayat Alquran di atas, semoga pintu hatimu terketuk kembali ya menuju jalan yang sebagaimana mestinya. Sekarang hatimu yang suntuk perlahan memudar berubah menjadi semangat positivisme dari ayat-ayat suci tersebut. Sungguh, Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.