NEGARA AKEH PEPETENG, JALARAN KURANG SANDANG KURANG PANGAN LAN PENGUWASA DATAN DARBE WATAK BERBUDI BAWA LEKSANA, TUR ORA ANA JANMA KANG HANDANA WARIH, ING KONO NEGARA BAKAL DIKUASAI DHEMIT LAN BANASPATI
(kehidupan negara akan gelap gulita, apabila kurang sandang kurang pangan dan penguasanya tidak berjiwa besar dan berhati mulia, lagi pula tidak ada orang yang mampu mewujudkan kesejahteraan, disitu negara akan dikuasai oleh pengganggu keamanan dan kejahatan besar).
NEGARA AKEH PEPETENG
Negara akeh pepeteng adalah kehidupan negara akan gelap gulita. Keadaan demikian bisa dikatakan bahwa negara dalam keadaan chaos.
Chaos berarti kakacau balauan, kacau balau. Chaos bermakna sebuah situasi ketidakteraturan dalam aturan yang berlaku secara menyeluruh atau kekacauan yang sempurna. Chaos dalam bahasa Inggris, menurut kamus oxford artinya complete disorder and confusion, keadaan yang tidak teratur dan kebingungan yang sempurna.
Menurut James Gleick adalah situasi sosial-politik sedang chaos dimaknai sebagai suatu kondisi sosial-politik yang diwarnai oleh serangkaian turbulensi, keacakan dan tentunya kekacauan.
Jadi Chaos menunjukkan ketidakberaturan, kekacauan, keacakan atau kebetulan, yaitu gerakan acak tanpa tujuan, kegunaan atau prinsip tertentu.
JALARAN KURANG SANDANG PANGAN LAN PENGUASA DATAN DARBE WATAK BERBUDI BAWA LEKSANA
Jalaran kurang sandang kurang pangan lan penguwasa datan darbe watak berbudi bawa leksana dapat dimaknakan apabila kurang sandang kurang pangan dan penguasanya tidak berjiwa besar dan berhati mulia.
Penjelasannya peribahasa diatas sebagai berikut :
JALARAN KURANG SANDANG PANGAN
Banyak penduduk miskin dan dibawah hidup standar.
Untuk mengukur kemiskinan, menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
Kenaikan angka garis kemiskinan itu dikarenakan pengaruh harga komoditas yang banyak dikonsumsi oleh orang miskin.
Adapun daftar komoditas yang memberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan yakni, beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, mie instan, kopi bubuk dan kompi instan (sachet), kue basah, tempe, tahu, roti, bawang merah, dan lainnya.
Adapula yang berasal dari komoditas bukan makanan, yakni perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, angkutan, kesehatan, dan lainnya.
Jika harga komoditas-komoditas ini naik maka garis kemiskinan akan naik.
PENGUASA DATAN DARBE WATAK BERBUDI BAWA LEKSANA
Amanah yang paling tinggi adalah amanah untuk berbuat adil dalam menetapkan hukum pada kepemimpinan umat. Pahala yang paling tinggi adalah pahala dalam melaksanakan keadilan sebagai pemimpin umat. Dan sebaliknya yang paling tinggi bahayanya adalah bahaya melakukan kedhaliman pada saat memimpin umat. Kedhaliman pemimpin akan menimbulkan kehancuran dan kerusakan sebuah bangsa-negara.
Ciri pemimpin yang tidak bisa menjaga amanah antara lain :
Pertama, seorang pemimpin yang tidak memenuhi syarat keahlian. Para ulama sepakat kalau syarat pemimpin adalah Islam, baligh dan berakal, mampu (kafaah), merdeka dan sehat indra dan anggota badannya. Pemimpin yang tidak memiliki syarat keahlian pasti tidak amanah. Jika orang bodoh, tidak berakal, tidak sehat menjadi pemimpin pasti tidak amanah, karena dia tidak mengerti apa yang seharusnya dikatakan dan diperbuat. Dan pasti dia akan diperalat oleh orang dekatnya atau kelompoknya. Dia tidak mampu melakukan tugas-tugas yang berat dan lebih banyak berbuat untuk diri, keluarga dan kelompoknya.
Kedua, mementingkan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya. Pemimpin yang amanah akan melaksanakan segala kepemimpinannya untuk semua rakyat atau bawahannya, bukan untuk diri sendiri, keluarga dan kelompoknya. Menegakkan keadilan bagi seluruh rakyatnya atau bawahannya. Mengembangkan potensi sumber daya yang ada untuk kepentingan rakyatatau bahwannya.
Ketiga, dhalim. Pemimpin yang tidak amanah bersifat dhalim, karena dia melaksanakan kepemimpinan itu bukan untuk melaksanakan amanah, tetapi untuk berkuasa dan menguasai segala kekayaannya sehingga dia akan berbuat dhalim kepada rakyat atau bawahannya. Yang dipikirkan adalah kekuasaannya dan fasilitas dari kekuasaan itu, tidak peduli rakyat/bawahan menderita dan sengsara.
Dia melaksanakan kepemimpinan itu bukan untuk melaksanakan amanah, melainkan untuk berkuasa dan memiliki segala kekayaan negeri sehingga dapat berbuat zhalim kepada rakyatnya. Yang dipikirkan adalah kekuasaannya dan fasilitas dari kekuasaan itu, tidak peduli rakyat menderita dan sengsara bahkan tidak peduli tumpahnya darah rakyat karena kezhalimannya.
Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya akan datang di tengah-tengah kalian para pemimpin sesudahku, mereka menasihati orang di forum-forum dengan penuh hikmah, tetapi jika mereka turun dari mimbar mereka berlaku culas, hati mereka lebih busuk daripada bangkai. Barangsiapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kesewenang-wenangan mereka, maka aku bukan lagi golongan mereka dan mereka bukan golonganku dan tidak akan dapat masuk telagaku. Barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu kesewenang-wenangan mereka maka ia. adalah termasuk golonganku dan aku termasuk golongan mereka, dan mereka akan datang ke telagaku.”(HR. At-Thabrani)
Keempat, menyesatkan umat. Pemimpin yang tidak amanah akan melakukan apa saja untuk menyesatkan umat. Dia akan membeli apa saja untuk menutupi kejahatannya dan kroni-kroninya menayangkan adegan yang menyesatkan, rusak dan kotor serta tidak bermoral, tidak berakhlak. Pemimpin yang seperti ini adalah pemimpin yang berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari Dajjaal laknatullah.
Rasul SAW bersabda :
“Selain Dajjaal ada yang lebih aku takuti atas umatku yaitu para pemimpin yang sesat”(HR Ahmad).
Kelima, kehancuran dan kerusakan seluruh tatanan sosial masyarakat. Pemimpin yang tidak amanah akan mengakibatkan kiamat. Kiamat berarti dominannya seluruh bentuk kemaksiatan, seperti kemusyrikan, sihir, zina dan pornografi, minuman keras, narkoba, perkawinan sesama jenis, pencurian, begal hingga perampokan, korupsi, pembunuhan, kekerasan, dll.
Karena akibat yang dialami dari sifat tidak amanah ini tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain bahkan masyarakat luas, maka hendaknya setiap kita harus senantiasa berusaha menjaga setiap amanah yang diberikan kepada kita, sekecil apapun itu.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS Al-Anfaal : 27).
TUR ORA JANMA KANG HANDANA WURIH
Tur ora ana janma kang handana wurih dapat diartikan lagi pula tidak ada orang yang mampu mewujudkan kesejahteraan.
Untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dibutuhkan pemimpin. Bahwa pemimpin itu harus diciptakan. Seorang pemimpin harus punya kepemimpinan atau leadership, dan dia harus steril dari kepentingan politik.
Pemimpin harus mampu membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang merata dan berkeadilan. Seorang pemimpin diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kerja sama yang saling menguntungkan sehingga dapat tercapai tujuan bersama.
Tugas pemimpin adalah bagaimana mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari struktur kerja sama internasional yang ada.
Para pemimpin dapat terus meningkatkan kemampuan dalam bidang komunikasi, analisis, serta dalam bidang keorganisasian agar dapat dilandasi cara berpikir kritis, integral, dan holistik.
Tingkatkan kemampuan dalam mengkomunikasikan gagasan secara efektif, menganalisis secara sistematis, serta mengorganisasikan dan menggunakan jaringan untuk menyelesaikan tugas seorang pemimpin.
ING KONO NEGARA BAKAL DIKUASAI DHEMIT LAN BANASPATI
Ing kono negara bakal dikuasai dhemit lan banaspati artinya disitu negara akan dikuasai oleh pengganggu keamanan dan kejahatan besar.
Dhemit dan Banaspati merupakan gambaran sifat manusia serakah, angkara murka, dimana-mana korupsi, hukum tidak lagi menjadi keadilan namun kekayaan yang memutuskan keadilan jadinya hukum tumpul ke atas.
Dhemit dan Banaspati merupakan gambaran sifat manusia jahat, kejam, sak udhele dewe, sak karepe dewe, rata-rata manusia ora duwe isin, ora duwe rai.
Dhemit dan Banaspati merupakan gambaran sifat manusia gelap seperti jaman Jahiliyah. Dimana-mana tidak tidak aman (situasi keamanan tidak kondusif), banyak begal, pencuri, perampokan, premanisme, mafia hingga kejahatan-kejahatan Extra Ordinary Crime merambah diplosok-plosok daerah.
PEJABATNYA AJI MUMPUNG
Mumpung ada kesempatan dan peluang merampok harta rakyat.
Digebyah uyah wae, sing rumangsa dhadi pejabat mulai saka paling ngisor hingga pucuking negara, pejabat kabeh mau klebu dhemit, setan, lelembut jim peri prayangan lan banaspati, engkang purun nguntal, jeglak, mbadhog, ngondhol, ngrampok, ngrayah, dhudu hak'e, bukan punyanya, sekali lagi bukan haknya bondo donyane rakyat walaupun sekecil sebutir biji zarah.
POLITIK
Realitanya upaya politik luhur dan mulia untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan umum (general welfare) serta menghormati kebebasan, kini terjerembab kepada perilaku jahat, menindas kaum lemah, merampas yang bukan haknya, melalui pola pragmatis transaksional berorientasi kepentingan pribadi. "Jika politik dikuasai para penjahat, maka jangan harap perbaikan hidup rakyat. Sedangkan demokrasi menjadi alat memproduksi pemimpin maling.
Bidang politik, pertahanan dan masalah internasional ini, pudarnya nilai keteladanan para pemimpin bangsa, mengakibatkan rakyat ikut abai, permisif, kehilangan empati, impulsif, mental pengemis, dan cuek dengan urusan harga diri.
Sejatinya, partai politik (Parpol) mengambil peran besar dan berada di garda terdepan, membangun kembali kharakter bangsa, bukan perkumpulan kaum jahat atau kawah candradimuka penghasil benalu negara. Dalam sistem demokrasi, Parpol sangat dibutuhkan. Kalau pun dianggap setan, tetap saja dibutuhkan, mengingat belum ada mekanisme konstitusional mencari pemimpin nasional tanpa keterlibatan partai politik.
Serba Transaksional Apatisme terhadap partai dan aktivitas politik makin meluas, akibat rendahnya orientasi keberpihakan kepentingan rakyat dalam produk kebijakan. Banyak undang-undang menjadi alat legitimasi kepentingan kelompok, atas dorongan pragmatisme dan transaksional. Uang negara yang harusnya dialokasikan membangun infrastruktur dan sarana umum, malah dikorupsi para pejabat bermotif kerakusan, sedangkan rakyat terpuruk di lorong-lorong kemiskinan dan kesusahan hidup.
Praktek jahat, korupsi dan pembodohan politik harus dilawan.
Semua serba transaksional dengan kalkulasi jangka pendek. Proses pemilihan umum dan Pilkada sebagai sarana mencari pemimpin untuk mengelola negara, tidak lagi berbasis nilai juang dan idealisme politik luhur bermartabat. Para calon anggota legislatif atau calon kepala daerah yang membutuhkan suara rakyat sebagai prasyarat konstitusi, hanya mengejar kuantitas dan prosedural, termasuk menghalalkan segala cara. Substansi dan kualitas demokrasi belum menjadi orientasi. Rakyat masih dianggap sekedar angka statistik suara, bukan manusia politik pemilik mandat. Akibatnya, transaksi jual beli suara mewabah di setiap pemilihan, mulai level kepala desa, bupati atau walikota, gubernur, pemiihan legislatif, hingga pemilihan presiden. Idealnya, rakyat memberi mandat dengan ikatan politik berbasis tanggungjawab moral yang berkesinambungan (generasi) atas negara dan bangsa ini. Mereka yang terpilih kemudian berkewajiban melayani dan membuat kebijakan berpihak kepentingan rakyat. Sebagai pemegang otoritas politik, para wakil rakyat harus memastikan adanya distribusi hak-hak rakyat secara adil, bukan meninggalkannya usai Pemilu.
Jujur peranan ulama dan pemuka agama serta tokoh masyarakat sangat urgen dibutuhkan membangun mental dan akhlak serta moral di elemen kisi-kisi masyarakat, bangsa dan negara bukan agama dijadikan komoditas untuk kepentingan keblinger.
Mestinya generasi kita dibekali nilai-nilai kejujuran, dan empati sesama, sudah tertanam sejak dini. Kerelaan berkorban serta militansi, tekat kuat, kokoh, sak saiyeg saeka praya, bergotong- royong memperjuangkan kebenaran berdasarkan pendidikan berkarakter bangsa, Pancasila dan UUD 1945 serta norma-norma hukum.
Ingatlah ! Bahwa kerajaan Majapahit Wilwatikta hancur bukan karena serangan dari luar kerajaan, namun hancur tercabik-cabik karena dari dalam kerajaan sendiri. Bahkan penjajah kolonial Belanda selama 350 tahun lebih memecah bangsa dan negara Nusantara Indonesia. Sejalan dengan pengalaman banyak garam, jangan lagi ada adu domba dan adu domba di negeri Nusantara Indonesia.