PERUMPAMAAN AL QUR'AN TENTANG SIFAT BINATANG PADA DIRI MANUSIA
Jika ada makhluk yang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk, maka itulah manusia (QS. 95: 4).
Quran At-Tin Ayat 4 :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
Tafsirnya :
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang sebaik-baiknya, jauh lebih sempurna daripada hewan. Kami juga bekali mereka dengan akal dan sifat-sifat yang unggul. Dengan kelebihan-kelebihan itulah Kami amanati manusia sebagai khalifah di bumi.
Namun demikian, kebaikan bentuk itu tidak menjamin kebaikan budi, perangai terlebih akhlak. Semua kembali pada sang manusia itu sendiri. Jika iman yang diutamakan, insya Allah ia selamat dari sifat kebinatangan.
Namun, jika sebaliknya, maka seorang manusia akan memiliki sifat-sifat binatang yang hanya berorientasi materi dan kesenangan syahwat. Di Dalam Al-Qur’an paling tidak ada tujuh jenis binatang yang sifat-sifatnya bisa dimiliki manusia.
Perumpamaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pertama, seperti anjing.
Anjing sangat tunduk, patuh dan setia kepada siapapun yang memberi makan dan minum, meskipun dia seorang penjahat. Manusia yang seperti anjing tidak mau tunduk kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diturunkan, dihalau atau tidak ia tetap akan menjulurkan lidahnya.
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَـكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ذَّلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS: Al-A’raf: 176).
2. Kedua, seperti binatang ternak.
Binatang ternak tidak memiliki keistimewaan, nilai jualnya hanya terletak pada beratnya, sedang binatang peliharaan karena kelebihan atau keistimewaan. Bila manusia seperti binatang ternak, kedudukannya sudah begitu rendah dari binatang peliharaan (QS. 7: 179).
Quran Al-A'raf Ayat 179 :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
Tafsirnya :
Jika pada ayat yang lalu berbicara tentang siapa yang mendapat petunjuk dan disesatkan, pada ayat ini dijelaskan mengapa seseorang tidak mendapat petunjuk dan mengapa pula yang lain disesatkan. Dan demi keagungan dan kekuasaan Kami, sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia karena kesesatan mereka. Hal itu karena mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka layaknya seperti hewan ternak yang tidak menggunakan akal yang diberikan Allah untuk berpikir, bahkan mereka sebenarnya lebih sesat lagi dari binatang, sebab, binatang itu-dengan instinknya-akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya, sementara mereka itu malah menolak kebaikan dan kebenaran yang ada. Mereka itulah orang-orang yang lengah
3. Ketiga, seperti kera.
Kera atau monyet adalah binatang yang serakah, keserakahan membuat orang-orang Yahudi melanggar ketentuan Allah.
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَواْ مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ
“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina.” (QS. Al-Baqarah: 65).
Ironisnya, setelah melakukan pelanggaran, mereka justru tidak merasa bersalah, malah membanggakan kesalahan yang telah dilakukannya.
4. Keempat, seperti babi.
Babi bukan hanya senang dengan kekotoran, tetapi juga tidak memiliki rasa cemburu, ia akan membiarkan perbuatan tidak senonoh yang dilakukan pihak lain terhadap keluarganya, begitulah bila manusia memiliki karakter babi dalam dirinya.
قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللّهِ مَن لَّعَنَهُ اللّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُوْلَـئِكَ شَرٌّ مَّكَاناً وَأَضَلُّ عَن سَوَاء السَّبِيلِ
“Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” [QS. Al-Maaidah: 60).
5. Kelima, seperti laba-laba.
Dalam hidup ini banyak manusia yang berlindung kepada selain Allah. Mereka membentengi diri dengan bangunan-bangunan yang mereka persenjatai diri dengan persenjataan canggih, bahkan ada yang melindungi dirinya dengan setan dengan jampi-jampi, jimat-jimat, isim-isim dan sebagainya.
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاء كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتاً وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Ankabut [29]: 41).
6. Keenam, seperti nyamuk.
Yaitu orang yang kelakuannya hanya mengganggu orang lain, sehingga tidak disukai manusia lainnya. Mencari nafkah dengan menyakiti dan mengambil hak orang lain dan bila makan suka berlebihan hingga akhirnya mati karena kekenyangan (QS. Al-Baqarah: 26).
7. Ketujuh, seperti keledai.
Yaitu manusia bodo karena tidak konsekuen, ajaran yang datang dari Allah diyakini, tetapi diabaikannya.
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS: Al Jumu’ah [62]: 5).
Demikianlah tujuh jenis sifat binatang yang bisa menjadi tabiat dan watak manusia. Oleh karena itu, mari bentengi diri dan keluarga agar selamat menjadi makhluk Allah yang terbaik, sehingga selamat dari menjadi manusia berkarakter binatang.
KETIKA MANUSIA SEPERTI BINATANG
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."(QS. Al-A’raaf: 179).
Sesungguhnya kebanyakan jin dan manusia itu adalah makhluk yang diciptakan untuk isi neraka jahannam! Ada dua pandangan mengenai hal ini yaitu :
1. Pertama, sudah diketahui di dalam ilmu Allah yang azali, bahwa makhluk-makhluk ini akan masuk neraka jahannam. Hal ini tampaknya tidak memerlukan tindakan nyata yang karena tindakan ini mereka pantas masuk neraka. Maka, ilmu Allah itu meliputi sesuatu yang tidak terikat pada waktu dan tidak terikat pada gerakan nyata yang akan timbul sesudah itu dalam alam kebiasaan.
2. Kedua, ilmu yang azali (yang tidak terikat pada masa dan gerakan dalam alam manusia) bukan yang mendorong makhluk-makhluk ini kepada kesesatan yang karenanya mereka layak masuk neraka. Tetapi, yang menyebabkan mereka masuk neraka adalah karena keadaan dan sikap mereka seperti yang digambarkan dalam nash ayat tersebut.
“…Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah)…."
Jadi, mereka tidak mau membuka hati yang telah diberi kemampuan untuk memikirkan petunjuk-petunjuk keimanan dan hidayah yang terbentang di alam semesta. Juga, di dalam risalah-risalah yang dapat diketahui oleh hati yang terbuka dan pandangan yang melek.
Namun, mereka tidak mau membuka mata mereka untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta. Juga tidak mau membuka telinga mereka untuk mendengarkan ayat-ayat Allah yang dibacakan (Alquran).
Mereka telah mengabaikan perangkat-perangkat yang telah diberikan kepada mereka ini. Mereka tidak mau mempergunakannya. Mereka hidup dalam kelalaian dan tidak mau memikirkan dan merenungkan.
“….Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
Orang-orang yang lalai terhadap ayat-ayat Allah di alam semesta dan di dalam kehidupan, dan yang lalai terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri mereka dan orang lain. Sehingga, tidak melihat adanya tangan Allah pada semua itu. Maka, mereka itu bagaikan binatang ternak bahkan lebih sesat lagi.
Binatang ternak memiliki perangkat-perangkat instingtif yang dapat menuntun mereka. Sedangkan, jin dan manusia ditambah lagi dengan kalbu yang dapat memahami, mata yang dapat memandang, dan telinga yang dapat menangkap suara.
Apabila mereka tidak membuka hati, mata, dan pendengaran mereka untuk memikirkan dan merenungkan ketika mereka menempuh kehidupan dengan lengah, maka mereka itu lebih sesat dari pada binatang ternak yang cuma dibekali fitrah saja. Sesudah itu, mereka akan menjadi isi neraka jahanam.
Qadar Allah berlaku pada mereka, sesuai dengan kehendak-Nya ketika menciptakan mereka dengan persiapan-persiapan dan potensi-potensi itu. Dia juga telah membuat aturan mengenai pembalasannya.
Maka, orang yang demikian sifat dan sikapnya, sebagaimana diketahui Allah dalam ilmu-Nya yang qadim, adalah isi neraka jahannam sejak mereka ada.
DALAM DIRI MANUSIA ADA EMPAT SIFAT
Dalam diri manusia ada empat sifat. Tiga dari empat sufat itu berpotensi untuk mencelakakan manusia dan satu berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan.
1. Pertama, sifat syaithaniyah; sifat identiknya adalah kecemburuan, hasad dan dengki, saling iri dan menjatuhkan. Pekerjaan dan targetnya bagaimana membuat jalan yang menyesatkan. Menjerumuskan dan menjatuhkan pada jalan kenistaan. Membasmi dan menghilangkan sifat kemanusiaan dan martabat anak Adam yang dimuliakan.
2. Kedua, sifat kebinatangan bahimah sifat binatang ternak. Kita tahu persis bagaimana sikap binatang ternak yang diciptakan tanpa fikir, tanpa rasa. Bagi binatang ini adalah sifatnya, ia begitu, adalah lumrah. Tapi kalau manusia yang diberi hati diberi rasa, bersikap dengan sikap bahimah, maka ini petaka dan berbahaya.
3. Ketiga, sifat buas “sabi’iyah” bukan binatang ternak, tapi lebih tinggi, binatang liar dan buas. “Kita tahu persis sifat-sifat identiknya adalah kesemena-menaan, tak punya rasa kasihan, tidak ada iba dan rasa. Ia akan menerkam siapa saja, andalannya adalah bringas dan tenaga, kuku tajam dan taringnya. Karakternya kezaliman, tidak ada keadilan. Yang kuat berkuasa, yang lemah binasa. Tidak ada ukuran kebenaran, yang ada unjuk kekuatan. Ini yang kita kenal dengan hukum rimba. Yang kuat selamat yang lemah terhina. Yang berani akan menindas yang pengecut. Yang kuat akan memakan yang lemah”.
4. Sedangan satu-satunya sifat yang menjamin keselamatan dan kebaikan manusia, adalah sifat ‘rububiyyah” sifat berketuhanan, beriman, bertaqwa, memiliki kontrol keyakinan. Yakin akan hari pembalasan. Dan percaya bahwa kehidupan dunia akan dipertanggungjawabkan.
Kebenaran mutlak adalah ketentuan Tuhan, dijelaskan nabi, dikandung Al Quran. Sifat yang tumbuh tidak mengedepankan napsu keserakahan, tidak ada kepuasan di atas kejahatan. Kebahagiaan bukan tumbuh di atas penderitaan orang lain. Bukan berhasil dengan menjahati orang lain. Atau bukan juga semangat yang tak pernah berharap kebaikan untuk orang lain.
MAHKLUK YANG LEBIH SESAT DARI BINATANG TERNAK
Surah Al Araf 179 lebih buruk dari binatang ternak.
Binatang ternak atau hewan ternak adalah hewan yang dipelihara oleh banyak orang untuk sumber pangan, missal saja, ayam, bebek yang diambil daging dan telurnya. Beberapa lain hewan ternak juga digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, seperti kerbau, digunakan tenaganya untuk membajak sawah. Dan binatang ternak lainnya.
Binatang ternak tidak punya pikiran, tidak bisa melihat dengan benar, mengapa mereka dipelihara manusia, diberi makan dan minum, dibuatkan tempat untuk tinggal atau beranak-pinak, yang mana tidak lain adalah karena nantinya binatang ternak itu untuk dimanfaatkan oleh manusia sendiri.
Begitu pula manusia, kalau dia tidak punya pikiran, tidak punya hati dan tidak bisa menggunakan matanya untuk melihat kebenaran, atau telinganya untuk mendengarkan kebenaran, maka sama lah kita sebagai manusia seperti halnya binatang ternak. Tersesat tanpa tahu arah hidupnya untuk apa, tidak paham dengan perintah tuhannya.
Bukankan sebagai manusia seharusnya menyadari, mengapa manusia diciptakan oleh Allah? Mengapa manusia dibekali dengan pikiran, hati, serta juga dilengkapi dengan mata dan juga telinga?
3 BEKAL MANUSIA AGAR TIDAK TERSESAT
Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT berfirman dalam QS. A’raf [7] ayat 179:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Imam Thabari (Tafsir Thabari, jilid 11: 801) menjelaskan bahwa, neraka Jahannam Allah ciptakan untuk mereka-mereka (jin dan manusia) yang memiliki Hati namun tidak memahami ayat-ayat Allah, baik itu merenungi keesaan-Nya, kebenaran rasul-Nya, yaitu orang yang kufur atau menolak kebenaran.
Selain itu juga mereka-mereka yang memiliki Mata namun tidak bisa melihat keagungan Allah, tanda-tanda kebesaran-Nya dan keesaan-Nya, yaitu orang yang syirik, atau menyekutukan Allah, menganggap masih ada yang lebih agung dari pada Allah.
Setelah itu adalah mereka-mereka yang memiliki Telinga namun tidak bisa dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah, tidak bisa merenungi dan memikirkannya, lebih dari pada itu, bahkan menolak adanya kebenaran yang telah disampaikan oleh Rasul-Nya kepadanya.
Imam Qurthubi juga menambahkan bahwa ayat ini bukan berarti mereka itu benar-benar tuli maupun buta secara fisik, mereka memang punya mata berfungsi untuk melihat, punya telinga berfungsi untuk mendengar, namun yang dimaksud adalah tidak mempergunaka fungsi panca indranya dengan benar. (Tafsir Qurthubi, jilid 7: 817-818).
Tidak mempergunakannya dengan benar menurut Wahbah Zuhaili yaitu menggunakan akal dan indra hanya untuk kepentingan dunia semata tidak untuk kepentingan agama (akhirat). Hati mereka tidak digunakan untuk memahami segala hal untuk mewujudkan kemaslahatan agama. Dan mata dan telinganya tidak digunakan untuk melihat dan mendengar hal-hal yang dapat mewujudkan kemaslahatan. (Tafsir al-Munir, jilid 5: 169-170).
TERSESAT LAYAKNYA BINATANG TERNAK
Orang-orang yang tidak bisa memanfaatkan hati, mata dan telinganya dengan benar oleh Allah diibaratkan laksana bintang ternak, yaitu dalam redaksi أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ.
Ibnu Katsir (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3: 490) menjelaskan yang dimaksud layaknya binatang ternak adalah orang-orang yang diserukan kepada mereka untuk beriman sama halnya binatang ternak yang diseru oleh sang penggembala, dimana mereka hanya mendengar suaranya saja, namun tidak memahami apa maknanya sama sekali
Imam Qurthubi menyebutnya seperti binatang karena mereka tidak mencari pahala dari suatu perbuatan baik, dimana pikiran mereka hanya perihal makan dan minum saja atau hanya perut yang mereka pentingkan.
Bukankah manusia diciptakan dengan ciptakan paling sempurna? Mengapa manusia tidak menggunakannya dengan sebaik-baiknya? Apakah sebenarnya mereka sedang lupa?
SIAPA SEBENARNYA ORANG LEBIH TERSESAT
Ada yang lebih parah dari pada hanya sekedar disamakan seperti binatang ternak. Siapakah mereka?
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa binatang ternak terkadang masih bisa menuruti perintah sang penggembala meski tak paham maksud ucapannya, namun yang dimaksud lebih sesat disini adalah orang kafir yaitu orang yang menyekutukan Allah. Menganggap ada tuhan lain yang lebih hebat, dan berkuasa.
Imam Qurthubi memperjelas bahwa :
ولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
orang-orang yang lebih sesat adalah orang-orang yang lalai, yaitu orang orang yang tidak mau bertadabbur dan menolak adanya surga serta neraka.
Sampai-sampai Ibnu katsir mengibaratkan bahwa orang yang taat kepada Allah lebih mulia dari para Malaikat yang taat, namun sebaliknya, yang kufur kepada Allah, itu lebih hina dari pada binatang, lebih sesat atau bisa dikatakan kalau binatang lebih sempurna darinya.
Lantas apakah ada ancamannya untuk orang-orang lalai ini?
ANCAMAN BAGI PARA MANUSIA DAN JIN
Ayat diatas selain memang menunjukan 3 bekal agar manusia tidak tersesat, sekaligus juga ancaman bagi manusia yang lupa akan 3 bekal tersebut. Tidak main-main dalam ayat ini. Di ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah benar-benar telah menyiapkan neraka Jahannam, yaitu neraka yang paling pedih siksanya, untuk menyiksa orang-orang yang sesat.
Imam Syaukani menjelaskan bahwa ayat :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ
yaitu Allah benar-benar telah menciptakan neraka Jahannam itu untuk menyiksa kebanyakan makhluq (jin dan manusia) atas keadilan-Nya dan sesuai dengan amal perbuatan hidup di dunia, kebanyakan makhluq ini adalah mereka yang tidak menggunakan hati, mata dan telinganya dengan benar.
Dari penjelasan para ahli tafsir diatas mengenai ayat tersebut. Jelas sudah bahwa ada 3 hal yang bisa kita jadikan bekal agar kita tidak tersesat hidup didunia yaitu :
1) Hati
2) Mata dan
3) Telinga.
Tidak sebatas itu saja bahkan dengan 3 bekal ini jika digunakan dengan benar harapannya akan mewujudkan kemaslahatan bagi umat manusia.
Contohnya dalam kehidupan sosial adalah saat seseorang melihat orang lain kelaparan, mendengar mereka menjerit kesakitan menahan rasa lapar dan mengemis sesuap nasi, pasti hati yang berfungsi dengan benar akan merasa kasihan dan berupaya peduli memberikan uluran bantuan karena tidak tega melihat sesamanya menderita.
Bukankah manusia makhluk sosial yang saling butuh satu sama lain? Tidakkah hati, mata dan telinga kita berfungsi dengan benar?
SIFAT MANUSIA YANG JUGA DIMILIKI HEWAN
Manusia memiliki berbagai macam sifat dominan, misalnya ada orang yang terkenal sebagai orang yang ramah. Orang yang terkenal memiliki sifat buruk pun ada, misalnya pemalas, serakah, atau gak setia.
Berbagai sifat tersebut ternyata gak hanya dimiliki manusia, tapi juga hewan. Namun, tentu saja, hewan memiliki sifat-sifat tersebut secara naluri, bukan karena mereka bisa membedakan mana sifat baik dan mana yang buruk.
Berikut sifat manusia yang dimiliki berbagai jenis hewan :
1. Rajin.
Ada banyak hewan yang terkenal dengan kerajinannya, salah satunya tentu semut. Semut pekerja tidur dalam periode singkat, rata-rata 1 menit sekali tidur. Dalam sehari, seekor semut bisa tidur hingga 250 kali, yang berarti 250 menit alias 4 jam 48 menit.
Lalu apa yang mereka lakukan selama sisa 19 jam 12 menit dalam sehari? Bekerja! Sewaktu tidak tidur, semut tidak pernah bermalas-malasan dan selalu bergerak, mulai dari mencari makan, membawa makanan ke sarang, memberi makan larva semut, melindungi sarang dari pengganggu, dan sebagainya.
2. Malas.
Berkebalikan dengan semut, kungkang adalah salah satu hewan paling pemalas di dunia. Predikat itu pantas karena mereka adalah mamalia dengan gerakan paling lamban. Kecepatan mereka saat berjalan di darat hanya sekitar 30 cm per menit dan mereka memang jarang bergerak karena hanya bergerak rata-rata 38 meter per hari.
Kungkang juga menghabiskan banyak waktu untuk tidur. Laman World Animal Protection menyebut bahwa kungkang di penangkaran bisa tidur hingga 20 jam sehari. Bahkan, organ pencernaan mereka pun "pemalas" karena butuh waktu hingga 30 hari untuk mencerna makanan.
3. Pemalu.
Beberapa hewan memiliki sifat yang sangat penyendiri dan pemalu sehingga mereka sangat jarang terlihat oleh manusia. Bukan karena langka atau berukuran kecil, tapi karena mereka memang sangat pandai bersembunyi, contohnya armadillo raksasa (Priodontes maximus).
Literatur menceritakan bahwa armadillo raksasa sangat sulit terlihat karena jago menyembunyikan diri. Padahal, hewan ini berukuran panjang 1,5 meter dan berat 50 kg, lho. Namun, sangat sedikit orang yang pernah melihat mereka di alam bebas, bahkan para ilmuwan pun sampai harus memasang kamera tersembunyi untuk melihatnya.
4. Pemberani.
Kebanyakan hewan lebih memilih untuk menjalani hidupnya dengan tenang dan damai. Sebisa mungkin, mereka menghindari masalah dengan hewan lain. Namun, bagi badger madu, sepertinya hidup seperti itu terlalu flat. Badger madu sering disebut sebagai hewan paling berani di dunia dan itu bukan tanpa alasan.
Hewan yang hidup di Afrika ini gak segan menghadap hewan yang berukuran lebih besar dan lebih berbahaya seperti singa dan buaya. Sesuai namanya, mereka juga gak takut menghancurkan sarang lebah untuk memakan madunya. Selain itu, mereka juga berani berhadapan dengan landak, ular berbisa, antelop, bahkan manusia.
5. Ramah.
Melihat hewan bersikap ramah pada sesama spesiesnya adalah hal yang biasa. Namun, pernahkah kamu melihat hewan yang ramah pada berbagai jenis hewan lain? Kapibara (Hydrochoerus hydrochaeris) adalah hewan yang seperti itu. Hewan pengerat terbesar di dunia ini memang terkenal sangat toleran pada hewan lain.
Binatang kapibara memang adalah hewan yang sangat sosial. Mereka hidup dalam kelompok beranggotakan 10--20 individu. Selain kepada hewan lain, kapibara juga ramah terhadap manusia. Mereka bahkan bisa dipelihara, tapi memelihara mereka adalah tindakan ilegal di beberapa tempat.
6. Suka ingin tahu.
Kalau kamu tipe orang yang suka ingin tahu, hewan yang cocok menggambarkan sifatmu adalah kucing. Bukan hanya kucing domestik, hewan keluarga kucing memang secara umum memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dilansir laman Cuteness, indra-indra kucing memang dirancang untuk membuat mereka suka ingin tahu.
Misalnya mata, mereka punya kemampuan untuk melihat dalam gelap. Mereka juga punya kumis yang bisa mendeteksi getaran sehingga bisa memetakan keadaan sekelilingnya. Plus, pendengaran kucing juga sangat baik. Semua itu penting bagi mereka dalam rangka menjaga teritorinya karena kucing adalah makhluk yang teritorial.
7. Setia.
Kesetiaan juga sifat yang bisa dimiliki manusia maupun hewan. Ada banyak hewan yang terkenal setia pada pasangannya, misalnya angsa. Hewan ini kawin hanya dengan satu pasangan saja dan mereka tetap setia pada pasangannya hingga mati. Dilansir Animal Wised, bahkan setelah pasangannya mati, mereka gak mau mencari pasangan baru.
8. Tidak setia.
Sementara, hewan yang tidak setia alias suka bergonta-ganti pasangan lebih banyak lagi jumlahnya, salah satunya bonobo (Pan paniscus). Hewan kerabat dekat simpanse ini memang terkenal gila seks. Mereka bahkan akan melakukan seks untuk bersenang-senang maupun untuk meredakan konflik, bukan sekadar untuk menghasilkan keturunan.
Tak heran jika bonobo tidak punya pasangan tetap dan akan melakukan seks dengan siapa pun. Menurut Live Scence, mereka bahkan kerap melakukan hubungan homoseksual dan inses! Namun, budaya seks tersebut membawa keuntungan tersendiri bagi bonobo karena membuat kelompok mereka lebih damai, tidak seperti kelompok simpanse yang kerap terlibat perkelahian.
9. Pendendam.
Beberapa orang memiliki sifat pendendam alias suka menyimpan rasa dendam pada orang lain. Ternyata, sifat serupa pun dimiliki beberapa hewan, salah satunya harimau. Laman National Public Radio memuat cerita tentang seekor harimau yang melacak dan membunuh seorang pemburu yang melukainya.
Si harimau bukan membunuh sekadar untuk membela diri atau mencari makan. Ia bahkan sampai melacak ke kabin tempat si pemburu tinggal. Sekitar 12 hingga 48 jam setelah dilukai, si harimau membunuh sang pemburu dan memakannya. Itu membuktikan bahwa si harimau mengenali si pemburu dan membunuhnya untuk melampiaskan dendamnya.
10. Serakah
Terakhir, ada hewan yang paling cocok untuk menggambarkan sifat serakah, yaitu wolverine. Wolverine adalah hewan keluarga musang yang memiliki nama ilmiah Gulo gulo. Dalam bahasa Latin, gulo sendiri berarti 'rakus'. Nama tersebut memang sangat cocok bagi wolverine karena mereka terkenal dengan sifat rakusnya.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan sifat rakus wolverine. Pertama, mereka bisa makan semua bagian tubuh mangsanya, termasuk tulang. Mereka juga tak segan mencuri hasil buruan hewan lain. Lalu, jika gak mampu menghabiskan makanannya, mereka akan menyemprotkan sisa makanannya itu dengan cairan anal mereka.
Ternyata, cairan tersebut mengandung asam yang bisa mempercepat proses pembusukan. Makanya, kenapa wolverine menyemprotkan cairan itu ke makanan sisa mereka? Itu untuk mencegah hewan lain memakannya. Terbukti bahwa wolverine sangat serakah. Tidak hanya suka mencuri, tapi mereka juga tidak rela kalau sisa makanannya dimakan hewan lain.