SILSILAH NABI SIS
(PANGERAN SEDJATI)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Tuhan berfirman :
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
1. Nabi Adam Alahi salaam (Sanghyang
Janmawalijaya / Sanghyang Adhama) Usia 960 Tahun.
a. pertama kali sareat shalat subuh 2 rakaat diturunkan kepada Nabi Adam Alahi Salaam
b. Beristeri Dengan Siti Hawa (Dewi Janmawanujawa/Sang Dewi Kawahnya).
Dimanakah Nabi Adam Diturunkan ? Hadits-hadits yang menguatkan teori Nabi Adam AS, diturunkan di Al Hind.
1. Dari Qatadah RA, beliau berkata bahwa : “Allah SWT meletakkan Baitullah (di bumi) bersama Nabi Adam AS. Allah SWT telah menurunkan Nabi Adam AS di bumi dan tempat diturunkannya adalah di tanah AL HIND. Dan dalam keadaan kepalanya di langit dan kedua kakinya di bumi, lalu para malaikat sangat memuliakan Nabi Adam as, kemudian Nabi Adam AS pelan-pelan berkuranglah tinggi beliau.” (H.R Musonif Abdur Razaq).
2. Dari Ibnu Abbas RA, telah berkata: “Sesungguhnya tempat pertama dimana Allah SWT turunkan Nabi Adam AS di bumi adalah di AL HIND”. (H.R Hakim).
3. Dari Ali RA, telah berkata: “Bumi yang paling wangi adalah tanah AL-HIND,Bdisanalah Nabi Adam AS diturunkan dan pohonnya tercipta dari wangi surga.” (Kanzul Ummal).
4. Dari Ibnu Abbas RA, telah meriwayatkan Ali Bin Abi Thalib RA telah berkata : “Di bumi tanah yang paling wangi adalah tanah AL HIND (karena) Nabi Adam AS telah diturunkan di AL HIND, maka pohon-pohon dari AL HIND telah melekat wangi-wangian dari surga.” (HR. Hakim).
5. Dari Ibnu Abbas RA telah berkata bahwa jarak antara Nabi Nuh AS dengan hancurnya kaumnya adalah 300 tahun. Dari tungku api (tannur) di AL HIND telah keluar air dan kapalnya Nabi Nuh AS berminggu-minggu mengelilingi Ka’bah. (H.R.Hakim). Riwayat ini penting karena kita telah tahu bahwa Nabi Nuh kemungkinan besar berasal dari Sundaland.
6. Dari Abu Sa’id Al Khudri RA mengatakan bahwa seorang Raja dari AL HIND telah mengirimkan kepada Nabi Muhammad SAW sebuah Tembikar yang berisi Halia. Lalu Nabi SAW memberi makan kepada sahabat– sahabatnya sepotong demi sepotong dan Nabi SAW pun memberikan saya sepotong makanan dari dalam tembikar itu. (HR. Hakim)
7. Dari Ali RA berkata bahwa dua lembah yang paling baik di kalangan manusia adalah lembah yang ada di MAKKAH dan lembah yang ada di AL HIND, dimana Nabi Adam AS diturunkan. Di dalam lembah itu ada satu bau yang wangi, yang darinya bisa membuat kamu jadi wangi.
8. Dari Ibnu Abbas RA meriyawatkan dari Nabi Muhammad SAW telah bersabda bahwa Sesungguhnya Nabi Adam AS telah pergi haji dari AL HIND ke Baitullah sebanyak seribu kali dengan berjalan kaki tanpa pernah naik kendaraan walau sekalipun. (HR. Thabrani). Mengapa? Karena dulu tanah AL HIND dan ARAB adalah satu daratan.
9. Dari Ubay bin Ka’ab RA mengatakan: “Saya berkeinginan untuk keluar di jalan Allah ke AL HIND”. Ubay bin Ka’ab RA bertanya kepada Hasan RA: “Berilah saya nasihat!”. Hasan RA berkata: “Muliakanlah perintah Allah dimanapun kamu berada maka Allah akan memuliakan kamu.” (H.R. Baihaqi fii Syu’bul iman) 10. Dari Sauban RA dari Rasulullah SAW beliau bersabda: “Dua golongan dari ummatku yang diselamatkan Allah dari Neraka yaitu golongan yang berperang di AL HIND dan golongan yang berkumpul bersama Isa Alahis Salaam” (Riwayat Nasai dan Ahmad).
Jadi AL HIND disini adalah Nusantara dan bukanlah India yang seringkali banyak ditafsirkan orang. Bahkan justru India pada masa dahulu adalah bagian kecil dari wilayah AL HIND atau sekarang Indonesia. Namun ini hanya teori yang masih banyak harus ditahkik. Akan tetapi FAKTANYA adalah, di dunia ini, dimanakah yang paling banyak penghasil kayu wangi? Gaharu, Kemenyan, Cendana, kayu manis dan kayu-kayu wangi lainnya? Dan negara manakah penghasil gaharu di dunia? Wartawan atau budayawan atau pengembara yang ingin melakukan perjalanan untuk tujuan menulis reportase yang menarik, sebaiknya berkaca kepada Empu Prapanca dan Bujangga Manik. Mereka adalah “wartawan purba” yang mengajari prinsip-prinsip jurnalisme yang hebat, yang mencatat secara teliti hampir semua aspek yang ditemui dalam perjalanannya, sehingga ratusan tahun kemudian di zaman kini kita dapat dengan jelas merasakan dan memahami apa yang terjadi di zaman dulu, zaman yang dikisahkan oleh dua “jurnalis pioner” itu. Kalau Prapanca mencatat kondisi Jawa (plus Nusantara) pada abad 13 dan 14 M, maka Bujangga Manik mencatat kondisi Jawa dan Bali pada abad 15 dan 16 M menjelang menyebarnya agama Islam oleh jasa para Wali. Sejarah Jawa sudah sangat lama, namun jangan khawatir, pencatatan sejarah Jawa paling lengkap justru bukan dilakukan oleh bangsa asing seperti yang anda-anda duga dan yakini selama ini.
Pencatatan paling lengkap justru oleh pujangga kuno asli Nusantara dalam KITAB BABAD TANAH JAWI. Dan jika selama ini, kitab tersebut kita tertawakan dan kita hina, justru para sarjana barat, terutama sarjana mutakhir, seperti D R.Arysio Santos dan DR. Stephen Oppenheimer justru mengakui keabsahan KITAB-KITAB KUNO JAWA.
SEJARAH JAWA VERSI BABAD TANAH JAWI
Kitab Babad Tanah Jawi banyak dikutip oleh Kitab-kitab turunannya, misalnya : Kitab Pustaka Raja Purwa, Serat Paramayoga, Serat Kandha, Serat Jitapsara dan sebagainya. Kitab-kitab tersebut menyebutkan bahwa Nabi Adam memiliki anak 40 pasang kembar dampit ditambah 2 yang tidak lahir secara kembar. Yang laki-laki Sayidina Sis, sedang yang perempuan Siti Hanun. Diceritakan bahwa nabi Adam berkehendak menjodohkan anak-anak kembar dampitnya dengan cara silang. Namun Siti Hawa, isterinya, menentang dan ingin menjodohkan anak kembar dampitnya dengan pasangan masing-masing.
Alasannya sudah merupakan ketentuan takdir dijodohkan sejak dalam kandungan. Dari silang sengketa antara Adam dan Hawa tersebut kemudian sama-sama marah dan sama-sama mengeluarkan rahsa yang diterjemahkan sebagai darah.
Menurut Ki Sondong Mandali sendiri menterjemahkan sebagai dayaning urip (daya hidup). Rahsa tersebut kemudian ditempatkan dalam cupumanik (cupu = wadah, manik = inti) dan sama-sama dipanjatkan doa. Rahsa dalam cupumanik Nabi Adam berubah menjadi orok bayi namun hanya ragangan, atau tubuh yang belum bernyawa. Atas kemurahan kodrat dan iradat Allah, bayi yang ada pada cupumanik milik Nabi Adam menjadi lengkap perwujudannya sebagai manusia yang sempurna, kemudian cahaya nurbuwah (kenabian) yang ada di badan Nabi Adam berpindah ke dalam tubuh bayi hingga dapat hidup sempurna. Adam mendapatkan bisikan dari Allah agar bayi tersebut dinamakan Sayidina Sis (Nabi Sis) alias Seth atau Setyang dalam Jitapsara (Kitab susunan Begawan Palasara, Jawa) disebut Sang Hyang Sita. Nabi Adam memanjatkan syukur kepada Allah dan menjalankan bisikan gaib tersebut dan bayi digendongnya. Tiba-tiba datang badai (angin ribut) yang ikut menerbangkan cupu tempat bayi hingga jatuh di tengah Samudera Hijau dan diterima malaikat Ngazazil. Malaikat Ngazazil atau Ajajil ini nantinya akan berubah menjadi Iblis. Cerita tersebut diatas secara samar-samarntelah menjelaskan bagaimana Adam (dalam pengertian “ilahi” sebagai Hyang Adhama, Atman, Dzat Sejatining Urip) beremanasi atau bertajalli menjadi Sang Hyang Sita (Nabi Sis). Jelasnya, kelahiran Sang Hyang Sita (Nabi Sis) bukan melalui proses biologis antara Adam dan Hawa. Namun oleh sebab keluarnya rahsa atau “dayaning urip” dan atas kemurahan kodrat dan iradat Allah. Namun diambil logikanya saja, saya Viddy Ad Daery menyimpulkan, Nabi Sis adalah keturunan Nabi Adam hasil pernikahan dengan Siti Hawa dalam wujud istimewa, disebut-sebut Nabi Sis itu mempunyai sifat dan fisik mirip Nabi Adam, dan bahkan segalanya mirip Nabi Adam, terutama dari segi kecerdasan dan kebijaksanaannya. Nabi Sis mendapatkan jodoh dari Allah berupa bidadari bernama Dewi Mulat. Malaikat Ngazazil mengetahui dan mendengar bahwa kelak di kemudian hari keturunan Adam akan sangat dikasihi Allah. Maka Ngazazil selalu berdoa kepada Allah dan selalu berupaya agar keturunan Adam dan keturunannya bisa menyatu. Maksudnya, agar dirinya dapat menurunkan rajaraja bagi manusia. Doa Ngazazil dikabulkan, kemudian anaknya, Dlajah atau Dajjal, dibuat mirip dengan Dewi Mulat untuk menggantikan isteri Nabi Sis tersebut. Sedang Dewi Mulat disembunyikan. Setelah Ngazazil mengetahui nutfah Nabi Sis (Sang Hyang Sita) jatuh di telanakan (rahim) Dlajah, maka cepat-cepat Dlajah dibawa pulang ke kahyangannya dan Dewi Mulat dimunculkan kembali.
Dewi Mulat melahirkan anak kembar pada waktu julungwangi atau saat matahari terbit. Yang satu berwujud bayi laki-laki dan yang satunya berwujud Cahya (Nur). Pada waktu yang sama Dlajah juga melahirkan, tepat saat julungpujut atau saat matahari tenggelam. Yang dilahirkan Dlajah berwujud Asrar (rahsa) yang berkilauan memancarkan cahaya laksana embun pagi di daun talas. Selanjutnya Asrar tersebut dibawa Ngazazil ke Kusniyamalebari dan dipersatukan dengan anak Nabi Sis dengan Dewi Mulat yang berwujud Cahya (Nur). Kemudian berubah menjadi laksana bayi laki-laki yang masih diliputi cahaya dan tidak dapat dipegang. Kakek bayi-bayi tersebut, Nabi Adam (Hyang Adhama), memberi nama Anwas (Nasa, dalam Jitapsara) kepada cucunya yang berwujud bayi laki-laki (dari Dewi Mulat) dan Anwar (Nara, dalam Jitapsara) kepada cucunya yang berwujud cahya (persatuan antara anak Dewi Mulat dan anak Dlajah). Sayid Anwas tekun beribadah kepada Allah SWT., sedang Sayid Anwar gemar bertapa dan berkelana hingga bertemu dengan Malaikat Ngazazil , kakeknya, dan berguru kepadanya. Sayid Anwar mendapatkan berbagai ilmu kesaktian. Bisa berubah sebagai laki-laki atau perempuan, bisa menghilang dan kasat mata (tidak bisa diindera). Juga bisa terbang ke angkasa dan masuk ke perut bumi. Logikanya, saya Viddy Ad Dery menyimpulkan, bahwa Sayid Anwar adalah seorang liberalis atau menghalalkan segala cara. Ketika Sayid Anwar pulang dan bertemu Nabi Adam, maka kakeknya melihat berubahnya perilaku cucunya itu. Nabi Adam paham bahwa perubahan itu dikarenakan ulah Ngazazil dan berkata kepada Nabi Sis, bahwa kelak Sayid Anwar akan murtad dari ajaran agama yang dipeluk kakek dan ayahnya. Paramayoga tidak secara jelas menguraikan tentang malaikat Ngazazil dan bagaimana ceritanya bisa punya “anak” bernama Dlajah. Disinilah “kehalusan” pujangga Jawa dalam menukil ajaran Islam tentang Allah Swt. dan Malaikat. Para pujangga Jawa menghormati ketauhidan Islam dengan menempatkan Allah Swt. pada wilayah “tan kena kinayangapa”. Serta tetap membuat misteri tentang posisi Malaikat. Secara samar-samar memposisikan kesetaraan Malaikat dengan Hyang Adhama, sehingga disebutkan bahwa Malaikat Ngazazil berkehendak ikut menurunkan raja-raja penguasa manusia. Secara tersirat menyatakan bahwa Malaikat (sebagai Kuasa Allah) ikut mengatur “uriping manungsa”. Maksudnya, ikut terlibat dalam proses beremanasinya Dzat Sejating Urip selanjutnya. Namun saya Viddy Ad Daery lebih suka melogik-kan kisah ini, karena toh bisa dilogik-kan, kalau kita mempretheli “kisah-kisah mistis”nya.
KISAH NABI ADAM DAN SIS
Di dalam Taman Surga lahir seorang manusia yang diberi nama Adam. Ketika Tuhan memilihnya sebagai khalifah, para malaikat yang dipimpin Ajajil mengajukan keberatan karena umat manusia mereka anggap hanya bisa berbuat kerusakan saja. Maka, Tuhan pun mengajari Adam berbagai macam ilmu pengetahuan yang membuatnya mampu mengalahkan kepandaian para malaikat. Di hadapan para malaikat, Tuhan menguji kepandaian Adam. Para malaikat akhirnya mengakui keunggulan Adam. Tuhan kemudian memerintahkan semua malaikat untuk bersujud menghormat kepadanya. Para malaikat serentak bersujud melaksanakan perintah Tuhan, kecuali makhluk bernama Ajajil. Dialah yang nantinya dikutuk menjadi “Iblis”. Ajajil menolak bersujud kepada Adam karena baginya hanya Tuhan semata yang pantas disembah. Meskipun mengajukan berbagai alasan, tetap saja Ajajil dianggap sebagai pembangkang. Ajajil kemudian dikeluarkan dari Taman Surga dan dijuluki sebagai Sang Iblis. Nabi Adam kemudian menikah dengan wanita pilihan Tuhan yang bernama Hawa. Keduanya diizinkan menikmati segala macam isi Taman Surga kecuali buah dari sebuah pohon larangan. Sementara itu Ajajil Sang Iblis datang menyusup ke dalam Taman Surga dengan menyamar sebagai seekor ular. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa Adam tidak sempurna dan bisa dikalahkan. Melalui kepandaiannya berbicara, ular samaran Ajajil berhasil menghasut Adam dan Hawa sehingga keduanya memakan buah pohon larangan tersebut. Mengetahui hal itu, Tuhanpun menghukum pasangan tersebut keluar dari Taman Surga. Adam kemudian membangun tempat tinggal baru di daerah Asia Barat Daya bernama Kerajaan Kusniyamalebari. Setelah memimpin selama 129 tahun, barulah Adam dan Hawa memiliki keturunan. Setiap kali melahirkan mereka mendapatkan putra dan putri sekaligus. Putra yang tampan lahir bersama putri yang cantik, sedangkan putra yang jelek lahir bersama putri yang jelek pula. Setelah lahir lima pasangan, Adam dan Hawa berniat menikahkan putra dan putri mereka itu. Adam memutuskan untuk menikahkan putra yang tampan dengan putri yang jelek, serta sebaliknya. Sementara itu, Hawa mengusulkan agar putra yang tampan dinikahkan dengan putri yang cantik, serta putra yang jelek dengan putri yang jelek, sesuai pasangan kelahiran masing-masing. Adam dan Hawa sama-sama saling mempertahankan pendapat. Keduanya sepakat mengeluarkan rahsa untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan. Atas kehendak Tuhan, rahsa milik Adam tercipta menjadi bayi namun hanya berwujud ragangan, sementara rahsa milik Hawa tetap berwujud darah. Menyaksikan hal itu Hawa pasrah terhadap keputusan Adam. Beberapa waktu kemudian, cahaya nubuwah Adam keluar dari dahinya dan berpindah pada tubuh ragangan bayi tersebut. Akibatnya, ragangan bayi itu hidup menjadi bayi normal. Tuhan memberi petunjuk supaya bayi tersebut diberi nama Syits, di mana kelak ia akan menurunkan para pemimpin dunia. Adam sangat bersyukur dan membawa bayi Syits pulang. Setelah Adam pergi, cupu yang tadinya digunakan sebagai wadah rahsa terhempas oleh angin kencang sehingga jatuh di dekat Samudera Hijau. Cupu tersebut ditemukan oleh Malaikat Ajajil dan disimpannya sebagai pusaka, dan diberi nama Cupumanik Astagina. Beberapa tahun kemudian Syits tumbuh menjadi manusia istimewa yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Selain memiliki lima pasang kakak, Syits juga memiliki 35 pasang adik dan seorang adik perempuan yang lahir tanpa pasangan bernama, Siti Hunun. Pada suatu hari Nabi Adam mengutus Nabi Syits untuk mengambil buah di Taman Surga. Nabi Syits berhasil memasuki tempat tersebut dan mendapatkan buah yang diinginkan ayahnya. Selain itu, Syits juga mendapatkan anugerah dari Tuhan berupa seorang bidadari bernama Dewi Mulat. Syits kemudian menikah dengan Mulat. Keduanya hidup berumah tangga di negeri Kusniyamalebari. Keturunan Nabi Syis (Sanghyang Esis) Kisah Lain dalam Naskah Medang Kamulyan (Jagat Raya) yang di Darmaraja Sumedang Sebagai Berikut :
"KARAJAN MEDANG LARANGAN ANU NGAGEULARKEUN MANUSA LINUHUNG TURUNAN TAPEL ADAM KARAJAAN BABU MEDANG HAWA JENENG LARANGAN RATU DI NGALAKONAN DARMA PANCEN GAWENA TI ALLAH TAALA JADI RATU TI ALAM MEDANG KAMULYAN...
HIRUPNA RUNDAYAN TI SAIDINA ANWAR NGABOGAAN TURUNAN RATU DI KARAJAAN MEDANG LARANGAN....
BAGENDA SYAH JENENG RATU DI KARAJAAN MEDANG LARANGAN, ANU KARATON NA DI CIPTA KU SAYIDINA SIS AS DI CAI PAKU SATUTASNA SURUTNA CAI SAGARA NGEUEUM ALAM MEDANG KAMULYAN...
ARI DI SEBUT CAI PAKU IEU MANGRUPA PANGELING ELING IEU TEMPAT ANU GEUS OROT TINA CAI SAGARA LOBA TANGKAL PAKU KU AYANA PRAHARA ALAM MEDANG KAMULYAN KA KEUEUM KU CAI SAGARA...."
Artinya : Kerajaan Medang larangan yang mengeluarkan Manusia Luhur keturunan Nabi Adam dan Hawa jadi pengisi alam dunia melakukan darma dari Allah jadi Ratu/Raja di Alam Dunia... Hidupnya merupakan silsilah dari Saidina Anwar mempunyai keturunan Ratu (pemimpin) di kerajaan Medang Larangan... Raja Syah bersama ratu di Kerajaan Medang Larangan yang keratonnya diciptakan oleh Nabi Sis alahis salaam di CIPAKU sesudah surutnya air laut menenggelamkan alam Dunia, yang disebut CIPAKU ini merupakan tempat peringatan yang sudah surut dari air lautan banyak pohon Paku. Di Tanah Sunda Pakuan Berdasarkan Naskah Sewaka Darma Kabuyutan Ciburuy yang dibuat pada tahun 1405 Saka (1484 Masehi) dan mengacu kepada konsep Papat Kalima Pancer maka di Tatar Sunda ada Lima Daerah Cipaku yang terdiri dari Satu Cipaku sebagai pusatnya/ Pancer dan Empat Cipaku lainnya tersebar sesuai arah penjuru mata angin yaitu Cipaku Timur, Cipaku Barat, Cipaku Utara, dan Cipaku Selatan. Dari naskah-naskah Sansekerta kuno Vastu Sastra, yang berpedoman pada keempat arah mata angin dan ditata menurut dua poros besar yang saling berpotongan di tengah-tengah sesuai dengan pola mancapat (kiblat papat lima pancer).
SILSILAH PARA NABI
Sebagai catatan Nabi Adam menurut riwayat memiliki putra dan putri yang dilahirkan secara berpasang-pasangan, setiap pasangan memiliki fisik yang mencolok, ada yang terlahir dengan jasmani yang biasa biasa saja,adapula yang fisiknya elok elok, bunda siti Hawa menginginkan perjodohan diantara yang elok dengan yang elok sedangkan yang biasa saja fisiknya dinikahkan dengan pasangan yang biasa pula, namun nabi Adam as menginginkan adanya silang perkawinan supaya adil, yang bagus rupa dengan yang biasa saja kemungkinan agar terjadi keseimbangan...diantara anak-anak Nabi Adam yang terlahir senantiasa berpasang pasangan ( putra dan putri ) ada anak nabi yang yang terlahir sendiri , konon dia memiliki wajah dan fisik mirip Nabi Adam as, baik kecerdasan maupun Bapaknya.... Namanya sikapnya Nabi Seith/nabi sangat mirip Sis / Sanghyang Esis... dari keturunan nabi sis as, terjadilah 2 golongan besar yang membedakan diantara keduanya, satu sisi keturunan nabi sis menurunkan para Nabi Allah, satu sisi menurunkan para sanghyang... Putra nabi Sis AS, kanjeng Anwas menurunkan para nabi seperti Nabi Idris AS, Nabi Nuh AS, Nabi Soleh as, Nabi Ibrahim sebagai Bapaknya Para Nabi, kemudian dari Nabi Ibrahim terlahirlah Nabi Ismail dan Ishaq... Dari nabi ishaq terlahirlah Nabi Israel/Nabi Ya'qub.... Nabi Ya'qub / Israel melahirkan bangsa yang paling cerdas sedunia yang disebut Bani Israel. Kisah Sayid Anwar (Sang Hyang Nurcahya) tersebut juga dengan samar-samar mengisahkan proses beremanasinya Sang Hyang Sita (Nabi Sis) menjadi Sang Hyang Nuircahya (Sayid Anwar). Meskipun kelahirannya melalui ibu : Dewi Mulat dan Dlajah, namun jelas sekali bahwa Dewi Mulat bidadari pemberian Allah, sedang Dlajah anak malaikat Ngazazil.
Paramayoga tidak secara jelas menguraikan tentang malaikat Ngazazil dan bagaimana ceritanya bisa punya anak bernama Dlajah. Disinilah kehalusan pujangga Jawa dalam menukil ajaran Islam tentang Allah SWT dan Malaikat. Para pujangga Jawa menghormati ketauhidan Islam dengan menempatkan Allah Swt. Pada wilayah tan kena kinayangapa. Serta tetap membuat misteri tentang posisi Malaikat. Secara samar-samar memposisikan kesetaraan Malaikat dengan Hyang Adhama, sehingga disebutkan bahwa Malaikat Ngazazil berkehendak ikut menurunkan raja-raja penguasa manusia. Secara tersirat menyatakan bahwa Malaikat (sebagai Kuasa Allah) ikut mengatur uriping manungsa. Maksudnya, ikut terlibat dalam proses beremanasinya Dzat Sejating Urip selanjutnya.
ASAL USUL
Serat Paramayoga merupakan karya sastra berbahasa Jawa yang isinya merupakan perpaduan unsur Islam, Hindu dan Jawa asli. Tokoh Sanghyang Wenang misalnya, disebut sebagai leluhur dewa-dewa Mahabharata sekaligus keturunan dari Nabi Adam. Sanghyang Wenang merupakan putra Sanghyang Nurrasa, putra Sanghyang Nurcahya, putra Nabi Sis, putra Nabi Adam. Ia memiliki seorang kakak bernama Sanghyang Darmajaka dan seorang adik bernama Sanghyang Pramanawisesa. Setelah dewasa, Sanghyang Wenang mewarisi takhta Kahyangan Pulau Dewa dari ayahnya. Kahyangan ini konon sekarang terletak di negaraMaladewa, di sebelah barat India. Set menurut kepercayaan Islam Set (Syits) (sekitar 36302718 SM), hidup selama kurang lebih 912 tahun, meninggal pada usia 1042 tahun. Menikah dengan Azura (Hazurah), kemudian mengandung seorang anak yang bernama Enos pada usia 105 tahun. Ia salah seorang anak Adam, yang dianggap sebagai salah satu dari nabi-nabi dalam Islam. Ia juga termasuk guru Nabi Idris yang pertama kali mengajarkan Menjinakkan kuda dan lain-lain, baca-tulis, ilmu falak,
DALAM KISAH LAIN DI RIWAYATKAN
Nabi Adam berketurunan Nabi Sis, Nabi Sis mempunyai 2 anak Yang pertama Sayid Anwar, beliau menurunkan para dewa yg menurunkan keluarga Barata, dimana ada Pandawa, salah satunya Arjuna yg mempunyai cucu bernama Parikesit, dari Parikesit ini menurunkan Angling Darma, Sri Aji Joyoboyo (Kediri), lalu keturunan-keturunan mereka di Majapahit, Demak, Mataram, sampai sekarang menyebar dimana-mana di Nusantara . Tidak sedikit raja-raja keturunan Sayid Anwar yang menguasai bangsa-bangsa lain di permukaan bumi. Yang ke 2 adalah Sayid Anwas, yang besar dalam asuhan Nabi Adam. Keturunannya, Nabi Idris, Ibrahim, Musa, Isa sampai Muhammad saw. Keturunan Sayid Anwas juga menumbuhkan suku-suku bangsa superior seperti bangsa Israil, bangsa Arab, bangsa Arya dan bangsa-bangsa besar lainnya. Nabi adam punya anak nabi sis, nabi sis kawin sama Dewi mulat (bidadari dari langit) punya anak 2 sayid Anwas (menurunkan nabi-nabi) dan sayid Anwar (menurunkan dewa-dewa). sayid anwar alias Nurcahya kawin sama anak raja jin punya anak Nurrasa. Nurrasa kawin sama anak raja jin punya anak sanghyang Wenang. sanghyang wenang kawin sama anak raja jin punya anak Sanghyang Tunggal. sanghyang tunggal punya anak dari istri pertama namanya Rancasan, dari istri kedua punya anak Antaga, Ismaya dan Manikmaya Putra Nabi SYS : Sayyid Anwar, Meminum Maul Hayat Dalam riwayat yang lain dikisahkan bahwa Sayid Anwar sempat diasuh oleh Nabi Adam, Sayid Anwar melanggar pantangan dengan meminum air kehidupan yang membuat hidupnya abadi. Mengetahui itu, Nabi Adam marah lalu mengusir Sayid Anwar. Sayid Anwar sangat kecewa dengan sang kakek lalu pergi berkelana. Di tengah perjalanan dia bertemu Malaikat Harut dan Marut yang menyesatkannya menuju ke arah Sungai Nil dan bertemu dengan beberapa anak Adam lainnya. Dengan sang paman, Sayid Anwar belajar ilmu melihat masa depan (semacam ilmu laduni) dan berbagai ilmu hebat lain. Usainya, Sayid Anwar melanjutkan perjalanan ke arah timur menuju pulau kecil di antara Pulau Maldewa dan Laksdewa, yang bernama Lemah Dewani. Di situlah Sayid Anwar melakukan tapa brata dengan cara melihat matahari mulai terbit sampai tenggelam. Setelah tujuh tahun bertapa, daya linuwih pada Sayid Anwar terolah hebat sehingga bisa menghilang (kasat mata). Dalam pengembaraannya di Lemah Dewani, Sayid Anwar banyak bertarung dengan para jin dan membuat mereka tunduk di bawah kekuasaannya. Mendengar kehebatan Sayid Anwar, lama-lama banyak kaum jin yang memilih mengabdi padanya. Kejadian tersebut sangat mengganggu Prabu Nuradi, raja para jin yang menguasai Lemah Dewani. Prabu Nuradi melabrak Sayid Anwar dan mengajaknya bertarung. Dalam pertarungan itu Orabu Nuradi kalah dan tunduk pada kekuasaan Sayid Anwar. Prabu Nurani memilih turun tahta lalu mengangkat Sayid Anwar menjadi raja para jin dan menyerahkan putrinya menjadi isteri. Ketika menjadi raja jin, Sayid Anwar mendapatkan gelar Prabu Nurasa. Prabu Nurasa yang telah memiliki kehidupan abadi, kemudian tinggal di tempat tinggi dan meminta izin pada Yang Mahaesa untuk mengangkat diri sebagai Tuhan Semesta Alam. Yang Maha esa mengabulkan dan membiarkan Prabu Nurasa murtad dari ajaran keturunan Nabi Adam. Ketika menjadi raja, Lemah Dewani diubah nama menjadi Tanah Jawi (Tanah Jawa). Dari Prabu Nurasa lahirkan keturunan-keturunannya yang kemudian menjadi para dewa mulai dari Batara Guru sampai raja-raja di Tanah Jawi. Tambahan Menurut Versi Islam Kisah Nabi Syits A.S (Putra Nabi Adam A.S). Menurut kisah Islam, setelah kematian Habil, Adam sangatlah marah kepada Qabil. Kemudian Adam memiliki anak kembar kembali bernama Syits dan 'Azura. Syits memiliki arti "hadiah", karena Allah telah memberikan hadiah kepada Adam berupa seorang anak soleh, setelah kematian anaknya yang bernama Habil. Syits selain sebagai anak yang berbakti, ia diyakini sebagai seorang nabi dan rasulallah. Sebagai seorang nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah yang ditulis dalam suhuf/sahifah. Menurut keterangan Ibnu Abbas, ketika Syits dilahirkan, Adam sudah berusia 930 tahun. Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain. Adam mengajarkan semua pengetahuan yang ia miliki kepada Syits. Ia mengajarkan bagaimana menyembah Allah dan beribadah yang lainnya. Setelah kematian Adam, Syits memimpin anak cucu Adam. Ia memimpin dengan peraturan dan hukum Allah, ia membawa persatuan di antara orang-orang disekitarnya. Wahab Bin Munabbih mengatakan, ketika Adam meninggal, Syits telah berusia 400 tahun. Syits telah diwasiati oleh Adam untuk memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk. Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu, Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil. Syits kemudian memimpin anak cucu Adam dan ia memimpin dengan peraturan dan hukum Allah, ia membawa persatuan di antara orang-orang disekitarnya. Setelah terbunuhnya Habil oleh saudaranya, Qabil, kemudian Siti Hawa melahirkan anak kembar lagi. Yang laki-laki diberi nama Syits (dalam bahasa Arab dan ‘Ibrani) atau Syats (dalam bahasa Suryani). Sedangkan yang perempuan diberi nama ‘Azura. Pengarang kitab Qasas al-Anbiya (hal. 59) menyebutkan bahwa setelah menderita sakit selama 11 hari, Nabi Adam wafat. Ketika masih sakit, Nabi Adam berwasiat kepada Syits untuk menggantikan posisi kepemimpinannya. Nabi Adam juga mengingatkan Syits untuk menjaga kerahasiaan pelimpahan mandat ini agar jangan sampai diketahui oleh Qabil, si pendengki. Menurut keterangan Ibnu ‘Abbas, ketika Syits dilahirkan, Nabi Adam sudah berusia 930 tahun. Nabi Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain. Sebagai Nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah yang tertulis dalam 50 sahifah. Demikian keterangan dari Hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dzar alGhifari sebagaimana dikutip dalam Tarikh Thabari (Jil. I, hal. 152). Patut kita perhatikan bahwa dalam memilih pemimpin, Nabi Adam menjadikan ketakwaan, kecerdasan dan ketaatan sebagai kriteria utama. Nabi Adam mengebawahkan faktor usia, postur tubuh, kekuatan fisik dan aspek-aspek lainnya.
SET / SETH
Set berisi artikel tentang tokoh kitab suci agama-agama samawi. Untuk kegunaan lain, lihat Set (disambiguasi).
Set dalam Kristen dan Yahudi (bahasa Ibrani: שֵׁת, bahasa Ibrani Standar Šet, Tiberias Šēṯ) atau Syits dalam Islam (bahasa Arab: شيث, translit. Syīts) adalah anak laki-laki dari Adam dan Hawa. Namanya memiliki arti kompensasi;orang yang ditetapkan, fondasi atau dasar. Ia dilahirkan pada saat Adam berumur 130 tahun (Kejadian 5:3). Set merupakan saudara muda dari Kain dan Habel.
GELAR NABI 'ALAIHIS-SALAM (KESEMPATAN ATASNYA)
Adam (bapak), Hawa (ibu), Kerabat, Qabil/Kain, Habil.
Dalam kitab Kejadian dari Kitab Suci Ibrani dan Alkitab, adalah salah satu anak (kemungkinan putra ketiga) dari Adam dan Hawa, dan merupakan adik laki-laki dari Kain dan Habel. Ia dilahirkan setelah Habel dibunuh oleh Kain. Nama Set disebut sepuluh kali dalam Alkitab, yaitu tujuh kali di kitab Kejadian, sekali di kitab Bilangan, Kitab 1 Tawarikh, dan Injil Lukas.
Set bagi Adam adalah seorang anak yang "menurut rupa dan gambarnya". Set diberikan oleh Allah sebagai pengganti Habel yang dibunuh. Ia mempunyai seorang anak yang bernama Enos pada usia 105 tahun dan hidup hingga mencapai usia 912 tahun.
Melalui keturunan Set dilahirkanlah Nuh, Abraham, Daud, hingga akhirnya menurunkan Yesus.
SET MENURUT ISLAM
Menurut kisah Islam, setelah kematian Habil, Adam sangatlah marah kepada Qabil. Kemudian Adam memiliki anak kembar kembali bernama Syits dan 'Azura. Syits memiliki arti "hadiah", karena Allah telah memberikan hadiah kepada Adam berupa seorang anak soleh, setelah kematian anaknya yang bernama Habil. Syits selain sebagai anak yang berbakti, ia diyakini sebagai seorang nabi dan rasulallah. Sebagai seorang nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah yang ditulis dalam 50 suhuf/sahifah.
Menurut keterangan Ibnu Abbas, ketika Syits dilahirkan, Adam sudah berusia 930 tahun. Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain. Adam mengajarkan semua pengetahuan yang ia miliki kepada Syits. Ia mengajarkan bagaimana menyembah Allah dan beribadah yang lainnya. Setelah kematian Adam, Syits memimpin anak cucu Adam. Ia memimpin dengan peraturan dan hukum Allah, ia membawa persatuan di antara orang-orang disekitarnya.
Wahab bin Munabbih mengatakan, ketika Adam meninggal, Syits telah berusia 400 tahun. Syits telah diwasiati oleh Adam untuk memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk. Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu, Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil. Syits kemudian memimpin anak cucu Adam dan ia memimpin dengan peraturan dan hukum Allah, ia membawa persatuan di antara orang-orang disekitarnya.
MENURUT VERSI KEPERCAYAAN :
SET MENURUT KITAB YOBEL
Menurut Kitab Yobel, Set menikahi adik perempuannya, Azura dan umurnya 105 tahun ketika anaknya Enos dilahirkan. Ia meninggal pada usia 912 tahun. Dalam literatur rabinik, nama Set (bahasa Ibrani: Sheth) dijelaskan berarti "dasar." Menurut tradisi ini, Set dianggap sebagai "Dasar atau Fondasi Dunia," karena ia adalah leluhur pertama umat manusia yang dilahirkan dari orang tua yang manusia. Dengan demikian, seluruh umat manusia dianggap terkait dengan Set melalui keturunannya, Nuh. Banyak juga yang menganggap Yesus sebagai anak dari Yusuf, yang adalah juga keturunan Set.
SET MENURUT KEPERCAYAAN MORMON
Dalam teologi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Set ditahbiskan oleh Adam pada usia 69 tahun. Tiga tahun sebelum kematian Adam, ia memberkati Set agar keturunannya akan menjadi "pilihan Tuhan" dan bahwa mereka "akan dipelihara hingga akhir zaman" (Doktrin dan Perjanjian 107:42). Lebih jauh, Set adalah "seorang yang sempurna, dan ia sangat mirip dengan ayahmya" (Doktrin dan Perjanjian 107:43). Set juga merupakan nama seorang suku Yared dalam Kitab Mormon (Ether).
SET MENURUT YOSEFUS
Yosefus merujuk kepada Set sebagai salah satu anak Adam yang paling penting dalam Zaman Kuno bangsa Yahudi, dan melaporkan bahwa keturunannya membangun Tiang-tiang keturunan Set.
CERITA VERSI ALKITABIAH
Menurut kitab Perjanjian Adam, mengisahkan bahwa Adam, ketika mengetahui bahwa ajalnya telah dekat, memanggil Set ke sisinya. Ia menyuruh Set kembali ke Taman Eden, masuk dan mengambil tiga benih dari buah Pohon Kehidupan. Adam kemudian meminta Set kembali kepadanya dan menempatkan ketiga benih itu di mulutnya sebelum menguburkan jenazahnya.
Set melakukan apa yang diminta ayahnya dan pergi ke Taman Eden. Di gerbang taman itu berdirilah Penghulu Malaikat Mikail, yang menanyakan tujuan Set. Set memberitahukannya, dan Mikail mengizinkannya masuk, dan menunjukkan kepadanya pohon kehidupan itu. Set mengumpulkan tiga benih dari buah pohon itu dan kemudian kembali, melalui pintu gerbang, dan kembali ke ayahnya, yang saat ini telah meninggal. Ia menggali kuburan untuk Adam, dan menguburkannya, setelah menempatkan ketiga benih itu di mulutnya lalu menutup liang kuburnya.
Tiga pohon kemudian muncul dari kubur Adam, dan ketiga pohon inilah yang kemudian ditebang untuk diambil kayunya untuk dijadikan tiga salib di Golgota.
CERITA VERSI JAWA
Keturunan Nabi Adam yang diangkat menjadi nabi hanya satu; Nabi Syits (Set, dalam bahasa Ibrani; Sang Hyang Esis, dalam bahasa Jawa). Syits merupakan keturunan Adam yang lahir tunggal (semua anak Adam dilahirkan kembar) diturunkan Yang Mahaesa sebagai pengganti anak Adam yang terbunuh. Rupa Syith sangat mirip dengan rupa Adam dan menjadi satu-satunya manusia yang memiliki kebijaksanaan terhebat sepanjang masa.
Begitu mengasihinya Adam meminta pada Yang Mahaesa supaya kelak keturunan Syits diizinkan menjadi penguasa atas keturunan saudara-saudaranya. Saat berdoa, Jin Ngajajil (Iblis) ternyata mencuri dengar. Ngajajil paham, bila doa Adam akan selalu didengar dan dikabulkan Yang Mahaesa. Seketika itu pula, tumbuh keinginan Ngajajil untuk mencampurkan darah keturunannya dengan darah keturunan Syits.
Malaikat Ngajajil terus mengintai Syith dan menunggu kesempatan mencampurkan darah keturunannya. Maka ketika Syits menikah dengan Dewi Mulat, pada suatu malam, Dewi Mulat di-sirep, diambil Ngajajil, lalu keberadaannya digantikan putrinya, Dewi Dlajah, yang telah beralih rupa menjadi Dewi Mulat. Setelah dibuahi, Malaikat Ngajajil langsung mengangkat Dewi Dlajah dan mengembalikan Dewi Mulat.
Pada suatu pagi, Dewi Mulat melahirkan dua orang anak; satu berwujud laki-laki normal dan satunya berupa cahaya berkilauan (kasatmata). Sore harinya Dewi Dlajah juga melahirkan, wujudnya berupa gumpalan darah yang berkilauan. Oleh Malaikat Ngajajil, gumpalan darah berkilauan itu disatukan cahaya berkilauan anak Dewi Mulat. Dari hasil penggabungan itu, muncullah seorang anak laki-laki yang cakap. Anak Dewi Mulat diberi nama Sayid Anwas, sedang anak campuran Dewi Mulat dan Dewi Dlajah diberi nama Sayid Anwar.
Sayid Anwas maupun Sayid Anwar memiliki rupa yang sangat tampan. Sayid Anwas besar dalam perlindungan Adam, sedang Sayid Anwar besar dalam asuhan Ngajajil. Sebagai keturunan yang terberkati, keduanya memiliki kemampuan yang sama-sama hebat. Bedanya, Sayid Anwas gemar mempelajari ilmu agama, sedang Sayid Anwar gemar tirakat dan bertapa.
Ketika Sayid Anwar dewasa, dia bertanya pada Dewi Dlajah tentang siapa ayah sejatinya. Maka diberitahulah Sayid Anwar bila dia merupakan keturunan Syith. Pada Dewi Dlajah dan Ngajajil, Sayid Anwar berpamitan untuk menjumpai sang ayah. Ketika berjumpa dengan Syith, terkejutlah sang ayah. Semula Syith tidak mau mengakui keberadaannya, tetapi setelah Yang Mahaesa membisikan mengenai asal-usal Sayid Anwar, barulah Nabi Syith menerima kenyataan itu.
Sayid Anwas dan Sayid Anwar kemudian besar dalam asuhan Adam. Ketika melihat Sayid Anwas dan Sayid Anwar, Adam mulai paham bila Sayid Anwas kelak akan melahirkan keturunan yang mempertahankan ajaran agama, sedang Sayid Anwar kelak akan melahirkan keturunan yang menghancurkan ajaran agama. Dalam asuhan Adam, Sayid Anwar melanggar pantangan dengan meminum air kehidupan yang membuat hidupnya abadi. Mengetahui itu, Nabi Adam marah lalu mengusir Sayid Anwar.
Sayid Anwar sangat kecewa dengan sang kakek lalu pergi berkelana. Di tengah perjalanan dia bertemu Malaikat Haruth dan Maruth yang menyesatkannya menuju ke arah Sungai Nil dan bertemu dengan beberapa anak Adam lainnya. Dengan sang paman, Sayid Anwar belajar ilmu melihat masa depan (semacam ilmu laduni) dan berbagai ilmu hebat lain. Usainya, Sayid Anwar melanjutkan perjalanan ke arah timur menuju pulau kecil di antara Pulau Maladewa dan Laksadewa, yang bernama Lemah Dewani.
Di situlah Sayid Anwar melakukan tapa brata dengan cara melihat matahari mulai terbit sampai tenggelam. Setelah tujuh tahun bertapa, daya linuwih pada Sayid Anwar terolah hebat sehingga bisa menghilang (kasatmata). Dalam pengembaraannya di Lemah Dewani, Sayid Anwar banyak bertarung dengan para jin dan membuat mereka tunduk di bawah kekuasaannya. Mendengar kehebatan Sayid Anwar, lama-lama banyak kaum jin yang memilih mengabdi padanya.
Kejadian tersebut sangat mengganggu Prabu Nuradi, raja para jin yang menguasai Lemah Dewani. Prabu Nuradi melabrak Sayid Anwar dan mengajaknya bertarung. Dalam pertarungan itu Prabu Nuradi kalah dan tunduk pada kekuasaan Sayid Anwar. Prabu Nurani memilih turun tahta lalu mengangkat Sayid Anwar menjadi raja para jin dan menyerahkan putrinya menjadi isteri. Ketika menjadi raja jin, Sayid Anwar mendapatkan gelar Prabu Nurasa.
Prabu Nurasa yang telah memiliki kehidupan abadi, kemudian tinggal di tempat tinggi dan meminta izin pada Yang Mahaesa untuk mengangkat diri sebagai Tuhan Semesta Alam. Yang Maha esa mengabulkan dan membiarkan Prabu Nurasa murtad dari ajaran keturunan Nabi Adam. Ketika menjadi raja, Lemah Dewani diubah nama menjadi Tanah Jawi (Tanah Jawa). Dari Prabu Nurasa lahirkan keturunan-keturunannya yang kemudian menjadi para dewa mulai dari Batara Guru sampai raja-raja di Tanah Jawi.
Di lain pihak, Sayid Anwas yang besar dalam asuhan Nabi Adam, keturunanya kemudian menjadi manusia-manusia terpilih mulai Nabi Idris, Ibrahim, Musa, Isa sampai Muhammad. Keturunan Sayid Anwas juga menumbuhkan suku-suku bangsa superior seperti bangsa Israil, bangsa Arab, bangsa Arya dan bangsa-bangsa besar lainnya. Di lain pihak keturunan Sayid Anwar, karena juga mendapatkan berkah dari doa Adam, juga banyak melahirkan bangsa-bangsa besar pada masa-masa kerajaan Jawa. Tidak sedikit raja-raja keturunan Sayid Anwar yang menguasai bangsa-bangsa lain di permukaan bumi.
Dalam perputaran peradaban, keturunan Sayid Anwar dan Sayid Anwas telah banyak yang bersilangan. Persilangan-persilangan inilah yang membuat kehidupan mereka tumpang-tinduh. Ada keturunan Sayid Anwas yang kemudian mengikuti jejak pemikiran Sayid Anwar yang sesat. Sebaliknya, tidak sedikit pula keturunan Sayid Anwar yang kembali pada ajaran nenek moyang mereka dan menganut agama yang diajarkan Adam serta leluhur mereka Nabi Syith. Terlepas dari semua itu, keturunan-keturunan Sayid Anwas maupun Sayid Anwar sama-sama memiliki darah superioritas yang membuat mereka banyak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa lainnya.
NASEHAT NABI ADAM AS KEPADA SYITS AS
1. Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di dunia. Karena aku merasa tenang hidup di surga yang bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan oleh Allah daripadanya.
2. Janganlah kamu bertindak menurut kemauan hawa istrisitri kamu. Karena aku bertindak menurut kesenangan hawa istriku, sehingga aku memakan pohon terlarang, lalu aku menjadi menyesal.
3. Setiap perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Seandainya aku merenungkan akibat suatu perkara, tentu aku tidak tertimpa musibah seperti ini.
4. Ketika hati kamu merasakan kegamangan akan sesuatu, maka tinggalkanlah ia. Karena ketika aku hendak makan syajarah, hatiku) merasa gamang, tetapi aku tidak menghiraukannya, sehingga aku benar-benar menemui penyesalan.
5. Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainya aku bermusyawarah dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa musibah. Semua yang terurai di atas adalah cara dan sarana. Pembaca, bisa mencari cara dan sarana di tempat yang lebih baik. Namun menjaga hati, wajib bagi kita. Karena, hatilah yang akan mewarnai seluruh anggota badan lainnya, berikut output yang dihasilkannya.
Dalam Kisah Lain di ceritakan Wahab Bin Munabbih mengatakan, ketika Adam meninggal, Syits telah berusia 400 tahun. Dia telah diberi tabut, tali, pedang, dan kudanya yang bernama Maimun yang telah diturunkan kepadanya dari surga. Apabila kuda itu meringkik, semua binatang yang melata di bumi menyambutnya dengan tasbih. Syits telah diwasiati untuk memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi untuk memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk. Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu, Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil. Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syits, jagalah persaudaraan di antara kita.” Syits berkata, “Mengapa engkau sendiri tidak menjaganya ?
Engkau telah membunuh saudaramu, Habil.” Kemudian Qabil ditawan oleh Syits; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya, dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal. Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.” Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu, memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan mengering. Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak tiga kali. Iblis memerintahkan kepada mereka untuk merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini kepada setan. Setan itulah yang kemudian berkomunikasi dengan mereka sehingga manusia terus-menerus sujud kepada Qabil. Sementara Syits, setelah dia menunaikan tugasnya memerangi Qabil, pulang ke negeri Hindi (India) dan menetap di sana sebagai juru pemutus yang adil di antara manusia. Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Hawa, istri Adam, meninggal di zaman anaknya, Syits. Setelah meninggalnya Adam, Hawa tidak hidup lama, hanya setahun, dan meninggal di hari Jumat dalam waktu yang sama ketika dia diciptakan. Diriwayatkan bahwa Hawa dikuburkan berdekatan dengan Adam. Setelah kepergian mereka, Allah menurunkan 50 sahifah kepada Syits. Dialah orang pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah. Dialah yang pertama kali melakukan transaksi dengan emas dan perak dan orang pertama yang memperkanalkan jual beli, membuat timbangan, dan takaran. Dan dialah orang pertama yang menggali barang tambang dari dalam bumi. Selanjutnya, Syits mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Anusy. Di kening Syits terdapat cahaya Muhammad saw yang berpindah kepadanya dari Adam. Setelah Anusy lahir, cahaya tersebut berpindah ke keningnya. Oleh karena itu, Syits tahu bahwa ajalnya sudah dekat. Dia melihat rambut-rambut yang diberikan oleh Adam dan ternyata dia melihat rambut-rambut tersebut telah memutih. Maka, pada tahun itu Syits meninggal dunia dalam umur 900 tahun.
Wahab Bin Munabbih mengatakan, setelah Syits meninggal, dia digantikan oleh anaknya, Anusy. Sebelum meninggal, Syits menyerahkan tabut, tali, suhuf, dan cincin kepada Anusy. Anusy berperilaku dengan baik dan memutuskan dengan benar. Kemudian dia menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung seorang anak. Setelah anak itu lahir, cahaya Muhammad saw yang ada pada Anusy pindah ke wajahnya. Anak tersebut diberi nama Qainan. Anusy terus melakukan kebiasaannya sampai dia menemui ajalnya. Sebelum meninggal, dia serahkan tabut dan shuhuf kepada anaknya, Qainan. Dia memberi wasiat dan mengangkatnya sebagai pengganti setelahnya. Wahab Bin Munabbih mengatakan, setelah Qainan diangkat menjadi pemimpin setelah bapaknya, dia muncul di antara manusia dengan adil. Menjalankan perilaku yang baik, kemudian menikah dengan seorang wanita yang bernama Uthnuk. Dari pernikahan tersebut, Uthnuk mengandung seorang anak laki-laki. Setelah lahir, anak tersebut diberi nama Mahlaila dan cahaya Muhammad saw pindah ke keningnya. Selanjutnya, Qainan sakit, yang membawanya kepada kematian. Maka, dia serahkan tabut dan suhuf kepada anaknya dan mengangkatnya sebagai penggantinya. Berikutnya Mahlaila meninggal dan cahaya beralih ke anaknya yang bernama Yarid. Yarid pun meninggal dan cahaya itu berpindah ke anaknya yang bernama Ukhnukh, yang kemudian dikenal dengan Idris.
SILSILAH PARA NABI (Sheth = Nabi SIS) ORANG JAWA KETURUNAN DEWA / NABI
Orang JAWA keturunan Dewa atau Nabi ? Setiap kaum mempunyai Nabinya sendiri - sendiri dan Tuhan tidak selalu menurunkan utusan- Nya hanya dibumi ARAB saja. Tuhan pasti juga menurunkan di tempat-tempat lain yang kaumnya telah tersesat, tak terkecuali di bumi Nusantara kita ini.
Dalam cerita kuno dikatakan bahwa orang Jawa itu anak keturunan atau berasal dari DEWA. Dalam bahasa Jawa orang Jawa disebut Wong Jawa, dalam bahasa ngokosehari-hari, artinya : wong itu dari kata wahong Jawa, artinya orang Jawa itu adalah anak keturunannya dewa. Begitu pula Tiyang Jawa itu dari kata
Ti Hyang Jawa
artinya juga sama, yaitu anak keturunan dewa, dalam bahasa krama inggil halus. Benarkah ORANG JAWA KETURUNAN DEWA ?
Berikut adalah silsilah mulai dari Nabi Adam hingga Raja-raja di tanah JAWA : 1. Nabi Adam.
2. Nabi Sist (Sang Hyang Syta)
3. Sayid Anwar (Sang Hyang Nur Cahya)
4. Sang Hyang Nurasa
5. Sang Hyang Wenang (Sang Hyang Wisesa)
6. Sang Hyang Manik Maya (Betara Guru)
7. Betara Brahma / Sri Maha Punggung / Dewa Brahma
Dari generasi ke-7 Nabi Adam ( BETARA BRAHMA ) kemudian menurunkan pemimpin-pemimpin besar / Raja-raja di tanah JAWA. Dimana dalam kebudayaan Jawa, konsep Raja adalah penyangga dan penghubung mikrokosmos dan marokosmos, kehidupan manusia dan alam semesta. Kemampuan Raja dalam mengemban fungsi tersebut karena ia memiliki kekuatan magis dari dua daya yang dimilikinya. Pertama, ia mendapat wahyu. Kedua, ia memiliki kesaktian. Wahyu menjadi Raja diperolehnya sebagai berkah dari Hyang Maha Kuasa.
Silsilah Betara Brahma pemimpin-pemmpin Raja-raja tanah Jawa , adalah sbb :
1.Betara Sadana (Brahmanisita).
2. Betara Satapa (Tritusta).
3. Bambang parikanan.
4. Resi Manumayasa.
5. Resi Sekutrem.
6. Begawan Sakri.
7. Begawan Palasara.
8. Begawan Abiyasa (Maharaja Sanjaya).
9. Pandu Dewanata.
10. Dananjaya (R.Arjuna).
11. R. Abimanyu.
12. Prabu Parikesit.
13. Prabu Yudayana.
14. Prabu Yudayaka (Jaya Darma).
15. Prabu Gendrayana.
16. Prabu Jayabaya.
17. Prabu Jaya Amijaya.
18. Prabu Jaya Amisena.
19. Raden Kusumawicitra.
20. Raden Citrasuma.
21. Raden Pancadriya.
22. Raden Anglingdriya.
23. Prabu Suwelacala.
24. Prabu Sri Maha Punggung.
25. Prabu Kandihawan (Jayalengkara). 26. Resi Gatayu.
27. Resi Lembu Amiluhur.
28. Raden Panji Asmara Bangun (Inu Kertapati).
29. Raden Kudalaweyan (Mahesa Tandreman).
30. Raden Banjaran Sari.
31. Raden Munding Sari.
32. Raden Munding Wangi.
33. Prabu Pamekas.
34. Raden Jaka Sesuruh (R. Wijaya / raja Majapahit).
35. Prabu Taruma (Bhre Kumara).
36. Prabu Hardaningkung (Brawijaya I). 37. Prabu Hayam Wuruk.
38. Raden Putra.
39. Prabu Partawijaya.
40. Raden Angkawijaya (Damarwulan).
41. Bethoro Kathong.
Nabi Adam, beristeri Siti Hawa, antara lain berputra Nabi Sist. Nabi Sist beristeri Dewi Mulat, antara lain berputra Sayid Anwar. Sayid Anwar tidak mengakui agama Nabi Adam dan Nabi Sis, sehingga disuruh pergi. Sayid Anwar ingin menciptakan sariat sendiri. Sayid Anwar pergi ke Timur, akhirnya tiba di tanah Dewani lalu bertemu dengan raja Jin bernama Prabu Nurradi. Sayid Anwar diambil menantu oleh Prabu Nurradi, kemudian diangkat menjadi raja memimpin para jin bergelar Prabu Nurcahya. Setelah Prabu Nurcahya menjadi raja, wilayahnya lalu disebut tanah Jawa.
Sayid Anwar menurunkan para Nabi selanjutnya dan Sayid Anwar mempunyai putra ghaib bernama Sang Hyang Wenang. Sang Hyang Wenang berputra Sang hyang Tunggal. Sang Hyang Tunggal mempunyai keturunan dalam bentuk telur. Kulit telurnya berubah menjadi Bathara Antaga (Togog), putih telurnya menjadi Bathara Ismaya (Ki Lurah Semar Bodronoyo) dan kuning telurnya menjadi Bathara Manikmaya (Bathara Guru). Dan Bathara Ismayalah yang menurunkan para Pandawa dan seterusnya. Setelah menjadi raja diantara bangsa jin di pulau Malwadewa, Sayid Anwar menggelarkan dirinya sebagai Sang Hyang Nurcahya (perpaduan cahaya). Selanjutnya Putri Prabu Nurhadi (Nurradi) yang bernama Dewi Nurrini (Dewi Mahamuni) diserahkan dan dijadikan permaisuri Sang Hyang mendapatkan Nurcahya. keturunan Sang dari Hyang Dewi Nurcahya Nurrini (Dewi Mahamuni) berwujud Asrar (rahsa daya hidup, plasma, tan wujud) yang bercahaya sangat terang benderang menyilaukan dan menerangi kegelapan. Asrar (tan wujud) itu kemudian disiram dengan air kehidupan menjadi wujud. Oleh Sang Hyang Nurcahya diberi nama Sang Hyang Nurrasa. Kemudian Sang Hyang Nurrasa berputra, salah satunya adalah Sang Hyang Wenang. Dalam Serat Paramayoga yang merupakan karya sastra berbahasa Jawa karya pujangga Ranggawarsita, isinya merupakan perpaduan unsur Islam, Hindu, dan Jawa asli. Tokoh Sang Hyang Wenang misalnya, disebut sebagai leluhur dewa-dewa Mahabharata sekaligus keturunan dari Nabi Adam. Ia memiliki seorang kakak bernama Sang Hyang Darmajaka dan seorang adik bernama Sanghyang Pramanawisesa. Setelah dewasa, Sang Hyang Wenang mewarisi takhta Kahyangan Pulau Dewa dari ayahnya. Kahyangan ini konon sekarang terletak di negara Maladewa, di sebelah barat India. Sang Hyang Wenang dipuja bagaikan Tuhan oleh para penduduk Pulau Dewa yang saat itu kebanyakan dari bangsa jin.
Sang Hyang Wenang beristeri :
1) Dewi Saoti berputra Sang Hyang Tunggal, beristeri.
2) Dewi Rekothowati berputra Bathara Manik (Sang Hyang Guru) dan Bathara Maya (Semar). Bathara Manik berputra sembilan, antara lain Bathara Brahma. Brahma adalah asal muasal orang Jawa. Padahal Brahma adalah cicit dari Syang Hyang Wenang yang merupakan jalur dari Sayid Anwar, putra Nabi Sis. Brahma diduga adalah nama plesetan dari Nabi Ibrahim sehingga sebagian penduduk Jawa merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim dan Siti Sarah. Pasalnya, dalam mitologi Jawa istri dari Brahma adalah Saraswati. Bathara Brahma berputra Bremani kemudian Manumayasa kemudian berputra Satrukem kemudian Bathara Brahma kemudian berputra Sakri kemudian berputra Palasara kemudian berputra Abyasa. Abyasa beristeri Ambalika antara lain berputra Pandu. Menurut Mahabharata, Wicitrawirya bukanlah ayah biologis Pandu. Wicitrawirya wafat tanpa memiliki keturunan. Ambalika, janda Wicitrawirya diserahkan kepada Bagawan Byasa (Abyasa) agar diupacarai sehingga memperoleh anak. Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta (Dretarastra) seperti yang telah dilakukan Ambalika. Maka dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan (Byasa) yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu (putranya), ayah para Pandawa, terlahir pucat. Pandu, beristeri Kunti antara lain berputra Harjuna. Harjuna atau Arjuna adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putra Prabu Pandudewanata (Pandu), raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura. Harjuna memiliki sepuluh nama: Arjuna, Phālguna, Jishnu, Kirti, Shwetawāhana, Wibhatsu, Wijaya, Pārtha, Sawyashachi (juga disamakan dengan Sabyasachi), dan Dhananjaya. Arjuna, beristeri Dewi Subadra berputra Abimanyu. Abimanyu menikah dengan Uttara, putri Raja Wirata dan memiliki seorang putera bernama Parikesit, yang lahir setelah ia gugur. Abimanyu, berputra Parikesit, antara lain berputra Prabu Mamenang (Kadiri). Parikesit Jabaya, menjadi raja beristeri Dewi Satapi alias Dewi Tapen berputra Yudayana dan Dewi Pramasti. Yudayana, antara lain berputra Gendrayana. Dikisahkan Jayabaya adalah titisan Wisnu. Negaranya bernama Widarba yang beribu kota di Mamenang. Ayahnya bernama Gendrayana, putra Yudayana, putra Parikesit, putra Abimanyu, putra Arjuna (Harjuna) dari keluarga Pandawa. Jayabaya, beristeri Dewi Sara antara lain berputra / putri Jayaamijaya, Dewi Pramesti, Dewi Pramuni, dan Dewi Sasanti. Jayaamijaya menurunkan rajaraja tanah Jawa, bahkan sampai Majapahit dan Mataram Islam. Sedangkan Pramesti menikah dengan Astradarma raja Yawastina, melahirkan Anglingdarma raja Malawapati.
ASAL USUL ORANG JAWA VERSI PADMOSOEKOTJO
Asal-usul Orang Jawa versi Padmosoekotjo ini saya ambil dari Buku Misteri Syekh Siti Jenar Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa karya Prof. Hasanu Simon.
Adam, beristeri Siti Hawa, antara lain berputra Nabi Sis. Nabi Sis beristeri Dewi Mulat, antara lain berputra Sayid Anwas dan Sayid Anwar.
Sayid Anwar tidak mengakui agama Nabi Adam dan Nabi Sis, sehingga disuruh pergi. Sayid Anwar ingin menciptakan sariat sendiri. Sayid Anwar pergi ke Timur, akhirnya tiba di tanah Dewani lalu bertemu dengan raja Jin bernama Prabu Nurradi. Sayid Anwar diambil menantu oleh Prabu Nurradi, kemudian diangkat menjadi raja memimpin para jin bergelar Prabu Nurcahya. Setelah Prabu Nurcahya menjadi raja, wilayahnya lalu disebut tanah Jawa.
Syaikh Anwas menurunkan para nabi selanjutnya dan Syaikh Anwar mempunyai putra ghaib bernama Sang Hyang Wenang. Sang Hyang Wenang berputra Sang hyang Tunggal. Sang Hyang Tunggal mempunyai keturunan dalam bentuk telur. Kulit telurnya berubah menjadi Bathara Antaga (Togog), putih telurnya menjadi Bathara Ismaya (Ki Lurah Semar Bodronoyo) dan kuning telurnya menjadi Bathara Manikmaya (Bathara Guru). Namun Bathara Ismaya-lah yang menurunkan para Pandawa dan seterusnya.
Padahal menurut Padmosoekojo, Bathara Manikmaya-lah yang menurunkan Pandawa dan seterusnya seperti silsilah di bawah ini.
Selanjutnya silsilah Prabu Nurcahya, yang selalu nikah dengan putri jin, adalah sebagai berikut :
Prabu Nurcahya (1).
Menurut nabisys setelah menjadi raja diantara bangsa jin di pulau Malwadewa, Sayid Anwar menggelarkan dirinya sebagai Sang Hyang Nurcahya (perpaduan cahaya). Selanjutnya Putri Prabu Nurhadi (Nurradi) yang bernama Dewi Nurrini (Dewi Mahamuni) diserahkan dan dijadikan permaisuri Sang Hyang Nurcahya. Sang Hyang Nurcahya mendapatkan keturunan dari Dewi Nurrini (Dewi Mahamuni) berwujud Asrar (rahsa daya hidup, plasma, tan wujud) yang bercahaya sangat terang benderang menyilaukan dan menerangi kegelapan. Asrar (tan wujud) itu kemudian disiram dengan air kehidupan menjadi wujud. Oleh polisi Hyang Nurcahya diberi nama Sang Hyang Nurrasa.
1. Prabu Nurcahya, berputra Sang Hyang Nurrasa (2), berputra Sang Hyang Wenang (3)
Menurut Serat Paramayoga merupakan karya sastra berbahasa Jawa karya pujangga Ranggawarsita yang isinya merupakan perpaduan unsur Islam, Hindu, dan Jawa asli. Tokoh Sang Hyang Wenang misalnya, disebut sebagai leluhur dewa-dewa Mahabharata sekaligus keturunan dari Nabi Adam. Sang Hyang Wenang merupakan putra Sang Hyang Nurrasa, putra Sang Hyang Nurcahya, putra Nabi Sis, putra Nabi Adam. Ia memiliki seorang kakak bernama Sanghyang Darmajaka dan seorang adik bernama Sanghyang Pramanawisesa. Setelah dewasa, Sang Hyang Wenang mewarisi takhta Kahyangan Pulau Dewa dari ayahnya. Kahyangan ini konon sekarang terletak di negara Maladewa, di sebelah barat India. Sang Hyang Wenang dipuja bagaikan Tuhan oleh para penduduk Pulau Dewa yang saat itu kebanyakan dari bangsa jin.
Sang Hyang Wenang beristeri Dewi Saoti, berputra Sang Hyang Tunggal (4) beristeri Dewi Rekothowati, berputra Bathara Manik (Sang Hyang Guru) dan Bathara Maya (Semar).
Bathara Manik (5) berputra sembilan, antara lain Bathara Brahma (6).
Brahma adalah asal muasal orang Jawa. Padahal Brahma adalah cicit dari Syang Hyang Wenang yang merupakan galur dari Sayid Anwar, putra Nabi Sis. Brahma diduga adalah nama plesetan dari Nabi Ibrahim sehingga sebagian penduduk Jawa merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim dan Siti Sarah. Pasalnya, dalam mitologi Jawa istri dari Brahma adalah Saraswati.
Bathara Brahma, antara lain berputra Bremani (7), antara lain berputra Manumayasa (8), antara lain berputra Satrukem Bathara Brahma (9), antara lain berputra Sakri (10), antara lain berputra Palasara (11), antara lain berputra Abyasa (12), beristeri Ambalika antara lain berputra Pandu (13)
Menurut Mahabharata, Wicitrawirya bukanlah ayah biologis Pandu. Wicitrawirya wafat tanpa memiliki keturunan. Ambalika, janda Wicitrawirya diserahkan kepada Bagawan Byasa (Abyasa) agar diupacarai sehingga memperoleh anak. Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta (Dretarastra) seperti yang telah dilakukan Ambalika. Maka dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan (Byasa) yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu (putranya), ayah para Pandawa, terlahir pucat.
Pandu, beristeri Kunti antara lain berputra Harjuna (14)
Harjuna atau Arjuna adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putra Prabu Pandudewanata (Pandu), raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura.
Ia memiliki sepuluh nama: Arjuna, Phālguna, Jishnu, Kirti, Shwetawāhana, Wibhatsu, Wijaya, Pārtha, Sawyashachi (juga disamakan dengan Sabyasachi), dan Dhananjaya.
Arjuna, beristeri Dewi Subadra berputra Abimanyu (15)
Abimanyu menikah dengan Uttara, putri Raja Wirata dan memiliki seorang putera bernama Parikesit, yang lahir setelah ia gugur.
Abimanyu, berputra Parikesit (16), antara lain berputra Prabu Jabaya, menjadi raja Mamenang (Kadiri).
Kemudian saya lanjutkan penelusuran silsilah orang Jawa versi Buku "Misteri Syekh Siti Jenar Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa" dan Wikipedia:
Parikesit (16), beristeri Dewi Satapi alias Dewi Tapen berputra Yudayana (17) dan Dewi Pramasti.
Yudayana, antara lain berputra Gendrayana (18), antara lain berputra Jayabaya (19)
Dikisahkan Jayabaya adalah titisan Wisnu. Negaranya bernama Widarba yang beribu kota di Mamenang. Ayahnya bernama Gendrayana, putra Yudayana, putra Parikesit, putra Abimanyu, putra Arjuna (Harjuna) dari keluarga Pandawa.
Jayabaya, beristeri Dewi Sara antara lain berputra Jayaamijaya (20)
Permaisuri Jayabaya bernama Dewi Sara. Lahir darinya Jayaamijaya, Dewi Pramesti, Dewi Pramuni, dan Dewi Sasanti. Jayaamijaya menurunkan raja-raja tanah Jawa, bahkan sampai Majapahit dan Mataram Islam. Sedangkan Pramesti menikah dengan Astradarma raja Yawastina, melahirkan Anglingdarma raja Malawapati.
Jayabaya mempunyai isteri bernama Dewi Sara. Nama yang sangat mirip dengan isteri Nabi Ibrahim, yakni Siti Sarah. Dengan demikian menimbulkan pertanyaan :
Apakah ini berarti bahwa sebagian Orang Jawa mempunyai silsilah Ishaq, kemudian Ishaq berputra Ya'qub (Bani Israil) berasal dari Sayid Anwar ? Sementara sebagian Orang Jawa yang lain mempunyai silsilah Isma'il berasal dari Sayid Anwas.
KISAH NABI SIS DAN SANG HYANG SIS
Allah berkehendak menciptakan makhluk dari tanah yang disebut sebaga manusia dan dinamai Adam. Dan Allah berkehendak menjadikannya khalifah di muka bumi, para malaikat yang dipimpin Ajajil mengajukan keberatan karena umat manusia mereka anggap hanya bisa berbuat kerusakan saja. Maka, Allah pun mengajari Adam berbagai macam ilmu pengetahuan yang membuatnya mampu mengalahkan kepandaian para malaikat. Pastinya Adam adalah makhluk Allah yang sangat cerdas karena Ilmu yang diperolehnya dari Allah diberikan kepada Adam secara langsung. Ilmu itu tidak diajarkan kepada Malaikat maupun Jin, hanya kepada Adam saja. Maka keturunan Adamlah yang akhirnya mampu membuat mobil, kereta, robot, pesawat terbang dan lain-lain, yang hal itu tidak mampu dilakukan oleh Malaikat ataupun Jin. Sayangnya Adam mempunyai sifat malas dan lupa yang hal itu juga menurun kepada keturunannya, umat manusia.
Di hadapan para malaikat, Tuhan menguji kepandaian Adam. Para malaikat akhirnya mengakui keunggulan Adam. Tuhan kemudian memerintahkan semua malaikat untuk bersujud menghormat kepadanya. Para malaikat serentak bersujud melaksanakan perintah Tuhan, kecuali makhluk bernama Ajajil.
Ajajil menolak bersujud kepada Adam karena baginya hanya Tuhan semata yang pantas disembah. Dan Adam hanyalah makhluk yang terbuat dari sari pati tanah yang tidak lebih mulia dari pada Ajajil yang terbuat dari intisari Api. Meskipun mengajukan berbagai alasan, tetap saja Ajajil dianggap sebagai pembangkang. Ajajil kemudian dikeluarkan dari Taman Surga dan dijuluki sebagai Sang Iblis.
Karena hari-hari sepi Nabi Adam yang tidak mempunyai teman manusia, Allah berkenan menciptakan Hawa dari tubuh Nabi Adam dan dinikahkanlah mereka. Keduanya diizinkan menikmati segala macam isi Taman Surga kecuali buah dari sebuah pohon larangan.
Sementara itu Ajajil Sang Iblis datang menyusup ke dalam Taman Surga dengan menyamar sebagai seekor ular. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa Adam tidak sempurna dan bisa dikalahkan. Melalui kepandaiannya berbicara, ular samaran Ajajil berhasil menghasut Adam dan Hawa sehingga keduanya memakan buah pohon larangan tersebut. Mengetahui hal itu, Tuhan pun menghukum pasangan tersebut keluar dari Taman Surga. Dan ditempatkan di bumi.
Adam kemudian membangun tempat tinggal baru di daerah Asia Barat Daya bernama Kerajaan Kusniyamalebari. Setelah memimpin selama 129 tahun, barulah Adam dan Hawa memiliki keturunan. Setiap kali melahirkan mereka mendapatkan putra dan putri sekaligus. Putra yang tampan lahir bersama putri yang cantik, sedangkan putra yang jelek lahir bersama putri yang jelek pula.
Setelah lahir lima pasangan, Adam dan Hawa berniat menikahkan putra dan putri mereka itu. Adam memutuskan untuk menikahkan putra yang tampan dengan putri yang jelek, serta sebaliknya. Sementara itu, Hawa mengusulkan agar putra yang tampan dinikahkan dengan putri yang cantik, serta putra yang jelek dengan putri yang jelek, sesuai pasangan kelahiran masing-masing.
Adam dan Hawa sama-sama saling mempertahankan pendapat. Maka karena tidak mampu menyatukan pendapat mereka, mereka bersepakat mengadakan sayembara. Keduanya sepakat mengeluarkan rahsa (air mani) dan menempatkannya didalam sebuah wadah (cupu) dan berdoa kepada Allah memohon agar rahsa tersebut tercipta menjadi manusia, dan siapa yang berhasil, dialah yang berhak menentukan perjodohan anak-anak mereka. Atas kehendak Tuhan, rahsa milik Adam tercipta menjadi bayi namun hanya berwujud tubuh tanpa nyawa, sementara rahsa milik Hawa tetap berwujud darah. Menyaksikan hal itu Hawa pasrah terhadap keputusan Adam.
Beberapa waktu kemudian, cahaya nubuwah Adam keluar dari dahinya dan berpindah pada tubuh badan bayi tersebut. Akibatnya, badan bayi itu hidup menjadi bayi normal. Tuhan memberi petunjuk supaya bayi tersebut diberi nama Sis, di mana kelak ia akan menurunkan para pemimpin dunia. Adam sangat bersyukur dan membawa bayi Sis pulang.
Di rumah Ibu Hawa sangat murung karena keinginannya untuk menikahkan anak kembarnya dengan pasangan lahirnya gagal, Ibu Hawa menyalahkan dirinya sendiri karena doanya kepada Allah tidak terkabulkan. Dan disaat seperti itu datanglah Ajajil menemuinya. Iblis Ajajil menawarkan bantuan untuk membuat Rahsa Ibu hawa tercipta jadi manusia dan Ibu hawa menyetujuinya. Dengan sihir Iblis maka terciptalah bayi dengan wujud dan paras yang sama dengan bayi sis Nabi Adam.
Beberapa tahun kemudian Sis Nabi Adam tumbuh menjadi manusia istimewa yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Selain memiliki lima pasang kakak, Sis juga memiliki 35 pasang adik dan seorang adik perempuan yang lahir tanpa pasangan bernama, Siti Hunun, begitu pula dengan Sis Ibu hawa. Menginjak remaja kedua Sis menjadi semakin sama dan sulit dibedakan. Hal itu membuat Nabia Adam bingung mana anak kandungnya dan mana anak hasil sihiran Iblis.
Akhirnya Nabi Adam "curhat" kepada Malaikat Jibril untuk memecahkan masalah ini.
“ Jibril apakah engkau tahu mana diantara mereka yang anakku ?”.
“ Saya tau wahai Adam, tetapi saya tidak boleh menunjukkannya secara langsung karena takut termasuk su’udzon”.
“ Begini saja, Mintalah gambaran tentang surga kepada kedua Sis, dan aku akan menerangkannya kepada Sis anakmu wahai Adam, niscaya dia akan bisa menerangkannya”.
"Sis...salah satu dari kalian adalah anak kandungku...saya tidak mau su'udzan untuk langsung menunjuk salah satu...jika kalian bisa menggambarkan tentang Surga maka itulah anakku dan jika tidak sanggup maka jangan pulang ke rumah..."
Berpencarlah keduanya untuk mencari jawaban...
Di tengah hutan Anak Nabi Adam yang sedang menangis ditemui oleh Malaikat Jibril yang menjelma menjadi kakek-kakek.
Kemudian Malaikat Jibril memberitahu kepadanya gambaran tentang Surga...
Di sisi lain Sis ibu Hawa yang sedang menangis ditemui oleh Iblis yang menjelma sebagai orang yang sudah tua.
“ Ada apa anakku kenapa kamu menangis?”
“ Aku diutus ayahku mencari gambaran tentang Surga dan aku tidak tahu harus bertanya kepada siapa “.
“ He he he, tenang saja anakku, aku beribu-ribu tahun tinggal di taman surga, aku akan terangkan kepadamu bagaimana Surga itu “.
Lalu pulanglah keduanya dan menceritakan gambaran tentang Surga kepada Nabi Adam...
"...Loh... ternyata kalian berdua bisa menjawabnya... Ya sudah, kalian memang anakku..."
Karena masih bingung dan penasaran maka Nabi Adam 'curhat' lagi kepada Malaikat Jibril...
"Wahai Jibril... rencanamu telah gagal...
Malaikat Jibril kaget mendengar ucapan Nabi Adam tersebut.
"Wah...pasti Iblis telah membantunya... Kalau begitu begini saja Nabi Adam..."
Malaikat Jibril mengusulkan untuk memberi tugas Anak Nabi Adam untuk menggambarkan Neraka dengan asumsi bahwa Iblis tak akan menceritakan kepada anaknya tentang kepedihan Neraka (Na'udzubillaah)... sedangkan malaikat Jibril akan mengajari anak Nabi Adam tentang gambaran Neraka...
Kemudian Nabi Adam kembali memanggil anaknya dan menugaskan kepada keduanya untuk mencari jawabannya... Keduanya lalu berpencar untuk mencari jawabannya... Dengan wujud orang tua, Malaikat Jibril menemui Anak Nabi Adam (yang sedang menangis) dan mengajarinya gambaran tentang neraka.
Di lain sisi ternyata Iblis menemui anaknya (yang sedang menangis) dengan wujud orang tua dan dengan bangganya Iblis menceritakan tentang Neraka karena Neraka adalah tempatnya...
Lalu keduanya pulang dan memberikan jawabannya masing-masing...
Nabi Adam terkejut dan kembali lagi harus mengakui keduanya. Lalu beliau 'curhat' lagi kepada Malaikat Jibril.…"Rencanamu gagal lagi wahai Jibril..."
"Sebentar Nabi Adam, saya mau 'sowan' kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk mencari solusi permasalahan ini..."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyuruh Malaikat Jibril untuk memberi tahu Nabi Adam...
"Jibril...!!! Beri tahu kepada Adam bahwa ada yang Iblis tidak berani berkata..."
"Apakah itu Yaa Allah?"...
"Katakan kepadanya bahwa diatas pintu surga ada tulisan apa..."
Kemudian malaikat Jibril menyampaikan apa yang telah diperintahkan Allah SWT...
Dipanggillah kedua anak tersebut.
"Sis… ini ujian terakhir bagi kalian. Diatas pintu surga itu ada tulisan, tugas kalian adalah mencari apa tulisan yang tertulis disitu. Jika bisa mendapatkan jawabannya maka itulah yang akan menjadi anakku..."
Berpencarlah keduanya...
Dengan cara yang sama malaikat Jibril mengajari anak Nabi Adam sehingga ia pulang dengan mendapatkan jawaban.
"Ayah, diatas pintu surga ada tulisan LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASUULULLAH".
"Iya Nak, benar jawabanmu karena disitulah dulu ayahmu ini tinggal dan akan kembali lagi kesana."
Di tempat yang lain dengan cara yang sama iblis menemui anaknya yang sedang menangis.
"Kenapa lagi kamu menangis?"
"Saya disuruh ayah untuk mencari apa tulisan yang ada diatas pintu surga."
"Waduh, saya tahu… tapi saya tidak mau mengucapkannya. Saya sudah bersumpah untuk mengingkarinya."
Ternyata iblis tidak berani mengucapkan syahadatain karena jika mengucapkannya maka ia akan masuk Islam sedangkan ia sudah terlaknat dan tidak akan mengingkari sumpahnya.
"Ya sudah jangan khawatir. Kalau memang kamu tidak dianggap anak ikutlah denganku. Saya buatkan kerajaan untukmu di puncak gunung Himalaya. [Nabi Adam hidup di lereng gunung Himalaya, di daerah Utarkaz] Akan aku ajarkan kepadamu ilmu sihir, tenung, santet dan ilmu lainnya. Dan mulai sekarang namamu adalah Sang Hyang Sis."
JADI SANG HYANG SIS ADALAH ANAK IBLIS YANG SUDAH MENJELMA MENJADI MANUSIA. Sehingga manusia sekarang sudah kecampuran "darah" iblis ataupun syetan.
AGAR TERHINDAR DARI GANGGUAN IBLIS dan SYETAN MAKA BACALAH BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM SEBELUM JIMA' dengan istri sendiri...
Atau dengan DO’A SEBELUM MELAKUKAN SENGGAMA (JIMA') :
“BISMILLAHI ALLOHUMMA JANNIBNASY SYAITHONA WAJANNIBISYAITHONA MAA ROZAQTANA“
Artinya : “ dengan menyebut asma alloh , jauhkanlah diri kami dari setan, dan jauhkan setan dari sesuatu yg telah engkau rizqikan kepada kami. "
Setelah semua itu Nabi Adam mengutus Sayid Sis untuk mengambil buah di Taman Surga. Sis berhasil memasuki tempat tersebut dan mendapatkan buah yang diinginkan ayahnya. Selain itu, Sis juga mendapatkan anugerah dari Tuhan berupa seorang bidadari bernama Dewi Mulat.
Sis kemudian menikah dengan Mulat. Keduanya hidup berumah tangga di negeri Kusniyamalebari.
VERSI LAIN :
NABI SIS MANUSIA YANG LAHIR TANPA IBU DAN SANG HYANG SIS MANUSIA BERNASAB IBLIS (perlu pengkajian lebih dalam)
Perdebatan Nabi Adam dan Ibu Hawa yang berujung "terciptanya" Nabi Sis dan Sang Hyang Sis...
Intinya : Allah Ta'ala menunjukkan kepada manusia bahwa ternyata Iblis dkk dapat "membantu ngrusuhi" dalam hal pencarian harta dan "pembuatan" anak...seperti dalam firmanNya :
...Wasyaarikhum fil amwaali wal aulaad...
1. Latar Belakang Perdebatan.
Pada saat melahirkan anak, Nabi Adam dan Ibu Hawa selalu dikaruniai anak kembar sampai beberapa kali...
Qabil dan Iklima (berwajah tampan dan cantik, berkulit putih)...
Habil dan labuda (negro, berkulit hitam)...
Pada saat itu Syari'at yang berlaku pada zaman Nabi Adam bahwasanya saudara kandung adalah saudara yang lahir dalam satu kali kandungan... Allah Ta'ala memerintahkan Nabi Adam untuk menikahkan Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iklima...
Mengetahui hal itu maka Ibu Hawa tidak setuju alias ngeyel, maka dari itu jangan heran kalau wanita memang mempunyai kelebihan sifat ngeyelan.
Ibu Hawa merasa bahwa anak yang lahir dari kandungannya adalah hasil dari maninya, sambil bergumam : 9 bulan saya yang mengandung, merasakan sakit saat melahirkan, menyusui siang malam... laki2 cuma "methingkring" saja (kurang lebih seperti itu gumamnya)
Nabi Adam pun akhirnya mengadakan pembuktian apakah yang menjadi anak itu dari mani laki-laki atau mani perempuan... Nabi Adam dan Ibu Hawa mengambil mani mereka dan masing2 memasukkannya kedalam kendi... Setelah berdo'a selama kurang lebih 21 hari maka dibukalah kendi... Dengan izin Allah Ta'ala Mani Nabi adam berubah menjadi seorang anak dan mani Ibu Hawa berbau busuk...
Akhirnya Nabi Adam menang dan Menikahkan anak mereka sesuai perintah Allah Ta'ala... Nabi Adam menamakan bayi itu dengan nama Sis...
(Nabi Adam lahir tanpa ayah dan ibu...Nabi Sis lahir tanpa ibu (tercipta dari mani Nabi Adam)... Sedangkan Nabi Isa lahir tanpa ayah...)
2. Anak Iblis.
Ketika Ibu Hawa kalah maka Nabi Adam menyuruh untuk membuang maninya yang berbau busuk...
Sambil menangis Ibu Hawa berangkat untuk membuangnya.
Di tengah jalan Ibu Hawa ditemui Iblis.
Iblis : kenapa anda menangis?
Ibu Hawa : Saya kalah dari Nabi Adam...
Iblis : Ya sudah berikan kendi berisi manimu itu padaku...
Akhirnya Iblis menambahkan maninya dan menyihirnya menjadi seorang bayi laki2...
Bayi inilah yang akan menjadi Sang Hyang Sis...
Setelah iblis menambahkan mani kedalam kendi Ibu Hawa dan menyihirnya menjadi seorang bayi laki2 maka Ibu Hawa tidak tega membuangnya... Bayi tersebut dibawa kerumah. Melihat hal itu Nabi Adam terkejut.
Ibu Hawa menjelaskan kalau anak yang dibawanya itu adalah hasil sihiran Iblis dan karena tidak tega maka Ibu Hawa membawanya pulang.
Bayi Nabi Adam dan Bayi hasil sihiran iblis keduanya diberi nama Sis.
Waktu berlalu...
Kedua bayi tumbuh menjadi seorang remaja.
Semula wajah mereka dapat dibedakan akan tetapi menginjak usia ini tidak ada yang bisa dibedakan baik wajah, rambut dll... Nabi Adam bingung. Mana anak kandungnya dan mana yang merupakan anak iblis.
Akhirnya Nabi Adam bertanya kepada Malaikat Jibril untuk memecahkan masalah ini.
3. Cara membedakan keduanya.
Ketika Nabi Adam bingung dengan hal itu maka beliau 'curhat' kepada malaikat Jibril...
"Jibril, apakah engkau tahu mana diantara mereka yang merupakan anakku dan mana yang merupakan anak dari iblis?"
"Saya tahu Wahai Nabi Adam...akan tetapi saya tidak boleh menunjuknya secara langsung karena jika saya menunjukkannya langsung maka saya termasuk su'udzan. "Lalu bagaimana ini?
"Begini saja..."
Malaikat Jibril menjelaskan rencananya untuk menunjukkan mana yang merupakan anak kandung Nabi Adam dan mana yang merupakan anak Iblis. Nabi Adam memanggil anaknya dan memerintahkan anaknya seperti yang dikatakan Malaikat Jibril.
"Sis...salah satu dari kalian adalah anak kandungku...saya tidak mau su'udzan untuk langsung menunjuk salah satu...jika kalian bisa menggambarkan tentang Surga maka itulah anakku dan jika tidak sanggup maka jangan pulang ke rumah..."
Berpencarlah keduanya untuk mencari jawaban...
Di tengah hutan Anak Nabi Adam yang sedang menangis ditemui oleh Malaikat Jibril yang menjelma sebagai orang yang sudah tua...
Kemudian Malaikat Jibril memberitahu kepadanya gambaran tentang Surga...
Akan tetapi di satu sisi Anak Iblis yang sedang menangis ditemui oleh Iblis yang menjelma sebagai orang yang sudah tua dan mengajarinya tentang gambaran Surga...
Lalu pulanglah keduanya dan menceritakan gambaran tentang Surga kepada Nabi Adam...
"...Loh...ternyata kalian berdua bisa menjawabnya... Ya sudah, kalian memang anakku..."
Karena masih bingung dan penasaran maka Nabi Adam 'curhat' lagi kepada Malaikat Jibril...
"Wahai Jibril... rencanamu telah gagal..."
Malaikat Jibril kaget mendengar ucapan Nabi Adam tersebut.
"Wah...pasti Iblis telah membantunya... Kalau begitu begini saja Nabi Adam..."
Malaikat Jibril mengusulkan untuk memberi tugas Anak Nabi Adam untuk menggambarkan Neraka dengan asumsi bahwa Iblis tak akan menceritakan kepada anaknya tentang kepedihan Neraka (Na'udzubillaah).... sedangkan malaikat Jibril akan mengajari anak Nabi Adam tentang gambaran Neraka...
Kemudian Nabi Adam kembali memanggil anaknya dan menugaskan kepada keduanya untuk mencari jawabannya... Keduanya lalu berpencar untuk mencari jawabannya... Dengan wujud orang tua, Malaikat Jibril menemui Anak Nabi Adam (yang sedang menangis) dan mengajarinya gambaran tentang neraka.
Di lain sisi ternyata Iblis menemui anaknya (yang sedang menangis) dengan wujud orang tua dan dengan bangganya Iblis menceritakan tentang Neraka karena Neraka adalah tempatnya...
Lalu keduanya pulang dan memberikan jawabannya masing-masing...
Nabi Adam terkejut dan kembali lagi harus mengakui keduanya. Lalu beliau 'curhat' lagi kepada Malaikat Jibril...
"Rencanamu gagal lagi wahai Jibril..."
"Sebentar Nabi Adam, saya mau 'sowan' kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk mencari solusi permasalahan ini..."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyuruh Malaikat Jibril untuk memberi tahu Nabi Adam..
"Jibril...!!! Beri tahu kepada Adam bahwa ada yang Iblis tidak berani berkata..."
"Apakah itu Yaa Allah?"...
"Katakan kepadanya bahwa diatas pintu surga ada tulisan apa..."
Kemudian malaikat Jibril menyampaikan apa yang telah diperintahkan Allah SWT...
Dipanggillah kedua anak tersebut.
"Sis... ini semester ketiga... semester terakhir... Diatas pintu surga itu ada tulisan, tugas kalian adalah mencari apa tulisan yang tertulis disitu. Jika bisa mendapatkan jawabannya maka itulah yang akan menjadi anakku..."
Berpencarlah keduanya...
Dengan cara yang sama malaikat Jibril mengajari anak Nabi Adam sehingga ia pulang dengan mendapatkan jawaban.
"Ayah, diatas pintu surga ada tulisan LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASUULULLAH".
"Iya Nak, benar jawabanmu karena disitulah dulu ayahmu ini tinggal dan akan kembali lagi kesana."
Di tempat yang lain dengan cara yang sama iblis menemui anaknya yang sedang menangis.
"Kenapa kamu menangis?"
"Saya disuruh ayah untuk mencari apa tulisan yang ada diatas pintu surga."
"Waduh, saya tidak berani mengucapkan itu. Saya sudah bersumpah untuk mengingkarinya."
Ternyata iblis tidak berani mengucapkan syahadatain karena jika mengucapkannya maka ia akan masuk Islam sedangkan ia sudah terlaknat dan tidak akan mengingkari sumpahnya.
"Ya sudah jangan khawatir. Kalau memang kamu tidak dianggap anak ikutlah denganku. Saya buatkan kerajaan untukmu di puncak gunung Himalaya. (Nabi Adam hidup di lereng gunung Himalaya, di daerah Utarkaz) Akan aku ajarkan kepadamu ilmu sihir, tenung, santet dan ilmu lainnya. Dan mulai sekarang namamu adalah Sang Hyang Sis."
Demikianlah Sang Hyang Sis adalah manusia yang bernasab Iblis. Ia memiliki keturunan yaitu Sang Hyang Nur Cahyo, mempunyai keturunan lagi Sang Hyang Nur Rasa lalu mempunyai keturunan Sang Hyang Witri lalu mempunyai keturunan Sang Hyang Wenang lalu mempunyai keturunan Sang Hyang Tunggal lalu mempunyai keturunan Bethara Guru, Semar, Togok dll.
JADI SANG HYANG SIS ADALAH ANAK IBLIS YANG SUDAH MENJELMA MENJADI MANUSIA. Sehingga manusia sekarang sudah kecampuran "darah" iblis ataupun syetan.
AGAR TERHINDAR DARI GANGGUAN IBLIS dan SYETAN MAKA BACALAH BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM SEBELUM JIMA' dengan istri sendiri... Jangan asal tancap gas wae...
Atau dengan DO’A SEBELUM MELAKUKAN SENGGAMA (JIMA') :
“BISMILLAHI ALLOHUMMA JANNIBNASY SYAITHONA WAJANNIBISYAITHONA MAA ROZAQTANA“
Artinya : “ dengan menyebut asma alloh , jauhkanlah diri kami dari setan, dan jauhkan setan dari sesuatu yg telah engkau rizqikan kepada kami. "
"...Sis berputrakan Nur-cahyo, nur-cahyo berputrakan nur-rasa, nur-rasa berputrakan sang hyang tunggal…. Istana batara guru di sebut Sura laya (nama taman firdaus Hindu)..."
Nabi Sis
Anwar (Sanghyang Nur Cahya)
Sanghyang Nur Rasa
Sanghyang Wenang
Sanghyang Tunggal
Sanghyang Batara Guru
Sanghyang Batara Wisnu
Bagawan Sakri
Bagawan Palasara
Bagawan Abiyasa
Prabu Pandudewanata
Arjuna
Abimanyu
Parikesit
Udrayana
Gandra yana
Pancadrya
Paryamon
Suma wicitra
Prabu Sang Jaya Miruda
Prabu Sang Jaya Mijaya
Prabu Sang Patra Wijaya
Prabu Sri maha Punggung
Prabu Kandi Yawan
Prabu Kuripan
Maharaja Dewa Kusumah
Prabu panji mara bangun
prabu Panji Kuda Lalean
Prabu Munding Sari
Prabu Munding Wangi
Prabu Ciung Wanara
Guru Minda
Prabu Lingga Hiang
Prabu Lingga Wastu
Prabu Lingga Wesi
Prabu Cakra Wati
Prabu Angga larang
Prabu Siliwangi
Prabu Munding Sari Ageung
Prabu Munding Sari Leutik
Prabu Pucuk Umun
Sunan Parung Gangsa, Dipati Wanaperih, Sunan Ciburang
Dalem Aria Wangsa Goparana..."
Imajier Nuswantoro