MBELING
Istilah mbeling kurang lebih berarti nakal, kurang ajar, sukar diatur, dan suka berontak.
Mbeling berasal dari bahasa Jawa, yang menurut S. Prawiroatmodjo artinya nakal, keras kepala.
Nakal, menurut W.J.S. Poerwadarminta artinya suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dsb terutama bagi anak-anak), buruk kelakuan (lacur, dsb).
Makna lainnya keras kepala, masih menurut Poerwadarminta, artinya tegar, tidak mau menurut (mengalah).
Disimpulkan bahwa mbeling itu berarti nakal, keras kepala, kurang baik, tidak menurut/patuh, mengganggu, kelakuan buruk, lacur, tegar, tidak mau mengalah, dan sejenisnya.
Mbeling juga, kalau boleh diartikan lagi, mungkin sama dengan ugal-ugalan, berandal, memberontak, membangkang, seenak perut sendiri, suka-suka, perusak norma-kaidah, dan seterusnya. Intinya: kurang baik atau malah tidak baik, dan buruk.
CERITA GUS BAHA TENTANG MBELING
(Gus Baha' : Syafaat Al-Qur'an)
Diantara syafa'atnya Al Qur'an itu, orang nggak jadi masuk Neraka. Jadi, syafa'at itu ada dua: Dari Neraka diangkat ke Surga, dan itu bisa lama itu. Tetapi, kalau syafa'atnya Al Qur'an itu yang belum masuk Neraka supaya nggak jadi masuk Neraka. Karena Neraka juga punya aturan. Dia juga kena aturan fiqih. Jadi... lho betul ini, saya nggak guyon. Jadi, terkena konstitusi fiqih.
Kalian saya ceritakan tentang syafa'atnya Al Qur'an itu. Ada orang itu mbeling, mbeling itu fasik. Dia itu hafal Surat Tabarak (Al Mulk), hafal betul. "تَبَٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ,ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ" Pertanyaannya begini: boleh nggak orang menginjak Surat Al Baqarah, boleh nggak? Enggak.
Padahal, orang hafal Al-Qur'an itu artinya ayat itu ada di hatinya. "Allah tidak akan menyiksa hati yang menyimpan Al Qur'an", yang jadi flashdisk nya Al Qur'an, yang jadi rekamannya Al Qur'an.
Singkat cerita, orang ini hafal. Sewaktu bertemu Munkar Nakir, Munkar Nakir prosedur kan, ini orang fasik mau dipukulin sama Munkar Nakir. Prosedur ya, dia kan prosedur standar.
Si Surat Tabarak (Al Mulk) akhirnya menjelma menjadi seseorang yang gagah berani. "Kamu nggak bolek menyiksa orang ini. Saya ini Kalamullah. Kalau kamu menyiksa dia, berarti menyiksa saya. Kamu berani sama Kalamullah?"
Kata Munkar Nakir, "Wah, ya nggak berani. Tapi orang itu nakal, harus saya gebukin".
Tapi, kata Al Qur'an tadi "Tapi, saya di situ. Pasti kena saya".
Terus debat. Nggak ada lajnahnya, ini (Gus Firjon) nggak ikut. Kalau Gus Firjon ikut, jadi lajnah nanti. Kalau jadi lajnah pasti kroni nan. Kalau santrinya, dimenangkan santrinya.
Akhirnya debat. "Ya sudah, kita ketemu Allah."
Terus akhirnya Munkar Nakir sama Al Qur'an tadi (Surat Tabarak) datang, sowan kepada Allah.