Lauhul Mahfudz
Dikatakan
bahwa :
1.
Ibnu
Mandzur mengatakan, Lauh adalah alas lebar terbuat dari papan kayu. Azhari
mengatakan, Lauh adalah papan dari papan kayu. Dan papan kalau ditulis di
dalamnya 'Lauh'. Dan 'Lauhul Mahfudzz sebagaimana terdapat dalam Al-Quran
“Dalam Qur'an (yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. Maksudnya adalah Al-Quran
yang tersimpan atas kehendak Allah. Tulang yang pipih lebar juga disebut
'Lauh'. Kata jamaknya adalah 'Alwah' dan 'Alawih' jam'ul Jam'. (Lisanul Arab,
2/584).
2.
Ibnu
Katsir ra mengatakan, “yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.” Maksudnya (bahwa
Al-Quran) di tempat tertinggi dan terjaga dari adanya penambahan, pengurangan,
penyelewengan dan penggantian. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/497, 498)
3.
Ibnu
Qoyim ra mengatakan, “Ungkapan (Mahfudz/terjaga) kebanyakan ahli qiroat dengan
jar sebagai sifat untuk lauh. Di dalamnya terdapat bahwa setan tidak akan
mungkin masuk di dalamnya karena tidak terjaga agar (tidak) sampai ke sana.
Maka dia terjaga dari tindakan setan baik untuk menambah atau mengurangi. Maka
(Allah SWT) mensifati bahwa ia terjaga dalam firman-Nya
ا
لْنَا الذِّكْرَ ا لَهُ لَحَافِظُونَ (سورة الحجر: 9)
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan
Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9) Mensifati
tidak dengan terjaga pada surat ini. Maka Allah SWT tidak tempatnya. Dari
tambahan, pengurangan dan penggantian. Menjaga maknanya dari penyelewengan
sebagaimana lafaznya dari penggantian. Dan Dia menetapakn siapa yang menjaga
hurufnya dari tambahan dan pengurangan dan menjaga maknanya dari penyelewengan
dan perubahan.” (At-Tibyan Fi Aqsamil Qur'an, hal. 62)
4.
Sedangkan
apa yang ada dalam sebagian kitab Tafsir bahwa Lauhul Mahfudz itu adalah dahi
Isrofil atau dia adalah terbuat dari zambrut hijau, atau selain dari itu. Itu
semua tidak ada ketetapannya. Perkara ini termasuk perkara gaib yang tidak
dapat diyakini kecuali bersumber dari yang memberikan wahyu kepadanya. Wallahu
a'lam.
Lauhul
Mahfudz adalah kitab yang menuliskan seluruh catatan takdir dan kejadian di
alam semesta. Kitab ini terjaga dan keberadaannya telah ada sebelum penciptaan
alam jagat raya dan umat manusia.
Istilah
Lauhul Mahfudz berasal dari kata Lauh artinya tulang yang lebar dan dapat
ditulisi, sedangkan kata Mahfudz memiliki arti yang terpelihara. Maka dapat
dikatakan bahwa Lauhul Mahfudz adalah kitab yang terjaga dan segala sesuatu
yang tertulis di dalamnya tidak akan berubah atau rusak.
Lauhul
Mahfudz memiliki beberapa nama seperti Kitaabun Min Qabli (kitab ketetapan),
Ummu Al-kitab (induk kitab), Kitabbim Maknuun (kitab yang terpelihara), dan
Kitabbim Mubiin (kitab yang nyata). Alquran menyebut kata Lauhul Mahfudz
sebanyak 13 kali. Namun, penyebutannya hanya sekilas dan tidak detail.
Sifat-sifat Lauhul Mahfudz
Dalam
banyak ayat di Alquran, Allah menyebutkan beberapa sifat Lauhul Mahfudz, yakni
sebagai berikut.
Tidak
ada yang tertinggal atau terlupakan
Allah
SWT berfirman:
وَعِنۡدَهٗ مَفَاتِحُ الۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَاۤ
اِلَّا هُوَؕ وَيَعۡلَمُ مَا فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِؕ وَمَا تَسۡقُطُ مِنۡ وَّرَقَةٍ
اِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِىۡ ظُلُمٰتِ الۡاَرۡضِ وَلَا رَطۡبٍ وَّلَا يَابِسٍ
اِلَّا فِىۡ كِتٰبٍ مُّبِيۡنٍ
Artinya:
Dan
kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia.
Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun
yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan
bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis
dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Seluruh
kehidupan di dunia tercatat di dalamnya
Allah
SWT berfirman:
وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ
ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Artinya:
Dan
tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami
alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
Seluruh
informasi tentang manusia tercatat di dalamnya
Allah
SWT berfirman:
{ق
وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ (1) بَلْ عَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ فَقَالَ
الْكَافِرُونَ هَذَا شَيْءٌ عَجِيبٌ (2) أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ذَلِكَ
رَجْعٌ بَعِيدٌ (3) قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الأرْضُ مِنْهُمْ وَعِنْدَنَا كِتَابٌ
حَفِيظٌ (4)
Artinya:
Qaf.
Demi Al-Qur'an yang sangat mulia. (Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka
tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari
(kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir, "Ini adalah
suatu yang amat ajaib.” Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah
(kami akan kembali lagi)? Itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.
Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari
(tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara
(mencatat).
Kalimat
Allah yang ada di dalamnya tidak akan ada habisnya
Allah
SWT berfirman:
وَلَوْ
أَنَّمَا فِى ٱلْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَٰمٌ وَٱلْبَحْرُ يَمُدُّهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ
سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَٰتُ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya:
Dan
seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan
habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
Lauhul
mahfuz adalah kitab tempat Allah menuliskan segala seluruh catatan kejadian di
alam semesta. Lauhulmahfuz disebut di dalam Al-Qur'an sebanyak 13 kali.
Gambaran Lauh Mahfuz
Menurut
syariat Islam, Allah telah mencatat segala kejadian-kejadian di dalam Lauh
Mahfuz, dari permulaan zaman sampai akhir zaman. Baik berupa kisah nabi dan
rasul, azab yang menimpa suatu kaum, pengetahuan tentang wahyu para nabi dan
rasul, tentang penciptaan alam semesta dan lain-lain. Sekalipun jika kita tidak
melihat segala sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuz.
Wujud
Lauh Mahfuz yang diyakini oleh para sahabat adalah sebidang papan atau tulang
yang biasa ditulisi. Papan dan tulang itu hanya disebut lauh jika sudah
ditulisi. Kalau "Tertulis" dimaknai sebagai "Terprogram",
dan "Kitab" Lauhul Mahfudz dimaknai sebagai "Server" Lauhul
Mahfudz, maka pendekatan pemahaman Lauhul Mahfudz dengan pendekatan pemahaman
Teknologi Informasi lebih mudah dipahami, Waallahu a'lam bis-shawab
Lauh
Mahfuz akan kekal selamanya karena ia termasuk makhluk yang abadi, selain Lauh
Mahfuz makhluk abadi ada 'Arsy, surga, neraka, dan lain-lain.
Allah
SWT menjaga Alquran dalam Lauhul Mahfuzh. Seperti apakah Lauhul Mahfuzh? Allah
berfirman dalam surat Al Buruj ayat 21-22 yaitu sebagai berikut :
بَلْ
هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ.فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ “Bahkan (yang didustakan itu) ialah
Alquran yang mulia, yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh
Mahfuz).”
Tafsir
Ibnu Katsir menjelaskan dua ayat tersebut bahwa Aquran itu di kalangan para
malaikat terpelihara dari segala bentuk pengurangan, penambahan, perubahan, dan
penyimpangan. Dia mengutip riwayat dari Ibnu Jarir yang bersumber dari Anas bin
Malik.
إن
اللوح المحفوظ الذي ذكر الله ( بل هو قرآن مجيد في لوح محفوظ ) في جبهة إسرافيل
“Lauhul
Mahfudz yang dijelaskan dalam ayat 21-22 surat Al Buruj berada di kening
Malaikat Israfil.”
Riwayat
lain dari Ibnu Hatim, menukilkan pernyataan dari Abu Al Abbas alias Abdurrahman
bin Salman:
ما
من شيء قضى الله القرآن فما قبله وما بعده إلا وهو في اللوح المحفوظ واللوح المحفوظ
بين عيني إسرافيل لا يؤذن له بالنظر فيه
"Tiada
sesuatu pun yang telah ditetapkan Allah, baik berupa Alquran, dan yang
sebelumnya dan yang sesudahnya melainkan berada di Lauhul Mahfudz (lembaran
yang terpelihara). Dan Lauhul Mahfudz ini berada di antara kedua mata Malaikat
Israfil, tidak diizinkan baginya melihat kepadanya."
Riwayat
lain menukilkan pernyataan Imam Al Hasan Al Bashri yaitu sebagai berikut :
إن
هذا القرآن المجيد عند الله في لوح محفوظ ينزل منه ما يشاء على من يشاء من خلقه
“Sesungguhnya
Alquran yang mulia ini berada di sisi Allah di Lauhul Mahfudz, Dia menurunkan
sebagian darinya menurut apa yang dikehendaki-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dari kalangan makhluk-Nya.”
Imam
Al Baghawi meriwayatkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas tentang Lauhul Mahfudz
bahwa :
إنه
في صدر اللوح لا إله إلا الله وحده دينه الإسلام ومحمد عبده ورسوله فمن آمن بالله وصدق
بوعده واتبع رسله أدخله الجنة. واللوح لوح من درة بيضاء طوله ما بين السماء والأرض
وعرضه ما بين المشرق والمغرب وحافتاه الدر والياقوت ودفتاه ياقوتة حمراء وقلمه نور
وكلامه معقود بالعرش وأصله في حجر ملك
“Sesungguhnya
di tengah Lauh terdapat tulisan, "Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Allah semata, agama-Nya ialah Islam, dan Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah dan membenarkan
janji-Nya serta mengikuti rasul-rasul-Nya. maka Allah akan memasukkannya ke
dalam surga.
Bahwa
Lauh adalah lembaran dari mutiara yang putih, panjangnya sama dengan jarak
antara bumi dan langit. dan lebarnya sama dengan jarak antara masyriq dan
magrib, sedangkan kedua sisinya dari mutiara dan yaqut. dan sampulnya dari
yaqut merah. qalam (pena)nya dari cahaya, dan kalam-Nya telah tertulis di
'Arasy dan pokok-nya berada di pangkuan seorang malaikat.”
Muqatil
mengatakan bahwa Lauhul Mahfudz berada di sebelah kanan 'Arasy. Sementara Imam
Ath Tabrani, mengutip riwayat dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah pernah bersabda :
إن
الله خلق لوحا محفوظا من درة بيضاء صفحاتها من ياقوتة حمراء قلمه نور وكتابه نور لله
فيه كل يوم ستون وثلاثمائة لحظة يخلق ويرزق ويميت ويحيي ويعز ويذل ويفعل ما يشاء
“Sesungguhnya
Allah telah menciptakan Lauhul Mahfudz dari mutiara yang putih,
lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan
tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz
sebanyak 360 perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan,
menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang
dikehendaki-Nya.”
Para jin mencuri berita
Allah
telah menjadikan Lauhulmahfuz ini sebagai tempat untuk menyimpan segala rahasia
di langit dan di bumi. Jin dari golongan setan akan berusaha untuk mencuri
segala rahasia yang tertulis di dalamnya untuk menipu manusia. Di samping itu,
mereka juga memiliki tujuan untuk memainkan akidah manusia. Oleh sebab itu,
Allah melarang manusia untuk mengetahui ramalan nasib, karena peramal itu
dibantu oleh jin dan jin itu akan membisikkan hasil curian itu kedalam hati
peramal. Jika ada setan yang berusaha mencuri berita, maka malaikat penjaga
Lauhulmahfuz akan melemparkan bintang ke arah pencuri berita tersebut,
pelemparan ini yang kadang-kadang kita lihat dengan adanya bintang jatuh atau
meteor.
“ ...dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit
itu bagi orang-orang yang memandang (nya), dan Kami menjaganya dari tiap-tiap
syaitan yang terkutuk, kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat
didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang. (Al
Hijr 16 - 18) ”
Tidak
banyak diketahui tentang Lauhulmahfuz dan para ulama jarang menjabarkannya
dengan detail, karena ia adalah urusan alam gaib/rahasia Allah. Dalam Al-Qur'an
pun, Lauhulmahfuz disebut secara sepintas saja, tanpa penjelasan lebih lanjut.
Sebagai contohnya, dalam satu peristiwa yang amat bersejarah, ahli tafsir
menyatakan Lauhulmahfuz disebut berkaitan dengan Nuzululquran dari Lauhulmahfuz
ke Baitul Izzah (langit dunia) secara sekaligus yang terjadi dalam bulan
Ramadan.
Misteri Kitab Lauhul Mahfudz yang Menulis Takdir
Manusia
Segala
sesuatunya telah ditakdirkan oleh Allah, begitu juga dengan manusia. Setiap
manusia memiliki takdirnya masing-masing. Takdir itu telah ditetapkan oleh
Allah sebelum manusia ada di dunia.
Baru-baru
ini muncul berita mengenai kitab Lauhul Mahfudz yang juga dijelaskan dalam
Al-Qur’an. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai apa itu sebenarnya kitab
Lauhul Mahfudz dan bagaimana takdir manusia sudah ditetapkan jauh sebelum kita
dilahirkan.
Diketahui,
semua perkara yang berkaitan dengan kehidupan umat manusia telah dicatatkan
dalam sebuah kitab. Dalam Islam kitab ini disebut Lauhul Mahfuzh Qalam dan
Penulisan Takdir.
Terdapat
informasi yang mengatakan, dalam kitab ini kita akan tahu mengenai apa yang
akan terjadi, bagaimana kehidupan kita, anak kita maupun cucu kita. Jadi kita
tidak perlu bersusah payah pergi dan bertanya ke paranormal, alias dukun.
Konon
kabarnya, segala yang tertulis dalam kitab itu akan terjadi secara akurat jika
kita dapat melihatnya. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan, tidak ada yang tahu
mengenai apa yang terjadi pada langit dan bumi melainkan telah ditulis dalam
sebuah kitab (Lauhul Mahfudz).