MIKUL DHUWUR MENDHEM JERO
Kata mikul (Jawa) atau memikul mengandung arti membawa di atas bahu, kata dhuwur (Jawa) artinya tinggi, kata mendhem (Jawa) artinya memendam, menanam atau mengubur sedangkan kata jero artinya dalam.
Dari arti kata tersebut maka kalimat ungkapan Mikul dhuwur mendhem jero memiliki makna menjunjung tinggi sesuatu dan memendam sesuatu dengan dalam.
Lalu apa yang dimaksud dengan sesuatu yang harus dijunjung tinggi dan apa yang harus pendam dalam-dalam serta dalam keadaan bagaimana hal itu dilakukan ?
Saling memberi rasa hormat itu nilai yang berlaku universal.
Rasa hormat juga tidak berhenti hanya oleh sebuah kematian.
Di kalangan masyarakat Jawa tradisional ada ungkapan mikul duwur mendhem jero, yang merujuk pada cara penghormatan yang dianggap patut bagi orang yang dituakan, atau orang yang yang memiliki kredensial sosial di masyarakat.
Mikul dhuwur mendhem jero sering disalahartikan sebagai tindakan atau usaha untuk tidak mengadili orang tua dan pemimpin yang bersalah. Kesan yang muncul kemudian adalah orang Jawa begitu mudah melepaskan tanggung jawab atas kesalahan dan beban yang seharusnya dilaksanakan dan diselesaikan agar tidak lagi menjadi penghalang bagi kebajikan-kebajikannya.
Mikul dhuwur mendhem jero, meskipun dimaksudkan untuk selalu hormat kepada orang tua atau pemimpin, namun tidak serta merta untuk sekedar menonjolkan kebaikan atau prestasi orang tua atau pemimpin serta memendam atau menutupi kekurangan atau kesalahannya. Karena orang tua atau pemimpin juga memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk selalu melakukan tugasnya dengan baik dan benar serta mampu menjadi teladan bagi anak atau rakyatnya. Justru orang tua atau pemimpin dituntut lebih dalam mengaktualisasikan budi pekerti luhur.
Imajiner Nuswantoro