BABAHAN / BABAG'AN HOWO SONGO
Sedulur songo kenyataannya tidaklah berada terus menerus dibagian badan Jasad Kasar ini. Halusnya berujud cahaya yang mempunyai warna sendiri-sendiri. (Kodratullah-oranye, Wujudullah–hitam, Sipatullah–kuning, Datullah–putih, Sirullah–merah, Pangaribawa–biru, Prabawa–kuning emas, Kamayan–putih terang kemilau).
Semua saudara terjadi/tercipta bersamaan dengan turunnya Roh Suci didalam rahim ibu. Kamayan, Prabawa dan Pangaribawa ketiga-tiganya menjadi satu merupakan sang aku dari manusia (aku disini bukan pribadi), yaitu kekuasaan yang diberikan oleh Allah, untuk mengendalikan kelima saudara lainnya (sirullah, datullah, sipatullah, wujudullah dan kodratullah). Jadi ketiganya menjadi satu angan-angan yang bersifat tiga, punya watak dan kekuasaan sendiri-sendiri. Kekuasaan tertinggi adalah Kamayan, kemudian Prabawa, baru Pangaribawa. Dalam bertindak ketiga-tiganya selalu berbarengan dan membantu/menjiwai/memberi kekuatan tindakan saudara-saudara lainnya. Walaupun menerima kuasa dari Allah, namun tri-tunggal Kamayan-Prabawa-Pangaribawa tidaklah mampu menjamin kesejahteraan jiwa. Yang dapat menjamin kesejahteraan dan keharmonisan jiwa manusia hanyalah Tri Tunggal Mahasuci, Allah, Ingsun dan Roh Suci.
Sedulur Songo ( Saudara Sembilan ).
1. Kodratullah, terjadi dari bayangan Rahsa Jati, wadagnya berada pada dikemaluan. Berkecenderungan negatif kearah nafsu sahwat. Apabila dapat dikuasai maka akan dapat diarahkan menjadi dasar kekuatan akan keindahan.
2. Wujudullah, yang terjadi dari anasir tanah/bumi wadagnya ada di daging-kulit. Berkecenderungan serakah, tamak, mau menang sendiri, curang, lamban, malas, serta menjauhkan dari kebaikan. Namun kalau dapat dikuasai bisa menjadi dasar kekuatan jasmani dan ketabahan serta tahan penderitaan.
3. Sirullah, yang terjadi dari anasir api, wadagnya berada didalam darah. Wataknya berangasan, amarah, tidak sabaran dan gelap mata. Kalau bisa dikendalikan menjadi kemauan, tekad dan ketekunan bahkan menjadi jalan bagi saudara-saudara lainnya dalam mencapai tujuan. Tanpa bantuan dan daya Sirullah maka tiada dapat tercapai.
4. Sifatullah, terjadi dari anasir air, wadagnya berada didalam tulang dan sumsum. Kekuatannya terasakan sebagai kehendak, yang menyebabkan adanya keinginan-keinginan, atau cita-cita. Dapat menjadi sarana Karsa Allah. Akan menjadi negatif apabila tidak dikendalikan, kearah kegemaran-kegemaran serta kesenangan-kesenangan yang tidak baik.
5. Dazullah, terjadi dari anasir hawa, berada di napas. Mempunyai watak jernih, belas kasih, bekti, cenderung akan hal-hal kesucian.
Kekuatannya sanggup menimbulkan kesanggupan untuk berkorban atas dasar kasih, mendorong untuk tercapainya ketenteraman dalam hidup dengan sesama. Kekuatannya menimbulkan kesanggupan untuk berbakti, penyerahan total manembah kepada Panuntun Sejati/Guru Sejati untuk makin mendekat dan bersatu dengan Allah.
6. Pangaribawa, terjadi dari bayangan Roh Suci, wadagnya berujud pusar dan halusnya ada di angan-angan berupa cipta. Merupakan kekuatan paling bawah dari jiwa manusia. Pangaribawa memberi kekuatan kepada fungsi pancaindera. Maka, kekuatan ini seyogyanya diarahkan untuk menangkap hal-hal yang positif sesuai ajaran Guru Sejati untuk keutamaan hidup.
7. Prabawa, terjadi dari bayangan Ingsun/Guru Sejati, halusnya berada di angan-angan berupa nalar.
Daya kekuatannya melebihi Pangaribawa.
Prabawa memberi kemampuan untuk mengolah semua hal yang ditangkap oleh Pangaribawa. Prabawa kemudian mendorong akan timbulnya pertanyaan apa, kenapa, bagaimana, (about question what).
Untuk menemukan jawaban yang tepat. Seyogyanya Prabawa haruslah didampingi erat oleh Datullah yang mendorong kearah kejujuran dan cinta kebenaran agar tidak terjerumus kerah pembenaran-pembenaran tindakan yang salah.
8. Kamayan, merupakan bayangan dari Allah ta’ala/Pengeran/Gusti Yang Maha Agung, wadagnya wujud jantung dan halusnya berada di angan-angan berupa akal budi.
Kekuatannya yang disebut Kamayan atau Maya adalah kekuatan tertinggi dari angan-angan. Kamayan memberi kemampuan untuk memperoleh pengertian-pengertian yang luas dan mendalam mengenai hal-hal yang ditangkap oleh Pangaribawa dan Prabawa, sehingga dapat diambil intinya dan kesimpulannya.
9. Bayu Sejati, terjadi dari daya kekuatan kuasa Allah, wadagnya di tulang ekor sampai sumsum tulang belakang. Mempunyai daya kekuatan luar biasa. Enerji kundalini adalah salah satu daya kekuatan yang bersumber dari Bayu Sejati.
PENJABARAN HOWO SONGO.
- Kesembilan saudara (Bayu Sejati, Sirullah, Datullah, Sifatullah, Wujudullah, Kodratullah, Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan), berada dalam badan halusan manusia, yang harus dapat dikuasai agar saling bekerja sama dengan baik, agar tercapailah keadaan jiwa yang seimbang dan harmonis untuk meningkatkan keutamaan/budi luhur.
- Sifat angan-angan (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) yang cenderung dapat menghalangi merasuknya pancaran sinar Illahi adalah karena sifat kedaulatannya, yang menimbulkan aku manusia. Aku nya manusia kemudian dapat dihinggapi oleh rasa perasaan kuasa. Inilah yang dapat menyebabkan seolah Nur Hidup merupakan cahaya yang bagaikan bayang-bayang yang tidak jelas, samar, karena tertutup oleh angan-angan.
- Wujudullah dan Kodratullah, bisa sempurna bertindak kalau mendapat daya kekuatan dari Sirullah.
- Sirullah dapat bertindak dengan baik apabila memperoleh daya kekuatan Sipatullah.
- Sipatullah yang mengkoordinasikan agar Sirullah dan Wujudullah serta Kodratullah membantu kemauannya.
- Datullah lah yang seharusnya dapat menerangi akan tindakan-tindakan saudara-saudara lainnya. Jadi Sipatullah harus mau menerima pepadang/penerangan dari Datullah, yang kemudian memberi daya kepada Datullah untuk dapat menerangi ketiga saudara lainnya yaitu Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah agar berjalan didalam kebenaran dan kebaikan. Maka demikian pula Sipatullah tanpa bekerja sama dengan Datullah, akan menjadi budak Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah, yang cenderung diajak berjalan kearah ketidak baikan/hal-hal negatif.
Semua hal tersebut, agar dapat terlaksana menjadi tindakan, apabila dibantu/dijiwai oleh ketiga saudara Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan. Jadi tiga saudara inilah yang seharusnya menuntun dan memberi jalan kepada Datullah agar menjadi kuat dan menggandeng Sipatullah.
Angan-angan menjadi terang apabila mendukung Datullah agar selalu membawa kearah keinginan dan tindakan yang luhur dan membangun watak yang utama.
Kalau nafsu-nafsu (kelima saudara) dapat dikendalikan/dikuasai, maka angan-angan atau ketiga saudara (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) menjadi lebih mudah dikendalikan, dikumpulkan menjadi satu didalam hati sanubari, janganlah sampai berhubungan dengan otak. Hal ini sangat diperlukan dalam upaya untuk dapat menerima anugerah tuntunan dari Ingsun/Guru Sejati.
Bayu Sejati lah yang pada akhirnya direngkuh untuk memberi daya lebih untuk tujuan-tujuan spiritual maupun hal-hal kebaikan lainnya yang lebih jauh.
Maka apabila kesembilan saudara tadi sudah dapat dikuasai, dikendalikan dan patuh kepada aku sejati ya Roh Suci nya manusia, Wujudullah menjadi dasar kekuatan, Sirullah tidak sabar akan kebaikan, Sipatullah menjadi lantaran keinginan dan kehendak, Datullah menjadi sempurna kesuciannya dan panembahnya kepada Ingsun/Guru Sejati/Rasul Sejati dan Allah. Dimana Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan menyatu menjadi satu cipta luhur atau akal budi yang jernih, didalam ketenangan/ketenteraman yang eneng. Dan, terwujudlah jalan rahayu kearah kemulyaan langgeng, Alam Sejati.
Dalam kenyataan hidup keseharian sampai hayat masih dikandung badan, secara terus menerus ngracut busana kamanungsan adalah merupakan tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan secara disiplin terus-menerus oleh kita.
BABAGAN HOWO SONGO
Menyingkap Nasihat Jawa Ngeningno Cipto Mandeng Pucuk'ing Grono Madep Mantep Marang Kang Murbo Waseso Mekek Babagan Howo Songo
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِيم
Rahasia Nasihat Jawa Ngeningno Cipto Mandeng Pucuking Grano Madep Mantep Marang Kang Murbo Waseso Mekek Babagan Hawa Songo,
“Ngeningne Cipto Mandeng Pucuking Grano Madep Mantep Marang Kang Murbo Waseso Mekek Babagan Hawa Songo”
Nasehat jawa ini sangat populer dikalangan orang-orang jawa kususnya dikalangan orang-orang yang menekuni Ilmu Kejawen kususnya orang-orang yang gemar melakukan konsentrasi menghadapkan ruhani kepada Sang Pencipta yang lazim kita sebut Semedi atau Meditasi dan itu membutuhkan lima pilar dalam nasihat jawa tersebut yang akan akan jabarkan satu persatu pada kesempatan kali ini mengenai nasihat jawa itu dengan bahasa Indonesia agar kita dari kalangan muda mudah untuk memahaminya dan mencernanya,mari kita mulai dari rangkaian kalimat nasihat yang pertama.
1). Ngeningno Cipto.
Ngeningno dari bahasa jawa bening atau wening yang artinya membersihkan atau mensucikan atau mengosongkan sedangkan kata Cipto mempunyai arti atau makna fikiran yang disini kalau kita jabarkan bukan hanya fikiran yang berada diotak saja akan tetapi lebih mendalam lagi sampai ke rasa dan karsa ,adapun tempat cipto itu berada dalam sirri otak yang berada dikepala yang biasa kita isi dengan fikiran atau rencana-rencana atau gambar-gambar duniawi ,sedangkan karsa berada diatas pusar keatas sampai dada yang disitu tempat karsa atau keinginan keinginan manusia sedangkan rasa berada dalam hati kita yang kalau kita ibaratkan ponsel adalah baterainya sedangkan cipto adalah kat memorinya yang berisi banyak gambar tulisan dan suara,yang kesemuanya itu harus diweningkan atau dikosongkan, setelah dikosongkan agar konsentrasi meditasi bisa benar-benar full konsentrasi.
2). Mandheng Pucuk'ing Grono.
Mandheng dari bahasa Jawa yang artinya melihat dengan sungguh-sungguh sedangkan kata pucuking Grono artinya tempat yang paling depan dihidung karena grono punya arti hidung yang kalau kita amati pucuk dari hidung itu tidak ada berarti yang di inginkan dari yang membuat nasehat ini adalah nafas yang keluar masuk dari kedua lobang hidung.
3). Madep Mantep Marang Kang Murbo Waseso
Madep dari bahasa jawa yang mempunyai arti menghadap atau bahasa arabnya tawajjuh,adapun kata Mantep mempunyai makna mantap tidak ragu dan tidak tolah toleh adapun kalimat Marang Kang Murbo waseso bahasa jawa yang artinya Tuhan Alloh yang punya hak mengatur semua Cipta'anya. Jadi bagi seorang yang melakukan Semedi Meditasi atau Dhikir setelah hatinya dikosongkan dari gambar-gambar ,suara-suara dan tulisan tulisan tentang keduniaan atau lazim dalam istilah tasawuf disebut masiwalloh atau alkaun, hatinya harus dihadapkan dan dimantapkan atau diisi dengan Dhikir ingat alloh Yang Maha Mengatur Segalanya,Orang-orang thoriqoh menyebutnya dengan Dhikir Khofi yang telah diatur dengan metode tertentu sehingga bisa menghasilkan konsentrasi yang full bisa anda lihat diartikel berikut ini Cara Menggapai Indahnya Makrifat ,Kemudian kita menginjak poin terakhir yang harus dilakukan orang yang sedang semedi atau meditasi.
4). Mekek Babagan Howo Songo
Mekek bisa diartikan menutup atau menahan atau menjaga atau bisa diartikan menghentikan fungsi sedangkan kata Babagan artinya jalan yang nerus atau lobang sedangkan Howo atrinya Udara sedangkan kata Songo artinya sembilan, kemudian lobang sembilan yang mana yang disebut Babagan howo songo ?
Yang termasuk Babagan howo songo yaitu :
1). Kedua Lobang Hidung = 2.
2). Kedua Lobang Mata = 2.
3). Kedua Lobang Telinga = 2.
4). Satu lobang Mulut = 1.
5). Lobang untuk buang air besar = 1.
6). Lobang untuk air seni = 1.
NUTUP BABAG'AN HOWO SONGO.
Bagi orang-orang penggemar supranatural jawa mungkin kata "Babahan Howo Songo" sudah bukan lagi kosakata asing dan saya kira di khasanah budaya lain juga mengenal konsep ini hanya beda penamaan.
Howo Songo adalah 9 hawa atau 9 jalur udara manusa yaitu :
(2 mata, 2 telinga, 2 hidung, 1 mulut, 1 kemaluan, 1 pembuangan).
Kenapa 9 jalur hawa ini dianggap penting bahkan perlu dijaga dan untuk mencapai pencapaian spiritual yang lebih tinggi harus mampu menutupinya yang diistilahkan Nutupi Babahan Howo Songo. Karena manusia dianggap mulia setelah mampu mengendalikan 9 jalur tersebut baik secara norma maupun teknikal supranatural. Karena tidak saja 9 lobang tersebut adalah sumber dosa namun juga sumber terikatnya kesadaran ruh terhadap dunia.
Pada tirakat/lelaku tingkat tinggi seperti pati geni , ngebleng dan lainnya berkutat pada hal ini.
Bagaimanakah cara menutupnya ? Istighfar-sumeleh-eling.
Peluruhan yang terjadi pada laku elmu sumeleh terjadi pada 9 jalur hawa tersebut dimana mata kita lepas dan kesadaran masuk ke dalam batin dan mata kembali menjadi sebagai alat untuk melihat. Sikap reaktif atas inputan dari mata berkurang.
Demikian dengan telinga, kesadaran yang masuk ke dalam lebih sering mendengarkan suara-suara hati timbang inputan dari telinga. Penciuman , mulut dan kemaluan, semua terkendali dibawah kesadaran.
NJOGO BABAG'AN HOWO SONGO.
Maksud judul di atas dalam bahasa indonesia, Menjaga Lubang Hawa Sembilan, kurang lebih begitu. Dalam khasanah Jawa kalimat di atas sangat akrab diucapkan orang-orang tua. “Kalau kepingin menjadi manusia yang berbudi luhur, harus bisa Njogo Babahan Howo Songo.” Apa yang dimaksud Lubang Hawa Sembilan itu? Itulah jalan keburukan yang ada pada diri kita. Jalan itu berjumlah sembilan.
Lubang yang ada pada tubuh kita yaitu :
- dua mata,
- dua telinga,
- dua lubang hidung,
- satu mulut,
- lubang kelamin dan.
- lubang dubur.
Itu adalah lubang jalannya hawa pada tubuh kita. Dari lubang-lubang tersebut kita sering berbuat aniaya terhadap diri sendiri.
Jika kita terlalu memanjakan sembilan lubang tadi, kita akan jauh dari budi luhur. Menjadi manusia yang buruk perangainya.
Dua lubang telinga itu selayaknya mendengarkan kata-kata yang baik.
Bukannya mendengar gosip dan mencari bahan untuk menggosip. Dari menurutkan pendengaran pada kata-kata yang tidak baik mudah menyulut nafsu kita untuk menyimpang dari kebaikan. Dari mendengar kata-kata yang jelek, kita bisa marah, mendendam karena sakit hati.
Dua lubang mata.
Seharusnya digunakan untuk melihat hal-hal yang baik. Bukan untuk melihat hal-hal yang bisa membangkitkan nafsu jahat kita, umpamanya melihat film bokep, mencari-cari keburukan orang lain.
Dua lubang hidung.
Gunakan untuk bernafas dan membaui harum-haruman. Tetapi bila nafas kita tidak berlandaskan kesadaran kepada tuhan, artinya udara yang masuk ke dalam badan kita bukanlah udara syukur. Jadi bernafas dengan menjaga syukur, agar udara itu manfaat untuk kerja badan kita. Membaui haurm-haruman, dan bau aroma makanan, kalau berlebihan itu namyanya memanjakan nafsu aluamah, memanjakan diri, menuruti kesukaan.
Lubang mulut.
Di dalamnya terdapat lisan yang digunakan untuk berkata yang baik-baik. Bukan untuk mencaci, memfitnah. Sebagian besar manusia kehilangan kehormatannya karena berkata sembarangan. Juga digunakan untuk memasukkan obat dan makanan. tetapi jika terlalu banyak makan, kurang baik jadinya.
Lubang kemaluan.
Di sana terletak kenikmatan seks dan alat reproduksi. Ini juga harus dijaga, jangan sampai digunakan untuk berzina (berhubungan seks tidak syah). Kalau sampai terjadi kehamilan, dan tidak bertanggung jawab, akan mengacaukan garis darah dan keturunan. Itu menyesatkan. Kalau untuk bersenang-senang, tentunya ya ada batasnya (terjaga).
Lubang dubur.
Jangan terlalu banyak makan supaya tidak repot, sering-sering kebelakang. Kalau sering ke belakang, mengganggu ibadah. Apalagi bila lewat belakang (hubungan seks), itu sungguh dilarang agama dan ajaran budi luhur.